Resin komposit yang tidak memiliki retensi sama sekali mengakibatkan kegagalan seperti
karies sekunder, melalui hilangnya adhesi pada margin dan perlu diperhatikan segera. Jika
margin dibiarkan terbuka dipermukaan oklusal, plak akan dapat masuk ke celah dibawah tekanan
hidrolik yang tinggi yang dihasilkan oleh pengunyahan dan karies akan berkembang dengan
cepat.1
Sangat penting untuk memeriksa kerusakan secara mendalam dengan perawatan dan pada
sebagian besar kasus, penggangtian restorasi secara ekstensif diperlukan. Kadang-kadang hanya
dengan penumpan ulang/ penambalan ulang dapat dilakukan terutama jika restorasi masih dalam
keadaan baru, tetapi perbaikan/tindakan ini harus diamati dan dievaluasi secara teliti dan hati-
hati untuk beberapa waktu setelahnya.
Mengingat bahwa sulit untuk mendapatkan adhesi jangka panjang antara Resin Komposit
dan dentin, kegagalan pada margin gingival tidak jarang terjadi. Perbaikan biasanya tidak sesuai
dan penggantian seluruh restorasi umumnya lebih di indikasikan. Penggunaan basis GIC sangat
dianjurkan untuk menghindari jenis kerusakan ini pada tahap awal.1
Komposit dapat gagal dengan cara yang sama seperti amalgam, meskipun agak lebih
fleksibel dan biasanya pada Resin Komposit kegagalan sering terjadi pada margin daripada
kehilangan sebagian besar struktur. Pengurangan sifat fisik mengarah kepada kegagalan yang
dikaitkan dengan kegagalan pada saat curing yang cukup panjang/lama atau masuknya
kontaminasi saat penambahan bahan. Rata-rata pada saat penyinaran Resin Komposit dengan
kedalaman yang relative rendah menjadi sebuah kesalahan klinis dan ketelitian sangat diperlukan
untuk memastikan bahwa setiap penambahan benar-benar teliti di curing/sinar.1
Lebih biasa memperbaiki daripada mengganti restorasi adhesive (perekat) kecuali pada
kasus ini pertimbangan estetik. Dalam kasus ini, restorasi lama dapat dilapisi dengan
bahan baru (restorasi lama diperbaiki dengan material baru (material up to date, setara
dengan warna gigi).2
Gunakan instrument putar untuk menghilangkan bagian restorasi yang rusak, dilakukan
dengan hati-hati agar menghindari over preparation, mengingat sulitnya membedakan
restorative adhesive dari argin kavitas akibat kesamaan warnanya. Teknik abrasive udara
dengan menggunakan serbuk kaca alumina atau bioaktif dapat mempermudah proses ini
karena selektivitas melekatnya untuk Resin Komposit dan/atau enamel enamemik
demineralisasi.
Fresh cavity margin mengekspose energy permukaan yang berkurang dari permukaan
email dan/atau dentin yang kasar untuk ikatan kimia mikromekanis yang lebih baik.
Etsa asam dengan asam ortofosfat 37% selama 20 detik pada enamel dan 10 detik pada
dentin. Cuci kavitas dengan bersih dan keringkan sebentar. Gunakan silane untuk
menggandengkan Resin Komposit Metakrilat yang baru dengan yang lama (diulaskan
pada surface bonding restorasi lama dan biarka menguap). Aplikasikam dentin bonding
agent pada kavitas dan keringkan perlahan-lahan (tergantung pada jenis yang digunakan,
disinari lalu diaplikasikan Resin Komposit increment demi increment, sinari, dan
finishing. 2
Daftar pustaka
1. Mount, GJ. Hume, WR. Preservation and Restoration of Tooth Structure, 2 nd ed. Australia:
Mosby. 2004. P. 353; 355-356.
2. Benerjee, Avijit. Pickard’s Manual of Operative Dentistry, 9 th ed. New York: Oxford
University Press. 2011. P. 142;159.