DISUSUN OLEH :
KELOMPOK III
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “ANTISEPTIK, ANTIBIOTIK,
DESINFEKTANSIA, PRESERVATIF”
Adapun makalah ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya
dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar proses
pembuatannya. Untuk itu, tidak lupa kami sampaikan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatannya.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada
kekurangan baik dari segi penyusun bahasa maupun dari segi lainnya. Oleh karena
itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi
pembaca untuk memberi saran dan kritik kepada sehingga kami dapat
memperbaiki makalah ini. Akhirnya penyusun mengharapkan semoga makalah
yang berjudul “ANTISEPTIK, ANTIBIOTIK, DESINFEKTANSIA,
PRESERVATIF” dapat diambil hikmah dan manfaatnya. Akhir kata penyusun
ucapkan terima kasih.
Penyusun
Kelompok III
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………….. 1
Daftar isi.……………………………………………………………... 2
Bab I
Pendahuluan…………………………………………………………… 3
A. Latar belakang………………………………………………….. 3
B. Rumusan masalah………………………………………………. 4
C. Tujuan ………………………………………………………….. 4
D. Manfaat…………………………………………………………. 4
Bab II
Pembahasan…………………………………………………………….. 5
A. Antibiotik………………………………………………………... 5
B. Antiseptik…………..……………………………………………. 7
C. Desinfektansia……………..…………………………………….. 8
D. Preservatif……………………………………………………….. 10
Bab III
Penutup………………………………………………………………… 12
A. Kesimpulan ……………………………………………………... 12
B. Saran…………………………………………………………….. 12
Daftar pustaka………………………………………………………... 13
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sejarah antibiotik dimulai ketika ditemukannya obat antibiotik pertama oleh Alexander
Flemming yaitu Penicillin-G. Flemming berhasil mengisolasi senyawa tersebut dari Penicillium
chrysogenumsyn. P. Notatum. Dengan penemuan antibiotik ini membuka sejarah baru dalam
bidang kesehatan karena dapat meningkatkan angka kesembuhan yang sangat bermakna.
Kemudian terjadilah penggunaan besar-besaran antibiotik pada saat perang dunia untuk
pengobatan berbagai macam penyakit. Masalah baru muncul ketika mulai dilaporkannya
resistensi beberapa mikroba terhadap antibiotik karena penggunaan antibiotik yang besar-
besaran.
Hal ini tidak seharusnya terjadi jika kita sebagai pelaku kesehatan mengetahui penggunaan
antibiotik yang tepat. Kemajuan bidang kesehatan diikuti dengan kemunculan obat-obat
antibiotik yang baru menambah tantangan untuk mengusai terapi medikamentosa ini. Antibiotik
tidak hanya dari satu jenis saja. Beberapa senyawa-senyawa yang berbeda dan berlainan ternyata
mempunyai kemampuan dalam membunuh mikroba. Dimulai dengan mengetahui jenis-jenis dari
antibiotik dilanjutkan mengetahui mekanisme dan farmakologi dari obat-obat antibiotik tersebut
dan terakhir dapat mengetahui indikasi yang tepat dari obat antibiotik tersebut. Semua ini
bertujuan akhir untuk mengoptimalkan penggunaan antibiotik yang tepat dan efektif dalam
mengobati sebuah penyakit sekaligus dapat mengurangi tingkat resistensi
Desinfektan didefinisikan sebagai bahan kimia atau pengaruh fisika yang digunakan untuk
mencegah terjadinya infeksi atau pencemaran jasad renik seperti bakteri dan virus, juga untuk
membunuh atau menurunkan jumlah mikroorganisme atau kuman penyakit lainnya. Sedangkan
antiseptik didefinisikan sebagai bahan kimia yang dapat menghambat atau membunuh
pertumbuhan jasad renik seperti bakteri, jamur dan lain-lain pada jaringan hidup. Bahan
desinfektan dapat digunakan untuk proses desinfeksi tangan, lantai, ruangan, peralatan dan
pakaian.
Pada dasarnya ada persamaan jenis bahan kimia yang digunakan sebagai antiseptik dan
desinfektan. Tetapi tidak semua bahan desinfektan adalah bahan antiseptik karena adanya
batasan dalam penggunaan antiseptik. Antiseptik tersebut harus memiliki sifat tidak merusak
jaringan tubuh atau tidak bersifat keras. Terkadang penambahan bahan desinfektan juga
3
dijadikan sebagai salah satu cara dalam proses sterilisasi, yaitu proses pembebasan kuman.
Tetapi pada kenyataannya tidak semua bahan desinfektan dapat berfungsi sebagai bahan dalam
proses sterilisasi.
Bahan pengawet adalah zat atau bahan kimia yang ditambahkan ke dalam produk seperti
makanan, minuman, obat-obatan, cat, sampel biologis, kosmetik, kayu, dan produk lainnya untuk
mencegah terjadinya dekomposisi yang disebabkan oleh adanya pertumbuhan mikrob atau oleh
perubahan kimiawi. Secara umum, pengawetan dilakukan melalui dua cara, yaitu secara kimiawi
atau fisik. Pengawetan kimiawi melibatkan penambahan senyawa kimia ke dalam produk.
Pengawetan fisik melibatkan berbagai proses seperti pembekuan atau pengeringan. Bahan
pengawet aditif makanan mengurangi risiko keracunan makanan, mengurangi paparan mikrob,
dan mempertahankan kesegaran serta kualitas nutrisi produk tersebut. Beberapa teknik fisik
untuk mengawetkan makanan di antaranya dehidrasi, radiasi UV-C, pengeringbekuan, dan
pembekuan. Teknik pengawetan kimiawi dan fisik terkadang dikombinasikan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
1. Bagi penulis, sebagai bahan untuk melengkapi tugas perkuliahan mikrobiologi dasar serta
menambah wawasan dan pengetahuan mengenai antibiotic,antiseptic,desinfektansia,
preservatif
2. Bagi pembaca umumnya, menambah wawasan dan pengetahuan tentang
antibiotik,antiseptik,desinfektansia,preservatif dan contoh-contoh vaksin untuk beberapa
penyakit.
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. ANTIBIOTIK
Antibiotik berasal dari kata Yunani tua, yang merupakan gabungan dari kata anti (lawan) dan
bios (hidup). Kalau diterjemahkan bebas menjadi "melawan sesuatu yang hidup". Antibiotika di
dunia kedokteran digunakan sebagai obat untuk memerangi infeksi yang disebabkan oleh bakteri
atau protozoa. Antibiotika adalah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba, terutama fungi/jamur,
yang dapat menghambat atau dapat membasmi mikroba jenis lain. Banyak antibiotika saat ini
dibuat secara semisintetik atau sintetik penuh. Namun dalam prakteknya antibiotika sintetik tidak
diturunkan dari produk mikroba.
Antibiotik adalah zat biokimia yang diproduksi oleh mikroorganisme, yang dalam jumlah
kecil dan dapat menghambat pertumbuhan atau membunuh pertumbuhan mikroorganisme
lain (Harmita dan Radji, 2008).
1. Membunuh bakteri (bakterisidal), bekerja dengan cara merusak struktur dinding sel
bakteri sehingga bakteri akan mati bersama antibiotik tersebut.
2. Menghambat bakteri (bakteriostatik), bekerja dengan cara menghentikan
perkembangbiakan bakteri sehingga sisa bakteri akan dibunuh oleh sistem pertahanan
tubuh manusia.
5
Jenis golongan antibiotik yang utama meliputi:
Golongan penisilin
Penisilin dan turunannya adalah obat yang memiliki struktur beta laktam bersifat bakterisida
terhadap gram positif dan beberapa gram negatif. Mekanisme kerjanya yaitu menghambat
sintesis dinding sel
contohnya penicillin G, ampicillin, nafcillin, oxacycline, flucloxacillin, dan amoxicillin.
Golongan sefalosporin
Turunan sefalosporin
Generasi 1 : cefadroxil,cefazolin,cephalexin.
Generasi 2 : cefoxitin,cefuroksim
Generasi 3 : cefixime,cefotaxime,ceftriaxone
Generasi 4 : cefepim,cefpirom
Golongan aminiglokosida
Aminoglikosida merupakan antibiotik spektrum luas terutama pada basil gram negatif
aerobik. Aktifitasnya sebagai bakterisid, yang memiliki mekanisme menghambat sintesis
protein bakteri. Kelompok aminoglikosida yang sering digunakan adalah gentamisin,
neomicin, amikacin.
Golongan chloramphenicol
Golongan quinolone
Kuinolon bersifat bakterisid dan berspektrum luas yang memiliki mekanisme menghambat
DNA girase pada replikasi DNA, sehingga dapat menghambat proses replikasi DNA dan
transkripsi mRNA. , contohnya ciprofloxacin, levofloxacin, dan norfloxacin.
6
Golongan makrolida
Makrolida adalah jenis obat antibiotic yang bekerja dengan cara menghambat sintesis bakteri,
umumnya jenis antibiotic ini bersifat bakteriostatik, walaupun terkadang dapat bersifat
bakterisidal untuk bakteri yang sangat peka. Contohnya : erythromycin,azithromycin
Golongan lainnya
B. ANTISEPTIK
Antiseptik atau germisida adalah senyawa kimia yang digunakan untuk membunuh atau
menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada jaringan yang hidup seperti pada permukaan
kulit dan membran mukosa. antiseptik yang kuat dan dapat mengiritasi jaringan kemungkinan
dapat dialihfungsikan menjadi disinfektan contohnya adalah fenol yang dapat digunakan baik
sebagai antiseptik maupun disinfektan
Jenis-jenis antiseptik
2. Alkohol
Alkohol adalah antiseptik yang kuat. Alkohol membunuh kuman dengan cara
menggumpalkan protein dalam selnya. Kuman dari jenis bakteri, jamur, protozoa dan
virus dapat terbunuh oleh alkohol. Alkohol (yang biasanya dicampur yodium) sangat
umum digunakan untuk mensterilkan kulit sebelum dan sesudah pemberian suntikan dan
tindakan medis lain. Alkohol kurang cocok untuk diterapkan pada luka terbuka karena
menimbulkan rasa terbakar.
7
Jenis alkohol yang digunakan sebagai antiseptik adalah etanol (60-90%), propanol (60-
70%) dan isopropanol (70-80%) atau campuran dari ketiganya. Metil alkohol (metanol)
tidak boleh digunakan sebagai antiseptik karena dalam kadar rendah pun dapat
menyebabkan gangguan saraf dan masalah penglihatan
3. Yodium
Yodium atau iodine biasanya digunakan dalam larutan beralkohol (disebut yodium
tinktur) untuk sterilisasi kulit sebelum dan sesudah tindakan medis. Larutan ini tidak lagi
direkomendasikan untuk mendisinfeksi luka ringan karena mendorong pembentukan
jaringan parut dan memperlama waktu penyembuhan.
Generasi baru yang disebut iodine povidone (iodophore), sebuah polimer larut air yang
mengandung sekitar 10% yodium aktif, jauh lebih ditoleransi kulit, tidak memperlambat
penyembuhan luka, dan meninggalkan deposit yodium aktif yang dapat menciptakan efek
berkelanjutan. Salah satu merk antiseptik dengan iodine povidone adalah betadin
4. Hydrogen peroksida
Hidrogen peroksida (H202) merupakan antiseptik karena dapat melepaskan oksigen
sebagai zat aktif. Hidrogen peroksida sangat efektif memberantas jenis kuman anaerob
yang tidak membutuhkan oksigen
5. Triclosan
Triclosan adalah antiseptik yang efektif dan populer, bisa ditemui dalam sabun, obat
kumur, deodoran, dan lain-lain.Triclosan mempunyai daya antimikroba dengan spektrum
luas (dapat melawan berbagai macam bakteri) dan mempunyai sifat toksisitas minim.
Mekanisme kerja triclosan adalah dengan menghambat biosintesis lipid sehingga
membran mikroba kehilangan kekuatan dan fungsinya.
C. DESINFEKTANSIA
Desinfektan adalah bahan kimia yang digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi atau
pencemaran jasad renik seperti bakteri dan virus, juga untuk membunuh atau menurunkan
jumlah mikroorganisme atau kuman penyakitlainnya. Disinfektan digunakan untuk membunuh
mikroorganisme pada benda mati. Desinfektan mengandung glutaraldehhid, vantocil,
ftalaldehida dan formaldehida.
8
10 Kriteria Suatu Desinfektan Dikatakan Ideal, Yaitu :
Macam-macam desinfektan
9
D. PRESERVATIF(pengawet)
Bahan pengawet adalah zat atau bahan kimia yang ditambahkan ke dalam produk seperti
makanan, minuman, obat-obatan, cat, sampel biologis, kosmetik, kayu, dan produk lainnya untuk
mencegah terjadinya dekomposisi yang disebabkan oleh adanya pertumbuhan mikrob atau oleh
perubahan kimiawi. Secara umum, pengawetan dilakukan melalui dua cara, yaitu secara kimiawi
atau fisik. Pengawetan kimiawi melibatkan penambahan senyawa kimia ke dalam produk.
Pengawetan fisik melibatkan berbagai proses seperti pembekuan atau pengeringan.
Pengawet antimikroba
Bahan pengawet antimikroba digunakan untuk mencegah terjadinya degradasi oleh mikrob.
Metode ini merupakan tipe pengawetan yang paling tradisional dan merupakan jenis
terlampau dari metode pengawetan-lampau seperti pembuatan acar dan penambahan madu
untuk mencegah pertumbuhan mikroorganisme dengan memodifikasi tingkat pH. Pengawet
antimikroba yang paling umum digunakan adalah asam laktat.
Pengawet makanan
Pengawetan makanan adalah cara yang digunakan untuk membuat makanan memiliki daya
simpan yang lama dan mempertahankan sifat-sifat fisik dan kimia makanan. Cara
pengawetan bahan makanan dapat disesuaikan dengan keadaan bahan makanan, komposisi
bahan makanan, dan tujuan dari pengawetan. Secara garis besar ada dua cara dalam
mengawetkan makanan, yaitu fisik serta biologi dan kimia.
Fisik
Pengawetan makanan secara fisik merupakan yang paling bervariasi jenisnya, contohnya
adalah
1. pemanasan. Teknik ini dilakukan untuk bahan padat, tetapi tidak efektif untuk bahan
yang mengandung gugus fungsional, seperti vitamin dan protein.
10
2. pendinginan. Dilakukan dengan memasukkan ke lemari pendingin, dapat diterapkan
untuk daging dan susu.
3. pembekuan, pengawetan makanan dengan menurunkan temperaturnya hingga di
bawah titik beku air.
4. pengasapan. Perpaduan teknik pengasinan dan pengeringan, untuk pengawetan jangka
panjang, biasa diterapkan pada daging.
5. pengalengan. Perpaduan kimia (penambahan bahan pengawet) dan fisika (ruang
hampa dalam kaleng).
6. pembuatan acar. Sering dilakukan pada sayur ataupun buah.
7. pengentalan dapat dilakukan untuk mengawetkan bahan cair
8. pengeringan, mencegah pembusukan makanan akibat mikroorganisme, biasanya
dilakukan untuk bahan padat yang mengandung protein dan karbohidrat
Biokimia
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Antibiotika adalah zat-zat kimia oleh yang dihasilkan oleh fungi dan bakteri, yang
memiliki khasiat mematikan atau menghambat pertumbuhan kuman, sedangkan
toksisitasnya bagi manusia relatif kecil. Turunan zat-zat ini, yang dibuat secara semi-
sintesis, juga termasuk kelompok ini, begitu pula senyawa sintesis dengan khasiat
antibakteri.
Antiseptik atau germisida adalah senyawa kimia yang digunakan untuk membunuh atau
menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada jaringan yang hidup seperti pada
permukaan kulit dan membran mukosa.
Desinfektan adalah bahan kimia yang digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi atau
pencemaran jasad renik seperti bakteri dan virus, juga untuk membunuh atau menurunkan
jumlah mikroorganisme atau kuman penyakitlainnya. Disinfektan digunakan untuk
membunuh mikroorganisme pada benda mati.
Pengawetan adalah upaya untuk mempertahankan kesegaran suatu bahan dan
memperpanjang umur simpan suatu bahan.
B. Saran
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak kekurangan
dan jauh dari kesempurnaan, maka penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca.
12
DAFTAR PUSTAKA
Team Medical Mini Notes, 2019. Basic pharmacology & drug notes.
Makassar: MMN publishing Makassar.
13
Contoh Soal dan Jawabannya
Turunan sefalosporin
Generasi 1 : cefadroxil,cefazolin,cephalexin.
Generasi 2 : cefoxitin,cefuroksim
Generasi 3 : cefixime,cefotaxime,ceftriaxone
Generasi 4 : cefepim,cefpirom
3. Golongan aminiglokosida
Conotohnya: gentamisin, neomicin, amikacin.
4. Golongan chloramphenicol
Contohnya : chloramphenicol, thiamphenicol
5. Golongan quinolone
contohnya ciprofloxacin, levofloxacin, dan norfloxacin.
6. Golongan makrolida
Contohnya : erythromycin,azithromycin
14
4. Jelaskan secara singkat perbedaan antiseptic dan desinfektan?
Jawab
Antiseptik adalah senyawa kimia yang digunakan untuk membunuh atau
menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada jaringan yang hidup seperti
pada permukaan kulit dan membran mukosa. Sedangkan desinfektan adalah
senyawa kimia yg digunakan untuk membunuh bakteri atau mikroorganisme
yg ada pada benda mati.
7. Jelaskan apa itu bakteri gram positif dan gram negative dan berikan masing2
contoh jenis bakterinya
Jawab
Bakteri gram positif adalah bakteri yang mempertahankan zat warna Kristal
violet sewaktu proses pewarnaan gram sehingga akan berwarna biru atau
ungu ketika di lihat di bawah mikroskop. Contohnya: staphylococcus aereus,
Bakteri gram negative adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna
Kristal violet sewaktu proses pewarnaan gram sehingga akan berwarna
merah ketika di lihat di bawah mikroskop. Contohnya: E-colli
15
16