Peran dokter gigi mempunyai kontribusi yang sangat besar dalam pengidentifikasian.
Pemanfaatan ilmu kedokteran gigi untuk membantu proses identifikasi mulai dilakukan sejak
tenggelamnya kapan penumpang Tampo Mas II di perairan Masalembo tahun 1981. Umumnya,
korban yang membutuhkan keahlian dokter gigi fornsik adalah korban yang hangus terbakar dan
mengalami pembusukan tingkat lanjut yang sulit untuk dikenali dan tidak dapat dilakukan
identifikasi melalui pemeriksaan konvensional.
Ilmu kedokteran gigi forensic berkontribusi besar dalam pengungkapan identitas,
contohnya pada kasus bom Bali, korban yang dapat teridentifikasi melalui gigi 50%, korban
kecelakaan Situ Bondo 60%, dan korban jatuhnya pesawat Garuda di Yogyakarta mencapai
66,67%. Identifikasi tersebut penting sekali dilakukan terhadap korban meninggal massal karena
merupakan perwujudan HAM dan penghormatan terhadap orang yang sudah meninggal, serta
untuk menentukan seseorang secara hukum apakah masih hidup atau sudah meninggal. Selain itu
juga berkaitan dengan masalah pemberian santunan, warisan, asuransi, pensiun, maupun
pengurusan pernikahan kembali bagi pasangan yang ditinggalkan. Identifikasi tersebut dapat
dilakukan secara visual, gigi-geligi, pemeriksaan medis, antropomeri, sidik jari, dan DNA. Sidik
jari, gigi-geligi dan DNA merupakan ukuran identifikasi primer (primery identifiers), sedang
visual, antropomeri dan pemeriksaan medis merupakan ukuran identiifikasi sekunder (secondary
identifiers).
Gigi merupakan salah satu sarana identifikasi yang dipercaya. Beberapa alasan dapat
dikemukakan mengapa gigi dijadikan bahan identifikasi yaitu pertama gigi merupakan bagian
terkeras dari tubuh manusia yang sedikit sekali zat anorganiknya sehingga tidak mudah rusak dan
terletak didalam rongga mulut. Kedua, manusia memiliki 32 gigi yang masing-masing
mempunyai lima permukaan. Dengan asumsi jumlah penduduk 3 milyar, maka kemungkinan
potensi kesamaannya adalah 1:2 milyar.
Sebagaimana telah diterangkan diatas, benda bukti gigi sudah sejak lama disadari
mempunyai peran yang besar dalam identifikasi personal dan pengungkapan kasus kejahatan.
Bagi para aparat penegak hukum dan pengadilan, pembuktian melalui gigi merupakan metode
yang valid dan terpercaya (reliable), sebanding dengan nilai pembuktian sidikjari dan penentuan
golongan darah.
Seorang dokter gigi forensik harus memiliki beberapa kualifikasi sbb :
1. Kualifikasi sebagai dokter gigi umum
Kualifikasi terpenting yang harus dimiliki oleh seorang dokter gigi forensik adalah
latar belakang kedokteran gigi umum yang luas, meliputi semua spesialisasi
kedokteran gigi. Sebagai seorang dokter gigi umum, kadang-kadang ia perlu
memanggil dokter gigi spesialis untuk membantunya memecahkan kasus.
DOKTE
R GIGI
Ketiga hal tersebut merupakan ranah kerja dari seorang dokter gigiterkait dengan
pengambilan sampel untuk identifikasi golongan darah dan DNA. Peran dokter gigi dalam hal ini
sangatlah penting karena pengambilan sampel pada pulpa memerlukan tindakan ekstraksi gigi.
Pencabutan gigi ini merupakan hal yang dianggap keahlian seorang dokter gigi. Maka, peran
dokter gigi sangat diperlukan terutama untuk kasus mayat busuk atau mayat terbakar.
Referensi: Gadio SA. Peran Odontologi Forensik sebagai salah satu sarana pemeriksaan
identifikasi jenazah tak dikenal. Berkala ilmu kedokteran, Vol 32 no 3 September 1999. P. 195