A. Definisi KB
Menurut WHO, KB adalah tindakan yang membantu individu atau pasutri
untuk mendapatkan objektif tertentu, menghindari kelahiran yang tidak
diinginkan, mendapatkan kelahiran yang diinginkan, mengatur interval di
antara kehamilan dan menentukan jumlah anak dalam keluarga.
(Jannah,2017).
Sumber: https://www.google.co.id
Metode suhu basal tubuh tidak memberikan efek samping dan dapat
digunakan oleh siapa saja, namun KB dengan suhu tubuh basal
memiliki keterbatasan yaitu:
Sumber: https://www.google.co.id
b. Diafragma
Diafragma merupakan plastikberbentuk kubah dengan sabuk yang
lentur, dipasang pada serviks dan menjaga agar sperma tidak masuk
ke dalam rahim. Diafragma dipasang sebelum melakukan hubungan
seksual dan tetap terpasang sampai minimal 8 jam tetapi tidak boleh
lebih dari 24 jam. Berikut tehnik pemasangan diafragma:
1) Pertama kosongkan kandung kemih dan cucitangan
2) Pastikan diafragma tidak berlubang (tes dengan mengisi diafragma
dengan air atau melihat menembus cahaya)
3) Oleskan sedikit spermisida krim atau jelly pada cap diafragma
(untuk memudahkan pemasangan tambahkan krim atau jelli, remas
bersamaan dengan pinggirannya)
4) Posisi saat pemasangan diafragma:
a) Satu kaki diangkat ke atas kursi atau dudukan toilet.
b) Sambil berbaring
c) Sambil jongkok
5) Lebarkan kedua bibir vagina
6) Masukkan diafragma kedalam vagina jauh ke belakang tepat
didepan serviks, dorong bagian depan pinggiran ke atas di balik
tulang pubis.
7) Masukkan jari kedalam vagina sampai menentuh serviks,
sarungkan karetnya dan periksa serviks telah telindungi.
8) Diafragma dipasang di vagina sampai 6 jam sebelum berhubungan
seksual. Jika hubungan seksual berlangsung diatas 6 jam setelah
pemasangan, tambahkan spermisida di dalam vagina. Diafragma
berada dalam vagina paling tidak 6 jam setelah terlaksananya
hubungan seksual. Jangan tinggalkan diafragma lebih dari 24 jam
sebelum diangkat
9) Mengangkat dan mencabut diafragma dengan menggunakan jari
telunjuk dan tengah
10) Cuci dengan sabun dan air, keringkan sebelum disimpan
kembali di tempatnya.
Jenis pil KB
1) Pil kombinasi
Pil kombinasi combinated oral contraceptive (COC). Pil kombinasi
yang berisi hormon estrogen dan progesteron. Pil kombinasi
mencegah kehamilan dengan cara:
a) Menghambat ovulasi
b) Membuat endometrium tidak mendukung untuk implantasi
c) Membuat serviks tidak dapat ditembus oleh sprema
4. Implan
a. Indikasi
Indikasi pemasangan implan adalah sebagai berikut:
1) Usia reproduktif
2) Menghendaki kontrasepsi jangka panjang
3) Ibu menyusui
4) Pasca keguguran/ abortus
5) Tidak menginginkan anak lagi, tetapi tidak mau menggunakan
meode kontrasepsi mantap (vasektomi/ tubektomi)
6) Wanita dengan kontraindikasi hormon estrogen
7) Sering lupa mengonsumsi pil
b. Kontraindikasi
1) Hamil/ diduga hamil
2) Perdarahan pervaginam yang belum jelas sebabnya
3) Kanker payudara atau riwayat kanker payudara
4) Tidak dapat menerima perubahan pola menstruasi yang terjadi
5) Diabetes mellitus
6) Pnyakit jantung/ darah tinggi
7) Varises
8) Paska keguguran
9) Mioma uterus
10) Gangguan toleransi glukosa
11) Paska persalinan dan tidak menyusui
12) Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi
13) Riwayat kehamilan ektopik
c. Efek Samping
1) Nyeri atau gatal pada tempat pemasangan
2) Sakit kepala
3) Mual
4) Muntah
5) Perubahan mood
6) Perubahan berat badan
7) Jerawat
8) Nyeri tekan pada payudara
9) Rambut rontok
10) vaginitis
d. Prosedur Pemasangan Implan
1) Persiapan alat dan perlengkapan
a) Batang kapsul impian
b) Duk bolong steril
c) Tempat instrumen (tertutup): satu buah
d) Mangkok / kom kecil: 2 buah
e) Trokar nomor 10 dan mandrin (pendorong)
f) Skapel mes/ pisau insisi
g) Klem penjepit / forcep mosquito (tambahan)
h) Pinset anatomis (tambahan)
i) Spidol/ pena
j) Kassa steril, kasa pembalut, dan plester
k) Spuit 5 cc atau 10 cc
l) Needle 22 G
m)Larutan klorin 0,5 %
n) Lidokain 1 %
o) Sepasang sarung tangan karet bebas bedak
p) Manequin lengan pemasangan indoplan
2) Tahap prainteraksi
a) Baca catatan perawatan dan catatan medis,
b) Siapkan alat-alat dan privasi ruangan
c) Susun alat secara ergonomis, periksa kelengkapan alat dan
letakkan pada tempat yang mudah dijangkau
d) Cuci tangan
3) Tahap orientasi
a) Beri salam, panggil pasien dengan namanya
b) Beri penjelasan pada pasien tas tindakan yang akan dilakukan
(1)Memberikan informed consent pada pasien tentang tindakan
yang akan dilakukan serta mempersiapkan pasien untuk
pemasangan implant.
(2)Anjurkan cuci lengan dengan sabun dan air
(3)Kemudian naik k atas tempat tidur
4) Tahap kerja
a) Persilahkan klien berbaring dan lengan diletakkan pada samping
meja/ tempat tidur. Lengan harus dapat digerakkan lurus atau
bengkok untuk memudahkan pemasangan
b) Pasang pengalas di atas lengan yang akan dipasang implan
(biasanya lengan kiri, kecuali untuk akseptor yang kidal)
c) Anestesi tempat insisi dengan lidokain 1%. Menyuntikkan
anestesi tepat dibawah kulit sepanjang jalur tempat pemasangan
d) Buat insisi pada lengan. Buat insisi dangkal selebar 2 mm
hanyauntuk menembus kulit
e) Tusukan trokar dan pendorongnya
(1)Memasukkan trokar dengan ujung mengarah ke atas tepat di
bawah kuit sampai dengan tanda satu
(2)Jangan dengan paksaan, Jika terdapat tahanan, coba dari
sudut lainnya
f) Angkat trokar ke atas
Masukkan trokar sepanjang jalur tempat pemasangan (sesuai
pola) sambil kulit diangkat sehingga penempatan kapsul tepat di
bawah kulit (batas masuknya trokar sampai dengan tanda satu)
g) Tarik pendorong keluar dan masukkan kapsul implan
(1)Bila kapsul diambil dengan tangan pastikan sarung tangan
tersebut bebas dari bedak atau partikel lain. Bila perlu
gunakan klem penjepit
(2)Ingat: kapsul yang tersentuh kapas atau bahan lain akan
menjadi lebih reaktif (lebih sering menyebabkan perlekatan
atau jaringan parut, karena partikel kapas menempel pada
kapsul silastik)
h) Masukkan kembali pendorong dan dorong kapsul. Jangan
mendorong kapsul dengan paksa
i) Tahan pendorong dan menarik trokar keluar sampai di batas
ujung dua
j) Fiksasi kapsul pertama dengan jari telunjuk. Raba ujung kapsul
dengan jari, untuk memastikan kapsul sudah keluar seluruhnya
dari trokar. Kapsul harus harus bebas dari trokar untuk
menghindari terpotongnya kapsul saat trokar digerakkan untuk
memasang kapsul berikutnya.
k) Pindahkan trokar dengan cara memutar ujung trokar tanpa
mencabut trokar untuk memasukkan impian berikutnya
(1)Geser trokar sekitar 15⁰C untuk memasang kapsul berikutnya
(2)Pastikan kapsul pertama bebas
l) Lanjutkan pemasangan implan sampai seluruh implan terpasang.
Posisi kapsul implan seperti kipas.
m)Keluarkan trokar setelah kedua kapsul terpasang. Tekan tempat
insisi dengan jari selama satu menit untuk menghentikan
perdarahan dan bersihkan tempat pemasangan dengan kapas
antiseptik.
n) Tutup luka insisi
Temukan tepi kedua insisi dan gunakan plester dan tutup dengan
kasa steril pastikan tidak ada perdarahan
o) Periksa 15-20 menit apakah ada perdarahan tutup dengan
pembalut
p) Rapikan ibu dan rendam peralatan ke dalam larutan klorin 0,5%.
Rendam selama sepuluh menit untuk dekontaminasi alat
sebelum dicuci
5) Tahap terminasi
a) Evaluasi perasaan pasien
b) Simpulkan hasilkegiatan
c) Lakukan kontrak selanjutnya
d) Akhiri kegiatan dan bereskan alat-alat
e) Cuci tangan
6) Dokumentasi
Temui klien kembali dan lakukan pendokuentasian. Beritahukan
rencana selanjutnya dengan jelas dan lengkap serta melakukan
pendokumentasian
k. Kelemahan
Kelemahan dari penggunaan kontasepsi suntikan antara lain:
1) Gangguan haid
2) Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu
3) Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering.
4) Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian.
Sumber:
Nasi/ 5 ½ ½ 1½ ½ 2 -
karbohidrat
Daging/ lauk 3 1 - 1 - 1 -
hewani
Tempe/ lauk 3½ 1 - 1 ½ 1 -
nabati
Sayuran 3½ 1¼ - 1¼ - 1 -
Buah 5 1 1 1 - 1 1
Minyak/ 6 1 1 1 1 2 -
Lemak
Susu 1 - - - - - 1
Gula 2½ ½ 1 - - - 1
Sumber
Kemenkes RI. (2011). Makanan Sehat Ibu Menyusui. Jakarta: Direktorat Bina
Gizi.
Kemenkes RI. (2014). Pedoman Gizi Seimbang. Jakarta: Direktorat Bina
Gizi.
Kurniasih. (2010). Sehat dan Bugar Berkat Gizi Seimbang. Jakarta: PT
Sarana Bobo.
Lampiran materi tambahan
a. Definisi
Memandikan bayi merupakan upaya yang dilakukan untuk menjaga agar
tubuh bayi bersi, segar dan mencegah kemungkinan infeksi (Hidayat,
2010)
c. Tujuan
Membersihkan kulit bayi, merangsang peredaran darah, memberi rasa
nyaman, memberi kesempatan perawat untuk mengkaji dan
mengobservasi kulit bayi, menstimulasi tumbuh kembang bayi.
f. Prosedur tindakan
1) Persiapan alat
a) Bak mandi dengan air hangat dengan suhu 36-37 C
b) Satu set pakaian bayi (baju, popok, bedong, selimut
c) Handuk dan waslap
d) Kasa kering untuk membersihkan atau mengeringkan tali pusat
e) Kasa lembab untuk membersihkan genetalia
f) Bola kapas lembab untuk membersihkan mata
g) Catton bud untuk membersihkan hidung dan telinga
h) Sabun mandi khusus bayi dan shampo atau sabun head to toe
i) Minyak telon bila perlu
2) Cara memandikan
a) Letakkan bayi diatas meja mandi yang telah diberikan alas
handuk
b) Bersihkan mata dengan kapas lembab dari pangkal hidung
kearah luar
c) Bersihkan hidung dan telinga dengan catton bud
d) Bersihkan mulut dengan kasa lembab
e) Bersihkan genetalia dengan kasa lembab (untuk membersihkan
genetalia jika BAB/BAK)
f) Lepaskan baju, kemudian selimuti badan bayi menggunakan
handuk agar tidak kedinginan
g) Bersihkan wajah dan kepala bayi menggunakan waslap,
keringkan. Jika rambut kepala kotor gunakan shampo
h) Basahi seluruh badan bayi dengan waslap basah, kemudian
bersihkan dengan sabun bagian dada, perut punggung dan
seluruh bagian tubuh serta lipatan kulit.
i) Bersihkan sabun dengan menggunakan waslap (untuk
menghilangkan sabun
j) Masukan bayi kedalam bak mandi, topang punggung dan kepala
bayi dengan lengan ibu dan lengan yang lain menahan bokong.
k) Bilas sampai benar-benar bersih, perhatikan bagian aksila,
inguinal dan lipatan.
l) Balikan posisi bayi, bersihkan bagian punggung dan pantat
m) Angkat bayi dengan hati-hati dan keringkan tubuh dengan
handuk
n) Bersihkan/keringkan tali pusat dengan kasa kering
o) Berikan minyak telon pada dada, perut punggung dan kaki
p) Pakaikan popok dan baju bayi, kemudian dibedong
q) Sisir rambut bayi dan letakkan bayi pada bos dan selimuti.
Sumber:
Pudiastuti, 2011. Buku Ajar Kebidanan Komunitas: Teori dan Aplikasi dilengkapi
contoh Askeb, Yogyakarta: Nuha Medika
1. Definisi
Perawatan luka section caesarea adalah perawatan luka pada dinding perut
dan dinding rahim karena insisi atau syarat rahim dalam keadaan utuh untuk
mengeluarkan janin (Wiknjosastro,2012).
2. Tujuan
Prosedur Perawatan Luka Post SC (Operasi Cesar) bertujuan meningkatkan
proses penyembuhan jaringan dan juga untuk mencegah infeksi. Luka yang
sering ditemukan bidan adalah luka yang bersih tanpa kontaminasi, misal luka
insisi yang tertutup, luka yang melibatkan saluran kemih, misal SC di segmen
bawah. Oleh karena itu bidan harus pula mengetahui dan terampil dalam
melakukan perawatan luka pasca operasi.
3. Hal yang harus diperhatikan
Dalam Pengkajian luka harus memperhatikan kondisi klinis pasien, waktu,
dan sifat operasi serta tampilan luka. Keputusan untuk membalut luka
kembali juga harus mencakup keputusan apakah pembersihan luka
merupakan tindakan yang diindikasikan. Bila luka tampak terinfeksi, perlu
dilakukan rujukan ke RS terdekat untuk proses selanjutnya.
Faktor yang mempengaruhi proses penyembuhan luka
a. Nutrisi yang cukup
b. Perawatan luka yang baik
c. Istirahat yang cukup
d. Ganti perban 2 hari seklai
e. Bersihkan luka bila keluar darah dang anti kassa
f. Jaga luka agar tidak lembab
g. Jaga kebersihan
h. Gunakan bahan plastik atau pembalut yang kedap air (Opset) disesuaikan
dengan keadaan.
4. Perawatan Luka Post SC (Operasi Cesar)
Dalam Prosedur Perawatan Luka Post SC, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan diantaranya:
a. Patuhi prosedur pekerjaan
b. Bertindak lembut dan hati-hati pada saat melakukan tindakan
c. Perhatikan keadaan umum klien pada saat perawatan luka
d. Perhatikan kondisi alat sebelum bekerja untuk menilai kelayakan
penggunaannya
e. Letakkan peralatan pada tempat yang terjangkau dan sistematis oleh
petugas
f. Pusatkan perhatian pada pekerjaan serta kenyamanan klien
g. Lakukan tindakan dengan tetap memeperhatikan prinsip aseptik dan
antiseptic
5. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam Prosedur Perawatan Luka Post
SC adalah sebagai berikut:
a. Bak instrument kecil
b. Handscoon steril
c. Pinset anatomis steril
d. Bengkok(Nierbekken)
e. Gunting verband
f. Tempat sampah medis
g. Waskom plastik
h. Tempat tidur pasien
i. Meja alat/troli
j. Lembar catatan
k. Kassa steril
l. Plester
m. Larutan NaCl 0,9%
n. Betadin dalam tempatnya
o. Larutan klorin 0,5%
p. Lidi cotton
6. Prosedur Perawatan Luka Post SC adalah sebagai berikut:
a. Jelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan. Sapa ibu dengan ramah
dan pastikan ibu mengerti dengan informasi yang diberikan.
b. Siapkan, susun dan dekatkan alat yang akan digunakan. Susun alat secara
ergonomis.
c. Atur posisi pasien senyaman mungkin. Pastikan posisi pasien dalam
keadaan nyaman, penolong mudah melakukan tindakan.
d. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir lalu keringkan dengan handuk.
Gunakan teknik cuci tangan tujuh langkah efektif.
e. Buka bak instrument dan Pakai handscoon. Pastikan sarung tangan tetap
dalam keadaan steril.
f. Buka plester dan kassa dengan menggunakan pinset. Sebelumnya plester
dibasahi dengan lidi wotton yang sebelumnya diberi alcohol/wash,
dengan tujuan agar mudah dan tidak sakit pada saat plester dibuka.
Angkat secara hati-hati (jangan sampai kulit ibu terjepit). Buang balutan
ke dalam nierbekken.
g. Kaji keadaan luka. Tekan daerah sekitar luka, lihat luka sudah
kering/basah, keluar pus/cairan dari tempat luka serta penutupan kulit
dan integritas kulit.
h. Membersihkan luka dengan larutan NaCl. Gunakan kasa terpisah untuk
setiap usapan membersihkan. Bersihkan luka dari area yang kurang
terkontaminasi ke area terkontaminasi. Lakukan dengan menggunakan
teknik satu arah. Kassa yang telah digunakan dibuang ke dalam
nierbekken.
i. Berikan obat Luka. Gunakan kassa baru. Oleskan obat dari daerah yang
kurang terkontaminasi ke area terkontaminasi.
j. Tutup luka dengan kassa steril dan memasang plester. Perhatikan serat
kassa jangan ada yang menempel pada luka. Plester dipasang dengan erat
agar tidak mudah terbuka.
k. Rapikan pasien, lingkungan dan bersihkan peralatan. Rapikan dan Bantu
pasien memperbaiki pakaiannya sehingga ia merasa nyaman. Bereskan
peralatan yang telah digunakan dan buang semua bahan yang telah
digunakan.
l. Lepas sarung tangan sebelumnya cuci dan Rendam peralatan yang telah
digunakan dalam larutan klorin 0,5%. Melepas sarung tangan dengan
teknik PI. Rendam peralatan yang telah digunakan dalam larutan klorin
0,5% selama 10 menit untuk dekontaminasi sebelum dicuci.
m. Cuci tangan di bawah air mengalir dan keringkan dengan handuk.
Gunakan teknik cuci tangan tujuh langkah efektif.
n. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan. Perhatikan prinsip
pendokumentasian yang benar.
Sumber:
Winkjosastro,H.dkk.2012. Ilmu Kebidanan.Jakarta: Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Mochtar,R.2010. Sinopsis Obsterti: Obsterti operatif,Obsterti social Jilid
2.jakarta:EGC.