Anda di halaman 1dari 8

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH PEKANBARU

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


Jl. Mustafa Sari No. 5 Tangkerang Selatan (Samping Hotel Sahid ± 100m)
Pekanbaru Telp. (0761) 33815

UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS)

Mata Kuliah : Keperawatan Kritis


Semester/SKS : VII (Tujuh) / 3 SKS (2 T, 1P)
Hari/Tanggal : Rabu / 05 November 2020
Waktu : 60 Menit
Bentuk Ujian : Close Book
Bentuk Soal : Essay

CATATAN

1. Tidak dibenarkan melihat catatan, contekan atau meminta jawaban pada teman
2. Jika terjadi pelanggaran pada item pertama dan coordinator mendapatkan jawaban
yang sama, maka ujian mahasiswa dibatalkan

Konsep Keperawatan Kritis


1. Jelaskan pengertian keperawatan kritis!
= Keperawatan kritis merupakan salah satu spesialisasi di bidang keperawatan yang
secara khusus menangani respon manusia terhadap masalah yang mengancam kehidupan.
2. Jelaskan dengan menggunakan contoh 5 peran dan fungsi perawat di area keperawatan
kritis!
=
1. PEMBERI ASUHAN KEPERAWATAN
Sebagai pemberi asuhan keperawatan, perawat membantu klien mendapatkan kembali
kesehatannya melalui proses penyembuhan. Perawat memfokuskan asuhan pada
kebutuhan kesehatan klien secara holistic, meliputi upaya untuk mengembalikan
kesehatan emosi, spiritual dan sosial. Pemberi asuhan memberikan bantuan kepada
klien dan keluarga klien dengan menggunakan energy dan waktu yang minimal.
Selain itu, dalam perannya sebagai pemberi asuhan keperawatan, perawat
memberikan perawatan dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia
yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan
proses keperawatan sehingga dapat ditentukan diagnosis keperawatan agar bisa
direncanakan dan dilaksanakan tindakan yang tepat dan sesuai dengan tingkat
kebutuhan dasar manusia, kemudian dapat dievaluasi tingkat perkembangannya.
Pemberian asuhan keperawatannya dilakukan dari yang sederhana sampai yang
kompleks.
2. PEMBUAT KEPUTUSAN KLINIS
Membuat keputusan klinis adalah inti pada praktik keperawatan. Untuk memberikan
perawatan yang efektif, perawat menggunakan keahliannya berfikir kritis melalui
proses keperawatan. Sebelum mengambil tindakan keperawatan, baik dalam
pengkajian kondisi klien, pemberian perawatan, dan mengevaluasi hasil, perawat
menyusun rencana tindakan dengan menetapkan pendekatan terbaik bagi klien.
Perawat membuat keputusan sendiri atau berkolaborasi dengan klien dan keluarga
3. MANAGER KASUS
Dalam perannya sebagai manager kasus, perawat mengkoordinasi aktivitas anggota
tim kesehatan lainnya, misalnya ahli gizi dan ahli terapi fisik, ketika mengatur
kelompok yang memberikan perawatan pada klien. Berkembangnya model praktik
memberikan perawat kesempatan untuk membuat pilihan jalur karier yang ingin
ditempuhnya. Dengan berbagai tempat kerja, perawat dapat memilih antara peran
sebagai manajer asuhan keperawatan atau sebagai perawat asosiat yang melaksanakan
keputusan manajer.
4. EDUKATOR
Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat
pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan, sehingga
terjadi perubahab perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan.
5. KONSULTAN
Peran disini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan
keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan klien
tehadap informasi tentang tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan

3. Jelaskan efek kondisi kritis pasien dan keluarga dengan menggunakan contoh!
Pada Pasien:
1. Pasien dapat mengalami kesakitan/nyeri : efek dari penyakit yang dirasakan akan
merespon stimulus otak untuk merasakan nyeri yang berlebihan, dan kecemasan yang
menimbulkan nyeri
2. Cemas dengan kondisinya : cemas dengan penyakit yang dapat mengancam nyawa
sehingga kecemasan bisa menimbulkan nyeri
3. Bingung : bingung dengan penyakitnya, sehingga mnecari tau tentang penyakitnya
4. Konflik peran : akibat dari penyakitnya jika pasien itu laki-laki maka ia merasa peran dia
sebagai pencari nafka tidak terpenuhi dengan baik
5. Merasakan ketakutan : ketakutan tentang penyakit nya apakah bisa sembuh atau tidak
6. Merasakan powerless atau tidak berdaya : setelah mengetahui tentang penyakitnya pasien
merasa tidak berdaya karena merasa tidak adanya ia hidup jika terus terusan sakit

Pada Keluarga:
1. Cemas dan panik : panik dengan penyakit salah satu anggota keluarganya
2. Bingung : bingung dengan segala prosedur tindakan intensif yang diberikan
3. Sedih hingga syok : syok dengan kondisi salah satu keluarganya yang menderita penyakit
4. Memikirkan kondisi pasien terus-menerus : akibat cemas yang berlebihan keluarga
menjadi memikarkan pasien terus menerus
5. Tidak mau makan : menjadi perubahan pada mood keluarga yang terus terusan bersedih
hingga tidak mau makan
6. Tidak dapat tidur : keluarga mengalami gangguan psikologis akibat dari kecemasan
tersebut menjadi tidak bisa tidur
7. Perubahan peran : peran yang awalnya suami mencari nafkah harus digantikan dengan
istri yang bekerja
Proses Keperawatan
KASUS
Seorang Laki-laki berusia 59 tahun dirawat di CVCU akibat tekanan darah yang tinggi
dialaminya. Berdasarkan hasil kajian keluhan utama klien adalah sesak napas, mata dan
pendengaran menurun. Selain itu, pasien mengeluhkan nyeri kepala yang hilang timbul dan
membuat klien tidak bisa tidur, terlihat pasien selalu mengerang. Klien terlihat sangat lemah
dengan tanda-tanda vital, TD: 193/102 mmHg, MAP: 112 mmHg, HR: 104x/menit Irama

jantung normal sinus rhtym, RR: 20-28x/menit, Suhu: 36oC, SaO2: 99%. Terlihat pasien
menggunakan otot bantu napas dan akral dingin, pucat, CRT 3 detik. Klien mendapatkan terapi
obat-obatan:
 Atorvastatin 1 x 40 mg PO
 Amlodipin 1 x 10 mg PO
 Diazepam 1 x 5 mg PO
 Calos 3 x 500 mg PO
 Bicnat 3 x 500 mg tablet
 Asam folat 1 x 1 mg PO
 Clopidogrel 1 x 75 mg PO
 NTG drip 20 mcg/kgBB/menit
 Furosemid 10 mg/jam
 Transfusi PRC 2 kolf000, SGOT 32, SGPT 50.
Dari kasus diatas, buatlah proses keperawatannya (hanya sampai rencana intervensi)!

A. Identitas Pasien
Nama pasien : Tn. S
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 59 tahun
TTV : TD: 193/102 mmHg, MAP: 112 mmHg, HR: 104x/menit Irama jantung normal

sinus rhtym, RR: 20-28x/menit, Suhu: 36oC, SaO2: 99%.


B. Riwayat Kesehatan
Keluhan Utama klien :
sesak napas, mata dan pendengaran menurun. Selain itu, pasien mengeluhkan nyeri
kepala yang hilang timbul dan membuat klien tidak bisa tidur
Keluhan lainnya :
Selain itu, pasien mengeluhkan nyeri kepala yang hilang timbul dan membuat klien tidak
bisa tidur, terlihat pasien selalu mengerang
C. Terapi obat
 Atorvastatin 1 x 40 mg PO
 Amlodipin 1 x 10 mg PO
 Diazepam 1 x 5 mg PO
 Calos 3 x 500 mg PO
 Bicnat 3 x 500 mg tablet
 Asam folat 1 x 1 mg PO
 Clopidogrel 1 x 75 mg PO
 NTG drip 20 mcg/kgBB/menit
 Furosemid 10 mg/jam
 Transfusi PRC 2 kolf000, SGOT 32, SGPT 50

FORMAT ANALISA DATA


NO DATA PENUNJANG Masalah keperawtan
1. Ds : Penurunan Curah
Pasien mengeluhkan sesak napas, Jantung
mata dan pendengaran menurun,
pasien mengeluhkan nyeri kepala
yang hilang timbul dan membuat
klien tidak bisa tidur, terlihat pasien
selalu mengerang.

Do :
Klien terlihat sangat lemah dengan
tanda-tanda vital, TD: 193/102
mmHg, MAP: 112 mmHg, HR:
104x/menit Irama jantung normal
sinus rhtym, RR: 20-28x/menit,

Suhu: 36oC, SaO2: 99%. Terlihat


pasien menggunakan otot bantu
napas dan akral dingin, pucat, CRT 3
detik.

A. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Penurunan curah jantung

B. INTERVENSI
NO DIAGNOSA KRITERIA HASIL INTERVENSI
KEPERAWATAN
1. Penurunan Curah Jantung Setelah dilakukan tindakan Cardiac Care
keperawatan 2x24 jam 1. Monitor status
diharapkan: kardiovaskuler
1. Tanda tanda vital dalam 2. Monitor toleransi
rentan normal aktivitas
2. Tidak ada penurunan 3. Monitor tekanan darah
kesadaran 4. Monitor efek pasien
3. Dapat mentoleransi terhadap pengobatan
aktivitas aritmia

Trend dan issue EOL Dan Psikososial Aspek


1. Jelaskan salah trend dan issue EOL pada area kritis dan bagaimana pendapat saudara
terhadap hal tersebut!
= salah satu trend dan issue EOL pada are kritis yaitu Keputusan untuk mengentikan
resusitasi (DNR), pendapat saya tentang hal ini menurut saya DNR ini menjadi keputusan
yang tidak mudah diambil oleh dokter dan membutuhkan pertimbangan dan rekomendasi
dari perawat. Tindakan ini boleh dilakukan jika ada persetujuan dari keluarga yang
bersangkutan karena tindakan DNR belum diatur dalam perundang-undangan di
Indonesia, Diskusi dengan keluarga dan tim kesehatan mengenai pengambilan keputusan
serta Dokumentasikan hasil keputusan keluarga untuk

2. Jelaskan dengan contoh psikososial aspek di area keperawatan Kritis!


Contonya :Permasalahan psikososial yang dialami perawat saat merawat pasien kritis.
Ruang Intensif Care Unit (ICU) merupakan ruangan khusus untuk merawat pasien yang
dalam keadaan kritis. Ruangan ini digambarkan sebagai ruangan yang penuh stress tidak
hanya bagi pasien dan keluarganya, tetapi juga bagi tenaga kesehatan yang bekerja di
ruangan tersebut.
Sebelum mampu mengatasi stress pada pasien yang dirawat, seorang perawat ICU
harus mampu mengatasi stressnya sendiri. Perawat yang bertugas di ruang ICU
mempunyai stress yang lebih tinggi daripada perawat yang bertugas di ruangan lain.
Ketika merawat pasien kritis perawat dituntut untuk secara seimbang memenuhi
kebutuhan fisik dan emosional dirinya maupun pasien dan keluarganya. Untuk mencapai
keseimbangan ini perawat harus mempunyai pengetahuan tentang bagaimana
keperawatan kritis yang dialami mempengaruhi kesehatan psikososial pasien, keluarga
dan petugas kesehatas.
Sebagai seorang perawat kritis, perawat harus mampu mengatasi berbagai masalah
kesehatan pasien termasuk masalah psikososialnya. Perawat tidak boleh hanya berfokus
pada masalah fisik yang dialami pasien. Kegagalan dalam mengatasi masalah psikososial
pasien bisa berdampak pada semakin memburuknya keadaan pasien karena pasien
mungkin akan mengalami kecemasan yang semakin berat dan menolak pengobatan

Trend dan Issue terkait masalah pada kasus kritis


1. Dengan topik sesuai penugasan makalah, jelaskan trend dan isu terkait masalah pada
kasus kritis sesuai dengan artikel saudara masing-masing!
Judul artikel : Efektivitas foot Hand Massage terhadap Respon Fisiologis Dan intensitas
nyeri Pada Pasien Infark Miokard Akut: Studi Di Ruang Iccu Rsud Dr. Iskak
Tulungagung
Latar belakang : Infark miokard akut (IMA) terjadi kerusakan jaringan jantung akibat
kekurangan suplai oksigen menimbulkan nyeri dada, nyeri ini dapat menyebabkan
frustasi dan penurunan kualitas hidup. Berbagai intervensi dapat dilakukan untuk
mengatasi nyeri dada baik dengan farmakologis dan non farmakologis, salah satu
intervensi nonfarmakologis adalahfoot hand massage
Tujuan : Mengetahui efektivitas Foot Hand Massage terhadap Respon Fisiologis Dan
intensitas nyeri pada pasien Infark Miokard Akut di ruangan ICCU RSUD Dr. Iskak
Tulungagung
Isi : Foot hand massage berpengaruh terhadap respon fisiologis nyeri (kelompok
berpasangan) p-value: tekanan darah systole 0,001 diastole 0,004, nadi 0,004, respirasi
0,001, suhu 0,059, lekosit 0,001, intensitas nyeri 0,001. Kelompok tidak berpasangan
sesudah perlakuanp-value: tekanan darah sistole 0,034, diastole 0,010 nadi 0,001,
respirasi 0,024,suhu 0,557, lekosit 0,019, intensitas nyeri 0,001
Kesimpulan : Pasien infark miokard akut yang diberikan foot hand massage selama 4
kali 20 menit dalam 2 hari bersama dengan pengobatan standart dapat memberikan
respon fisiologis nyeri pada tekanan darah sistole, diastole, nadi, respirasi, lekosit darah
dan pada kelompok perlakuan 94% intensitas nyeri menurun skala ringan, tapi tidak
berespon terhadap suhu

=============== Selamat Mengerjakan ================

Anda mungkin juga menyukai