Anda di halaman 1dari 4

Salah satu senyawa alkali fosfat yang mempunyai efektivitas tinggi untuk mengawetkan daging adalah natrium

tripolifosfat (sodium tripolyphosphate), dan yang diperuntukkan pada bahan makanan disebut natrium
tripolifosfat Food Grade.
Natrium tripolifosfat berperan meningkatkan tekstur daging yang disebabkan oleh kenaikan derajat keasaman
daging, kekuatan ion, dan disosiasi kompleks aktomiosin. Penambahan natrium tripolifosfat menghambat
turunnya kadar protein dan asam amino akibat reaksi hidrolisis, meningkatkan daya cerna protein, serta
mencegah oksidasi lemak daging (Yuanita dkk., 1997). Sebagai antioksidan, natrium tripolifosfat mengurangi
ransiditas oksidatif, mempertahankan flavor, aroma dan warna daging. Penggunaan natrium tripolifosfat akan
menghambat pertumbuhan bakteri sehingga mengurangi kerusakan bahan makanan akibat mikroba, hal ini
disebabkan oleh penurunan aw (water activity) bahan dan terjadinya pengikatan kation logam yang bersifat
essensial bagi pertumbuhan bakteri. 1

Menurut PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN


REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG BATAS MAKSIMUM PENGGUNAAN
BAHAN TAMBAHAN PANGAN GARAM PENGEMULSIKalium tripolifosfat (Potassium tripolyphosphate)
Natrium tripolifosfat dengan Sinonim Pentasodium tripolyphosphate; sodium triphosphate; triphosphate
memiliki Nilai ADI : 70 mg/kg berat badan, sebagai Fosfor (P)
Fungsi lain : Penstabil.

Dapus
Arisman. 2009.Gizi dalam Daur Kehidupan. EGC. Jakarta : 193-195

Alsuhendra,Ridawati.2013.Bahan Toksik dalam Makanan. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya

Anonimous, 2008. Successful Health and Safety Management. United Kingdom : Crown

BPOM, 2004, Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan RI No. HK.00.05.5.1.4547 Tahun 2004
Tentang Persyaratan Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Pemanis Buatan dalam Produk Pangan, Badan
Pengawas Obat dan Makanan . Jakarta: BPOM

BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan). 2013. ISO Indonesia Volume 48. Jakarta: PT. ISFI. Penerbitan
Jakarta. Balsam, M. S. 1972.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 722 Tahun 1988. Tentang Bahan Tambahan Pangan .
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta: Menkes

Buck, D.F. 1991. Antioxidant. Didalam: J. Smith, editor. Food Additive User’s Handbook. Blackie Academic
dan Profssional. Glasgow-UK1

Buckle, K.A.,1987. Ilmu Pangan. Universitas Indonesia Press.Jakarta.

Branen, A.L., dan P.M., Davidson. (1983). Antimicrobials in Food, Marcell. Dekker Inc, New York.
Cahyadi, W., 2012. Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan,. Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

Chaplin, M. 2007. Water structure and science: Gum Arabic.

Cory, M. 2009. Analisis Kandungan Nitrit dan Pewarna Merah pada Daging Burger yang Dijual di Grosir.
Fakultas KesehatanMasyarakat, Universitas Sumatra Utara,Medan.

Chipley, J.R. (2005). Sodium Benzoate and Benzoic Acid in Antimicrobials in. Foods, ed. P. M. Davidson, et.
al, CRC Press, New York.
Clegg. 1995. Bahan-bahan Pembentuk Gel

FAO. Caramel Colours. In: JECFA [Internet]. FAO; 2000.

FDA. (2000). Foods : “Apple Juice, Apple Juice Consentrates, and Apple Juice ProductsAdultration with
Patulin”. Federal Register/vol 65 No 117.

Fadilah, R., P. Agustin, A. Sjamsirul dan P. Eko . 2007. Sukses Beternak Ayam Broiler. Agromedia Pustaka.
Jakarta.

Fitriana. 2008. Misi informasi Makanan dan Gizi Di Internet: Tinjauan Terhadap Keamanan Konsumsi
Pemanis Aspartam. dalam Jurnal Gizi Indon 30 (2), Oktober 2007: 143-147

European Food Safety Authority (EFSA). 2009. Conclusion on the Peer Review of the Pesticide Risk
Assessment of the Active Substance Carbosulfan. EFSA Journal: Parma, Italy 7(10): 1-112.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2008). Farmakope Herbal Indonesia Edisi I. Jakarta: Depkes.
deMan, M. J. (1997). Kimia Makanan. (Terjemahan dari Principles of Food Chemistry, diterjemahkan oleh
Kosasih Padmawinata). Penerbit ITB. Bandung.

Ditjen POM. (1995). Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Departemen


Kesehatan RI. Hal. 1112-1116.
2
Eiten R and lee, J 2004. Efficacy of Vitamin E and Glutathione for Thermoprotection
of Murine Morulae. Theriogenology. 1994 ; 41 : 1545-1553

Fajriah Sofa, dkk. 2007. Isolasi Senyawa Antioksidan dari Ekstrak Etil Asetat Daun Benalu Dendrophthoe
Pentandra L. Miq yang Tumbuh Pada Inang Lobi-lobi. Jurnal Kimia Indonsia , Vol. 2 (1), 2007, h. 17-20.

Goodman’s dan Gillman’s. 1991. The Pharmacological Basis of Theraupetics. 8th Edition. Vol.1.

Gordon, M.H. 2001. Measuring Antioxidant Activity. Dalam: Jan Pokorny,


Nedyalka, Yanishlieva-Malarova, and Michael Gordon (ed.).
Antioxidant in Food Practical Application. Woodhead Publishing Ltd.
London.
2
Cahyadi W. 2006. Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan. Bumi Aksara : Jakarta.

Ikhlas, Nur., 2013, Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Herba Kemangi (Ocimum americanum Linn) dengan
Metode DPPH (2,2-Difenil-1-Pikrilhidrazil), Skripsi, Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah

Indriasari, 2008. Deteksi Obat dan Cegah Penyakit. Yogyakarta: Pustaka Grahatama
Lestari, Retno Budi dan Trisnadi Wijaya. 2012. Pengaruh Pendidikan. Kewirausahaan Terhadap Minat
Berwirausaha Mahasiswa Di STIE.

Johnson, A. 2007.Konjac-An Introduction.

Kelco, C.P. 2007. Carragenan. Dilihat pada tanggal 04 juli 2016. http://www.cpkelco.com/carragenan/
product_infortaiment.html2

Ketaren. (1986) . Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan, Jakarta : UI-. Press.
Kurtanty, Dien, Daeng M.F. dan Nurhidayat P.U. 2010. Review Monosodium glutamat How To Understand to
properly. Jakarta: Primer koperasi Ikatan Dokter Indonesia.

Moretton C, Crétier G, Nigay H, Rocca J-L. Quantification of 4-Methylimidazole in Class III and IV Caramel
Colors: Validation of a New Method Based on Heart-Cutting Two-Dimensional Liquid Chromatography (LC-
LC). Journal of Agricultural and Food Chemistry [Internet]. 2011;59(8):6.

Muchtadi, D., Dkk. (1993). Metabolisme Zat Gizi Sumber, Fungsi dan Kebutuhan bagi Manusia. Jakarta:
Pustaka Sinar Harapan.

Nurmaini. 2001. Pencemaran Makanan Secara Kimia dan Biologis. Medan: FKM Universitas Sumatera Utara3

Parwata A., Ratnayani K., Listya A. 2010. Aktivitas Antiradikal Bebas Serta Kadar Beta Karoten Pada Madu
Randu (Ceiba pentandra) dan Madu Kelengkeng (Nephelium Longata L.). Jurnal Kimia, 4(1): 54-62.

Putra, Stefanus Dicky Reza, dkk. 2013. Kualitas Minuman Serbuk Instan Kulit Manggis dengan Variasi
Maltodekstrin dan Suhu Pemanasan. Universitas Atma Jaya. Yogyakarta

Pujihastuti, D.R. (2007). Pengaruh Konsentrasi Natrium Benzoat terhadap Umur Simpan Minuman Beraroma
Apel, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

DeMan, J. M. (1997). Kimia Makanan Edisi Kedua (Terjemahan). ITB. Bandung. DeVries, J . (1997). Food
Safety and Toxicity. CRC Press.

Raton, F. Boca and Smooley, 1993. Everything Added to Food in


the United States.

Rohanah, Ainun. 2002. Metode Pembekuan. Fakultas Pertanian Jurusan Teknologi Program Studi Mekanisasi
Universitas Sumatera Utara.

Rohmatussolihat. 2009. Antioksidan, Penyelamat Sel-Sel Tubuh Manusia. Bio. Trends Vol.4 No 1.

Rindiani, F.N., 2008. Ilmu Bahan Makanan dasar I., Yogyakarta:Nuha Medika.

Sayuti, K. dan Yenrina, R. (2015). Antioksidan Alami dan Sintetik. Padang: Andalas University Press.
Halaman 81.

Sengar G, Sharma HKumar. Food caramels: a review. Journal of Food Science and Technology [Internet].
2014;51(9):10.

Soemarwoto. 2004. Buku Ekologi Lingkungan Hidup Dan Pembangunan.


Jakarta; Djambatan.

Walford, John. (1984). Developments in Food Colours 2. New York : Elsevier Science Publishing Co., Inc.
Hal. 25-28.

Winarno, F. G. (2008). Ilmu Pangan dan Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Winarno FG, 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka.

Wahyu, Sujarwo. 2010. Aspartame, Sakarin, Dan Siklamat. Yogyakarta: Pustaka Grahatama.

Winarsi, Hery. 2007. Antioksidan Alami dan Radikal Bebas. Yogyakarta: Kanisius.
Yuliarti, Nurheti. 2007. Awas Bahaya di Balik Lezatnya Makanan, Yogyakarta : Penerbit Andi. repository.

Yusuf, Yusnidar. 2013. Analisa Pemanis Buatan ( Sakarin, Siklamat, Aspartam )Secara Khromatografi Lapis
Tipis pada Jamu Gendong Kunyit Asam diWilayah Kelapa Dua Wetan Jakarta Timur: Jakarta: Universitas
Muhamadiyah Prof. Dr. Hamka

Zakaria F.R et al. 1996. Peranan zat gizi dalam sistem kekebalan tubuh (The role of nitrienst in immune
system). Bul Tekn Industri Pangan. 7: 75-81.

Zuhra CF., Tarigan J., Sihotang H. 2008. Aktivitas Antioksidan Senyawa Flavonoid dari Daun Katuk (Sauropus
androgunus (L) Marr.) Jurnal Biologi Sumatera. 3(1): 7-10.

Anda mungkin juga menyukai