NIM : 190341621634 Offering :C Mata Kuliah : Struktur dan Perkembangan Hewan 2 Tugas : Gametogenesis
1. Jelaskan perbedaan antara spermatogenesis dan oogenesis pada manusia!
No Pembanding Spermatogenesis Oogenesis Spermatogenesis merupakan Oogenesis merupakan proses proses pembentukan sel pembentukan sel gamet gamet jantan (spermatozoa) betina atau yang biasa disebut 1. Definisi dengan cara mitosis dan sebagai ovum atau sel telur meiosis dengan cara mitosis dan meiosis Organ reproduksi jantan : Organ reproduksi betina : 2. Letak peristiwa Testis, tepatnya pada tubulus ovarium seminefrus Mulai pubertas, selama Pra-lahir hidupnya Pasca-lahir 3. Waktu terjadinya Pasca-pubertas hingga menopause 4. Tipe pembelahan Mitosis, meiosis I, meiosis II Mitosis, meiosis I, meiosis II Sel induk yang 5. Spermatogonium (2n) Oogonium (2n) membelah Meiosis dimulai secara terus- Meiosis dimulai hanya sekali 6. Batas pembelahan menerus dari sel induk yang pada populasi sel yang membelah secara mitosis terbatas 1 Ovum (n) dan 3 badan polar 7. Hasil 4 Spermatizoid (n) (n) Hormon yang 8. FSH, Testosteron FSH, Esterogen mempengaruhi Meiosis selesai dalam sehari Penyelesaian meiosis tertunda Waktu produksi pada 9. atau hitungan minggu selama berbulan-bulan atau saat meiosis bertahun-tahun Lama proses Selama dalam kehidupan 10. 64 hari pematangan janin hingga masa pubertas 11. Hasil 4 Spermatizoid (n) 1 Ovum (n) dan 3 badan polar No Pembanding Spermatogenesis Oogenesis (n) a. Terdiri dari 4 bagian a. Ovum memiliki yaitu kepala, leher, nukleus yang tidak bagian tengah, dan ekor. berada di tengah – b. Terdapat sedikit tengah. sitoplasma. b. Terdapat banyak c. Nukleus padat dan tanpa sitoplasma. nukleuplasma. c. Nukleus dibungkus Perbedaan sel hasil d. Terdapat sentriol. dengan nukleoplasma spermatogenesis dan e. Mitikondria membentuk yang disebut sebagai 12. oogenesis pada spiral dan tersusun vesikel germinal. mamalia dengan padat yang d. Tidak terdapat sentriol disebut nebenkern. e. Mitokondria di f. Sperma berbentuk seperti sitoplasma tersusun flagelata dan bergerak. secara acak. g. Hanya dikelilingi oleh f. Ovum berbentuk bola membran plasma. dan tidak bergerak. g. Banyak dikelilingi oleh lapisan telur 2. Jelaskan mengapa spermatogenesis dapat berlangsung seumur hidup, sedangkan oogenesis dibatasi oleh usia? Jawab : a. Spermatogenesis dapat berlangsung seumur hidup adalah karena pengorganisasian dan struktur dari testis itu sendiri. Hal ini dapat terjadi karena adanya siklus epitelium seminefrus yang dapat terjadi terus menerus sehingga proses spermatogenesis dapat berlangsung seumur hidup (Clermont, 1972). Pada pembahasan lebih lanjut, pada siklus tersebut terdapat gugusan spermatogonia tipe A yang akan membelah secara mitosis, dimana sebagian bertindak sebagai sel induk (stem cell) atau menjadi spermatogonia tipe A dengan sifat stem cell seperti induknya dan sebagian lagi membelah beberapa kali (secara mitosis) dan berdeferensiasi menjadi spermatogonia tipe B yang akan menjadi spermatosit primer, yang kemudian akan mengalami spermatogenesis hingga menjadi sperma (Mescher, 2016). Perlunya produksi sperma ini secara kontinyu adalah memiliki beberapa alasan sebagai berikut : - Populasi sel punca diperlukan sepanjang masa reproduksi organisme - Untuk menghasilkan gamet yang cukup untuk memastikan pembuahan, diperlukan perbanyakan sel progenitor (sel gamet) secara besar - Perlunya transformasi morfologi dari sperma dan perkembangannya membutuhkan ekspresi gen yang unik selama spermiogenesis - Dibutuhkan pengorganisasian yang tinggi dalam suatu sistem reproduksi – dalam hal ini proses spermatogenesis, guna memastikan ketersediaan sperma secara berkelanjutan b. Sedangkan oogenesis hanya sebatas hingga menopause dikarenakan : - Pada saat oogenesis pra-lahir oogonium (2n) berproliferasi dengan cara mitosis selama perkembangan janin – dimulai sejak embrio, dan menghasilkan kurang lebih 6-7 juta oosit primer (2n) dan memasuki masa profase meiosis I dan diselubungi oleh folikel primordial, yang setelahnya folikel primordial berdegenerasi, menyebabkan jumlahnya berkurang - Pada saat oogenesis pasca-lahir jumlah folikel primordial berjumlah kurang lebih 2 juta pada ovarium. Jumlah ini terus mengalami penurunan hingga pada masa pubertas yang berjumlah 50-000 – 100.000 dan dari jumlah itu hanya 350-400 yang dapat hidup dan berkembang yang akan mengalami ovulasi satu per satu pada tiap bulannya pada tahun-tahun produktif hingga habis (menopause) - Pada saat oogenesis pasca-pubertas folikel primordial menjadi folikel primer dan berlanjut pada folikel sekuner karena pengaruh hormon GnRh (Gonadotropin Releasing hormone). Oosit primer yang sebelumnya masih dalam fase profase meiosis I kemudian mengalami pembelahan menjadi oosit sekunder (n) dan badan polar I (n). Oosit sekunder (n) akan mengalami meiosis II hingga tahap metafase dan keluar dari ovarium ke infundibulum dan selanjutnya menuju ke ampula (oviduk anterior), peristiwa ini dinamakan ovulasi. Jika oosit sekunder (n) ini dibuahi maka proses akan berlanjut hingga tahap akhir meiosis II dan menghasilkan ootid (n) dan badan polar 2 (n) dan ootid akan menjadi ovum (n) yang matang. Namun jika oosit sekunder (n) ini tidak dibuahi, maka akan mengalami disintegrasi (pecah) Kesimpulannya adalah sperma dapat diproduksi secara kontinyu dan dalam jumlah banyak pada keadaan normal dan berlangsung selama seumur hidup karena aktivitas produksi dari tubulus seminefrus atau disebut sebagai siklus epitel seminefrus. Sedangkan pada oogenesis hanya hingga menopause dikarenakan jumlah dari oogonium yang nantinya akan menjadi ovum terbatas saat diproduksi pada awal pembentukan, sehingga terjadi titik akhir atau masa habisnya sel telur pada wanita. Daftar Pustaka
Clermont Y. 1972. Kinetics of spermatogenesis in mammals: Seminiferous Epithelium Cycle
and Spermatogonial Renewal, 52(1), 198-236. Griswold MD. 2016. Spermatogenesis: The Commitment to Meiosis, 96(1), 1–17. Mescher, A, L. 2016. Junqueira's Basic Histology Text & Atlas. New York : McGraw-Hill Education Purnamasari, Risa dan Dwi Rukna Santi. 2017. Fisiologi Hewan. Surabaya : Program Studi Arsitektur UIN Sunan Ampel Tenzer, A., dkk. 2014. Struktur Perkembangan Hewan Bagian 2. Malang: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Malang