Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH MIKROBIOLOGI DASAR

(ANTIBIOTIK, ANTISEPTIK, DISENFEKTANSIA, PRESERVATIF)

DOSEN PEMBIMBING : MARISA A IBRAHIM, S.Farm., Apt

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK III

1. RAMDANI I FITRAWAN (082197841379)


2. AKBAR M ISMAIL (082197821304)
3. ALISTIYANI ABDULLAH (085212235084)
4. FARIDUN SOAMOLE (082198607218)
5. HALIMA HANUBUN (081248645926)
6. MUTIARA N FABANYO (082193018167)
7. NURMIATI (082197660059)
8. PUTRI K A SILEHU (081248448554)
9. SARTIKA S KADIMAS (081324748448)
10. WA YANI (085254841281)
11. AISYAH MANILET (082398694475)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)


MALUKU HUSADA
AMBON
2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “ANTISEPTIK, ANTIBIOTIK,
DESINFEKTANSIA, PRESERVATIF”

Adapun makalah ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya
dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar proses
pembuatannya. Untuk itu, tidak lupa kami sampaikan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatannya.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada
kekurangan baik dari segi penyusun bahasa maupun dari segi lainnya. Oleh karena
itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi
pembaca untuk memberi saran dan kritik kepada sehingga kami dapat
memperbaiki makalah ini. Akhirnya penyusun mengharapkan semoga makalah
yang berjudul “ANTISEPTIK, ANTIBIOTIK, DESINFEKTANSIA,
PRESERVATIF” dapat diambil hikmah dan manfaatnya. Akhir kata penyusun
ucapkan terima kasih.

Ambon , 5 JUNI 2020

Penyusun

Kelompok III

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………….. 1

Daftar isi.……………………………………………………………... 2

Bab I

Pendahuluan…………………………………………………………… 3

A. Latar belakang………………………………………………….. 3
B. Rumusan masalah………………………………………………. 4
C. Tujuan ………………………………………………………….. 4
D. Manfaat…………………………………………………………. 4

Bab II

Pembahasan…………………………………………………………….. 5

A. Antibiotik………………………………………………………... 5
B. Antiseptik…………..……………………………………………. 7
C. Desinfektansia……………..…………………………………….. 8
D. Preservatif……………………………………………………….. 10

Bab III

Penutup………………………………………………………………… 12

A. Kesimpulan ……………………………………………………... 12
B. Saran…………………………………………………………….. 12

Daftar pustaka………………………………………………………... 13

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sejarah antibiotik dimulai ketika ditemukannya obat antibiotik pertama oleh Alexander
Flemming yaitu Penicillin-G. Flemming berhasil mengisolasi senyawa tersebut dari Penicillium
chrysogenumsyn. P. Notatum. Dengan penemuan antibiotik ini membuka sejarah baru dalam
bidang kesehatan karena dapat meningkatkan angka kesembuhan yang sangat bermakna.
Kemudian terjadilah penggunaan besar-besaran antibiotik pada saat perang dunia untuk
pengobatan berbagai macam penyakit. Masalah baru muncul ketika mulai dilaporkannya
resistensi beberapa mikroba terhadap antibiotik karena penggunaan antibiotik yang besar-
besaran.

Hal ini tidak seharusnya terjadi jika kita sebagai pelaku kesehatan mengetahui penggunaan
antibiotik yang tepat. Kemajuan bidang kesehatan diikuti dengan kemunculan obat-obat
antibiotik yang baru menambah tantangan untuk mengusai terapi medikamentosa ini. Antibiotik
tidak hanya dari satu jenis saja. Beberapa senyawa-senyawa yang berbeda dan berlainan ternyata
mempunyai kemampuan dalam membunuh mikroba. Dimulai dengan mengetahui jenis-jenis dari
antibiotik dilanjutkan mengetahui mekanisme dan farmakologi dari obat-obat antibiotik tersebut
dan terakhir dapat mengetahui indikasi yang tepat dari obat antibiotik tersebut. Semua ini
bertujuan akhir untuk mengoptimalkan penggunaan antibiotik yang tepat dan efektif dalam
mengobati sebuah penyakit sekaligus dapat mengurangi tingkat resistensi

Desinfektan didefinisikan sebagai bahan kimia atau pengaruh fisika yang digunakan untuk
mencegah terjadinya infeksi atau pencemaran jasad renik seperti bakteri dan virus, juga untuk
membunuh atau menurunkan jumlah mikroorganisme atau kuman penyakit lainnya. Sedangkan
antiseptik didefinisikan sebagai bahan kimia yang dapat menghambat atau membunuh
pertumbuhan jasad renik seperti bakteri, jamur dan lain-lain pada jaringan hidup. Bahan
desinfektan dapat digunakan untuk proses desinfeksi tangan, lantai, ruangan, peralatan dan
pakaian.

Pada dasarnya ada persamaan jenis bahan kimia yang digunakan sebagai antiseptik dan
desinfektan. Tetapi tidak semua bahan desinfektan adalah bahan antiseptik karena adanya
batasan dalam penggunaan antiseptik. Antiseptik tersebut harus memiliki sifat tidak merusak
jaringan tubuh atau tidak bersifat keras. Terkadang penambahan bahan desinfektan juga

3
dijadikan sebagai salah satu cara dalam proses sterilisasi, yaitu proses pembebasan kuman.
Tetapi pada kenyataannya tidak semua bahan desinfektan dapat berfungsi sebagai bahan dalam
proses sterilisasi.

Bahan pengawet adalah zat atau bahan kimia yang ditambahkan ke dalam produk seperti
makanan, minuman, obat-obatan, cat, sampel biologis, kosmetik, kayu, dan produk lainnya untuk
mencegah terjadinya dekomposisi yang disebabkan oleh adanya pertumbuhan mikrob atau oleh
perubahan kimiawi. Secara umum, pengawetan dilakukan melalui dua cara, yaitu secara kimiawi
atau fisik. Pengawetan kimiawi melibatkan penambahan senyawa kimia ke dalam produk.
Pengawetan fisik melibatkan berbagai proses seperti pembekuan atau pengeringan. Bahan
pengawet aditif makanan mengurangi risiko keracunan makanan, mengurangi paparan mikrob,
dan mempertahankan kesegaran serta kualitas nutrisi produk tersebut. Beberapa teknik fisik
untuk mengawetkan makanan di antaranya dehidrasi, radiasi UV-C, pengeringbekuan, dan
pembekuan. Teknik pengawetan kimiawi dan fisik terkadang dikombinasikan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu antibiotik ?


2. Apa itu antiseptik ?
3. Apa itu desinfektansia ?
4. Apa itu preservative ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui dan memahami apa itu antibiotik


2. Untuk mengetahui dan memahami apa itu antiseptik
3. Untuk mengetahui dan memahami apa itu desinfektansia
4. Untuk mengetahui dan memahami apa itu preservatif

D. Manfaat

1. Bagi penulis, sebagai bahan untuk melengkapi tugas perkuliahan mikrobiologi dasar serta
menambah wawasan dan pengetahuan mengenai antibiotic,antiseptic,desinfektansia,
preservatif
2. Bagi pembaca umumnya, menambah wawasan dan pengetahuan tentang
antibiotik,antiseptik,desinfektansia,preservatif dan contoh-contoh vaksin untuk beberapa
penyakit.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. ANTIBIOTIK

Antibiotik berasal dari kata Yunani tua, yang merupakan gabungan dari kata anti (lawan) dan
bios (hidup). Kalau diterjemahkan bebas menjadi "melawan sesuatu yang hidup". Antibiotika di
dunia kedokteran digunakan sebagai obat untuk memerangi infeksi yang disebabkan oleh bakteri
atau protozoa. Antibiotika adalah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba, terutama fungi/jamur,
yang dapat menghambat atau dapat membasmi mikroba jenis lain. Banyak antibiotika saat ini
dibuat secara semisintetik atau sintetik penuh. Namun dalam prakteknya antibiotika sintetik tidak
diturunkan dari produk mikroba.

 Pengertian antibiotik menurut para ahli


Antibiotika adalah zat-zat kimia oleh yang dihasilkan oleh fungi dan bakteri, yang
memiliki khasiat mematikan atau menghambat pertumbuhan kuman, sedangkan toksisitasnya
bagi manusia relatif kecil. Turunan zat-zat ini, yang dibuat secara semi-sintesis, juga
termasuk kelompok ini, begitu pula senyawa sintesis dengan khasiat antibakteri (Tjay &
Rahardja, 2007).

Antibiotik adalah zat biokimia yang diproduksi oleh mikroorganisme, yang dalam jumlah
kecil dan dapat menghambat pertumbuhan atau membunuh pertumbuhan mikroorganisme
lain (Harmita dan Radji, 2008).

 Ada dua mekanisme kerja utama antibiotik, yaitu:

1. Membunuh bakteri (bakterisidal), bekerja dengan cara merusak struktur dinding sel
bakteri sehingga bakteri akan mati bersama antibiotik tersebut.
2. Menghambat bakteri (bakteriostatik), bekerja dengan cara menghentikan
perkembangbiakan bakteri sehingga sisa bakteri akan dibunuh oleh sistem pertahanan
tubuh manusia.

 Jenis-jenis golongan antibiotik


Terdapat banyak jenis antibiotik dengan berbagai nama dan merek. Setiap jenis antibiotik
hanya bekerja terhadap beberapa jenis bakteri atau parasit tertentu, sehingga membuat
antibiotik memiliki berbagai golongan dengan fungsinya masing-masing.

5
Jenis golongan antibiotik yang utama meliputi:

Golongan penisilin

Penisilin dan turunannya adalah obat yang memiliki struktur beta laktam bersifat bakterisida
terhadap gram positif dan beberapa gram negatif. Mekanisme kerjanya yaitu menghambat
sintesis dinding sel
contohnya penicillin G, ampicillin, nafcillin, oxacycline, flucloxacillin, dan amoxicillin.

Golongan sefalosporin

Sefalosporin merupakan antibiotik yang memiliki cincin beta-laktam dalam strukturnya


sehingga tergolong antibiotik beta laktam. Mekanismenya yaitu menghambat metabolisme
dinding sel bakteri

Turunan sefalosporin

Generasi 1 : cefadroxil,cefazolin,cephalexin.

Generasi 2 : cefoxitin,cefuroksim

Generasi 3 : cefixime,cefotaxime,ceftriaxone

Generasi 4 : cefepim,cefpirom

Golongan aminiglokosida

Aminoglikosida merupakan antibiotik spektrum luas terutama pada basil gram negatif
aerobik. Aktifitasnya sebagai bakterisid, yang memiliki mekanisme menghambat sintesis
protein bakteri. Kelompok aminoglikosida yang sering digunakan adalah gentamisin,
neomicin, amikacin.

Golongan chloramphenicol

Chloramphenicol bekerja dengan cara menghambat sintesis protein bakteri. Contohnya :


chloramphenicol, thiamphenicol

Golongan quinolone

Kuinolon bersifat bakterisid dan berspektrum luas yang memiliki mekanisme menghambat
DNA girase pada replikasi DNA, sehingga dapat menghambat proses replikasi DNA dan
transkripsi mRNA. , contohnya ciprofloxacin, levofloxacin, dan norfloxacin.

6
Golongan makrolida

Makrolida adalah jenis obat antibiotic yang bekerja dengan cara menghambat sintesis bakteri,
umumnya jenis antibiotic ini bersifat bakteriostatik, walaupun terkadang dapat bersifat
bakterisidal untuk bakteri yang sangat peka. Contohnya : erythromycin,azithromycin

Golongan lainnya

Tetracyclines, doxycycline, minocycline, sulfonamides, trimethoprim (co-trimoxazole), dan


metronidazole

B. ANTISEPTIK

Antiseptik atau germisida adalah senyawa kimia yang digunakan untuk membunuh atau
menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada jaringan yang hidup seperti pada permukaan
kulit dan membran mukosa. antiseptik yang kuat dan dapat mengiritasi jaringan kemungkinan
dapat dialihfungsikan menjadi disinfektan contohnya adalah fenol yang dapat digunakan baik
sebagai antiseptik maupun disinfektan

Mekanisme kerja antiseptik terhadap mikroorganisme berbeda-beda, misalnya saja dengan


mendehidrasi (mengeringkan) bakteri, mengoksidasi sel bakteri, mengkoagulasi
(menggumpalkan) cairan di sekitar bakteri, atau meracuni sel bakteri.

 Jenis-jenis antiseptik

1. Etakridin laktat (rivanol)


senyawa organik berkristal kuning oranye yang berbau menyengat. Penggunaannya
sebagai antiseptik dalam larutan 0,1% lebih dikenal dengan merk dagang rivanol.
Tindakan bakteriostatik rivanol dilakukan dengan mengganggu proses vital pada asam
nukleat sel mikroba. Efektivitas rivanol cenderung lebih kuat pada bakteri gram positif
daripada gram negatif. Meskipun fungsi antiseptiknya tidak sekuat jenis lain, rivanol
memiliki keunggulan tidak mengiritasi jaringan, sehingga banyak digunakan untuk
mengompres luka, bisul, atau borok bernanah

2. Alkohol
Alkohol adalah antiseptik yang kuat. Alkohol membunuh kuman dengan cara
menggumpalkan protein dalam selnya. Kuman dari jenis bakteri, jamur, protozoa dan
virus dapat terbunuh oleh alkohol. Alkohol (yang biasanya dicampur yodium) sangat
umum digunakan untuk mensterilkan kulit sebelum dan sesudah pemberian suntikan dan
tindakan medis lain. Alkohol kurang cocok untuk diterapkan pada luka terbuka karena
menimbulkan rasa terbakar.

7
Jenis alkohol yang digunakan sebagai antiseptik adalah etanol (60-90%), propanol (60-
70%) dan isopropanol (70-80%) atau campuran dari ketiganya. Metil alkohol (metanol)
tidak boleh digunakan sebagai antiseptik karena dalam kadar rendah pun dapat
menyebabkan gangguan saraf dan masalah penglihatan

3. Yodium
Yodium atau iodine biasanya digunakan dalam larutan beralkohol (disebut yodium
tinktur) untuk sterilisasi kulit sebelum dan sesudah tindakan medis. Larutan ini tidak lagi
direkomendasikan untuk mendisinfeksi luka ringan karena mendorong pembentukan
jaringan parut dan memperlama waktu penyembuhan.
Generasi baru yang disebut iodine povidone (iodophore), sebuah polimer larut air yang
mengandung sekitar 10% yodium aktif, jauh lebih ditoleransi kulit, tidak memperlambat
penyembuhan luka, dan meninggalkan deposit yodium aktif yang dapat menciptakan efek
berkelanjutan. Salah satu merk antiseptik dengan iodine povidone adalah betadin

4. Hydrogen peroksida
Hidrogen peroksida (H202) merupakan antiseptik karena dapat melepaskan oksigen
sebagai zat aktif. Hidrogen peroksida sangat efektif memberantas jenis kuman anaerob
yang tidak membutuhkan oksigen

5. Triclosan
Triclosan adalah antiseptik yang efektif dan populer, bisa ditemui dalam sabun, obat
kumur, deodoran, dan lain-lain.Triclosan mempunyai daya antimikroba dengan spektrum
luas (dapat melawan berbagai macam bakteri) dan mempunyai sifat toksisitas minim.
Mekanisme kerja triclosan adalah dengan menghambat biosintesis lipid sehingga
membran mikroba kehilangan kekuatan dan fungsinya.

C. DESINFEKTANSIA

Desinfektan adalah bahan kimia yang digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi atau
pencemaran jasad renik seperti bakteri dan virus, juga untuk membunuh atau menurunkan
jumlah mikroorganisme atau kuman penyakitlainnya. Disinfektan digunakan untuk membunuh
mikroorganisme pada benda mati. Desinfektan mengandung glutaraldehhid, vantocil,
ftalaldehida dan formaldehida.

Desinfeksi adalah membunuh mikroorganisme penyebab penyakit denganbahan kimia atau


secara fisik, hal ini dapat mengurangi kemungkinan terjadiinfeksi dengan jalam membunuh
mikroorganisme patogen. Desinfeksi dilakukanapabila sterilisasi sudah tidak mungkin
dikerjakan, meliputi : penghancuran danpemusnahan mikroorganisme patogen yang ada tanpa
tindakan khusus untukmencegah kembalinya mikroorganisme tersebut.

8
10 Kriteria Suatu Desinfektan Dikatakan Ideal, Yaitu :

1. Bekerja dengan cepat untuk menginaktivasi mikroorganisme pada suhu kamar


2. Aktivitasnya tidak dipengaruhi oleh bahan organik, pH, temperatur dan kelembaban
3. Tidak toksik pada hewan dan manusia
4. Tidak bersifat korosif
5. Tidak berwarna dan meninggalkan noda
6. Tidak berbau/ baunya disenangi
7. Bersifat biodegradable/ mudah diurai
8. Larutan stabil
9. Mudah digunakan dan ekonomis
10. Aktivitas berspektrum luas

Macam-macam desinfektan

1. Klor dan senyawa klor


Klor banyak digunakan untuk sterilisasi air minum. persenyawaan klor dengan kapur atau
dengan natrium merupakan desinfektan yang banyak dipakai untuk mencuci alat-alat
makan dan minum.
2. Fenol dan senyawa-senyawa lain yang sejenis
Larutan fenol 2 – 4% berguna sebagai desinfektan. Kresol atau kreolin lebih baik
khasiatnya daripada fenol.
3. Lisol
Lisol ialah desinfektan yang berupa campuran sabun dengan kresol; lisol lebih banyak
digunakan daripada desinfektan-desinfektan yang lain. Karbol ialah nama lain untuk
fenol. Seringkali orang mencampurkan bau-bauan yang sedap, sehingga desinfektan
menjadi menarik
4. Formaldehida
Formaldehida adalah disinfektan yang baik apabila digunakan sebagai gas. Agen ini
sangat efektif di daerah tertutup sebagai bakterisida dan fungisida. Dalam larutan cair
sekitar 37%, formaldehida dikenal sebgai formalin.

9
D. PRESERVATIF(pengawet)

Bahan pengawet adalah zat atau bahan kimia yang ditambahkan ke dalam produk seperti
makanan, minuman, obat-obatan, cat, sampel biologis, kosmetik, kayu, dan produk lainnya untuk
mencegah terjadinya dekomposisi yang disebabkan oleh adanya pertumbuhan mikrob atau oleh
perubahan kimiawi. Secara umum, pengawetan dilakukan melalui dua cara, yaitu secara kimiawi
atau fisik. Pengawetan kimiawi melibatkan penambahan senyawa kimia ke dalam produk.
Pengawetan fisik melibatkan berbagai proses seperti pembekuan atau pengeringan.

Pengawetan adalah upaya untuk mempertahankan kesegaran suatu bahan dan memperpanjang


umur simpan suatu bahan.  Dalam melakukan pengawetan perlu memperhatikan beberapa hal,
yaitu jenis bahan yang diawetkan, keadaan bahan, cara pengawetan yang dipilih dan daya tarik
produk pengawetan. Penentuan teknik penyimpanan atau pengawetan mikroba memerlukan
penelitian yang rumit, jangka waktu lama, dan pemantauan, serta dana yang besar. Hal ini
berkaitan dengan tujuannya, yaitu mereduksi atau mengurangi laju metabolisme dari
mikroorganisme hingga sekecil mungkin dengan tetap mempertahankan viabilitas (daya
hidupnya) dan memelihara sebaik mung-kin biakan, sehingga diperoleh angka perolehan
(recovery) dan kehidupan (survival) yang tinggi dengan perubahan ciri-ciri yang minimum
(Himawati, 2010)

 Pengawet antimikroba
Bahan pengawet antimikroba digunakan untuk mencegah terjadinya degradasi oleh mikrob.
Metode ini merupakan tipe pengawetan yang paling tradisional dan merupakan jenis
terlampau dari metode pengawetan-lampau seperti pembuatan acar dan penambahan madu
untuk mencegah pertumbuhan mikroorganisme dengan memodifikasi tingkat pH. Pengawet
antimikroba yang paling umum digunakan adalah asam laktat.

 Pengawet makanan
Pengawetan makanan adalah cara yang digunakan untuk membuat makanan memiliki daya
simpan yang lama dan mempertahankan sifat-sifat fisik dan kimia makanan. Cara
pengawetan bahan makanan dapat disesuaikan dengan keadaan bahan makanan, komposisi
bahan makanan, dan tujuan dari pengawetan. Secara garis besar ada dua cara dalam
mengawetkan makanan, yaitu fisik serta biologi dan kimia.

Fisik

Pengawetan makanan secara fisik merupakan yang paling bervariasi jenisnya, contohnya
adalah

1. pemanasan. Teknik ini dilakukan untuk bahan padat, tetapi tidak efektif untuk bahan
yang mengandung gugus fungsional, seperti vitamin dan protein.

10
2. pendinginan. Dilakukan dengan memasukkan ke lemari pendingin, dapat diterapkan
untuk daging dan susu.
3. pembekuan, pengawetan makanan dengan menurunkan temperaturnya hingga di
bawah titik beku air.
4. pengasapan. Perpaduan teknik pengasinan dan pengeringan, untuk pengawetan jangka
panjang, biasa diterapkan pada daging.
5. pengalengan. Perpaduan kimia (penambahan bahan pengawet) dan fisika (ruang
hampa dalam kaleng).
6. pembuatan acar. Sering dilakukan pada sayur ataupun buah.
7. pengentalan dapat dilakukan untuk mengawetkan bahan cair
8. pengeringan, mencegah pembusukan makanan akibat mikroorganisme, biasanya
dilakukan untuk bahan padat yang mengandung protein dan karbohidrat

Biokimia

Pengawetan makanan secara biokimia secara umum ditempuh dengan penambahan


senyawa pengawet, seperti :

1. penambahan enzim, seperti papain dan bromelin


2. penambahan bahan kimia, misalnya asam sitrat, garam, gula.
3. pengasinan, menghambat pertumbuhan mikroorganisme pembusuk makanan
4. pemanisan, menaruh dalam larutan dengan kadar gula yang cukup tinggi untuk
mencengah kerusakan makanan
5. pemberian bahan pengawet, biasanya diterapkan pada bahan yang cair atau
mengandung minyak. Bahan pengawet makanan ada yang bersifat racun dan
karsinogenik. Bahan pengawet tradisional yang tidak berbahaya adalah garam seperti
pada ikan asin dan telur asin, dan sirup karena larutan gula kental dapat mencegah
pertumbuhan mikrob. Kalsium propionat atau natrium propionat digunakan untuk
menghambat pertumbuhan kapang, asam sorbat menghambat pertumbuhan kapang
dalam keju, sirup dan buah kering

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

 Antibiotika adalah zat-zat kimia oleh yang dihasilkan oleh fungi dan bakteri, yang
memiliki khasiat mematikan atau menghambat pertumbuhan kuman, sedangkan
toksisitasnya bagi manusia relatif kecil. Turunan zat-zat ini, yang dibuat secara semi-
sintesis, juga termasuk kelompok ini, begitu pula senyawa sintesis dengan khasiat
antibakteri.
 Antiseptik atau germisida adalah senyawa kimia yang digunakan untuk membunuh atau
menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada jaringan yang hidup seperti pada
permukaan kulit dan membran mukosa.
 Desinfektan adalah bahan kimia yang digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi atau
pencemaran jasad renik seperti bakteri dan virus, juga untuk membunuh atau menurunkan
jumlah mikroorganisme atau kuman penyakitlainnya. Disinfektan digunakan untuk
membunuh mikroorganisme pada benda mati.
 Pengawetan adalah upaya untuk mempertahankan kesegaran suatu bahan dan
memperpanjang umur simpan suatu bahan.

B. Saran
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak kekurangan
dan jauh dari kesempurnaan, maka penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca.

12
DAFTAR PUSTAKA

Cahyadi, Wisnu. 2006. Analasis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan


Pangan. Jakarta: Bumi Aksara.

Himawati. 2010, Bahan Tambahan Untuk Makanan dan Kontaminan,


Jakarta : Midas Surya Granfido.

Levinson W. 2008. Review of Medical Microbiology & Imunology, tenth


edition. New York: The McGraw-Hiil Companies, Inc.

Team Medical Mini Notes, 2019. Basic pharmacology & drug notes.
Makassar: MMN publishing Makassar.

13
Contoh Soal dan Jawabannya

1. Sebutkan jenis-jenis golongan antibiotic beserta contoh obatnya


Jawab
1. Golongan penisilin
Contohnya: penicillin G, ampicillin, amoxicillin.
2. Golongan sefalosporin

Turunan sefalosporin
Generasi 1 : cefadroxil,cefazolin,cephalexin.
Generasi 2 : cefoxitin,cefuroksim
Generasi 3 : cefixime,cefotaxime,ceftriaxone
Generasi 4 : cefepim,cefpirom
3. Golongan aminiglokosida
Conotohnya: gentamisin, neomicin, amikacin.
4. Golongan chloramphenicol
Contohnya : chloramphenicol, thiamphenicol
5. Golongan quinolone
contohnya ciprofloxacin, levofloxacin, dan norfloxacin.
6. Golongan makrolida
Contohnya : erythromycin,azithromycin

2. Jelaskan dua mekanisme kerja antibiotic


Jawab
 Membunuh bakteri (bakterisidal), bekerja dengan cara merusak struktur
dinding sel bakteri sehingga bakteri akan mati bersama antibiotik
tersebut.
 Menghambat bakteri (bakteriostatik), bekerja dengan cara menghentikan
perkembangbiakan bakteri sehingga sisa bakteri akan dibunuh oleh
sistem pertahanan tubuh manusia.

3. Bahan pengawet aditif makanan berfungsi sebagai?


Jawab
Mengurangi resiko keracunan makanan, mengurangi paparan mikroba, dan
mempertahankan kesegaran serta kualitas nutrisi produk(makanan) tersebut.

14
4. Jelaskan secara singkat perbedaan antiseptic dan desinfektan?
Jawab
Antiseptik adalah senyawa kimia yang digunakan untuk membunuh atau
menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada jaringan yang hidup seperti
pada permukaan kulit dan membran mukosa. Sedangkan desinfektan adalah
senyawa kimia yg digunakan untuk membunuh bakteri atau mikroorganisme
yg ada pada benda mati.

5. Pengawetan makanan secara biokimia secara umum ditempuh dengan


penambahan senyawa pengawet seperti?
Sebutkan minimal 2
Jawab
1. penambahan enzim, seperti papain dan bromelin
2. penambahan bahan kimia, misalnya asam sitrat, garam, gula.

6. jelaskan cara kerja antiseptik hydrogen peroksida(H 2O2) dalam membunuh


bakteri atau mikroorganisme?
Jawab
Hidrogen peroksida (H2O2) merupakan antiseptik yang bekerja dengan cara
melepaskan oksigen sebagai zat aktif. Hidrogen peroksida sangat efektif
memberantas jenis kuman anaerob yang tidak membutuhkan oksigen.

7. Jelaskan apa itu bakteri gram positif dan gram negative dan berikan masing2
contoh jenis bakterinya
Jawab
Bakteri gram positif adalah bakteri yang mempertahankan zat warna Kristal
violet sewaktu proses pewarnaan gram sehingga akan berwarna biru atau
ungu ketika di lihat di bawah mikroskop. Contohnya: staphylococcus aereus,

Bakteri gram negative adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna
Kristal violet sewaktu proses pewarnaan gram sehingga akan berwarna
merah ketika di lihat di bawah mikroskop. Contohnya: E-colli

15
16

Anda mungkin juga menyukai