Anda di halaman 1dari 36

Metodologi Penelitian:

Merumuskan Masalah
W-3

Dr. Vivi Novianti_Metpen_Gasal 2020/2021 1


Penelitian harus mencangkup:
Sebelum membahas rumusan masalah. Perlu
diingat bahwa suatu penelitian haruslah
mencangkup 3 hal berikut:
1. Penting
2. Prioritas
3. Menarik

Dr. Vivi Novianti_Metpen_Gasal 2020/2021 2


Penelitian harus mencangkup:
1. Penting berarti penelitian tersebut
menyelesaikan masalah baik aplikasi ataupun
scientific (misal teori, konsep).

Dr. Vivi Novianti_Metpen_Gasal 2020/2021 3


Penelitian harus mencangkup:
2. Prioritas artinya tersedia sumber daya untuk
melakukan penelitian seperti tersedianya tenaga,
waktu, biaya, fasilitas.

Jika salah satu sumber daya atau lebih tidak


tersedia berarti penelitian tersebut tidak bisa
dikerjakan sehingga tidak prioritas.

Lakukanlah penelitian yang sumberdayanya


tersedia.
Dr. Vivi Novianti_Metpen_Gasal 2020/2021 4
Penelitian harus mencangkup:
3. Menarik berarti berhubungan dengan kita
atau isu-isu aktual.

Contoh kasus covid-19. Saat ini, sangat


berhubungan dengan kita dan manusia di
seluruh dunia.

Pastikan penelitian yang akan kalian lakukan


nanti mencangkup 3 hal tersebut.
Dr. Vivi Novianti_Metpen_Gasal 2020/2021 5
JUDUL PENELITIAN

Dr. Vivi Novianti_Metpen_Gasal 2020/2021 6


Judul
Judul penelitian haruslah :
1. Berbobot (berkualitas)
2. Menarik dan
3. Comprehensive (mengambarkan substansi
penelitian)
Meskipun judul harus mencangkup 3 poin di
atas, judul haruslah pendek namun tetap
menggambarkan isi dari tulisan.

Dr. Vivi Novianti_Metpen_Gasal 2020/2021 7


BAB I. PENDAHULUAN

Dr. Vivi Novianti_Metpen_Gasal 2020/2021 8


1.1 Latar Belakang
• Latar belakang penelitian harus yang
mengantarkan masalah.

• Masalah adalah gap atau selisih antara


harapan dengan kenyataan.

• Masalah harus yang fisibilitas, y.i. dapat


dipecahkan artinya ada metode, waktu dan
fasilitas masuk akal, dana mencukupi. Jadi
Dr. Vivi Novianti_Metpen_Gasal 2020/2021 9
Cara Menentukan Masalah dalam
Penelitian Ilmiah
• Definisi masalah mungkin sederhana, namun
tidak mudah untuk menentukan masalah
dalam penelitian ilmiah.
• Masalah penelitian adalah kunci utama
kenapa suatu penelitian dilakukan.
• Sehingga pastikan tidak salah
menentukan/merumuskan masalah
penelitian. Untuk itu perhatikan tahapan
berikut:
Dr. Vivi Novianti_Metpen_Gasal 2020/2021 10
Tahapan
1. Mengamati/observasi fenomena yang ada di
sekitar kita. Lihat kembali PPT w-1 tentang
definisi fenomena.
Contoh fenomena

Sampah dan Eceng Gondok Penuhi Setu Pengarengan Depok


Dr. Vivi Novianti_Metpen_Gasal 2020/2021 11
Penentuan Masalah
2. Baca referensi (artikel jurnal) terkait fenomena yang diamati
dan jika memungkinkan diskusikan dengan pakarnya.

Contoh kasus di atas, maka carilah referensi berkaitan dengan


sampah di Perairan Setu Pengarengan Depok, dan referensi
tentang enceng gondok, misal:
1. Chigbo, F.E., Smith, R.W., and Shore, F.L. 2013.
Uptake of arsenic, cadmium, lead and mercury from polluted
waters by the water hyacinth Eichornia crassipes [1982].
Environmental Pollution Series A, Ecological and Biological,
27(1): 31-36.
2. Laet, C.D., Matringe, T., Petit, E., and Grison, C. 2019.
Eichhornia crassipes: a Powerful Bio-indicator for Water
Pollution by Emerging Pollutants. Sci Rep., 9: 7326.
3. dll…. Dr. Vivi Novianti_Metpen_Gasal 2020/2021 12
Membaca berbagai sumber bacaan khususnya
artikel jurnal, berfungsi untuk mengetahui
penelitian yang telah ada atau telah dilakukan
orang lain terkait dengan topik yang akan kita
teliti. Sekaligus untuk mengetahui posisi
penelitian yang akan kita lakukan apakah:
1. Kita mengulang penelitian orang lain.
2. Kita ada di posisi terdepan saat ini.
Dalam penelitian, kita kenal ini dengan state the
art yaitu update terkini status penelitian.
Sehingga diharapkan kita tidak mengulangi
penelitian yang sama.
Dr. Vivi Novianti_Metpen_Gasal 2020/2021 13
State of The Art

Dengan state of the art kita bisa menunjukkan


kebaharuan dalam penelitian pada topik tersebut.
Dr. Vivi Novianti_Metpen_Gasal 2020/2021 14
Penentuan Masalah
3. Tentukan masalah penelitian.
Setelah melihat fenomena, mengamatinya dan
membaca referensi. Maka anda bisa
menentukan masalah penelitian

Dr. Vivi Novianti_Metpen_Gasal 2020/2021 15


Perhatian!
• Tidak semua fenomena adalah masalah.
Untuk bisa menjadikan sebuah fenomena
menjadi masalah dalam penelitian ilmiah,
maka pastikan anda telah membaca banyak
referensi, khususnya artikel jurnal.
• Karena bisa jadi, yang menjadi masalah buat
Anda, tidak untuk orang lain. Sehingga
bacalah sebanyak mungkin referensi yang
terkait dengan penelitian yang akan dilakukan.

Dr. Vivi Novianti_Metpen_Gasal 2020/2021 16


Tujuan
• Tujuan penelitian adalah suatu indikasi ke arah
mana penelitian itu dilakukan atau data-data
dan informasi apa yang ingin dicapai dari
penelitian itu.
• Dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang
konkret, yang dapat diamati dan dapat diukur.
Jadi bukan kalimat tanya.

Dr. Vivi Novianti_Metpen_Gasal 2020/2021 17


Hipotesis
• Jawaban sementara terhadap masalah
penelitian yang secara logis dianggap paling
tinggi derajat keberterimaannya.
• Hipotesis dibangun berdasarkan kerangka
berfikir yang telah dipaparkan
• Tidak semua penelitian memerlukan hipotesis
penelitian seperti penelitian eksploratoris dan
penelitian deskriptif tidak perlu hipotesis

Dr. Vivi Novianti_Metpen_Gasal 2020/2021 18


Kegunaan/Manfaat Penelitian
• Adalah paparan manfaat teoritis dan/atau
praktis temuan penelitian.
• Temuan penelitian merupakan sintesis dari
jawaban pertanyaan penelitian yang sudah di
bahas.
• Manfaat teoritis berhubungan dengan
pengembangan ilmu
• Manfaat praktis berhubungan dengan aplikasi
temuan dalam kehidupan.
Dr. Vivi Novianti_Metpen_Gasal 2020/2021 19
BACALAH

Dr. Vivi Novianti_Metpen_Gasal 2020/2021 20


Contoh 1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Bekalang
Pada pengunungan dengan kawah yang aktif mengemisikan
gas toksik seperti sulfur dioksida (SO2) ke lingkungan sekitarnya,
sering ditemui tumbuhan khas. Salah satu tumbuhan khas kawah
adalah Selliguea feei Bory (pakis tangkur). Selliguea feei
merupakan tumbuhan paku yang hidup di sekitar Kawah Ratu,
yaitu salah satu kawah utama pada Gunung Tangkuban Perahu
yang aktif mengemisikan gas SO2. Secara kualitatif, indikasi adanya
gas sulfur dari Kawah Ratu dapat diketahui dari aromanya yang
khas dan warna sulfur yang terdeposisi pada batuan dan tanah di
sekitar kawah.

Dr. Vivi Novianti_Metpen_Gasal 2020/2021 21


Sulfur dioksida menguntungkan bagi tumbuhan bila
keberadaan hara sulfur dalam tanah terbatas. Namun, di daerah
sekitar aktivitas vulkanik atau sumber sulfur lainnya dengan
konsentrasi sulfur yang sangat tinggi, keberadaan gas sulfur dapat
menimbulkan kerusakan atau menghambat pertumbuhan. Sulfur
dioksida dapat membentuk sulfur trioksida (SO3) dan reaksinya
dengan uap air (H2O) akan membentuk butiran asam sulfat (H2SO4).
Asam sulfat dapat terdeposisi ke tanah secara langsung maupun
bersama hujan dan embun ke dalam tanah sehingga menyebabkan
peningkatan keasaman tanah dan konsentrasi sulfat tanah (Miller,
1996). Menurut Amnah (1999), tanah di sekitar kawah Ratu tergolong
sangat masam dan masam yaitu 3-5, dengan konsentrasi sulfat tanah
(SO42-) tergolong sedang, tinggi hingga sangat tinggi, yaitu berkisar
antara 92,61 ppm sampai 632,83 ppm. Demikian pula hasil penelitian
Muhsin (2000) yang menunjukkan bahwa konsentrasi sulfat tanah di
bagian Selatan Kawah Ratu pada berbagai gradasi jarak dan
ketinggian, tergolong tinggi (278,60 ppm) hingga sangat tinggi (619,59
ppm). Dr. Vivi Novianti_Metpen_Gasal 2020/2021 22
Selliguea feei dapat tumbuh pada kondisi sulfur yang
tinggi karena kemampuannya dalam mentoleransi uap vulkanis
(Winter dan Amaroso, 2003). Tumbuhan yang termasuk ke dalam
suku Polipodyaceae ini mulai banyak diteliti karena kandungan
proantosianidin di dalam rizomanya. Proantosianidin merupakan
bentuk polimer dari senyawa antosianidin dengan struktur dasar
flavan-3-ol yang berasal dari metabolisme sekunder flavanoid.
Proantosianidin dikenal sebagai salah satu senyawa yang
memberikan pengaruh menguntungkan pada kesehatan manusia
karena memiliki aktivitas antioksidan. Beberapa hasil penelitian
menunjukkan adanya korelasi positif antara jumlah
proantosianidin dengan konsentrasi sulfur. Kelman (2005), dalam
penelitiannya menyimpulkan bahwa kandungan proantosianidin
pada kultivar Lotus uliginosus meningkat dengan semakin
tingginya konsentrasi sulfur.

Dr. Vivi Novianti_Metpen_Gasal 2020/2021 23


Hal serupa dinyatakan Robles, dkk. (2003), bahwa total proantosianidin
pada Pinus halepensis Mill. dapat digunakan sebagai bioindikator
cekaman lingkungan berupa polusi udara (SO2), karena tingginya
konsentrasi proantosianidin daun P.halepensis pada daerah yang
tercemar SO2 dibandingkan dengan daerah yang tidak tercemar SO2.
Hal ini diduga karena polusi SO2 menyebabkan teraktivasinya enzim-
enzim tertentu sehingga mendukung jalur metabolisme
proantosianidin.
Di Indonesia, penelitian tentang Selliguea feei yang sudah
dilakukan sampai saat ini adalah mengenai aktivitas biologis
proantosianidin yang diisolasi dari rizoma, sedangkan penelitian
tentang pengaruh faktor lingkungan terhadap produksi proantosianidin
S.feei masih sangat terbatas. Oleh karena itu, perlu digali informasi
mengenai pengaruh faktor lingkungan terhadap produksi
proantosianidin S.feei, sehubungan dengan kenyataan bahwa
tumbuhan paku ini dapat hidup di sekitar Kawah Ratu yang aktif
mengemisikan gas SO2.
Dr. Vivi Novianti_Metpen_Gasal 2020/2021 24
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan
teoritis dalam bidang ekofisiologi tumbuhan tentang tumbuhan yang
dapat hidup pada kondisi alami yang tercemar oleh senyawa
belerang dan sekaligus menambah data dasar tentang produksi
proantosianidin pada berbagai konsentrasi sulfur sebagai salah satu
upaya pengembangan budidaya tanaman obat di Indonesia.

1.2. Permasalahan Penelitian


Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang perlu
dikaji adalah bagaimanakah pengaruh sulfur terhadap produksi
proantosianidin Selliguea feei Bory?

1.3. Tujuan Penelitian


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan
konsentrasi sulfur dengan produksi proantosianidin Selliguea feei
Bory di lingkungan sekitar Kawah Ratu Gunung Tangkuban Perahu.
Dr. Vivi Novianti_Metpen_Gasal 2020/2021 25
1.4. Hipotesis
Sulfur mempengaruhi produksi proantosianidin Selliguea
feei Bory, yaitu semakin tinggi konsentrasi sulfur menyebabkan
peningkatan produksi proantosianidin S.feei .

1.4. Manfaat Penelitian


Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu
upaya untuk meningkatkan produksi proantosianidin Selliguea
feei Bory di dalam mengembangkan budidaya tanaman obat di
Indonesia.

Dr. Vivi Novianti_Metpen_Gasal 2020/2021 26


CONTOH 2

Dr. Vivi Novianti_Metpen_Gasal 2020/2021 27


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sampah seringkali menjadi masalah yang
disepelekan namun nyata adanya, permasalahan sampah
di negeri ini bukan berati masalah yang ringan, masalah
sampah sangat kompleks. Sampah dedaunan seringkali
ditanggulangi dengan cara dibakar yang akan
meningkatkan polusi. Fakultas MIPA Universitas negeri
malang juga menghasilkan sampah 3 kali lebih banyak
dari sampah jurusan dan sebelumnya sampah fakultas di
buang di lahan kosong, saat ini lahan tersebut sedang
dilakukan pembangunan, sehingga pembuangan sampah
menjadi terganggu.
Dr. Vivi Novianti_Metpen_Gasal 2020/2021 28
Beberapa dampak apabila sampah tidak dikelola dengan
baik adalah sebagai berikut (Suwerda, 2012) : (1) Sampah dapat
menjadi sumber penyakit, lingkungan menjadi kotor. Hal ini akan
menjadi tempat yang subur bagi mikroorganisme patogen yang
berbahaya bagi kesehatan manusia, dan juga menjadi tempat
sarang lalat, tikus dan hewan liar lainnya. (2) Pembakaran sampah
dapat berakibat terjadinya pencemaran udara yang dapat
mengganggu kesehatan masyarakat, dan memicu terjadinya
pemanasan global. (3) Pembusukan sampah dapat menimbulkan
bau yang tidak sedap dan berbahaya bagi kesehatan. Cairan yang
dikeluarkan dapat meresap ke tanah, dan dapat menimbulkan
pencemaran sumur, air tanah, dan yang dibuang ke badan air
dapat menimbulkan pendangkalan sungai sehingga dapat
memicu terjadinya banjir. Peningkatan produksi sampah telah
menimbulkan masalah pada lingkungan seiring dengan
peningkatan jumlah penduduk perkotaan.
Dr. Vivi Novianti_Metpen_Gasal 2020/2021 29
Sementara, lahan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah juga
semakin terbatas. Kondisi ini semakin memburuk jika pengelolaan
sampah di masing-masing daerah masih kurang efektif, efisien,
dan berwawasan lingkungan serta tidak terkoordinasi dengan
baik. Jika pengelolaan sampah belum dilaksanakan dengan baik
maka akan menjadi sumber masalah, baik sosial maupun
lingkungan yang muncul di masyarakat. Munculnya berbagai
penyakit akibat pencemaran air, tanah, dan polusi udara hanya
sebagian kecil akibat buruknya pengelolaan sampah tersebut.
Sampah organik yang seringkali dibuang atau dibakar
dimanfaatkan untuk bahan baku pembuatan pupuk kompos.
Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari bahan-bahan
makhluk hidup atau makhluk hidup yang telah mati, meliputi
kotoran hewan, seresah, sampah dan berbagai produk antara dari
organisme hidup (Sumekto, 2006). Pupuk organik ada beberapa
macam, yaitu pupuk kandang, pupuk hijau, bokashi, dan kompos
(Purwendro dan Nurhidayat, 2007).
Dr. Vivi Novianti_Metpen_Gasal 2020/2021 30
Kompos diperoleh dari hasil pelapukan bahan-
bahan tanaman atau limbah organik seperti jerami,
sekam, daundaunan, rumput-rumputan, limbah
organik pengolahan pabrik, dan sampah organik
yang terjadi karena perlakuan manusia (Musnamar,
2009).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh pemberian variasi dosis pupuk konik
terhadap pertumbuhan tanaman cabai sebagai
alternatif penggunakan pupuk dalam bidang
pertanian. Peneliti mengangkat judul Pengaruh
Pemberian Variasi Dosisi Pupuk Konik Terhadap
Pertumbuhan Tanaman Cabai (Capsicum annum L.).
Dr. Vivi Novianti_Metpen_Gasal 2020/2021 31
1.2 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh pemberian variasi dosis
pupuk konik terhadap pertumbuhan tanaman
cabai sebagai alternatif penggunaan pupuk
dalam bidang pertanian.

Dr. Vivi Novianti_Metpen_Gasal 2020/2021 32


1.3 Hipotesis Penelitian
1. Pemberian Pupuk Kompos berpengaruh
terhadap pertumbuhan (jumlah daun, tinggi
tanaman dan diameter batang) tanaman
cabai (Capsicum annum L.).
2. Dosis 20% merupakan dosis kompos paling
baik terhadap pertumbuhan tanaman cabai

Dr. Vivi Novianti_Metpen_Gasal 2020/2021 33


1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memiliki manfaat
sebagai berikut :
1. Dapat memberikan pengetahuan tentang dosis
Pupuk Kompos yang tepat untuk pertumbuhan
tanaman cabai (Capsicum annum L.)
2. Dapat memberikan pengetahuan mengenai
pengelolaan limbah daun agar dapat dikelola
secara baik dan bermanfaat.
Dr. Vivi Novianti_Metpen_Gasal 2020/2021 34
TUGAS

Dr. Vivi Novianti_Metpen_Gasal 2020/2021 35


1. Berdasarkan dua contoh BAB I di atas, contoh
berapa yang latar belakangnya telah
mengantarkan masalah? Jelaskan jawaban
saudara!
2. Berdasarkan dua contoh BAB I di atas, contoh
berapa yang latar belakangnya belum
mengantarkan masalah? Jelaskan jawaban
saudara!

Dr. Vivi Novianti_Metpen_Gasal 2020/2021 36

Anda mungkin juga menyukai