Anda di halaman 1dari 4

Eko memiliki mobil Alphard dan

mengasuransikannya pada
perusahaan asuransi Bintang.
Sesuai dengan kesepakatan
dalam polis, maka Eko
membayar premi setiap
bulannya. Setelah beberapa bulan
kemudian, Rocky meminjam
mobil Alphard milik Eko dan
mobil Alphard milik Eko pun
hilang dicuri orang. Eko berniat
untuk mengajukan klaim asuransi
kerugian karena mobilnya telah
hilang karena pencurian.
Menurut saudara apakah klaim 35 Modul 9 Kegiatan Belajar
asuransi yang diajukan oleh Eko 1
diterima oleh pihak asuransi?
Jelaskan!

Jelaskan pengaturan asuransi 30 Modul 9 Kegiatan Belajar


kerugian baik yang berbentuk 1
konvensional maupun syariah!

Jelaskan perbedaan asuransi 35 Modul 9 Kegiatan Belajar


kerugian dan asuransi sejumlah 2
uang!

1. Menurut saudara apakah klaim asuransi yang diajukan oleh Eko diterima oleh
pihak asuransi? Jelaskan!

Jawaban :

Nasabah tetap bisa mengajukan klaim asuransi kehilangan. Dengan syarat pihak yang
meminjam juga tidak ikut hilang bersamaan dengan kendaraan tersebut.

Peminjam mobil dapat membuat laporan langsung terkait tindakan pencurian kepada
kepolisian. Pemilik kendaraan juga bisa membuat laporan kasus ini kepada pihak asuransi
terkait.

Namun, apabila mobil yang dipinjam hilang bersamaan dengan peminjamnya, maka
kemungkinan besar pengajuan klaim tersebut akan ditolak oleh asuransi. Karena dianggap
pemiliknya meminjamkan kendaraan dengan sadar. Sehingga apabila mobil hilang akan
dianggap sebagai tindak penggelapan.

2. Jelaskan pengaturan asuransi kerugian baik yang berbentuk konvensional


maupun syariah!
Jawaban :
 Pengelolaan Risiko
Pada dasarnya, dalam asuransi syariah sekumpulan orang akan saling membantu dan
tolong menolong, saling menjamin dan bekerja sama dengan cara mengumpulkan dana
hibah (tabarru). Dengan begitu bisa dikatakan bahwa pengelolaan risiko yang dilakukan di
dalam asuransi syariah adalah menggunakan prinsip sharing of risk, di mana resiko
dibebankan/dibagi kepada perusahaan dan peserta asuransi itu sendiri.

Sedangkan di dalam asuransi konvensional berlaku sistem transfer of risk, di mana resiko


dipindahkan/dibebankan oleh tertanggung (peserta asuransi) kepada pihak perusahaan
asuransi yang bertindak sebagi penanggung di dalam perjanjian asuransi tersebut seperti
pada asuransi kesehatan, asuransi mobil, atau asuransi perjalanan.

 Pengelolaan Dana
Pengelolaan dana yang dilakukan di dalam asuransi syariah bersifat transparan dan
dipergunakan sebesar-besarnya untuk mendatangkan keuntungan bagi para pemegang
polis asuransi itu sendiri.

Di dalam asuransi konvensional, perusahaan asuransi akan menentukan jumlah besaran


premi dan berbagai biaya lainnya yang ditujukan untuk menghasilkan pendapatan dan
keuntungan yang sebesar-besarnya bagi perusahaan itu sendiri.

 Sistem Perjanjian
Di dalam asuransi syariah hanya digunakan akad hibah (tabarru) yang didasarkan pada
sistem syariah dan dipastikan halal. Sedangkan di dalam asuransi konvensional akad yang
dilakukan cenderung sama dengan perjanjian jual beli.

 Kepemilikan Dana
Sesuai dengan akad yang digunakan, maka di dalam asuransi syariah dana asuransi
tersebut adalah milik bersama (semua peserta asuransi), di mana perusahaan asuransi
hanya bertindak sebagai pengelola dana saja. Hal ini tidak berlaku di dalam asuransi
konvensional, karena premi yang dibayarkan kepada perusahaan asuransi adalah milik
perusahaan asuransi tersebut, yang mana dalam hal ini perusahaan asuransi akan memiliki
kewenangan penuh terhadap pengelolaan dan pengalokasian dana asuransi.

 Pembagian Keuntungan
Di dalam asuransi syariah, semua keuntungan yang didapatkan oleh perusahaan terkait
dengan dana asuransi, akan dibagikan kepada semua peserta asuransi  tersebut. Namun
akan berbeda dengan perusahaan asuransi konvensional, di mana seluruh keuntungan
yang didapatkan akan menjadi hak milik perusahaan asuransi tersebut.

 Kewajiban Zakat
Perusahaan asuransi syariah mewajibkan pesertanya untuk membayar zakat yang
jumlahnya akan disesuaikan dengan besarnya keuntungan yang didapatkan oleh
perusahaan. Hal ini tidak berlaku di dalam asuransi konvensional.

 Klaim dan Layanan


Di dalam asuransi syariah, peserta bisa memanfaatkan perlindungan biaya rawat inap di
rumah sakit untuk semua anggota keluarga. Di sini diterapkan sistem penggunaan kartu
(cashless) dan membayar semua tagihan yang timbul.

Satu polis asuransi digunakan untuk semua anggota keluarga, sehingga premi yang
dikenakan oleh asuransi syariah juga akan lebih ringan. Hal ini tidak berlaku dalam asuransi
konvensional, di mana setiap orang akan memiliki polis sendiri dan premi yang dikenakan
tentu akan lebih tinggi.

Asuransi syariah juga memungkinkan kita untuk bisa melakukan double claim, sehingga kita
akan tetap mendapatkan klaim yang kita ajukan meskipun kita telah mendapatkannya
melalui asuransi kita yang lain.

 Pengawasan
Di dalam asuransi syariah, pengawasan dilakukan secara ketat dan dilaksanakan oleh
Dewan Syariah Nasional (DSN) yang dibentuk langsung oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI)
dan diberi tugas untuk mengawasi segala bentuk pelaksanaan prinsip ekonomi syariah di
Indonesia, termasuk mengeluarkan fatwa atau hukum yang mengaturnya.
 Di setiap lembaga keuangan syariah, wajib ada Dewan Pengawas Syariah (DPS)
yang bertugas sebagai pengawas. DPS ini merupakan perwakilan dari DSN yang bertugas
memastikan lembaga tersebut telah menerapkan prinsip syariah secara benar.

DSN inilah yang kemudian bertugas untuk melakukan pengawasan terhadap segala bentuk
operasional yang dijalankan di dalam asuransi syariah, termasuk menimbang segala
sesuatu bentuk harta yang diasuransikan oleh peserta asuransi, di mana hal tersebut
haruslah bersifat halal dan lepas dari unsur haram. Hal ini akan dilihat dari asal dan sumber
harta tersebut serta manfaat yang dihasilkan olehnya.

Berbeda halnya dengan asuransi konvensional, di mana asal dari objek yang diasuransikan
tidaklah menjadi sebuah masalah, karena yang dilihat oleh perusahaan adalah nilai dan
premi yang akan ditetapkan dalam perjanjian asuransi tersebut.

 Instrumen Investasi
Hal ini juga menjadi sebuah perbedaan yang besar dalam asuransi syariah dan
konvensional. Di dalam asuransi syariah, investasi tidak bisa dilakukan pada berbagai
kegiatan usaha yang bertentangan dengan prinsip syariah dan mengandung unsur haram
dalam kegiatannya. Yang termasuk dalam kegiatan ini adalah:
1. Perjudian dan permainan yang tergolong ke dalam judi. Perdagangan yang
dilarang menurut syariah, antara lain: perdagangan yang tidak disertai dengan penyerahan
barang/jasa, dan perdagangan dengan penawaran/permintaan palsu. Jasa keuangan ribawi,
antara lain: bank berbasis bunga, dan perusahaan pembiayaan berbasis bunga. Jual beli
risiko yang mengandung unsur ketidakpastian (gharar) dan / atau judi (maisir).
2. Memproduksi, mendistribusikan, memperdagangkan dan/atau menyediakan
berbagai barang, seperti: barang atau jasa haram zatnya (haram li-dzatihi), barang atau jasa
haram bukan karena zatnya (haram li-ghairihi) yang ditetapkan oleh DSN-MUI. Melakukan
transaksi yang mengandung unsur suap (risywah).
Ketentuan seperti ini tentu saja tidak berlaku di dalam asuransi konvensional, karena pada
dasarnya di dalam asuransi   konvensional perusahaan akan melakukan berbagai
macam investasi dalam berbagai instrumen yang ditujukan untuk mendatangkan
keuntungan yang sebesar-besarnya bagi perusahaan.

Hal ini bisa dilakukan tanpa menggunakan/mempertimbangkan haram atau tidaknya


instrumen investasi yang dipilih, karena pada dasarnya di dalam asuransi konvensional
dana yang dilekola adalah benar-benar dana milik perusahaan dan bukan milik pemegang
polis asuransi, dengan begitu perusahaan memiliki kewenangan penuh dalam penggunaan
dana tersebut, termasuk dalam memilih jenis investasi yang akan digunakan.

 Dana Hangus
Di dalam beberapa jenis asuransi yang dikeluarkan oleh perusahaan asuransi konvensional,
kita mengenal istilah “dana hangus” yang mana hal ini terjadi pada asuransi yang tidak
diklaim (misalnya asuransi jiwa yang pemegang polisnya tidak meninggal dunia hingga
masa pertanggungan berakhir). Namun hal seperti ini tidak berlaku di dalam asuransi
syariah, karena dana tetap bisa diambil meskipun ada sebagian kecil yang diikhlaskan
sebagai dana tabarru.

Anda mungkin juga menyukai