Anda di halaman 1dari 24

HUBUNGAN PENGETAHUAN PASIEN DENGAN KEPATUHAN PENGGUNAAN

MASKER SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN PENULARAN COVID-19

DI RUANG ISOLASI

RS EMC TANGERANG

DISUSUN OLEH:

IRMA RODIYANA

NIM : 11192075

PROGRAM SI NON REGULER PROFESI KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA

JAKARTA SELATAN

2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masalah kesehatan dunia saat ini menjadi sorotan dan sangat penting untuk
mendapatkan perhatian dari ilmuan kesehatan dan masyarakat umum adalah penyakit
akibat virus corona. Corona Virus Disease-19 atau yang lebih populer dengan istilah
COVID-19 telah ditetapkan oleh WHO (World Health Organization) atau Badan
Kesehatan Dunia sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan
Dunia (KMMD) pada tanggal 30 Januari 2020 dan akhirnya ditetapkan sebagai
Pandemi pada tanggal 11 Maret 2020 (Kelia dkk, 2020). Pandemi merupakan wabah
yang berjangkit serempak di mana-mana, meliputi daerah geografi yang luas (KBBI,
2020) sedangkan pandemi sebagai pandemi Covid-19 adalah peristiwa menyebarnya
penyakit koronavirus 2019 di seluruh dunia dan sampai bulan April 2020 telah
menginfeksi lebih dari 210 negara (WHO, 2020). Di Indonesia, kasus covid-19
pertama kali dikonfirmasi pada tanggal 02 Maret sejumlah dua kasus (Nurani, 2020).
Pada bulan Mei 2020, angka kematian juga masih terus terjadi walaupun diimbangi
dengan jumlah kesembuhan pasien. Secara global kasus covid-19 sebanyak 4.170.424
kasus dengan 287.399 kasus kematian (WHO Report, 2020). Di Indonesia
penambahan jumlah kasus terkonfirmasi terus meningkat, dimana pada bulan Mei
masih berada pada angka 10.551 kasus dengan 800 orang meninggal dunia
(Kompas.com), akan tetapi hingga 16 Juni 2020 kasus bertambah cukup signifikan
menjadi berjumlah 40.400 kasus dengan jumlah kematian sebanyak 2231 kematiaan
(Kemkes RI, 2020).
Covid-19 adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh coronavirus jenis baru yang
ditemukan pada tahun 2019 yang selanjutnya disebut Sars-Cov 2 (Severe Acute
Respratory Syndrome Coronavirus 2). Virus ini berukuran sangat kecil (120-160 nm)
yang utamanya menginfeksi hewan termasuk diantaranya adalah kelelawar dan unta.
Saat ini penyebaran dari manusia ke manusia sudah menjadi sumber penularan utama
sehingga penyebaran virus ini terjadi sangat agresif. Penularan penyakit ini terjadi
dari pasien positif covid-19 melalui droplet yang keluar saat batuk dan bersin (Han Y,
2020). Akan tetapi diperkirakan juga bahwa virus ini menyebar dari orang yang tidak
bergejala namun hasil pemeriksaan menunjukkan positif covid-19. Selain itu, telah
diteliti bahwa virus ini dapat hidup pada media aerosol (yang dihasilkan melalui
nebulizer) selama setidaknya 3 jam (Susilo dkk, 2020).
Proses perjalanan penyakit ini masih belum banyak diketahui, namun diduga tidak
berbeda jauh dengan perjalanan penyakit dari virus pernafasan lainnya yang sudah
diketahui (Li X dalam Susilo, 2020). Pada manusia apabila virus ini masuk ke dalam
saluran pernafasan dapat mengakibatkan kerusakan alveoli paru dan menyebabkan
gagal nafas. Akan tetapi banyak orang yang terinfeksi Sars-Cov 2 ini mengalami
gejala ringan sampai sedang pada saluran pernafasan yang dapat sembuh dengan
sendirinya dan tidak memerlukan penanganan khusus. Bagi kelompok orang dengan
masalah kesehatan lain seperti penyakit kardiovaskuler, penyakit pernafasan kronis,
diabetes dan kanker, jika mengalami infeksi covid 19 ini dapat mengalami masalah
yang lebih serius (WHO, 2020).
Penetapan kasus atau istilah medisnya adalah pemeriksaan diagnosis covid-19
dilakukan dengan pemeriksaan PCR (Poymerase Chain Reaction) yng dikenal luas
dengan sebutan swab. Adapun penatalaksanaan pasien dengan Covid-19 meliputi
pemberian terapi definitif (etiologi), pemberian obat-obatan simtomatik sesuia gejala
yang muncul dan terapi suportif untuk mendukung pengobatan lain serta
meningkatkan daya tahan tubuh (Susilo dkk,2020). Cara terbaik untuk mencegah
penyakit ini adalah dengan memutus mata rantai penyebaran covid-19 melalui isolasi,
deteksi dini dan melakukan proteksi dasar yaitu melindungi diri dan orang lain dengan
sering mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun atau menggunakan hand
sanitizer, menggunakan masker dan tidak menyentuh area muka sebelum mencuci
tangan, serta menerapkan etika batuk dan bersin dengan baik (Dirjen P2P Kemkes RI,
2020). Sampai dengan saat ini belum ada vaksin spesifik untuk penanganan covid 19
dan masih dalam tahap pengembangan penelitian (WHO, 2020).
Upaya pemutusan mata rantai penyebaran covid-19 memerlukan pemahaman dan
pengetahuan yang baik dari seluruh elemen termasuk masyarakat. Pengetahuan adalah
suatu hasil dari rasa ingin tahu melalui proses sensoris, terutama pada mata dan
telinga terhadap objek tertentu. Pengetahuan juga merupakan domain terpenting
dalam terbentuknya perilaku (Donsu, 2017). Pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh
beberapa factor, antara lain tingkat Pendidikan, pekerjaan, umur, factor lingkungan
dan fsktor social budaya (Notoatmodjo 2010). Kepatuhan adalah istilah yang
digunakan untuk menggambarkan perilaku masyarakat dalam menggunakan masker.
Kepatuhan adalah perilaku positif yang diperlihatkan pasien menggunakan masker.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan tergantung pada banyak faktor,
termasuk pengetahuan, motivasi persepsi, dan keyakinan terhadap upaya pengontrolan
dan pencegahan penyakit.
Manfaat penggunaan masker diantarannya, menghindari paparan polusi udara,
mencegah penularan dan penyebaran penyakit, melindungi wajah dari efek negatif
sinar matahari dan polusi. sumber
Pada kasus pandemi covid-19 di Indonesia, pengetahuan masyarakat tentang covid-19
sangat diperlukan sebagai dasar masyarakat dalam menunjukkan perilaku pencegahan
penularan covid-19. Dari hasil observasi peneliti pada 15 orang pasien di rawat di RS
EMC Tangerang dengan covid, 2 orang yang selalu menggunakan masker setiap saat,
5 orang yang kadang di pakai kadang tidak, dan 8 orang yang tidak pernah pakai
masker bila tidak di perintahkan oleh perawat. Melihat kebanyakan pasien tidak patuh
menggunakan masker, maka efek negatif bila tidak menggunakan masker, dapat
menularkan ke orang lain dan memperlambat proses penyembuhan karena
terkontaminasi dengan lingkungan sekitar
Oleh karena itu, peneliti merasa tertarik untuk meneliti tentang hubungan
pengetahuan pasien dengan kepatuham penggunaan masker sebagai upaya
pencegahan penularan COVID-19 yang dirawat di ruang isolasi RS EMC Tangerang.
B. Rumusan Masalah
Covid-19 adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh coronavirus jenis baru yang
ditemukan pada tahun 2019 yang selanjutnya disebut Sars-Cov 2 (Severe Acute
Respratory Syndrome Coronavirus 2)
Saat ini penyebaran dari manusia ke manusia sudah menjadi sumber penularan utama
sehingga penyebaran virus ini terjadi sangat agresif. Penularan penyakit ini terjadi
dari pasien positif covid-19 melalui droplet yang keluar saat batuk dan bersin (Han Y,
2020).
Akan tetapi diperkirakan juga bahwa virus ini menyebar dari orang yang tidak
bergejala namun hasil pemeriksaan menunjukkan positif covid-19. Selain itu, telah
diteliti bahwa virus ini dapat hidup pada media aerosol (yang dihasilkan melalui
nebulizer) selama setidaknya 3 jam (Susilo dkk, 2020).
Corona Virus Disease-19 atau yang lebih populer dengan istilah COVID-19 telah
ditetapkan oleh WHO (World Health Organization) atau Badan Kesehatan Dunia
sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (KMMD) pada
tanggal 30 Januari 2020 dan akhirnya ditetapkan sebagai Pandemi pada tanggal 11
Maret 2020 (Kelia dkk, 2020). Pandemi merupakan wabah yang berjangkit serempak
di mana-mana, meliputi daerah geografi yang luas (KBBI, 2020) sedangkan pandemi
sebagai pandemi Covid-19 adalah peristiwa menyebarnya penyakit coronavirus 2019
di seluruh dunia dan sampai bulan April 2020 telah menginfeksi lebih dari 210 negara
(WHO, 2020).
Data studi pendahuluan, peneliti memperoleh data dari 15 orang pasien di rawat di RS
EMC Tangerang dengan covid, 2 orang yang selalu menggunakan masker setiap saat,,
5 orang yang kadang di pakai kadang tidak, dan 8 orang yang tidak pernah pakai
masker bila tidak di perintahkan oleh perawat.
Melihat kebanyakan psien covid 19 yang di rawat di ruang isolasi tidak patuh
menggunakan masker. Alasannya karena tidak nyaman selalu menggunakan
masker,nafas terasa sesak. Hal ini berdampak terhadap resiko penularan ke tenaga
kesehatan dan memperlambat proses penyembuhan pasien. Maka rumusan masalah
dalam penelitian ini sebagai berikut “apakah ada hubungan pengetahuan pasien
dengan kepatuhan penggunaan masker sebagai uapaya pencegahan penularan covid-
19 yang di rawat di RS EMC Tangerang”?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan pasien dengan kepatuhan penggunaan
masker sebagai upaya pencegahan penularan COVID-19 di ruang isolasi RS EMC
Tangerang.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui gambaran karakteristik responden pasien (umur, jenis kelamin)
b. Mengetahui gambaran kepatuhan pasien dalam menggunakan masker sebagai
upaya pencegahan penularan covid-19 di RS EMC Tangerang.
c. Mengetahui gambaran pengetahuan pasien tentang penularan covid-19 yang di
rawat di RS EMC Tangerang.
d. Manganalisis hubungan pengetahuan pasien dengan kepatuhan penggunaan
masker sebagai uapaya pencegahan penularan covid-19 yang di rawat di RS
EMC Tangerang.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Pelayanan Keperawatan
Diharapkan dengan penelitian ini perawat dapat menambah pengetahuan tentang
manfaat penggunaan masker serta bisa menjadi edukator maupun penyuluh
kesehatan kepada pasien guna terhindar dari penularan penyakit.
2. Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan
Sebagai referensi atau bahan tambahan ilmu baru tentang hubungan pengetahuan
pasien dengan kepatuhan penggunaan masker yang baik dan benar.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Kepatuhan

1. Pengertian Kepatuhan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Pranoto (2007), patuh adalah suka
menurut perintah, taat pada perintah, sedangkan kepatuhan adalah perilaku sesuia
aturan dan berdisiplin. Kepatuhan ini dapat dibedakan menjadi dua perintah yaitu
patuh penuh (total compliance) dan tidak patuh (non compliance) (Sarafino,
2003). Kepatuhan (compliance) juga dikenal sebagai ketaatan (adherence), adalah
derajat dimana seseorang mengikuti anjuran peraturan yang ada (Kaplan and
Shadock, 2005). Kepatuhan berasal dari kata patuh, menurut Kamus Umum
Bahasa Indonesia, patuh artinya suka dan taat kepada perintah atau aturan, dan
berdisiplin. Kepatuhan berarti sifat patuh, taat, tunduk pada ajaran atau peraturan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Pranoto, 2007), patuh adalah suka
menurut perintah, taat pada perintah, sedangkan kepatuhan adalah hasil perilaku
sesuai aturan dan berdisiplin, Slamet (2007) mendefinisikan kepatuhan (ketaatan)
sebagai tingkat penderita melaksanakan cara pengobatan dan perilaku yang
disarankan oleh dokter atau orang lain. Kepatuhan juga dapat didefinisikan
sebagai perilaku positif penderita dalam mencapai tujuan terapi (Degresi, 2005).
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kepatuhan adalah
derajat dimana seseorang mengikuti anjuran peraturan yang telah ada dan
ditetapkan sebagai aturan yang harus dilaksanakan.

2. Faktor-faktor yang memepengaruhi kepatuhan


Menurut Niven (2008) faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan adalah :
1) Pendidikan
Pendidikan adalah suatu dasar terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan klien dapat meningkatkan
kepatuhan, sepanjang bahwa Pendidikan tersebut merupakan Pendidikan aktif.

2) Akomodasi
Suatu usaha yang harus dilakukan untuk memahami ciri kepribadian klien
yang dapat mempengaruhi kepatuhan.
3) Modifikasi faktor lingkungan dan social
Hal ini berarti membangun dukungan socsial dari kelurga dan teman-teman,
kelompok-kelompok pendukung dapat dibentuk untuk membantu kepatuhan
terhadap sesuatu.
4) Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu, dari pengalaman dan penelitian
terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng
dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2007).

Menurut fungsinya pengetahuan merupakan dorongan dasar untuk ingin tahu,


untuk mencari penalaran, dan untuk mengorganisasikan pengalamannya.
Adanya unsur pengalaman yang semula tidak konsisten dengan apa yang
diketahui oleh individu akan disusun, ditata kembali atau diubah sedemikian
rupa, sehingga tercapai suatu konsisitensi. Semakin tinggi tingkat
pengetahuan, semakin baik pula tingkkat kepatuhannya (Azwar, 2007).

5) Usia
Usia adalah umur yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat akan
berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan
seseorang lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan,
masyarakat yang lebih dewasa akan lebih dipercaya daripada orang yang
belum cukup tinggi tingkat kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari
pengalaman dan kematangan jiwanya. Semakin dewasas seseorang, maka
cara berifikir semakin matang dan sikap makin positif (Notoatmodjo, 2007).

3. Kriteria Kepatuhan

Menurut Depkes RI (2004), pengukuran kepatuhan individu dapat dilakukan


menggunakan kuesioner atau lembar observasi yang berisi pertanyaan yang telah
disesuaikan dengan kebutuhan, kriteria kepatuhan seseorang dibagi menjadi tiga
bagian, yaitu :

1) Patuh adalah suatu tindakan yang taat baik terhadap perintah maupun aturan dan
semua aturan maupun perintah tersebut dilakukan dan semuanya benar (75-
100%).

2) Cukup patuh adalah suatu tindakan yang melaksanakan suatu tindakan atau
perintah dan aturan hanya sebagian dari yang ditetapkan atau dengan
sepenuhnya namun tidak sempurna (50-75%).

3) Kurang patuh adalah suatu tindakan mengabaikan atau tidak melaksanakan


perintah atau aturan sama sekali (<50%).

B. Konsep Dasar Pengetahuan

1. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil atau seseorang


terhadap objk melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan
sebagainya). Dengan sendirinya, pada waktu penginderaan sampai menghasilkan
pengetahuan tersebut sanngat dipengaruhi intensitas perhatian dan persepsi
terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan sesorang diperoleh melalui indera
pendengaran (telinga), dan indera penglihatan (mata) (Notoatmodjo, 2005).
Pengetahuan meupakan hasil dari tahu yang terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra
yang meliputi indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan
seseorang (Notoatmodjo, 2007). Pengetahuan (Knowledge) adalah suatu proses
dengan menggunakan pancaindera yang dilakukan seseorang terhadap objek
tertentu dapat menghasilkan pengetahuan dan keterampilan (Hidayat, 2007).

Menurut Kamus Besar Indonesia (KBBI) Daring, pengetahuan berarti segala


sesuatu yang diketahui, kepandaian atau segala sesuatu yang diketahui berkenaan
dengan hal (mata pelajaran).

Adapun pengetahuan menurut beberapa ahli adalah :


1) Menurut Pudjawidjana (1983), pengetahuan adalah reaksi dari manusia atas
rangsangannya oleh alam sekitar melalui persentuhan objek dengan indera
dan pengtahuan merupakan hasil yang terjadi setelah orang melakukan
penginderaan sebuah obyek tertentu.

2) Menurut Ngatimin (1990), pengetahuan adalah sebagai ingatan atas bahan-


bahan yang telah dipelajari dan mungkin ini menyangkut tentang mengikat
kembali sekumpulan bahan yang luas dari hal-hal yang terperinci oleh teori,
tetapi apa yang diberikan menggunakan ingatan akan keterangan yang sesuai.

3) Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu


dan ini setelah orang melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu.
Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusi
diperoleh melauli mata dan telinga.

Berdasasrkan dari definisi dari pengetahuan tersebut dapat disimpulkan bahwa


pengetahuan merupakan segala sesuatu yang diketahui yang diperoleh dari
persentuhan panca indera terhadap obyek tertentu. Pengetahuan pada dasarnya
merupakan hasil dari proses melihat, mendengar, merasakan, dan berfikir yang
menjadi dasar manusia dan bersikap dan bertindak. Partanto Pius dalam kamus
besar Bahasa Indonesia (2001), pengetahuan dikaitakan dengan segala sesuatu
yang diketahui berkaitan dengan proses belajar.

2. Tujuan Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010), tujuan dari pengetahuan terdiri dari dua, yaitu :

1) Untuk mendapatkan kepastian serta menghilangkan prasangka terhadap


ketidakpastian.

2) Untuk lebih mengetahui dan memahami sesuatu.

3. Tingkat Pengetahuan

Tingkat pengetahuan Kognitif atau pengetahuan merupakan domain yang sangat


penting dalam membentuk tindakan seseorang. Menurut Notoatmodjo (2007)
Tingkat pengetahuan dalam domain kognitif ada 6 yaitu :
1) Tahu (know)

Tahu merupakan tingkat pengetahuan yang lebih rendah. Kata kerja untuk
mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain:
menyebutkan, menyatakan (Notoatmodjo, 2005).

2) Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk memahami dan


menjelaskan secara benar arti suatu bahan pelajaran atau tentang obyek yang
diketahui dan dapat di interpretasikan materi tersebut secara benar, seperti
menafsirkan, menjelaskan, meringkas tentang sesuatu. Kemampuan semacam
ini lebih tinggi daripada tahu (Notoatmodjo, 2005).

3) Penerapan (Application)

Penerapan adalah kemampuan menggunakan atau menafsirkan suatu bahan


yang telah dipelajari ke dalam situasi baru atau konkrit, seperti menerapkan
suatu dalil, metode konsep, prinsip, dan teori. Kemampuan ini lebih tinggi
nilainya daripada pemahaman (Notoatmodjo, 2005).

4) Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan suatu objek kedalam


komponen-komponen tetapi masih didalam suatu struktur organisasi dan
masih ada kaitannya satu dengan yang lainnya. Kemampuan analisis ini dapat
dilihat dari penggunaan kata kerja seperti menggambarkan, membedakan,
memisahkan, dan juga mengelompokkan (Notoatmodjo, 2003).

5) Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau


menghubungkan didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata
lain, sintesis berarti suatu kemampuan untuk menyusun, dapat merencanakan,
dapat meringkas, dapat menyesuaikan terhadap suatu teori atau rumusan-
rumusan yang sudah ada (Potter & Perry, 2005).
6) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan melakukan penilaian terhadap suatu


objek atau materi. Penilaian- penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang
ditentukan sendiri atau merangsang kriteria-kriteria yang telah ada
(Notoatmodjo, 2007).

Tingkat pengetahuan individu terhadap suatu materi pengetahuan dapat


dilakukan pengukuran pengetahuan. Pengukuran pengetahuan individu dapat
dilakukan menggunakan angket atau kuesioner yang berisi pertanyaan yang
telah disesuaikan dengan kebutuhan. Hasil pengukuran tersebut dapat
dikatakan excellent jika memiliki nilai >85% dan sangat memuaskan jika
dibawah nilai tersebut.

Menurut Notoatmodjo S. 2007 pengukuran pengetahuan dapat dibagi menjadi


3 bgian, yaitu :

a. Pengetahauan dianggap tingggi jika hasil pengukuran 76-100%

b. Pengetahauan dianggap sedang jika hasil pengukuran 56-75%

c. Pengetahauan dianggap kurang jika hasil pengukuran < 56%

4. Cara Memperoleh Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2012), pengetahuan sepanjang sejarah dapat


dikelompokkan menjadi dua berdasarkan cara yang telah digunakan untuk
memperoleh kebenaran, yaitu :

1) Cara untuk memperoleh pengetahuan.

a. Cara coba salah (Trial and Error)

Cara ini telah dipakai orang sebelum kebudayaan, bahkan mungkin


sebelum peradaban. Cara coba salah ini dilakukan dengan menggunakan
kemungkinan dalam memecahkan maslaah dan apa bila kemungkinan itu
tidak berhasil maka dicoba kemungkinan yang lain sampai masalah
tersebut dapat dipecahkan.
b. Cara kekuasaan atau otoritas

Sumber pengetahuan dengan cara ini dapat berupa pimpinan masyarakat


baik formal maupun informal, ahli agama, pemegang pemerintahan dan
berbagai prinsip orang lain yang dikemukakan oleh orang yang
mempunyai otoritas, tanpa menguji terlebih dahulu atau membuktikan
kebenarannya baik berdasarkan fakta empiris maupun penalaran sendiri.

c. Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman pribadi pun dapat dijadikan sebagai upaya memperoleh


pengetahuan dengan cara mengulang kembali pelajaran atau pengalaman
yang pernah diperoleh dalam memecahkan suatu masalah dimasa lalu.

d. Cara modern dalam memperoleh pengetahuan.

Cara ini disebut metode ilmiah atau lebih popular atau disebut dengan
metodologi penelitian. Akhirnya, lahir suatu cara untuk melakukan
penelitian yang dewasa ini dikenal dengan penelitian ilmiah.

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Mubarak (2007) ada tujuh factor-faktor yang mempengaruhi


pengetahuan seseorang, yaitu :

1) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada orang lain


terhadap suatu hal agar dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa makin
tinggi Pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menrima informasi,
dan pada kahirnya makin banyak pula pengetahuan yang dimiliknya.
Sebaliknya, jika seseorang tingkat pendidikannya rendah, akan menghambat
perkembangan sikap seseorang terhadap penerimaan informasi dan nilai-nilai
baru diperkenalkan.

2) Pekerjaan

Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara


mancari nafkah yang membosankan, berulang dan banyak tantangan. Dengan
banyaknya tantangan tersebut, akan menambah pengetahuan seseorang
mengenai suatu masalah yang telah dihadapi. Lingkungan pekerjaan dapat
menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara
langsung maupun tidak langsung.

3) Umur

Umur yang dimaksud disini adalah umur individu yang terhitung mulai saaat
dilahirkan sampai berulang tahun. Dengan bertambahnya umur, maka
bertambaha pula pengalaman yang dimiliki oleh seseorang. Sehingga
pengetahuan seseorang juga ikut bertambah. Dengan bertambahnya umur
seseorang akan terjadi perubahan pada aspek psikis dan psikologis (mental).
Pertumbuhan fisik secara garis besar ada empat ketegori perubahan, yaitu
perubahan proporsi, hilangnya ciri-ciri lama dan timbulnya ciri-ciri baru. Ini
terjadi akibat pematangan fungsi organ. Pada aspek psikologis dan mental taraf
berfikir seseorang semakin matang dan dewasa.

4) Minat

Minat merupakan sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi


terhadap sesuatu. Minat dijadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni
suatu hal dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih dalam.

5) Pengalaman

Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam


berinteraksi dengan lingkungannya. Ada kecenderungan pengalaman yang baik
seseorang akan berusaha utntuk melupakan, namun jika pengalaman terhadap
objek tersebut menyenangkan maka secara psikologis akan timbul kesan
membekas dalam emosi sehingga menimbulkan sikap positif.

6) Kebudayaan

Kebudayaan lingkungan sekitar, apabila dalam suatu wilayah mempunyai


budaya untuk menjaga kebersihan lingkungan maka sangat mungkin masyarakat
sekitarnya mempunyai sikap untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan.

7) Informasi
Kemudahan memperolah informasi dapat membantu mempercepat seseorang
untuk memperoleh pengetahuan yang baru.

6. Teori Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan

Sesuia dengan teori yang diungkapkan oleh (Notoatmodjo, 2007) bahwa semakin
baik kemampuan analisis dan sistensis yang dimiliki seseorang maka tingkat
pengetahuannya semakin baik. Teori menurut Lwrence Green dalam Notoatmodjo
(2003) faktor yang memengaruhi kepatuhan meliputi predisposisi (predisposinf
faktor), faktor pemungkin (enabling factor) dan faktor pendorong (reinforcing
facor), faktor predisposisi (pengetahuan, persepsi, motivasi, sikap, dll). Faktor
pemungkin (enabling faktor) meliputi jarak antara rumah denan fasilitas kesehatan
dan fisilitas kesehatan yang tersedia, dan faktor reinforcing (kebijakan,
pengawasan, peraturan).

C. Konsep Dasar Covid-19


1. Pengertian Covid-19

Covid-19 adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh coronavirus jenis baru
yang ditemukan pada tahun 2019 yang selanjutnya disebut Sars-Cov 2 (Severe
Acute Respratory Syndrome Coronavirus 2).

Virus ini berukuran sangat kecil (120-160 nm) yang utamanya menginfeksi hewan
termasuk diantaranya adalah kelelawar dan unta. Saat ini penyebaran dari manusi
ke manusia sudah menjadi sumber penularan utama sehingga penyebaran virus ini
terjadi sangat agresif. Penularan penyakit ini terjadi dari pasien positif covid-19
melalui droplet yang keluar saat batuk dan bersin (Han Y, 2020). Akan tetapi
diperkirakan juga bahwa virus ini menyebar dari orang yang tidak bergejala
namun hasil pemeriksaan menunjukkan positif covid-19. Selain itu, telah diteliti
bahwa virus ini dapat hidup pada media aerosol (yang dihasilkan melalui
nebulizer) selama setidaknya 3 jam (Susilo dkk, 2020).

Proses perjalanan penyakit ini masih belum banyak diketahui, namun diduga tidak
berbeda jauh dengan perjalanan penyakit dari virus pernafasan lainnya yang sudah
diketahui (Li X dalam Susilo, 2020). Pada manusia apabila virus ini masuk ke
dalam saluran pernafasan dapat mengakibatkan kerusakan alveoli paru dan
menyebabkan gagal nafas. Akan tetapi banyak orang yang terinfeksi Sars-Cov 2
ini mengalami gejala ringan sampai sedang pada saluran pernafasan yang dapat
sembuh dengan sendirinya dan tidak memerlukan penanganan khusus. Bagi
kelompok orang dengan masalah kesehatan lain seperti penyakit kardiovaskuler,
penyakit pernafasan kronis, diabetes dan kanker, jika mengalami infeksi covid 19
ini dapat mengalami masalah yang lebih serius (WHO, 2020).

2. Gejala Virus Corona (COVID-19)


Secara umum, ada 3 gejala umum yang bisa menandakan seseorang terinfeksi
virus Corona, yaitu :
 Demam (suhu tubuh di atas 38 derajat celcius)
 Batuk
 Sesak napas
Gejala-gejala COVID-19 ini umumnya muncul dalam waktu 2 minggu
setelah penderita terpapar virus Corona.
3. Penyebab Virus Corona (COVID-19)
Seseorang dapat tertular COVID-19 melalui beberapa cara, yaitu :
 Tidak sengaja menghirup percikan ludah (droplet) yang keluar saat penderita
COVID-19 batuk atau bersin
 Memegang mulut atau hidung tanpa mencuci tangan terlebih dahulu setelah
menyentuh benda yang terkena cipratan ludah penderita COVID-19
 Kontak jarak dekat dengan penderita COVID-19
4. Diagnosis Virus Corona (COVID-19)
 Rapid test sebagai penunjang
 Tes usap (swab) tenggorokan untuk meneliti sampel dahak (tes PCR)
 CT Scan atau Rotgen dada untuk mendeteksi infiltrate atau cairan di paru-paru
5. Pengobatan Virus Corona (COVID-19)
Pengobatan atas virus corona dapat dilakukan dengan jalan yaitu :
 Merujuk penderita COVID-19 yang berat untuk menjalani perawatan dan
karantina rumah sakit rujukan
 Memberikan obat Pereda demam dan nyeri yang aman dan sesuai kondisi
penderita
 Menganjurkan penderita COVID-19 untuk melakukan isolasi mandiri dan
istirahat yang cukup
 Menganjurkan penderita COVID-19 untuk banyak minum air putih untuk
menjaga kadar cairan tubuh
6. Pencegahan Virus Corona (COVID-19)
Sampai saat ini, belum ada vaksin untuk mencegah infeksi virus Corona atau
COVID-19. Oleh sebab itu, cara pencegahan yang terbaik adalah dengan
menghindari faktor-faktor yang bisa menyebabkan anda terinfeksi virus ini, yaitu :
 Terapkan physical distancing yaitu menjaga jarak minimal 1 meter dari orang
lain, dan jangan dulu keluar rumah kecuali ada keperluan mendesak.
 Gunakan masker saat beraktivitas di tempat umum atau keramaian
 Rutin mencuci tangan dengan air dan sabun atau hand sanitizer yang
mengandung alcohol minimal 60%, terutama setelah beraktivitas di luar rumah
atau di tempat umum
 Jangan menyentuh mata, mulut dan hidung sebelum mencuci tangan
 Tingkatkan daya tahan tubuh dengan pola hidup sehat
 Hindari kontak dengan penderita COVID-19, orang yang dicurigai positif
terinfeksi virus Corona, atau orang yang sedang sakit demam, batuk, pilek
 Tutup mulut dan hidung dengan tisu saat batu atau bersin, kemudian buang
tisu ke tempat sampah
 Jaga kebersihan benda yang sering disentuh dan kebersihan lingkungan,
termasuk kebersihan rumah

Untuk orang yang diduga terkena COVID-19 atau termasuk kategori ODP (orang
dalam pemantauan) maupun PDP (pasien dalam pengawasan), ada beberapa
langkah yang bisa dilakukan agar virus Corona tidak menular ke orang lain, yaitu :

 Lakukan isolasi mandiri dengan cara tinggal terpisah dari orang lain untuk
sementara waktu. Bila tidak memungkinkan, gunakan kamar tidur dan kamar
mandi yang berbeda dengan yang digunakan orang lain
 Jangan keluar rumah, kecuali untuk mendapatkan pengobatan
 Bila ingin ke rumah sakit saat gejala bertambah berat, sebaiknya hubungi dulu
pihak rumah sakit untuk menjemput
 Larang dan cegah orang lain untuk mengunjungi atau menjenguk anda sampai
anda benar-benar sembuh
 Sebisa mungkin jangan melakukan pertemuan dengan orang yang sedang sakit
 Hindari berbagi penggunaan alat makan dan minum, alat mandi, serta
perlengkapan tidur dengan orang lain
 Pakai masker dan sarung tangan bila sedang berada di tempat umum atau
sedang Bersama orang lain
 Gunakan tisu untuk menutup mulut dan hidung bila batuk atau bersin, lalu
segera buang tis uke tempat smapah
7. Konsep masker
Masker adalah perlindungan pernapasan yang digunakan sebagai metode untuk
melindungi individu dari menghirup zat-zat bahaya atau kontaminan yang berada
di udara, perlindungan pernapasan atau masker tidak dimaksudkan untuk
menggantikan metode pilihan yang dapat menghilangkan penyakit, tetapi
digunakan untuk melindungi secara memadai pemakainya (Cohen & Birdner,
2012).
Saat ini mngnggunakan masker disarankan bagi orang yang berpergian untuk
mengantisipasi penularan virus Corona. Virus ini terdapat pada percikan air liur
orang yang sakit ketika ia bersin, batuk atau bahkan saat berbicara. Penularan
terjadi ketika percikan air liru terhirup orang lain yang ada disekitar. Masker juga
perlu digunakan apabila seseoranga berada di ruangan tertutup Bersama orang
lain, misalnya ketika dikantor.
Pilihan masker untuk virus Corona
Jenis masker sangat beragam. Beberapa di antaranya hanya berguna untuk
menangkal polusi tapi tidak bisa menangkal penularan virus Corona. Hingga saat
ini, ada 3 jenis masker untuk virus Corona yang disarankan kepada masyarakat :
1. Masker kain
Sesuai anjuran Kementrian Kesehatan RI, semua orang disarankan untuk
memakai masker ketika hrus berpergian keluar rumah, misalnya saat harus
bekerja atau membeli kebutuhan bulanan. Masker kain tetap dapat menghalau
sebagian percikan air liur yang keluar saat berbicara, mengehela napas,
ataupun batuk dan bersin.
Jadi, jika digunakan dengan benar, masker ini tetap dapat mengurani
penyebaran virus Corona di masyarakat, terutama dari orang yang terinfeksi
virus namun tidak memiliki gejala apa pun.
Meski begitu, selama beraktivitas di tempat yang cukup banyak orang,
alangkah baiknya untuk tetap melakukan physical distancing walaupun sudah
mengenakan masker kain. Jika anda sedang sakit dengan gejala batuk, atau
bersin yang jelas, lebih baik lakukan isolasi madiri di rumah. Selain itu, tidak
disarankan untuk menggunakan masker kain 2 kali. Jadi, sebisa mungkin cuci
masker kain setiap kali anda selesai memakainya.
2. Masker bedah
Masker bedah atau surgical mask merupakan jenis masker sekali pakai yang
mudah dijumpai dan sering digunakan tenaga medis saat bertugas. Masker
bedah efektif pilihan untuk mencegah penyebaran virus Corona karena
memiliki lapisan yang mampu menghalau percikan air liur.
Kebanyakan masker bedah terdiri dari 3 lapisan yang memiliki fungsi berbeda,
yaitu :
 Lapisan luar, yang anti air
 Lapisan tengah, yang berfungsi sebagai filter kuman
 Lapisan dalam, yang berguna untuk menyerap cairan keluar dari mulut

Jika sedang sakit, anda lebih disarankan menggunakan masker dengan ketiga
fungsi tersebut karena efektif dalam mencegah penyebaran penyakit menular,
seperti virus Corona.

Meski efektif untuk menghadang virus Corona, karena stoknya yang makin
menipis, saat ini masker bedah lebih diutamakan untuk melindungi tenaga
medis yang bekerja di pelayanan kesehatan atau orang yang sedang sakit guna
mencegah penularan virus ke orang lain.

3. Masker N95
Masker N95 juga efektif untuk mencegah penularan virus Corona. Masker
yang cenderung lebih mahal dari masker bedah ini tidak hanya mampu
menghalau percikan air liur saja, tetapi juga partikel kecil di udara yang
mungkin mengandung virus.
Dibanding masker bedah, masker N95 terasa lebih ketat pada wajah karena
telah didesain secara pas untuk menutupi hidung dan mulut orang dewasa.
Pada anak-anak, penggunaan masker ini tidak disarankan karena ukuran
masker bisa terlalu besar sehingga tidak dapat memberikan perlindungan yang
cukup.
Walaupun daya lindungnya lebih baik, masker N95 tidak disarankan untuk
penggunaan sehari-hari. Hal ini disebabkan desainnya yang membuat orang
yang memakai bisa sulit bernapas gerah, dan tidak betah memakainya dalam
jangka waktu yang agak lama.
Masker ini diutamakan untuk digunakan petugas medis yang memang kontak
secara langsung dengan penderita COVID-19, misalnya dokter dan perawat
yang bekerja di ruang isolasi khusus COVID-19 atau IGD.
Cara Penggunaan Masker yang Benar
Masker bedah dan masker N95 dapat digunakan untuk mencegah paparan
virus Corona. Namun, manfaat dari kedua masker ini hanya akan efektif jika
anda menggunakannya dengan benar.
Berikut adalah panduan menggunakan masker yang benar :
1. Pastika anda telah mencuci tangan dengan benar.
2. Jika anda menggunakan masker bedah, pastikan sisi luar adalah yang
berwarna hijau dan sisi dalam yang berwarna putih.
3. Pasang tali masker dengan baik. Jika tali masker perlu diikat, ikat bagian
atas terlebih dahulu, kemudian bagian bawahnya.
4. Pastikan masker menutupi hidung, mulut, dan dagu dengan sempurna.
Pastikan pula bagian yang ada logamnya berada di batang hidung.
5. Lekukkan strip logam mengikuti lekukan hidung hingga tidak ada
menyisakan luban.
6. Hindari menyentuh bagian tengah masker saat menggunakan dan melepas
masker.
7. Buang masker ke tempat sampah dan cuci tangan anda hingga bersih
setelah menggunakan masker.

Menggunakan masker untuk virus Corona efektif untuk mencegah penularan.


Apa pun jenis maskernya, anda harus mengerti cara pemakaian yang tepat.
Selain itu, cuci tangan, juga sama pentingnya dengan memakai masker.
Pastikan selalu mencuci tangan setiap usai melakukan atau menyentuh sesuatu,
terutama di tempat umum.
Disamping itu semua, menjaga kesehatan dan daya tahan tubuh juga tidak kalah
pentingnya. Jika anda baru saja berpergian ke negara Tiongkok atau negara
lainnya yang sudah terjangkit infeksi virus Corona, sebaiknya temui dokter
untuk melakukan pemeriksaan kesehatan, terutama jika anda mengalami gejala
batuk, pilek, demam, dan sesak napas.

D. Hasil Penelitian Terkait


1. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Devi Pramita Sari, Nabila Sholihah, Atiqoh
tahun 2020 yang berjudul “Hubungan Antara Pengetahuan Masyarakat Dengan
Kepatuhan Penggunaan Masker Sebagai Upaya Pencegahan Penyakit COVID-
19’’. Penelitian ini menggunakan survey deskriptif metode kuantitatif dengan
pendekatan cross sectional study. Populasi dan sampel penelitian diambil secara
total sampling yaitu seluruh masyarakat RT 03/RW 08 Ngronggah sebanyak 62
responden. Instrument penelitian ini menggunakan kuesioner dan pedoman
observasi. Analisis data kuantitatif menggunakan uji hubungan chi-square. hasil
penelitian ini dari 62 responden berdasarkan hasil uji Chi-square signifikan p
antara variabel bebas yaitu pengetahuan masyarakat dengan variabel terkait
kepatuhan penggunaan masker sebesar 0,004 (p<0,05) maka Ho ditolak dan
dinyatakan ada hubungan anatara pengetahuan masyarakat dengan kepatuhan
penggunaan masker sebagai upaya pencegahan penyakit COVID-19 di
Ngronggah.
2. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ika Purnamasari, Anisa Ell Raharyani tahun
2020 yang berjudul “Tingkat Pengetahuan dan Perilaku Masyarakat Tentang
COVID-19’’. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain
analitik korelasi. Sampel berjumlah 144 responden yang diambil dengan cara
random melalui aplikasi google form yang disebar melalui whatsap kepada
masyarakat Kabupaten Wonosobo. Data dianalisis menggunakan analisis korelasi
spearman.
Hasil penlitian menunjukkan pengetahuan masyarakat Kabupaten Wonosobo
tentang COVID-19 berada pada kategori Baik (90%) dan hanya 10% berada pada
kategori cukup. Untuk perilaku masyarakat Kabupaten Wonosobo terkait COVID-
19 seperti menggunakan masker, kebiasaan cuci tangan dan physical/social
distancing menunjukkan perilaku yang baik sebanyak 95,8% dan hanya 4,2%
masyarakat berperilaku cukup baik. Terdapat hubungan bermakna antara
pengetahuan dengan perilaku masyarakat tentang COVID-19 dengan p-value
0,047.
3. Hasil penelitian Dwi Rizki Mardiana, Ning Iswati, Rina Saraswati tahun 2017
yang berjudul “Hubungan Tingkat Pengetahuan Perawat Dengan Tingkat
Kepatuhan Perawat Dalam Penggunaan Alat Pelindung Diri Guna Pencegahan
dan Pengurangan Resiko Infeksi di RS PKU Muhammadiyah Gombong’’. Jenis
penelitian ini menggunakan metode deskriptif korelasi dengan pendekatan cross
sectional. Analisa data menggunakan distribusi frekuensi dan Analisa bivariat
menggunakan uji statistik square. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil
bahwa mayoritas perawat di RS PKU Muhammadiyah Gombong memiliki tingkat
pengetahuan dengan kategori baik (88,3%). Mayoritas perawat di RS PKU
Muhammadiyah Gombong memiliki perilaku patuh dalam penngunaan alat
pelindung diri (78,3%). Ada hubungan antara tingkat pengetahuan perawat dengan
tingkat kepatuhan perawat dalam penggunaan alat pelindung diri guna pencegahan
dan pengurangan resiko infeksi di RS PKU Muhammadiyah Gombong (p=0,000).
Bagi perawat diharapkan untuk selalu patuh dalam menggunakan alat pelindung
diri sesuat dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) selama bekerja guna
pencegahan dan pengurangan resiko infeksi di rumah sakit.
4. Menurut penelitian Rustika, Esny Burase tahun 2018 yang berjudul
“Karakteristik, Pengetahuan dan Sikap Dengan Penggunaan Masker Dalam Upaya
Pencegahan ISPA Pada Jemaah Haji Indonesia’’. Jenis penelitian ini
menggunakan cross sectional, dengan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh Jemaah haji yang melakukan ibadah haji sebanyak
168.800 jiwa, sampel adalah Jemaah haji Indonesia yang berada di Mekkah dan
Madinah sebanyak 163 responden. Teknik analisis data meliputi analisi univariat,
analisis bivariat dengan uji Chi-square, dan analisis multivariat dengan
menggunakan uji regresi logistik berganda. Hasil seleksi bivariat menunjukkan
bahwa variabel pengetahuan tidak memiliki hubungan signifikan dimana nilai p-
value 0,284 >0,05 sedangkan vaariabel sikap memiliki hubungan karena nilai p-
value 0,000 <0,05. Pada analisis multivariat uji regresi logistic brganda diperoleh
bahwa variabel sikap yang memiliki signifikansi paling dominan dengan
penggunaan masker pada Jemaah hai atau nilai p-value 0,000 <0,05 dan Odds
Ratio 3,558, artinya sikap yang tidak mendukung penggunaan masker berpeluang
sebesar 3 kali mengalami kejadian ISPA.
5. Hasil penelitian Fransisca Yenny P, Ngesti W, Utami, Susmini tahun 2016 dengan
judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan Keluarga Pasien Tentang Tuberculosis
Dengan Kepatuhan Menggunakan Alat Pelindung Diri di Ruang Rawat Inap RS
Panti Waluya Malang’’. Desain penelitian ini menggunakan korelasi. Teknik
pengambilan sampel adalah Accidental Sampling. Data dianalisis dengan
menggunakan Korelasi Pearson dengan α = 0,05. Hasil penlitian ini menunjukkan
bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang baik sebanyak 19
orang (95%) dan responden yang patuh menggunakan alat pelindung diri
sebanyak 12 orang (60%) sehingga ada hubungan yang signifikan antara
pengetahuan dan kepatuhan untuk menggunakan alat pelindung diri dengan 0,024
p <0,05 dan r = 0,501. Dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan tentang
TBC mempengaruhi keluarga kepatuhan menggunakan alat pelindung diri.
Disarankan agar rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya dapat
menerapkan pengendalian infeksi sehingga untuk melindungi kesehatan pekerja
dan masyarakat dari penularan penyakit TB paru.
6. Menurut penelitian Nur Wachida Novita, Christina Yuliastuti, Siti Narsih tahun
2014 denga judul “tingkat pengetahuan tentang TB Paru mempengaruhi
penggunaan masker di ruang paru Rumkital Dr. Ramelan Surabaya’’. Jenis
penelitian ini menggunakan desain analitik korelasi dengan pendekatan bersekat-
sekat marah. Variabel bebas di studi adalah tingkat pengetahuan tentang
Tuberculosis dan variabel yang bergantung adalah penggunaan masker. Sampel
sudah diambil dengan menggunakan Teknik penyampelan bertujuan diperoleh 28
responden pengunjung di Pulmonary Wards, Dr. Ramelan Angkatan Laut
Hospital, Surabaya, berkencan 11-20 jun 2013. Pengumpulan data dilakukan
menggunakan kuesioner tentang Pulmonary Tuberculosis dan lembar pengamatan
dengan penggunaan masker. Data dianalisis dengan tes Rho Spearman dengan
satu taraf signifikan Corellation <0,05. Keputusan menunjukkan bahwa tingkat
pengetahuan tidak memakai sebuah masker. Tes Rho Spearman menunjukkan
bahwa ada suatu hubungan antara tingkat pengetahuan Pulmonary Tuberculosis
dengan penggunaan masker di Pulmonary Wards.

E. Kerangka Teori
Skema Kerangka Teori
Tingkat pengetahuan:
Pengetahuan Kepatuhan
1. Tahu (know) COVID-19
2. Memahami (comprehesion) Pasien
3. Aplikasi (application)
4. Analisis (Analysis)
5. Sintesis (syntesis) Definisi COVID-19 : Covid-19
6. Evaluasi (Evaluation) adalah penyakit infeksi yang
disebabkan oleh coronavirus
Menurut; Notoatmodjo (2007) jenis baru yang ditemukan
pada tahun 2019 yang
selanjutnya disebut Sars-Cov
2 (Severe Acute Respratory
Faktor yang mempengaruhi Syndrome Coronavirus 2).
pengetahuan:

1. Pendidikan Etiologi COVID-19 :


2. Pekerjaan
3. Umur 1. Tidak sengaja menhirup
4. Minat percikan ludah (droplet)
5. Pengalaman yang keluar saat
6. Kebudayaan penderita COVID-19
7. Informasi batuk dan bersin
2. Memegang mulut atau 1. Patuh
hidung tanpa mencuci 2. Cukup
tangan terlebih dahulu 3. Kurang patuh
setelah menyentuh benda
yang terkena cipratan
ludah penderita COVID-
19
3. Kontak jarak dekat
dengan penderita
COVID-19

Gejala Virus Corona (COVID-19) :


1. Demam (suhu tubuh di atas 38
⁰C)
2. Batuk
3. Sesak napas

Pencegahan COVID-19:
1. Terapkan physical distancing yaitu
menjaga jarak 1 meter
2. Gunakan masker saat beraktivitas
di tempat umum atau keramaian
3. Rutin mencuci tangan dengan air
dan sabun atau hand sanitizer

Anda mungkin juga menyukai