C1714201079
Fungsi dari kandung empedu adalah sebagai reservoir (wadah) dari cairan
empedu sedangkan fungsi primer dari kandung empedu adalah memekatkan
empedu dengan absorpsi air dan natrium (Doherty, 2015). Empedu diproduksi oleh
sel hepatosit sebanyak 500-1000 ml/hari. Dalam keadaan puasa, empedu yang
diproduksi akan dialirkan ke dalam kandung empedu dan akan mengalami
pemekatan 50%. Setelah makan, kandung empedu akan berkontraksi, sfingter
akan mengalami relaksasi kemudian empedu mengalir ke dalam duodenum.
Sewaktu-waktu aliran tersebut dapat disemprotkan secara intermitten karena
tekanan saluran empedu lebih tinggi daripada tahanan sfingter. Aliran cairan
empedu diatur oleh tiga faktor yaitu sekresi empedu oleh hati, kontraksi kandung
empedu, dan tahanan dari sfingter koledokus (Sjamsuhidayat, 2010; Williams,
2013).
Menurut Guyton & Hall, 2008 empedu melakukan dua fungsi penting
yaitu :
1. Empedu memainkan peranan penting dalam pencernaan dan absorpsi
lemak, karena asam empedu yang melakukan dua hal antara lain: asam
empedu membantu mengemulsikan partikel-partikel lemak yang besar
menjadi partikel yang lebih kecil dengan bantuan enzim lipase yang
disekresikan dalam getah pankreas, asam empedu membantu transpor dan
absorpsi produk akhir lemak yang dicerna menuju dan melalui membran
mukosa intestinal.
2. Empedu bekerja sebagai suatu alat untuk mengeluarkan beberapa produk
buangan yang penting dari darah, antara lain bilirubin, suatu produk akhir
dari penghancuran hemoglobin, dan kelebihan kolesterol yang di bentuk
oleh sel- sel hati.
Pengosongan kandung empedu dipengaruhi oleh hormon
kolesistokinin, hal ini terjadi ketika makanan berlemak masuk ke
duodenum sekitar 30 menit setelah makan. Dasar yang menyebabkan
pengosongan adalah kontraksi ritmik dinding kandung empedu, tetapi
efektifitas pengosongan juga membutuhkan relaksasi yang bersamaan dari
sfingter oddi yang menjaga pintu keluar duktus biliaris komunis kedalam
duodenum. Selain kolesistokinin, kandung empedu juga dirangsang kuat
oleh serat-serat saraf yang mensekresi asetilkolin dari sistem saraf vagus
dan enterik. Kandung empedu mengosongkan simpanan empedu pekatnya
ke dalam duodenum terutama sebagai respon terhadap perangsangan
kolesistokinin. Saat lemak tidak terdapat dalam makanan, pengosongan
kandung empedu berlangsung buruk, tetapi bila terdapat jumlah lemak yang
adekuat dalam makanan, normalnya kandung empedu kosong secara
menyeluruh dalam waktu sekitar 1 jam (Townsend, 2012).
Garam empedu, lesitin, dan kolesterol merupakan komponen terbesar
(90%) cairan empedu. Sisanya adalah bilirubin, asam lemak, dan garam
anorganik. Garam empedu adalah steroid yang dibuat oleh hepatosit dan
berasal dari kolesterol. Pengaturan produksinya dipengaruhi mekanisme
umpan balik yang dapat ditingkatkan sampai 20 kali produksi normal kalau
diperlukan (Sjamsuhidayat, 2010; Hunter, 2014)
D. Resume
Pasien datang ke RS TNI AL Mintohardjo dengan keluhan nyeri uluh hati dan perut
kanan atas sejak 6 bulan yang lalu. Nyeri yang dirasakan hilang timbul, nyeri
biasanya muncul beberapa saat setelah pasien makan makanan yang berlemak,
seperti gorengan dan santan. Nyeri dirasakan selama beberapa jam oleh pasien.
Nyeri juga dirasakan sampai tembus ke bahu kanan belakang. Pasien juga
mengeluh sering merasa mual dan terkadang disertai muntah.
Faktor predisposisi Etiologi Faktor Presipitasi
Geneti
Mengendap
TERBENTUK BATU EMPEDU
CHOLELITIASIS
Kolesistisis akut
(paling umum)
Akumulasi billirubin
Mengganggu
dalam darah pembekuan darah
Peningkatan HCL
Kulit dan membrane
mukosa menjadi MK: Resiko tinggi
kuning perdaraha
Merangsang saraf
parasimpatis
TG : gatal-gatal
Pengosongan Pigmen empedu ke
lambung cepat saluran pencernaan
berkurang
MK: Gangguan
integritas kulit
TG: Mual dan
Pewarnaan feses
Muntah
berkurang
MK: Perubahan
nutrisi Feses tampak kelabu