Anda di halaman 1dari 26

APLIKASI PERENCANAAN

JEMBATAN GIRDER BETON


BERTULANG

1
Asumsi Dasar Dalam Perencanaan Lentur
Asumsi dasar dalam perencanaan lentur:
1. εbaja = εbeton pada level yang sama
2. Tegangan pada beton dan baja dapat ditentukan dari
diagram σ – ε yang berlaku
3. Tegangan tarik beton diabaikan
4. Regangan batas beton εcu = 0.003
Blok Tegangan Ekivalen
Zona tekan dimodelkan dalam bentuk blok tegangan ekivalen

a = β1 c

β1 adalah koefisien yang digunakan untuk menyatakan tinggi blok


tegangan ekivalen

β1 = 0.85 untuk fc’≤ 30MPa


β1 = 0.85 -0.05*(fc’-30)/7 ≥ 0.65
Konsep Perencanaan Lentur

Kesetimbangan Momen Kopel Tegangan Leleh


∑Fx =0 Mn = Gaya*Lengan Kopel
T =C = T jd
As fy = 0.85 fc’ a = As fy (d-a/2)
a = As fy /(0.85 fc’ b)
Ratio Penulangan Lentur
Rasio Tulangan Tarik (ρ)
Rasio tulangan (ρ) yang ideal adalah 0.4–0.5 ρbal agar terdapat ruang untuk penempatan
tulangan dan dapat membatasi retak dan lendutan yang terjadi

ρ = As/Abeton
ρbal =

Batas Atas
Kondisi ini menjamin tulang leleh pada kondisi ultimit

ρ ≤ 0.75 ρbal

Batas Bawah Ratio Penulangan


Batas bawah diperlukan agar tulangan yang terpasang tidak terlalu sedikit
Tulangan Ganda
Efek pemberian tulangan tekan pada kekuatan dan perilaku
penampang
− Garis netral akan naik ke atas

− Mengurangi defleksi akibat beban tetap


Tulangan Ganda
Efek pemberian tulangan tekan pada kekuatan dan perilaku
penampang
− Meningkatkan daktilitas (pada tulangan under reinforced)

− Memudahkan pelaksanaan pemasangan sengkang


Tulangan Ganda
Tulangan Ganda
Dalam analisis, balok bertulangan ganda dipecah menjadi:
 Balok I, terdiri atas tulangan tekan dan tulangan tarik dengan jumlah secukupnya
sehingga T=Cs
 Balok II, terdiri atas daerah tekan beton dan sisa tulangan tarik
 c  d'
s '  0.003
 c 

Jika εs’≥ εy , maka fs’=fy. Dengan mensubsitusi c=a/β1 pada persamaan di atas:
 1d ' 
 s '  1  0.003
 a 
Dengan mengambil εs’= εy dan εy =fy/E, maka nilai (d’/a) batas dimana tulangan tekan
leleh adalah:
 d'  1  fy 
   1  
 a  lim 1  600 

 d'  d' 
    tulangan tekan tidak leleh
 a   a  lim
 d'  d'
    tulangan tekan leleh
 a   a  lim
Tulangan Ganda – Kasus I: Tulangan Tekan Leleh
Balok I
Luas tulangan tarik yang dibutuhkan pada balok I hingga diperoleh kesetimbangan:
Cs=T 1  - As’fy= As1fy,
Sehingga kapasitas momen balok I:
Mn1=As’fy (d-d’)

Balok II
Luas tulangan tarik sisa = As-As’
Jika tulangan tarik leleh, maka:
T2=(As-As’)fy
Gaya tekan pada beton: C=0.85fc’ab , sehingga berdasarka nkesetimbangan:
a
 As  As ' fy
0.85 fc ' b
 a
Kapasitas momen balok II: Mn2   As  As ' fy  d  
 2
 a
Kapasitas momen total balok I dan Balok II: Mn  As ' fy d  d '   As  As ' fy  d  
 2
Tulangan Ganda – Kasus II: Tulangan Tekan Tidak Leleh
Jika tulangan tarik diasumsikan leleh, gaya dalam pada balok:
T = Asfy
Cc = 0.85fc’ab
Cs = (Es εs’)As’
  d'
Dimana  s '  1  1 0.003
 a 
 1d ' 
Persamaan kesetimbangan: Cc+Cs=T  0.85 f c ' ba  Es As ' 1  0.003  As fy
 a 

Persamaan ini menghasilkan persamaan kuadratik dalam a:


0.85 fc' ba 2  0.003 Es As ' Asfy a  0.003 Es As ' 1d '  0

Dengan mendapatkan nilai a, diperoleh kapasitas momen penampang:


 a
Mn  Cc  d    C s d  d '
 2

Perlu dicatat bahwa persamaan ini hanya berlaku jika fs’≤fy, sehingga perlu dicek
 a   ab 
  
d   d 
Tulangan Ganda – Rasio Tulangan Tarik Maksimum
Jika tulangan tekan leleh:
0.85 1 fc '  600 
 max  0.75  
fy  600  fy 

Jika tulangan tekan tidak leleh:


0.85 1 fc '  600 
 max  0.75  
fy  600  fy 
Konsep Dasar Perencanaan Geser
Tahanan Nominal Beton (Vc)
1
Vc  fc 'bw d
6

Tahanan Nominal Baja(Vs)


d
Vs  Av f y
s
75 fc ' bw s
Av min 
1200 fy
1 bw s
Av 
3 fy

Tahanan Nominal
Tahanan geser (Vn) diperoleh dari tahanan geser nominal beton (Vc) dan
tahanan geser nominal tulangan sengkang (Vs)
Vn = Vc + Vs
Aplikasi Perencanaan
– Panjang bentang = 20.0m
– Lebar lajur lalu-lintas =7.0m
– Jarak antar girder = 1.6m
– Tebal Perkerasan = 0.25m
Aplikasi Perencanaan
BENTANG EFEKTIF
– 1/8 Panjang benang = 20m/8 = 2.5m
– 0.5 Jarak antar balok = 0.5 x 1.5m = 0.75m menentukan
– 6 x tebal pelat = 6 x 0.25m = 1.5m
Beban Mati - Aplikasi Perencanaan
Momen
– Akibat berat lantai (Mdeck)
qlantail 2   jarak girder * teballantai *  beton l 2  1.6m * 0.25m * 25kN / m 20 m 
1 1 1
M lantai 
2

8 8 8
M lantai  500 kNm

– Akibat berat girder (perkiraan awal)


1 1
M girder  qgirderl 2  60kN / m * 20m 2  150 kNm
8 8

Geser
– Akibat berat lantai
qlantail   jarak girder * teballantai *  beton l  1.6m * 0.25m * 25kN / m20m  100 kN
1 1 1
Vlantai 
2 2 2

– Akibat berat girder (perkiraan awal)


1 1
Vgirder  qgirderl  60kN * 20m  600 kN
2 2
Beban Lalu-lintas (Lajur) - Aplikasi Perencanaan
Beban Lajur (Lane Load)
1. UDL
– Momen (MUDL)
1
8
1
 
M UDL  qUDLl 2  9kN / m 2 *1.6m * 20m 2  720 kNm
8
– Geser (VUDL)
VUDL  qUDLl  9kN / m 2 *1.5m* 20m  144 kNm
1 1
2 2
2. KEL
– Momen (MKEL)
PKELl  49kN / m *1.31.6m * 20m  509 .6kNm
1 1
M KEL 
4 4
– Geser (VUDL)
VKEL  PKEL  49kN / m *1.31.5m  51kNm
1 1
2 2
3. Total
– Momen (MLAJUR)
M LAJUR  MUDL  M KEL  720 kNm  509.6kNm  1229 .6kNm

– Geser(VLAJUR)
VLAJUR  VUDL  VKEL  144 kN  51kN  195kN
Beban Lalu-lintas (Truk) - Aplikasi Perencanaan
Beban Truck (Truck Load)
– Momen (MTruck)
M TRUK  (1  impak )Pl  1.425kN * 2.5m   112 .5kN * 5m   112 .5kN * 3m 
M TRUK  1347 .5kNm

– Geser (VTruck)
VTRUK  (1  impak)Pl  1.4112.5kN  0.8 *112.5kN   0.55 * 25kN   302.8kN

Beban Lalu-lintas Maksimum


Beban lalu-lintas yang digunakan dalam desain adalah beban yang memberikan gaya dalam
maksimum antara beban lajur dan beban truk.

– Momen (MLL)
M LL  maxM LAJUR, M TRUK   1347 .5kNm

– Geser (VLL)
VLL  maxVLAJUR,VTRUK   302.8kN
Kombinasi Pembebanan - Aplikasi Perencanaan

Momen Ultimit
M U  1.3M Lantai  1.1M Girder  1.8M LL
M U  1.3500 kNm   1.1150 kNm   1.81347 .5kNm   3240 .5kNm

Geser Ultimit
VU  1.3VLantai  1.1VGirder  1.8VLL
VU  1.3100 kN   1.1600 kN   1.8302 .8kN   1335 .04 kN
Desain Lentur- Aplikasi Perencanaan

Properti Balok
− Tinggi Balok (h) = L/16 = 20m/16 = 1.3m
− Lebar balok (b) = 0.5* tinggi balok = 0.6m
− Cover = 40mm
− Tulangan Longitudinal = D32mm
− Tulangan sengkang = Φ10mm

Perencanaan Balok
− Tinggi efektif balok (d) = tinggi balok-cover-dia. tul sengkang – 0.5 dia. tul long
= 1300-40-10-0.5*32
= 1234mm
− Tinggi efektif balok (d’) = cover+dia. tul sengkang + 0.5 dia. tul long
= 40+10+0.5*32
= 66mm
Desain Lentur- Aplikasi Perencanaan

Pengecekan Kelelehan Tulangan Tekan

a
 As  As ' fy  9651  4021* 350  133 .2mm
0.85 fc ' b 0.85 * 29 * 600
 d' 1  fy  1  350 
   1   1    0.49
 a  lim 1  600  0.85  600 

 d' 66  d'
   0.495   
 a  133 .2  a  lim  tulangan tekan tidak leleh

Perhitungan Nilai a Untuk Kondisi Tulangan Tekan Tidak Leleh


0.85 fc ' b a 2  0.003 Es As ' Asfy a  0.003 Es As ' 1d '  0
0.85 * 29 * 600 a 2  0.003 * 210000 * 4021  9651 * 350 a  0.003 * 210000 * 4021 * 0.85 * 66   0
a  130 .6mm

Pengecekan Kelelehan Tulangan Tarik


 ab  600 600
   1  0.85 *  0.54
d  600  fy 600  350
 a  130 .6  tulangan tarik leleh
   0.11  0.54
 
d 1234
Desain Lentur- Aplikasi Perencanaan

Perhitungan Kapasitas Momen Penampang


 a  a
Mn  Cc  d    Cs d  d '  0.85 fc ' ab d    Es s 'As ' d  d '
 2  2
 a     d'  
Mn  0.85 fc ' ab d     Es 1  1 0.003 As ' d  d '
 2   a  
 130 .6    0.85 * 66  
Mn  0.85 * 29 *130 .6 * 6001234    210000 1  0.003 4021 * 1234  66   3945267760 Nmm
 2    130 .6  
Mn  0.85 * 3945267760 Nmm  3353477596 Nmm  3353 kNm  Mu

Perhitungan Batas Ratio Tulangan Tarik untuk Kondisi Tidak Leleh


0.85 1 fc '  600  0.85 * 0.85 * 29  600 
 max  0.75    0.75    0.028
fy  600  fy  350  600  350 
As 9651
 As    0.012   max
Abeton 1350 * 600  (9651  4021)
Desain Geser-Aplikasi Perencanaan

Pengecekan Zona Geser


Kuat Beton  1 1
Vc  fc 'bd  29 * 600 *1234  664529 .3N  664 .5kN
6 6
Zona II  Vc 
75 fc '
bd  664529 .3 
75 29
* 600 *1234  913727 .8 N  913 .7kN
1200 1200
1 1
Zona III  Vc  fc 'bd  664529 .3  29 * 600 *1234  1993588 N  1993 .6kN
3 3

Vu = 1335kN  desain geser termasuk zona III

Dipakai tulangan θ10mm 4 kaki


dia 2
Av  * 4  314 mm 2
4

Jarak Sengkang
Av fyd 314 * 240 *1234
S   54.5mm
 Vu   1335000 
  Vc    664 .5 
   0.75 
Tulangan sengkang dipasang tiap jarak 50mm
Desain Layan-Aplikasi Perencanaan

Garis Netral
Bagian Luas (mm2) y (mm) Ay
Beton 766328 650.0 5E+08
Tul Tarik 29343.1 66.0 1936643
Tul Tekan 1 35211.7 1184.0 4.2E+07
Tul Tekan 2 35211.7 1234.0 4.3E+07
Total 866094 5.9E+08

Garis netral: 675.7mm

Bagian Luas (mm2) y (mm) Inersia (mm4) Ay2


Beton 766328 25.7 1.099E+11 5E+08
Tul Tarik 29343.1 609.7 1.1E+10
Tul Tekan 1 35211.7 -508.3 9.1E+09
Tul Tekan 2 35211.7 -558.3 1.1E+10
Total 1.099E+11 3.1E+10

Inersia Transformasi =1.099E+11mm4+3.1E+10mm4 = 1.4E11mm4


Desain Layan-Aplikasi Perencanaan

• SERVICEABILITY
– Defleksi ijin akibat beban hidup = L/800 = 25mm

– Defleksi akibat beban hidup


– UDL=5/384(qL4/EI)=5/384*(9x1.6)*20m4/(200000*1.4E11mm4)=11mm
– KEL=1/48(PL3/EI)=1/48*(49x1.6)*20m4/(200000*1.4E11mm4)=5mm
– LL=16mm<25mmOK
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai