Anda di halaman 1dari 3

2.1.2.

2 Penyebab Tambalan Resin Komposit Rusak

Resin komposit yang tidak memiliki retensi sama sekali mengakibatkan kegagalan seperti
karies sekunder, melalui hilangnya adhesi pada margin dan perlu diperhatikan segera. Jika
margin dibiarkan terbuka dipermukaan oklusal, plak akan dapat masuk ke celah dibawah tekanan
hidrolik yang tinggi yang dihasilkan oleh pengunyahan dan karies akan berkembang dengan
cepat.1

Sangat penting untuk memeriksa kerusakan secara mendalam dengan perawatan dan pada
sebagian besar kasus, penggangtian restorasi secara ekstensif diperlukan. Kadang-kadang hanya
dengan penumpan ulang/ penambalan ulang dapat dilakukan terutama jika restorasi masih dalam
keadaan baru, tetapi perbaikan/tindakan ini harus diamati dan dievaluasi secara teliti dan hati-
hati untuk beberapa waktu setelahnya.

Mengingat bahwa sulit untuk mendapatkan adhesi jangka panjang antara Resin Komposit
dan dentin, kegagalan pada margin gingival tidak jarang terjadi. Perbaikan biasanya tidak sesuai
dan penggantian seluruh restorasi umumnya lebih di indikasikan. Penggunaan basis GIC sangat
dianjurkan untuk menghindari jenis kerusakan ini pada tahap awal.1

Komposit dapat gagal dengan cara yang sama seperti amalgam, meskipun agak lebih
fleksibel dan biasanya pada Resin Komposit kegagalan sering terjadi pada margin daripada
kehilangan sebagian besar struktur. Pengurangan sifat fisik mengarah kepada kegagalan yang
dikaitkan dengan kegagalan pada saat curing yang cukup panjang/lama atau masuknya
kontaminasi saat penambahan bahan. Rata-rata pada saat penyinaran Resin Komposit dengan
kedalaman yang relative rendah menjadi sebuah kesalahan klinis dan ketelitian sangat diperlukan
untuk memastikan bahwa setiap penambahan benar-benar teliti di curing/sinar.1

 Kriteria Kegagalan pada Restorasi2


1. Colour Match
Penting untuk melihat dari sudut pandang pasien, terutama pada gigi anterior yang
membutuhkan estetik, terkadang mereka tidak peduli. Perubahan warna dasar
pada dentin yang terdapat stain. Diskolorasi superficial dari margin/permukaan
stain. Warna gigi pada bahan restorative yang lama berubah menjadi stain/noda
karena penyerapan air yang menyebabkan perubahan sifat optic secara bertahap.
2. Integritas/ Keutuhan Margin
Kehilangan integritas margin (menyeabkan retensi plak) disebabkan oleh:
kebocoran margin, margin pecah akibat beban oklusal karena kekuatan tepi yang
buruk. Kontur yang buruk. Jika pasien dapat menjaga margin yang rusak dari
plak, dan menjaga tidak terjadinya karies sekunder dan ini bukan masalah
estetika/fungsional maka hilangnya integritas parsial ini memungkinkan tidak
menjadi penyebab tunggal untuk memperbaiki/mengganti restorasi.
3. Diskolorasi pada Margin
Kerusakan mikro/makro pada permukaan restorasi gigi akan memungkinkan
penetrasi noda/stain eksogen disepanjang batas pinggir restorasi dan menuju kea
rah pulpa. Estetika yang rendah dan indikasi pada kegagalan marginal integritas
serta belum tentu menjadi indikasi karies sekunder.
4. Kehilangan Sebagian Besar Tambalan
Restorasi dapat mengalami fraktur yang luas/sebagian atau hilang secara utuh
dikarenakan beban oklusal yang berat (kurang/tidak menganalisa okusal sebelum
restorasi), desain kavitas yang buruk menyebabkan kelemahan, restorasi tipis
(terutama untuk amalgam), teknik bonding yang buruk/kontaminasi menyebabkan
kegagalan adhesi pada bonding dan kurangnya retensi, serta teknik
kondensasi/curing yang tidak cukup menyebabkan kelemahan struktur intrinsic
material.

2.1.2.3 Penatalaksanaan Tambalan Resin Komposit yang Rusak

 Lebih biasa memperbaiki daripada mengganti restorasi adhesive (perekat) kecuali pada
kasus ini pertimbangan estetik. Dalam kasus ini, restorasi lama dapat dilapisi dengan
bahan baru (restorasi lama diperbaiki dengan material baru (material up to date, setara
dengan warna gigi).2
 Gunakan instrument putar untuk menghilangkan bagian restorasi yang rusak, dilakukan
dengan hati-hati agar menghindari over preparation, mengingat sulitnya membedakan
restorative adhesive dari argin kavitas akibat kesamaan warnanya. Teknik abrasive udara
dengan menggunakan serbuk kaca alumina atau bioaktif dapat mempermudah proses ini
karena selektivitas melekatnya untuk Resin Komposit dan/atau enamel enamemik
demineralisasi.
 Fresh cavity margin mengekspose energy permukaan yang berkurang dari permukaan
email dan/atau dentin yang kasar untuk ikatan kimia mikromekanis yang lebih baik.
 Etsa asam dengan asam ortofosfat 37% selama 20 detik pada enamel dan 10 detik pada
dentin. Cuci kavitas dengan bersih dan keringkan sebentar. Gunakan silane untuk
menggandengkan Resin Komposit Metakrilat yang baru dengan yang lama (diulaskan
pada surface bonding restorasi lama dan biarka menguap). Aplikasikam dentin bonding
agent pada kavitas dan keringkan perlahan-lahan (tergantung pada jenis yang digunakan,
disinari lalu diaplikasikan Resin Komposit increment demi increment, sinari, dan
finishing. 2
Daftar pustaka

1. Mount, GJ. Hume, WR. Preservation and Restoration of Tooth Structure, 2 nd ed. Australia:
Mosby. 2004. P. 353; 355-356.

2. Benerjee, Avijit. Pickard’s Manual of Operative Dentistry, 9 th ed. New York: Oxford
University Press. 2011. P. 142;159.

Anda mungkin juga menyukai