Anda di halaman 1dari 29

BAB I

DEFINISI

Privasi pasien penting, khususnya pada waktu wawancara klinis, pemeriksaan,


prosedur/tindakan, dan transfortasi. Pasien mungkin menghendaki privasi dari staf lain, pasien
yang lain, bahkan dari keluarganya. Mungkin mereka juga tidak bersedia di foto, direkam atau
berpartisipasi dalam wawancara survey akreditasi. Meskipun ada beberapa cara pendekatan
yang umum dalam menyediakan privasi bagi semua pasien, setiap individu pasien dapat
mempunyai harapan privasi tambahan atau yang berada dalam kebutuhan yang berkenaan
dengan situasi, harapan dan kebutuhan ini dapat berubah dari waktu ke waktu. Jadi ketika staf
memberikan pelayanan kepada pasien, mereka perlu menanyakan kebutuhan dan harapan
pasien terhadap privasi dalam kaitan dengan asuhan atau pelayanan. Komunikasi antar staf
dan pasien membangun kepercayaan dan komunikasi terbuka dan tidak perlu
didokumentasikan.

Berikut ini ada beberapa pengertian tentang privasi atau kerahasiaan pribadi, yaitu:

1. Kerahasiaan pribadi (Privacy) adalah kemampuan satu atau kelompok individu untuk
mempertahankan kehidupan dan urusan personalnya dari public, atau untuk mengontrol
arus informasi mengenai diri mereka. Privasi kadang dihubungkan dengan anoimitas
walaupun anoimitas terutama lebih dihargai oleh orang yang dikenal public.
2. Privasi merupakan tingkat interaksi atau keterbukaan yang dikehendaki seseorang pada
suatu kondisi atau situasi tertentu. Tingkatan privasi yang diinginkan ini menyangkut
keterbukaan dan ketertutupan, yaitu adanya keinginan untuk berinteraksi dengan orang lain
atau justru ingin menghindar atau berusaha supaya sukar dicapai oleh orang lain.
3. Privasi sebagai suatu kemampuan untuk mengontrol interaksi, kemampuan untuk
memperoleh pilihan-pilihan atau kemampuan untuk mencapai interaksi seperti yang
diinginkan. Privasi jangan hanya dipandang sebagai penarikan diri seseorang secara fisik
terhadap pihak-pihak lain dalam rangka menyepi saja.
BAB II
RUANG LINGKUP

Pasien berhak mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-data
medisnya. Lingkup hak pasien dalam hal privasi meliputi:

1. Privasi Identitas pasien.


2. Privasi Di ruang perawatan.
3. Privasi Di ruang pemeriksaan.
4. Privasi Saat dilakukan tindakan.
5. Privasi Saat memandikan.
6. Privasi Membantu BAB/BAK.
7. Privasi Saat transfortasi.
8. Privasi Di kamar operasi.
9. Privasi Rekam medis.
10. Privasi Saat akan mengakhiri kehidupan.
BAB III

TATA LAKSANA

A. Privasi Identitas pasien.


1. Menjaga identitas pasien/informasi tentang kesehatan pasien agar tidak dapat
dilihat/dibaca oleh khalayak umum.
2. Identitas pasien tidak dicantumkan di nurse station, di depan kamar pasien, dan di
dalam kamar pasien.
3. Menggunakan symbol/istilah yang hanya diketahui oleh petugas rumah sakit.

B. Privasi Di ruang perawatan.

1. Untuk kamar perawatan yang memuat lebih dari satu orang agar menempatkan pasien
dalam satu kamar tidak bercampur antara pasien laki-laki dengan perempuan, dan
setiap tempat tidur dipasang sampiran/gorden
2. Memastikan satu orang perawat (PP)dan satu orang dokter (DPJP) yang
bertanggungjawab tentang pasien
3. Peliputan yang dilakukan media massa baik wawancara maupun pengambilan gambar
harus mendapatkan izin dari bagian humas,dokter yang merawat,dan pasien/keluarga
4. Melakukan wawancara survey harus seizin pasien

C. Privasi Di ruang pemeriksaan.

1. Menempatkan pasien dalam ruang pemeriksaan


2. Menutup gorden pada saat melakukan pemeriksaan
3. Memasang selimut pada saat melakukan pemeriksaan
4. Memberitahukan pasien/keluarga bahwa akan dilakukan pemeriksaan dan memberikan
izin keluarga pasien untuk melihat jalannya pemeriksaan seizin dari pasien
5. Menutup pintu kamar pada saat dilakukan pemeriksaan.

D. Privasi Saat dilakukan tindakan.


1. Membuka bagian yang akan dilakukan intervensi
2. Kalau perlu memberikan pakaian khusus pada pasien
3. Menutup pintu dan keluarga menunggu diluar ruangan atau memberikan izin untuk
menunggu kepada yang mempunyai keterkaitan kepentingan dengan kondisi pasien

E. Privasi Saat memandikan.

1. Memberitahu kepada pasien dan keluarga bahwa pasien akan dimandikan


2. Menutup gorden dan menyarankan keluarga pasien menunggu diluar
3. Membuka-buka bagian tubuh yang hanya akan dibersihkan saja secara bertahap
4. Menggunakan selimut mandi

F. Privasi Membantu BAB/BAK.

1. Memberitahu kepada keluarga pasien agar menunggu di luar


2. Menutup gorden
3. Membuka pakaian bawah pasien
4. Menutup pasien dengan selimut mandi

G. Privasi Saat transfortasi.

1. Menutup tubuh pasien dengan selimut


2. Memastikan bahwa semua bagian tubuh pasien tertutup kecuali muka pasien
3. Menaikkan pengaman brancard/tempat tidur

H. Privasi Di kamar operasi.

1. Membuka bagian/area yang akan dioperasi


2. Tidak membicarakan privasi pasien walaupun pasien sudah diberikan anastesi
3. Jangan tertawa/mentertawakan keadaan pasien walaupun pasien dalam keadaan
terbius
4. Menutup kembali tubuh pasien saat selesai dioperasi

I. Privasi Rekam medis.

1. Memastikan penempatan rekam medis pasien ditempay yang aman


2. Rekam medis hanya boleh dibawa oleh petugas RSUD Muara Beliti
3. Tidak dibenarkan Rekam Medis dibaca oleh semua orang kecuali dokter/perawat yang
merawat pasien tersebut atau tenaga kesehatan yang berkepentingan dengan semua
rekam medis
4. Setelah pasien pulang rekam medis disimpan oleh petugas rekam medis
5. Rekam medis akan dimusnahkan setelah berumur lebih dari 5(lima) tahun

J. Privasi Saat akan mengakhhiri kehidupan.

1. Keluarga pasien diinformasikan kondisi pasien


2. Bila pasien dirawat dibangsal maka pasien dipindahkan ke tempat khusus atau dengan
menutup gorden sehingga terpisah dari pandangan pasien lainnya
3. Mengurangi kegiatan dikamar tersebut atau meminimalkan kebisingan
4. Memfasilitasi bila keluarga pasien membutuhkan pendamping rohaniawan
BAB IV

DOKUMENTASI

1. Sesuai kebijakan RSUD Muara Beliti tentang hak dan kewajiban pasien, maka seluruh
pasien yang dirawat di RSUD Muara Beliti mendapatkan privasi/jaminan kerahasiaan
pribadi yang telah tercantum dalam formulir persetujuan umum (general consent) dab
seluruh staf Rumah Sakit wajib menghormati dan melaksanakan hak privasi pasien
tersebut.

2. Pasien yang menghendaki adanya privasi khusus atau privasi tertentu, dilakukan
identifikasi di bagian admisi Rumah Sakit dan dicatat/didokumentasikan dalam formulir
persetujuan umum (general consent).
RSUD MUARA MENJAGA PRIVASI PASIEN
BELITI KAB MUSI
RAWAS NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

SPO Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh:

DIREKTUR RSUD Muara Beliti

KABUPATEN MUSI RAWAS

dr. Reny Syartika, M.Ec.Dev

Nip. 197201172002122006

PENGERTIAN Privasi adalah sebagai suatu kemampuan untuk mengontrol interaksi,


kemampuan untuk memperoleh pilihan-pilihan atau kemampuan untuk
mencapai interaksi seperti yang diinginkan

TUJUAN Sebagai acuan langkah-langkah dengan menjaga privasi


1. Identitas pasien
2. Di ruang perawatan
3. Di ruang pemeriksaan
4. Saat dilakukan tindakan
5. Saat memandikan
6. Saat membantu BAB/BAK
7. Saat transportasi
8. Saat di kamar operasi\
9. Rekam medis
10. Saat akan mengakhiri kehidupan
KEBIJAKAN Keputusan direktur RSUD Muara Beliti …….tentang Penetapan Hak Dan
Kewajiban Pasien:

I. Menjaga Privasi Identitas Pasien


PROSEDUR
1. Mejaga identitas pasien/informasi tentang kesehatan pasien agar
tidak dapat dilihat/dibaca oleh khalayak umum
2. Identitas pasien tidak dicantumkan di Nurse Station,didepan kamar
pasien,dan di dalam kamar pasien
3. Menggunakan symbol-simbol/istilah yang hanya diketahui oleh
petugas RSUD Muara Beliti
II. Menjaga Privasi Di Ruang Perawatan
1. Untuk kamar perawatan yang memuat lebih dari satu orang agar
menempatkan pasien dalam satu kamar tidak bercampur antara
pasien laki-laki dengan perempuan, dan setiap tempat tidur
dipasang sampiran/gorden
2. Memastikan satu orang perawat (PP)dan satu orang dokter (DPJP)
yang bertanggungjawab tentang pasien
3. Peliputan yang dilakukan media massa baik wawancara maupun
pengambilan gambar harus mendapatkan izin dari bagian
humas,dokter yang merawat,dan pasien/keluarga
4. Melakukan wawancara survey harus seizin pasien
III. Menjaga Privasi Di Ruang Pemeriksaan
1. Menempatkan pasien dalam ruang pemeriksaan
2. Menutup gorden pada saat melakukan pemeriksaan
3. Memasang selimut pada saat melakukan pemeriksaan
4. Memberitahukan pasien/keluarga bahwa akan dilakukan
pemeriksaan dan memberikan izin keluarga pasien untuk melihat
jalannya pemeriksaan seizin dari pasien
5. Menutup pintu kamar pada saat dilakukan pemeriksaan.
IV. Menjaga Prvasii Saat Dilakukan Tindakan
1. Membuka bagian yang akan dilakukan intervensi
2. Kalau perlu memberikan pakaian khusus pada pasien
3. Menutup pintu dan keluarga menunggu diluar ruangan atau
memberikan izin untuk menunggu kepada yang mempunyai
keterkaitan kepentingan dengan kondisi pasien
V. Menjaga Prvasi Saat Memandikan
1. Memberitahu kepada pasien dan keluarga bahwa pasien akan
dimandikan
2. Menutup gorden dan menyarankan keluarga pasien menunggu
diluar
3. Membuka-buka bagian tubuh yang hanya akan dibersihkan saja
secara bertahap
4. Menggunakan selimut mandi
VI. Menjaga Prvasi Saat Membantu BAB/BAK
1. Memberitahu kepada keluarga pasien agar menunggu di luar
2. Menutup gorden
3. Membuka pakaian bawah pasien
4. Menutup pasien dengan selimut mandi
VII. Menjaga Prvasi Saat Melakukan Transportasi
1. Menutup tubuh pasien dengan selimut
2. Memastikan bahwa semua bagian tubuh pasien tertutup kecuali
muka pasien
3. Menaikkan pengaman brancard/tempat tidur
VIII. Menjaga Prvasi di Kamar Operasi\
1. Membuka bagian/area yang akan dioperasi
2. Tidak membicarakan privasi pasien walaupun pasien sudah
diberikan anastesi
3. Jangan tertawa/mentertawakan keadaan pasien walaupun pasien
dalam keadaan terbius
4. Menutup kembali tubuh pasien saat selesai dioperasi
IX. Menjaga Prvasi Rekam Medis Pasien
1. Memastikan penempatan rekam medis pasien ditempay yang aman
2. Rekam medis hanya boleh dibawa oleh petugas RSUD Muara Beliti
3. Tidak dibenarkan Rekam Medis dibaca oleh semua orang kecuali
dokter/perawat yang merawat pasien tersebut atau tenaga kesehatan
yang berkepentingan dengan semua rekam medis
4. Setelah pasien pulang rekam medis disimpan oleh petugas rekam
medis
5. Rekam medis akan dimusnahkan setelah berumur lebih dari 5(lima)
tahun
X. Menjaga Privasi Saat Akan mengakhiri kehidupan
1. Keluarga pasien diinformasikan kondisi pasien
2. Bila pasien dirawat dibangsal maka pasien dipindahkan ke tempat
khusus atau dengan menutup gorden sehingga terpisah dari
pandangan pasien lainnya
3. Mengurangi kegiatan dikamar tersebut atau meminimalkan kebisingan
4. Memfasilitasi bila keluarga pasien membutuhkan pendamping
rohaniawan

UNIT TERKAIT

1. IGD

2. IRM

3. ADMISI
RSUD MUARA PRIVASI DAN KERAHASIAAN REKAM MEDIS
BELITI KAB MUSI
RAWAS NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

SPO Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh:

DIREKTUR RSUD Muara Beliti

KABUPATEN MUSI RAWAS

dr. Reny Syartika, M.Ec.Dev

Nip. 197201172002122006

PENGERTIAN 1. Privasi adalah hak individu untuk dibiarkan sendiri, termasuk bebas dari
campur tangan atau observasi terhadap hal-hal pribadi seseorang serta
hak untuk mengontrol informasi-informasi pribadi tertentu dan informasi
kesehatan

2. Kerahasian merupakan pembatasan pengungkapan informasi pribadi


tertentu ,dalam hal ini mencakup tanggung jawab untuk menggunakan,
mengungkapkan,atau mengeluarkan informasi hanya dengan
sepengetahuan dan izin individu
TUJUAN Sebagai acuan langkah-langkah
1. Untuk melindungi privasi dan kerahasiaan informasi rekam medis
2. Untuk mencegah akses dan pengungkapan informasi rekam yang tidak
syah yang disa berdampak bermasalah dengan hukum
3. Agar semua staf mengetahui dan memahami bahwa informasi rekam
medis bersifat privasi dan rahasia sehingga pengungkapan informasi
rekam medis bias berjalan dengan tertib dan lancar

KEBIJAKAN Keputusan direktur RS RSUD Muara Beliti …….tentang Penetapan Hak


Dan Kewajiban Pasien:

1. Cover rekam medis hanya berisi nama dan no rekam medis


PROSEDUR
2. Permintaan informasi rekam medis melalui telefon tidak bisa diberikan
kecuali oleh dokter yang merawat pasien dan perawat
penanggungjawab pasien
3. Permintaan rekam medis melallui email atau fax harus diberikan
catatan bahwa apabila informasi rekam medis tidak sampai kepada
yang berhak maka rumah sakit tidak bersia bertanggung jawab
4. Permintaan informasi rekam medis oleh pihak ketiga bisa diberikan
apabila ada izin pengungkapan informasi medis dari pasien atau wali
yang berhak
5. Permintaan informasi rekam medis oleh orangtua pasien pada kasus
child abuse (Penganiayaan anak oleh orangtuanya) tidak
diperkenankan diberikan
6. Petugasrekam medis, dokter, perawat, dan praktisi kesehatan lainnya
harus menjunjung tinggi asas privasi dan kerahasian informasi rekam
medis sesuai dengan semua catatan
7. Informasi rekam medis hanya boleh dibuka untuk kepentingan
a. Kesehatan pasien
b. Memenuhi permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka
penegakan hukum atas perintah pengadilan
c. Permintaan dan atau persetujuan pasien sendiri
d. Permintaan institusi/lembaga berdasarkan ketentuan perundang-
undangan
8. Penelitian,pendidikan,dan audit medis,sepanjang tidak menyebutkan
identitas pasien sesuai dengan SPO pengungkapan informasi rekam
medis
UNIT TERKAIT Instansi Rekam Medis, Instalasi Gawat Darurat,Instalasi Rawat Inap,
Intalasi Rawat Jalan, Instalasi Bedah Central, Instalasi Gizi, Instalasi
Farmasi, Semua SMF, Bidang Pelayanan, Bidang Keperawatan, Bagian
Humas, Bagian Pelaporan, Komite Medis, Komite Keperawatan

RSUD MUARA PENGENDALIAN KARTU PENUNGGU PASIEN


BELITI KAB MUSI
RAWAS NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

SPO Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh:

DIREKTUR RSUD Muara Beliti

KABUPATEN MUSI RAWAS

dr. Reny Syartika, M.Ec.Dev

Nip. 197201172002122006

PENGERTIAN Kartu tunggu adalah alat yang digunakan sebagai bukti identitas selaku
penunggu pasien yang syah

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam membantu petugas di


ruangan-ruangan dan anggota pengamanan dalam mengontrol dan
mengendalikan jumlah pengunjung yang ada di ruangan-ruangan
KEBIJAKAN Keputusan direktur RSUD Muara Beliti …….tentang Penetapan Hak Dan
Kewajiban Pasien:

1. Pasien dan penunggu pasien mendapatkan penjelasan mengenai


PROSEDUR
penggunaan kartu penunggu pada saat orientasi ruangan
2. Kartu penunggu hanya untuk satu orang penunggu pasien
3. Penunggu pasien harus menyerahkan KTP/SIM/Paspor kepada
petugas ruangan untuk ditukarkan dengan kartu penunggu
4. Menghilangkan kartu penunggu akan dikenakan denda sesuai dengan
ketentuan yang berlaku (Rp 50.000)
5. Diluar jam kunjung tanpa membawa kartu pengunjung dilarang untuk
keluar masuk ruang-ruang perawatan
6. Petugas ruangan menyerahkan kartu penunggu kepada penunggu
tetap pasien dan menukarnya dengan identitas penunggu tersebut
7. Petugas keamanan akan melakukan pengecekkan kartu penunggu
pasien pada saat melakukan patrol
8. Diluar waktu berkunjung petugas patrol wajib mengeluarkan penunggu
pasien tanpa kartu penunggu dari ruang-ruang perawatan
9. Bila ditemukan penunggu yang tidak jelas statusnya agar diamankan di
pos induk untuk diminta keterangan
UNIT TERKAIT Kepala Bidang Keperawatan

Koordinator Keamanan

Ka Ruang Keperawatan
RSUD MUARA IDENTIFIKASI TAMU
BELITI KAB MUSI
RAWAS NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

SPO Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh:

DIREKTUR RSUD Muara Beliti

KABUPATEN MUSI RAWAS

dr. Reny Syartika, M.Ec.Dev

Nip. 197201172002122006

PENGERTIAN 1. Tamu adalah orang yang mempunyai kepentingan/keperluan


untuk bertemu dengan pasien rawat inap diluar jam kerja
pegawai atau jam berkunjung RSUD Muara Beliti
2. Identifikasi Tamu adalah kegiatan untuk mengetahui identitas
orang yang mempunyai keperluan untuk mengunjungi RSUD
Muara Beliti yang tediri dari:
a. Orang yang ingin mengunjungi pasien diluar jam
pengunjung
b. Orang yang ingin bertemu direktur atau pegawai/karyawan
RSUD Muara Beliti
c. Orang yang memasok/mengirim barang ke RSUD Muara
Beliti
d. Orang yang membawa barang keluar RSUD Muara Beliti

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk tersedianya


pedoman mengenai Identifikasi Tamu di RSUD Muara Beliti

KEBIJAKAN Keputusan direktur RS RSUD Muara Beliti …….tentang


Penetapan Hak Dan Kewajiban Pasien:

1. Petugas keamanan mengidentifikasi tamu yang akan bertemu


PROSEDUR
dengan pegawai dengan cara menyanyakan tujuan atau
keperluannya
2. Petugas keamanan mencatat identitas tamu pada buku tamu
dengan meminta tamu meninggalkan kartu identitas untuk
ditukarkan dengan kartu tamu
3. Petugas keamanan mengizinkan tamu untuk masuk sesuai
keperluannya, apabila tamu yang ingin mengunjungi pasien
diluar jam besuk maka petugas memberikan batas
4. Petugas keamanan melakukan body checking terhadap tamu
yang keluar masuk dengan membawa barang
5. Petugas keamanan melakukan pemeriksaan barang yang
dibawa keluar dari lingkungan RSUD Muara Beliti dengan
menggunakan formulir yang telah disediakan
6. Pada saat tamu selesai dengankepentingannya maka tamu
diminta melapor ke petugas untuk mengembalkan kartu tamu
dan menukarkan dengan kartu identitas milik tamu
7. Apabila kartu tamu hilang maka harus melapor segera ke
petugas
UNIT TERKAIT Seluruhyang terkait

RSUD MUARA PENERTIBAN KUNJUNGAN TAMU


BELITI KAB MUSI
RAWAS NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

SPO Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh:


DIREKTUR RSUD Muara Beliti

KABUPATEN MUSI RAWAS

dr. Reny Syartika, M.Ec.Dev

Nip. 197201172002122006

PENGERTIAN Tamu Rumah Sakit adalah pengunjung rumah sakit yang


mempunyai kepentingan selain kepentingan berobat dan
membesuk pasien

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah


1. Membatasi akses masuk bagi masyarakat umum
2. Mengatasi kemungkinan terjadinya tindakan-tindakan yang
dapat merugikan atau membahayakan karyawan Rumah
Sakit
3. Menciptakan lingkungan yang nyaman bagi karyawan
dalam melaksankan tugasnya

KEBIJAKAN Keputusan direktur RS RSUD Muara Beliti …….tentang


Penetapan Hak Dan Kewajiban Pasien:

1. Petugas keamanan menanyakan maksud dan tujuan


PROSEDUR
kunjungan
2. Petugas mengarahkan tamu untuk mengisi buku tamu yang
telah disediakan dan wajib mengisi buku tamu di pos-pos
penjagaan yang tersebar di lingkungan Rumah Sakit dan
meninggalkan kartu identitas lalu menukarnya dengan kartu
pengunjung
3. Untuk tamu direksi, setelah menjalankan ketentuan no 1 lalu
petugas mengarahkan dan mengkoordinasi dengan
secretariat direksi
4. Petugas memberikan kartu pengunjung yang telah
disediakan
5. Petugas memberikan informasi lokasi dan tempat tujuan
tamu dan apabila diperlukan mengantar tamu tersebut
6. Setelah kunjungan selesai maka kartu pengunjung
diserahkan kembali kepada petugas
7. Tamu tanpa tanda pengenal agar ditertibkan
8. Untuk pasien complain yang hendak bertemu dengan direksi
agar diarahkan ke unit pengaduan atau bagian humas dan
pemasaran
UNIT TERKAIT 1. Keamanan
2. Seluruh Unit Pelayanan dan Bagian Humas
RSUD MUARA BELITI
PATROLI KELILING PETUGAS KEAMANAN RSUD

KAB MUSI RAWAS MUARA BELITI


No. No. Revisi Halaman

1/1

Ditetapkan oleh :
STANDAR PROSEDUR Direktur
Tanggal Terbit
OPERASIONAL (SPO)
11 Maret 2015

dr. Reny Syartika, M.Ec.Dev

Nip. 197201172002122006

PENGERTIAN Patroli keliling pada seluruh wilayah di rumah sakit

TUJUAN Kenyamanan pasien selama menerima pelayanan medis di rumah


sakit RSUD Muara Beliti
KEBIJAKAN Para pengunjung yang berada di dalam wilayah rumah sakit

PROSEDUR 1. Satpam memiliki jadwal untuk melakukan patroli keliling untuk


seluruh wilayah di rumah sakit
2. Satpam melakukan patroli setiap 1 jam sekali
3. Satpam melakukan patroli untuk mengawasi, melarang dan
menindak hal-hal yang tidak sesuai dengan aturan rumah sakit
4. Satpam menanyakan identitas pengunjung yang dilihat
mencurigakan
5. Satpam berhak untuk mempersilahkan pengunjung yang dilihat
mencurigakan dan tidak memiliki identitas untuk menunggu diluar
rumah sakit
6. Satpam mengontrol semua pintu-pintu dari seluruh bagian rumah
sakit, yang belum terkunci pada waktu sore dan malam
7. Bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan selama satpam
melakukan patroli, maka satpam tersebut harus segera bertindak
sesuai kewenangannya
8. Satpam membuat laporan hasil patroli setiap selesai patroli
9. Laporan tersebut disampaikan kepada coordinator satpam setiap
apel pagi
UNIT TERKAIT 1. Instalasi Satpam
2. Tata Usaha
3. Bidang Pelayanan
DOKUMEN TERKAIT 1. Bila penerima pengunjung rumah sakit
2. Buku register pasien rumah sakit
3. Buku laporan hasil patroli satpam rumah sakit
RSUD MUARA BELITI
PEMERIKSAAN IDENTITAS PENUNGGU PASIEN

KAB MUSI RAWAS RUMAH SAKIT


No. No. Revisi Halaman

1/1

Ditetapkan oleh :
SPO Direktur
Tanggal Terbit
11 Maret 2015

dr. Reny Syartika, M.Ec.Dev

Nip. 197201172002122006

PENGERTIAN Proses kegiatan pemeriksaan identitas pengunjung (KTP,


SIM,Paspor) yang menunggu pasien rawat inap

TUJUAN Mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan (kekerasan,


pelecehan, pencurian, dll) sehingga perlindungan pasien terhadap
kekerasan dapat di pertanggung jawabkan
KEBIJAKAN Semua pengunjung yang akan menjadi penunggu pasien di rawat
inap RS
PROSEDUR 1. Satpam melakukan patroli pada saat 1 jam sebelum jam besuk
akan berakhir pada seluruh ruangan rawat inap RS
2. Satpam dengan sopan memberikan penjelasan kepada para
pengunjung bahwa jam besuk akan segera berakhir dan
dipersilahkan untuk pulang dan untuk penunggu pasien
diperkenankan hanya 1-2 orang yang menunggu /menanti pasien.
3. Satpam dengan sopan menanyakan identitas (nama) dan
hubungan penunggu dengan pasien lalu dicatat dan
mendapatkan kartu penunggu pasien
4. Satpam dengan sopan mengkonfirmasikan penunggu pasien
dengan pasien untuk perlindungan pasien terhadap kekerasan
dari pengunjung yang tidak dikenal
5. Satpam mencatat data penunggu pasien kedalam buku laporan
identitas penunggu pasien
6. Bila semua sudah sesuai dengan prosedur pasien dipersilahkan
untuk beristirahat
UNIT TERKAIT 1. Instalasi Satpam
2. Tata Usaha
3. Bidang Pelayanan
DOKUMEN TERKAIT Buku registrasi penunggu pasien RS
IDENTIFIKASI PENGUNJUNG RUMAH SAKIT
RSUD MUARA BELITI
DILUAR JAM BESUK

KAB MUSI RAWAS No. No. Revisi Halaman

1/1

Ditetapkan oleh :
STANDAR PROSEDUR Direktur
Tanggal Terbit
OPERASIONAL (SPO)
01 Jan 2019

dr. Reny Syartika, M.Ec.Dev

Nip. 197201172002122006

PENGERTIAN Rumah sakit mengidentifikasi / mendata pengunjung rumah sakit di


luar jam besuk yang sudah ditentukan oleh pihak RS

TUJUAN Agar pasien dapat terlindungi terhadap kekerasan fisik yang bersifat
tiba-tiba dari pengunjung yang tidak bertanggung jawab diluar jam
besuk
KEBIJAKAN Setiap pengunjung yang akan masuk kedalam rumah sakit bagian
rawat inap diluar jam besuk harus di identifikasi dan didata terlebih
dahulu oleh pihak kemanan (satpam)
PROSEDUR 1. Pengunjung yang ingin masuk ke bagian rawat inap RS diluar jam
besuk harus memperlihatkan identitas dan menetapkannya di
pos penjaga, keamanan wajib menanyakan keperluan dari
pengunjung,
2. Satpam /mencatat data pengunjung pada buku registrasi
pengunjung dicatat nama, alamat, No. telp, tujuan ruangan,
keperluan
3. Satpam memberikan kartu identitas pengunjung dan dicatat
nomor kertu pengunjungnya di buku registrasi sebagai izin masuk
rumah sakit dan harus dikembalikan untuk ditukar kembali
dengan kartu identitas pengunjung yang dititip
4. Apabila kartu identitas pengunjung hilang harus mengganti
dengan biaya sebesar Rp. 50.000,- dan harus dimasukkan ke
bagian keuangan untuk dibuatkan kartu baru

UNIT TERKAIT 1. Bagian Tata Usaha


2. Bagian Kemanan
3. Bagian Keuangan
RSUD MUARA BELITI
PERLINDUNGAN PASIEN DARI KEKERASAN

KAB MUSI RAWAS FISIK


No. No. Revisi Halaman

1/1

Ditetapkan oleh :
STANDAR PROSEDUR Direktur RS Dr.Sobirin
Tanggal Terbit
OPERASIONAL (SPO) Kab Musi Rawas
01 Jan 2019

dr. Reny Syartika, M.Ec.Dev

Nip. 197201172002122006

PENGERTIAN Pelayanan kepada pasien terkait pencegahan dan penangann


kekerasan fisik yang terjadi pada pasien

TUJUAN 1. Menciptakan rasa aman dan nyaman bagi pasien


2. Mencegah terjadinya kekerasan fisik pada pasien
KEBIJAKAN 1. Ada ketentuan jadwal besuk bagi pasien
2. Kebijakan terkait kinjungan diluar jam besuk
3. Skrining pasien-pasien yang berisiko mengalami kekerasan fisik
4. Identifikasi pengunjung Rumah sakit yang mencurigakan
5. Terdapat nomor darurat terkait kejadian kekerasan fisik
PROSEDUR 1. Mencegah pengunjung rawat inap diluar jam besuk
2. Hubungi keluarga / penunggu pasien bagi pengunjung yang
datang diluar jam besuk untuk melakukan konfirmasi
3. Catat nama, tanggal, jam keperluan bagi pengunjung rawat inap
diluar jam besuk
4. Jika diperkirakan atau dicurigai pihak kemanan berkewajiban
menindak lanjuti dan berhak melakukan infestigasi segera.
UNIT TERKAIT 1. Rawat inap
2. Kemanan
PELAYANAN IDENTIFIKASI KEBUTUHAN
RSUD MUARA BELITI
PRIVACY PASIEN

KAB MUSI RAWAS No. No. Revisi Halaman

1/1

Ditetapkan oleh :
SPO Direktur RS Dr.Sobirin
Tanggal Terbit
Kab Musi Rawas
01 Jan 2019

dr. Reny Syartika, M.Ec.Dev

Nip. 197201172002122006

PENGERTIAN Privacy merupakan tingkat interaksi / keterbukaan yang dikehendaki


seseorang pada suatu kondisi / situasi tertentu

TUJUAN Meningkatkan rasa nyaman tenang dan kepercayaan dari pasien


terhadap pelayanan yang diberikan selama dalam rumah sakit
KEBIJAKAN Identifikasi kebutuhan privacy pasien dilaksanakan oleh staf rumah
sakit dan wajib di penuhi dan dijaga privacynya oleh rumah sakit

PROSEDUR 1. Seluruh pasien pada RSUD Muara Beliti wajib ditanya mengenai
harapan dan kebutuhan privacy selama pelayanan dan
pengobatan
2. Setiap tindakan pelayanan dan pengobatan staf rumah sakit wajib
menginformasikan dan menjelaskan apa yang akan dilakukan
sebelum menerapkannya kepada pasien
3. Pasien berhak meminta tindakan pelayanan dan
pengobatansesuai harapan privacinya
4. Rumah sakit berkewajiban memnuhi harapan privacy pasien
selama tindakan pelayanan dan pengobatan yang dilakukan
5. Pada saat pasien sedang dilakukan transportasi, pihak rumah
sakit berkewajiban mendahulukan kepentingan pasien
UNIT TERKAIT 1. Seluruh Instalasi RS
2. Bidang Pelayanan
3. Bidang Keperawatan
INFORMED CONSENT
RSUD MUARA BELITI
No. No. Revisi Halaman
KAB MUSI RAWAS
1/1

Ditetapkan oleh :
SPO Direktur
Tanggal Terbit
01 Jan 2019

dr. Reny Syartika, M.Ec.Dev

Nip. 197201172002122006

PENGERTIAN Agar pasien / keluarga pasien memahami dan mengerti tentang


penyakit, tindakan, pengobatan dan perawatan yang akan diberikan

TUJUAN Sebagai acuan dalam pembuatan informed consent pada instalasi


rawat inap, Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Gawat darurat dan
Instalasi Bedah Sentral Rumah Sakit RSUD Muara Beliti Kabupaten
Musi Rawas
KEBIJAKAN Dokter diwajibkan memberikan penjelasan tentang penyakit yang
diderita dan tindakan yang akan diberikan

PROSEDUR 1. Dokter berkewajiban menjelaskan tentang penyakit yang diderita


dan tindakan yang akan diberikan
2. Perawat berkewajiban menjelaskan tentang perawatan dan
tindakan perawatan yang akan diberikan
3. Pasien atau keluarga pasien berhak untuk menyetujui atau
menolak perawatan/pengobatan dan tindakan yang akan
diberikan
4. Apabila pasien /keluarga pasien menyetujui maka harus dibuat
surat pernyataan yang ditandatangani oleh pasien / keluarga
pasien dan diketahui oleh dokter /perawat
5. Apabila pasien/keluarga pasien menolak, maka harus dibuat
surat pernyataan menolak yang ditandatangani oleh pasien
/keluarga pasien dan diketahui oleh dokter/perawat
6. Informed Consent dibuat rangkap dua, asli untuk Rumah Sakit
dan tembusan diberikan kepada pasien/keluarga

Anda mungkin juga menyukai