Penelitian harus mencangkup: Sebelum membahas rumusan masalah. Perlu diingat bahwa suatu penelitian haruslah mencangkup 3 hal berikut: 1. Penting 2. Prioritas 3. Menarik
Dr. Vivi Novianti_Metpen_Gasal 2020/2021 2
Penelitian harus mencangkup: 1. Penting berarti penelitian tersebut menyelesaikan masalah baik aplikasi ataupun scientific (misal teori, konsep).
Dr. Vivi Novianti_Metpen_Gasal 2020/2021 3
Penelitian harus mencangkup: 2. Prioritas artinya tersedia sumber daya untuk melakukan penelitian seperti tersedianya tenaga, waktu, biaya, fasilitas.
Jika salah satu sumber daya atau lebih tidak
tersedia berarti penelitian tersebut tidak bisa dikerjakan sehingga tidak prioritas.
Lakukanlah penelitian yang sumberdayanya
tersedia. Dr. Vivi Novianti_Metpen_Gasal 2020/2021 4 Penelitian harus mencangkup: 3. Menarik berarti berhubungan dengan kita atau isu-isu aktual.
Contoh kasus covid-19. Saat ini, sangat
berhubungan dengan kita dan manusia di seluruh dunia.
Pastikan penelitian yang akan kalian lakukan
nanti mencangkup 3 hal tersebut. Dr. Vivi Novianti_Metpen_Gasal 2020/2021 5 JUDUL PENELITIAN
Dr. Vivi Novianti_Metpen_Gasal 2020/2021 6
Judul Judul penelitian haruslah : 1. Berbobot (berkualitas) 2. Menarik dan 3. Comprehensive (mengambarkan substansi penelitian) Meskipun judul harus mencangkup 3 poin di atas, judul haruslah pendek namun tetap menggambarkan isi dari tulisan.
Dr. Vivi Novianti_Metpen_Gasal 2020/2021 7
BAB I. PENDAHULUAN
Dr. Vivi Novianti_Metpen_Gasal 2020/2021 8
1.1 Latar Belakang • Latar belakang penelitian harus yang mengantarkan masalah.
• Masalah adalah gap atau selisih antara
harapan dengan kenyataan.
• Masalah harus yang fisibilitas, y.i. dapat
dipecahkan artinya ada metode, waktu dan fasilitas masuk akal, dana mencukupi. Jadi Dr. Vivi Novianti_Metpen_Gasal 2020/2021 9 Cara Menentukan Masalah dalam Penelitian Ilmiah • Definisi masalah mungkin sederhana, namun tidak mudah untuk menentukan masalah dalam penelitian ilmiah. • Masalah penelitian adalah kunci utama kenapa suatu penelitian dilakukan. • Sehingga pastikan tidak salah menentukan/merumuskan masalah penelitian. Untuk itu perhatikan tahapan berikut: Dr. Vivi Novianti_Metpen_Gasal 2020/2021 10 Tahapan 1. Mengamati/observasi fenomena yang ada di sekitar kita. Lihat kembali PPT w-1 tentang definisi fenomena. Contoh fenomena
Sampah dan Eceng Gondok Penuhi Setu Pengarengan Depok
Dr. Vivi Novianti_Metpen_Gasal 2020/2021 11 Penentuan Masalah 2. Baca referensi (artikel jurnal) terkait fenomena yang diamati dan jika memungkinkan diskusikan dengan pakarnya.
Contoh kasus di atas, maka carilah referensi berkaitan dengan
sampah di Perairan Setu Pengarengan Depok, dan referensi tentang enceng gondok, misal: 1. Chigbo, F.E., Smith, R.W., and Shore, F.L. 2013. Uptake of arsenic, cadmium, lead and mercury from polluted waters by the water hyacinth Eichornia crassipes [1982]. Environmental Pollution Series A, Ecological and Biological, 27(1): 31-36. 2. Laet, C.D., Matringe, T., Petit, E., and Grison, C. 2019. Eichhornia crassipes: a Powerful Bio-indicator for Water Pollution by Emerging Pollutants. Sci Rep., 9: 7326. 3. dll…. Dr. Vivi Novianti_Metpen_Gasal 2020/2021 12 Membaca berbagai sumber bacaan khususnya artikel jurnal, berfungsi untuk mengetahui penelitian yang telah ada atau telah dilakukan orang lain terkait dengan topik yang akan kita teliti. Sekaligus untuk mengetahui posisi penelitian yang akan kita lakukan apakah: 1. Kita mengulang penelitian orang lain. 2. Kita ada di posisi terdepan saat ini. Dalam penelitian, kita kenal ini dengan state the art yaitu update terkini status penelitian. Sehingga diharapkan kita tidak mengulangi penelitian yang sama. Dr. Vivi Novianti_Metpen_Gasal 2020/2021 13 State of The Art
Dengan state of the art kita bisa menunjukkan
kebaharuan dalam penelitian pada topik tersebut. Dr. Vivi Novianti_Metpen_Gasal 2020/2021 14 Penentuan Masalah 3. Tentukan masalah penelitian. Setelah melihat fenomena, mengamatinya dan membaca referensi. Maka anda bisa menentukan masalah penelitian
Dr. Vivi Novianti_Metpen_Gasal 2020/2021 15
Perhatian! • Tidak semua fenomena adalah masalah. Untuk bisa menjadikan sebuah fenomena menjadi masalah dalam penelitian ilmiah, maka pastikan anda telah membaca banyak referensi, khususnya artikel jurnal. • Karena bisa jadi, yang menjadi masalah buat Anda, tidak untuk orang lain. Sehingga bacalah sebanyak mungkin referensi yang terkait dengan penelitian yang akan dilakukan.
Dr. Vivi Novianti_Metpen_Gasal 2020/2021 16
Tujuan • Tujuan penelitian adalah suatu indikasi ke arah mana penelitian itu dilakukan atau data-data dan informasi apa yang ingin dicapai dari penelitian itu. • Dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang konkret, yang dapat diamati dan dapat diukur. Jadi bukan kalimat tanya.
Dr. Vivi Novianti_Metpen_Gasal 2020/2021 17
Hipotesis • Jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang secara logis dianggap paling tinggi derajat keberterimaannya. • Hipotesis dibangun berdasarkan kerangka berfikir yang telah dipaparkan • Tidak semua penelitian memerlukan hipotesis penelitian seperti penelitian eksploratoris dan penelitian deskriptif tidak perlu hipotesis
Dr. Vivi Novianti_Metpen_Gasal 2020/2021 18
Kegunaan/Manfaat Penelitian • Adalah paparan manfaat teoritis dan/atau praktis temuan penelitian. • Temuan penelitian merupakan sintesis dari jawaban pertanyaan penelitian yang sudah di bahas. • Manfaat teoritis berhubungan dengan pengembangan ilmu • Manfaat praktis berhubungan dengan aplikasi temuan dalam kehidupan. Dr. Vivi Novianti_Metpen_Gasal 2020/2021 19 BACALAH
Dr. Vivi Novianti_Metpen_Gasal 2020/2021 20
Contoh 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Bekalang Pada pengunungan dengan kawah yang aktif mengemisikan gas toksik seperti sulfur dioksida (SO2) ke lingkungan sekitarnya, sering ditemui tumbuhan khas. Salah satu tumbuhan khas kawah adalah Selliguea feei Bory (pakis tangkur). Selliguea feei merupakan tumbuhan paku yang hidup di sekitar Kawah Ratu, yaitu salah satu kawah utama pada Gunung Tangkuban Perahu yang aktif mengemisikan gas SO2. Secara kualitatif, indikasi adanya gas sulfur dari Kawah Ratu dapat diketahui dari aromanya yang khas dan warna sulfur yang terdeposisi pada batuan dan tanah di sekitar kawah.
Dr. Vivi Novianti_Metpen_Gasal 2020/2021 21
Sulfur dioksida menguntungkan bagi tumbuhan bila keberadaan hara sulfur dalam tanah terbatas. Namun, di daerah sekitar aktivitas vulkanik atau sumber sulfur lainnya dengan konsentrasi sulfur yang sangat tinggi, keberadaan gas sulfur dapat menimbulkan kerusakan atau menghambat pertumbuhan. Sulfur dioksida dapat membentuk sulfur trioksida (SO3) dan reaksinya dengan uap air (H2O) akan membentuk butiran asam sulfat (H2SO4). Asam sulfat dapat terdeposisi ke tanah secara langsung maupun bersama hujan dan embun ke dalam tanah sehingga menyebabkan peningkatan keasaman tanah dan konsentrasi sulfat tanah (Miller, 1996). Menurut Amnah (1999), tanah di sekitar kawah Ratu tergolong sangat masam dan masam yaitu 3-5, dengan konsentrasi sulfat tanah (SO42-) tergolong sedang, tinggi hingga sangat tinggi, yaitu berkisar antara 92,61 ppm sampai 632,83 ppm. Demikian pula hasil penelitian Muhsin (2000) yang menunjukkan bahwa konsentrasi sulfat tanah di bagian Selatan Kawah Ratu pada berbagai gradasi jarak dan ketinggian, tergolong tinggi (278,60 ppm) hingga sangat tinggi (619,59 ppm). Dr. Vivi Novianti_Metpen_Gasal 2020/2021 22 Selliguea feei dapat tumbuh pada kondisi sulfur yang tinggi karena kemampuannya dalam mentoleransi uap vulkanis (Winter dan Amaroso, 2003). Tumbuhan yang termasuk ke dalam suku Polipodyaceae ini mulai banyak diteliti karena kandungan proantosianidin di dalam rizomanya. Proantosianidin merupakan bentuk polimer dari senyawa antosianidin dengan struktur dasar flavan-3-ol yang berasal dari metabolisme sekunder flavanoid. Proantosianidin dikenal sebagai salah satu senyawa yang memberikan pengaruh menguntungkan pada kesehatan manusia karena memiliki aktivitas antioksidan. Beberapa hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi positif antara jumlah proantosianidin dengan konsentrasi sulfur. Kelman (2005), dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa kandungan proantosianidin pada kultivar Lotus uliginosus meningkat dengan semakin tingginya konsentrasi sulfur.
Dr. Vivi Novianti_Metpen_Gasal 2020/2021 23
Hal serupa dinyatakan Robles, dkk. (2003), bahwa total proantosianidin pada Pinus halepensis Mill. dapat digunakan sebagai bioindikator cekaman lingkungan berupa polusi udara (SO2), karena tingginya konsentrasi proantosianidin daun P.halepensis pada daerah yang tercemar SO2 dibandingkan dengan daerah yang tidak tercemar SO2. Hal ini diduga karena polusi SO2 menyebabkan teraktivasinya enzim- enzim tertentu sehingga mendukung jalur metabolisme proantosianidin. Di Indonesia, penelitian tentang Selliguea feei yang sudah dilakukan sampai saat ini adalah mengenai aktivitas biologis proantosianidin yang diisolasi dari rizoma, sedangkan penelitian tentang pengaruh faktor lingkungan terhadap produksi proantosianidin S.feei masih sangat terbatas. Oleh karena itu, perlu digali informasi mengenai pengaruh faktor lingkungan terhadap produksi proantosianidin S.feei, sehubungan dengan kenyataan bahwa tumbuhan paku ini dapat hidup di sekitar Kawah Ratu yang aktif mengemisikan gas SO2. Dr. Vivi Novianti_Metpen_Gasal 2020/2021 24 Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan teoritis dalam bidang ekofisiologi tumbuhan tentang tumbuhan yang dapat hidup pada kondisi alami yang tercemar oleh senyawa belerang dan sekaligus menambah data dasar tentang produksi proantosianidin pada berbagai konsentrasi sulfur sebagai salah satu upaya pengembangan budidaya tanaman obat di Indonesia.
1.2. Permasalahan Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang perlu dikaji adalah bagaimanakah pengaruh sulfur terhadap produksi proantosianidin Selliguea feei Bory?
1.3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan konsentrasi sulfur dengan produksi proantosianidin Selliguea feei Bory di lingkungan sekitar Kawah Ratu Gunung Tangkuban Perahu. Dr. Vivi Novianti_Metpen_Gasal 2020/2021 25 1.4. Hipotesis Sulfur mempengaruhi produksi proantosianidin Selliguea feei Bory, yaitu semakin tinggi konsentrasi sulfur menyebabkan peningkatan produksi proantosianidin S.feei .
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan produksi proantosianidin Selliguea feei Bory di dalam mengembangkan budidaya tanaman obat di Indonesia.
Dr. Vivi Novianti_Metpen_Gasal 2020/2021 26
CONTOH 2
Dr. Vivi Novianti_Metpen_Gasal 2020/2021 27
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampah seringkali menjadi masalah yang disepelekan namun nyata adanya, permasalahan sampah di negeri ini bukan berati masalah yang ringan, masalah sampah sangat kompleks. Sampah dedaunan seringkali ditanggulangi dengan cara dibakar yang akan meningkatkan polusi. Fakultas MIPA Universitas negeri malang juga menghasilkan sampah 3 kali lebih banyak dari sampah jurusan dan sebelumnya sampah fakultas di buang di lahan kosong, saat ini lahan tersebut sedang dilakukan pembangunan, sehingga pembuangan sampah menjadi terganggu. Dr. Vivi Novianti_Metpen_Gasal 2020/2021 28 Beberapa dampak apabila sampah tidak dikelola dengan baik adalah sebagai berikut (Suwerda, 2012) : (1) Sampah dapat menjadi sumber penyakit, lingkungan menjadi kotor. Hal ini akan menjadi tempat yang subur bagi mikroorganisme patogen yang berbahaya bagi kesehatan manusia, dan juga menjadi tempat sarang lalat, tikus dan hewan liar lainnya. (2) Pembakaran sampah dapat berakibat terjadinya pencemaran udara yang dapat mengganggu kesehatan masyarakat, dan memicu terjadinya pemanasan global. (3) Pembusukan sampah dapat menimbulkan bau yang tidak sedap dan berbahaya bagi kesehatan. Cairan yang dikeluarkan dapat meresap ke tanah, dan dapat menimbulkan pencemaran sumur, air tanah, dan yang dibuang ke badan air dapat menimbulkan pendangkalan sungai sehingga dapat memicu terjadinya banjir. Peningkatan produksi sampah telah menimbulkan masalah pada lingkungan seiring dengan peningkatan jumlah penduduk perkotaan. Dr. Vivi Novianti_Metpen_Gasal 2020/2021 29 Sementara, lahan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah juga semakin terbatas. Kondisi ini semakin memburuk jika pengelolaan sampah di masing-masing daerah masih kurang efektif, efisien, dan berwawasan lingkungan serta tidak terkoordinasi dengan baik. Jika pengelolaan sampah belum dilaksanakan dengan baik maka akan menjadi sumber masalah, baik sosial maupun lingkungan yang muncul di masyarakat. Munculnya berbagai penyakit akibat pencemaran air, tanah, dan polusi udara hanya sebagian kecil akibat buruknya pengelolaan sampah tersebut. Sampah organik yang seringkali dibuang atau dibakar dimanfaatkan untuk bahan baku pembuatan pupuk kompos. Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari bahan-bahan makhluk hidup atau makhluk hidup yang telah mati, meliputi kotoran hewan, seresah, sampah dan berbagai produk antara dari organisme hidup (Sumekto, 2006). Pupuk organik ada beberapa macam, yaitu pupuk kandang, pupuk hijau, bokashi, dan kompos (Purwendro dan Nurhidayat, 2007). Dr. Vivi Novianti_Metpen_Gasal 2020/2021 30 Kompos diperoleh dari hasil pelapukan bahan- bahan tanaman atau limbah organik seperti jerami, sekam, daundaunan, rumput-rumputan, limbah organik pengolahan pabrik, dan sampah organik yang terjadi karena perlakuan manusia (Musnamar, 2009). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian variasi dosis pupuk konik terhadap pertumbuhan tanaman cabai sebagai alternatif penggunakan pupuk dalam bidang pertanian. Peneliti mengangkat judul Pengaruh Pemberian Variasi Dosisi Pupuk Konik Terhadap Pertumbuhan Tanaman Cabai (Capsicum annum L.). Dr. Vivi Novianti_Metpen_Gasal 2020/2021 31 1.2 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian variasi dosis pupuk konik terhadap pertumbuhan tanaman cabai sebagai alternatif penggunaan pupuk dalam bidang pertanian.
Dr. Vivi Novianti_Metpen_Gasal 2020/2021 32
1.3 Hipotesis Penelitian 1. Pemberian Pupuk Kompos berpengaruh terhadap pertumbuhan (jumlah daun, tinggi tanaman dan diameter batang) tanaman cabai (Capsicum annum L.). 2. Dosis 20% merupakan dosis kompos paling baik terhadap pertumbuhan tanaman cabai
Dr. Vivi Novianti_Metpen_Gasal 2020/2021 33
1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memiliki manfaat sebagai berikut : 1. Dapat memberikan pengetahuan tentang dosis Pupuk Kompos yang tepat untuk pertumbuhan tanaman cabai (Capsicum annum L.) 2. Dapat memberikan pengetahuan mengenai pengelolaan limbah daun agar dapat dikelola secara baik dan bermanfaat. Dr. Vivi Novianti_Metpen_Gasal 2020/2021 34 TUGAS
Dr. Vivi Novianti_Metpen_Gasal 2020/2021 35
1. Berdasarkan dua contoh BAB I di atas, contoh berapa yang latar belakangnya telah mengantarkan masalah? Jelaskan jawaban saudara! 2. Berdasarkan dua contoh BAB I di atas, contoh berapa yang latar belakangnya belum mengantarkan masalah? Jelaskan jawaban saudara!