Anda di halaman 1dari 9

TUGAS 3 : PROBLEMATIKA

PENARIKAN KEWENANGAN
PENDIDIKAN MENENGAH OLEH
PROPINSI

m
e r as
co
eH w
o.
rs e
ou urc
o
aC s
v i y re
ed d
ar stu
sh is
Th

DITULIS OLEH :
ANISYA RIZKI ANANDA
50/ADMINISTRASI NEGARA
041171045

https://www.coursehero.com/file/51798305/TUGAS-3-ANISYA-RIZKI-ANANDA-041171045pdf/
TUGAS 3 : PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN 2019

PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Pasca ditetapkannya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 sebagai undang-undang
pemerintahan daerah (UU Pemda) yang baru, pemerintah merumuskan regulasi baru terkait
perubahan pembagian urusan pemerintahan konkuren antara pemerintah pusat dan pemerintah
daerah. Pembagian urusan tersebut salah satunya dalam bidang pendidikan. Bahwa mulai
tahun 2016 kewenangan pendidikan menengah di seluruh Indonesia dialihkan dari pemerintah
kabupaten/kota kepada pemerintah provinsi. Penetapan kebijakan ini merupakan perwujudan
dari tujuan desentralisasi pendidikan yakni untuk menyeragamkan pengelolaan pendidikan,
khususnya jenjang SMA/SMK antar kabupaten/kota di wilayah provinsi (Sendhikasari, 2016).
Perubahan kewenangan pendidikan menengah tersebut telah diatur dalam UU No. 23 Tahun

m
e r as
2014 pada pasal 11, pasal 12 ayat 1 huruf a, pasal 15 ayat 1 dan lampiran rumawi I, huruf A.

co
Perubahan tersebut merupakan perubahan dari UU Pemda sebelumnya yakni UU No. 32

eH w
Tahun 2004.

o.
rs e
Munculnya otonomi daerah menyebabkan terjadinya pergeseran paradigma dari sistem
ou urc
pemerintahan yang bercorak sentralisasi mengarah kepada sistem pemerintahan yang
desentralisasi, yaitu dengan memberikan keleluasaan kepada daerah dalam mewujudkan
daerah otonom yang luas dan bertanggung jawab, untuk mengatur dan mengurus kepentingan
o

masyarakat setempat sesuai kondisi dan potensi wilayahnya. Pemberian otonomi kepada
aC s

daerah pada dasarnya bertujuan meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan
v i y re

pemerintah daerah, terutama dalam pelaksanaan pembangunan dan pelayanan terhadap


masyarakat serta untuk meningkatkan pembinaan kesatuan politik dan kesatuan bangsa.
ed d

Daerah Otonom disebut juga daerah yang memiliki kesatuan masyarakat hukum yang
ar stu

mempunyai batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat
dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pemerintah Daerah adalah
sh is

penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota dan DPRD


menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip Negara Kesatuan Republik
Th

Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia


Tahun 1945.

Otonomi daerah memberikan hak, wewenang dan kewajiban kepada daerah otonom untuk
mengatur dan mengurus rumah tanggaranya sendiri. Bidang kesehatan merupakan
kewenangan wajib pemerintahan daerah kabupaten/kota sebagaimana digariskan dalam Pasal
13 huruf e dan Pasal 14 huruf e Undang-undang nomor 32 tahun 2004. Urusan wajib yang
dimaksudkan disini adalah urusan yang sangat mendasar yang berkaitan dengan hak dan
pelayanan dasar warga Negara antara lain;

a) Perlindungan hak konstitusional

2
https://www.coursehero.com/file/51798305/TUGAS-3-ANISYA-RIZKI-ANANDA-041171045pdf/
TUGAS 3 : PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN 2019

b) Perlindungan kepentingan nasional, kesejahteraan masyarakat ketentraman dan


ketertiban umum dalam kerangka menjaga keutuhan NKRI
c) Pemenuhan komitmen nasional yang berhubungan dengan perjanjian dan konvensi
internasional.

m
e r as
co
eH w
o.
rs e
ou urc
o
aC s
v i y re
ed d
ar stu
sh is
Th

3
https://www.coursehero.com/file/51798305/TUGAS-3-ANISYA-RIZKI-ANANDA-041171045pdf/
TUGAS 3 : PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN 2019

KAJIAN PUSTAKA

1. TEORI MENGENAI OTONOMI DAERAH


Secara universal, keberadaan pemerintahan daerah atau daerah otonom berfungsi untuk
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa
pemerintahan daerah adalah unit organisasi pemerintahan yang paling dekat dengan
masyarakat, sehingga dinilai paling mampu menyerap aspirasi, kebutuhan dan kepentingan
warga masyarakatMenjaga keamanan dan katahanan masyarakat
Bowman dan Hampton menyatakan bahwa tidak ada suatu pemerintahan dari suatu negara
dengan wilayah yang sangat luas dapat menentukan kebijakan secara efektif ataupun dapat
melaksanakan kebijakan secara efektif ataupun dapat melaksanankan kebijakan dan program-

m
e r as
programnya secara efisien melalui sistem sentralisasi. Dengan demikian, urgensi pelimpahan
17 kewenangan pusat baik dalam konteks politis maupun secara administratif, kepada

co
eH w
organisasi atau unit di luar pemerintahan pusat menjadi hal yang sangat penting untuk
menggerakan dinamika sebuah pemerintahan.

o.
rs e
ou urc
2. OTONOMI DAERAH
Undang-undang No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah yang merupakan salah
satu wujud politik dan strategi nasional secara teoritis telah memberikan dua bentuk otonomi
o

kepada dua daerah, yaitu otonomi terbatas bagi daerah propinsi dan otonomi luas bagi daerah
aC s

Kabupaten/Kota. Perbedaan Undang-undang yang lama dan yang baru ialah:


v i y re

Undang-undang yang lama, titik pandang kewenangannya dimulai dari pusat (central
government looking).
Undang-undang yang baru, titik pandang kewenangannya dimulai dari daerah (local
ed d

government looking).
ar stu

Kewenangan Daerah
Dengan berlakunya UU No. 22 tahun 1999tenang Otonomi Daerah, kewenagan daerah
sh is

mencakup seluruh kewenangan bidang pemerintahan, kecuali kewenangan dalam bidang


Th

politik luar negeri, pertahanan keamanan, peradilan, moneter dan fiskal, agama, serta
kewenangan bidang lain.
Kewenagnan bidang lain, meliputi kebijakan tentang perencanaan nasional dan pengendalian
pembangunan secara makro.
Bentuk dan susunan pemerintahan daerah,
DPRD sebagai badan legislatif daerah dan pemerintah daerah sebagai eksekutif daerah
dibentuk di daerah.
DPRD sebagai lembaga perwakilan rakyat di daerah merupakan wahana untuk melaksanakan
demokrasi:
Memilih Gubernur/Wakil Gubernur, Bupati/Wakil Bupati, dan Walikota/Wakil Walikota.
Memilih anggota Majelis Permusawartan Prakyat dari urusan Daerah.

4
https://www.coursehero.com/file/51798305/TUGAS-3-ANISYA-RIZKI-ANANDA-041171045pdf/
TUGAS 3 : PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN 2019

Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian Gubernur/ Wakil Gubernur, Bupati/Wakil


Bupati, dan Walikota/Wakil Walikota.
Membentuk peraturan daerah bersama gubernur, Bupati atas Wali Kota.
Menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) bersama gubernur, Bupati,
Walikota.
Mengawasi pelaksanaan keputusan Gubernur, Bupati, dan Walikota, pelaksanaan APBD,
kebijakan daerah, pelaksanaan kerja sama internasional di daerah, dan menampung serta
menindak-lanjuti aspirasi daerah dan masyarakat.

m
e r as
co
eH w
o.
rs e
ou urc
o
aC s
v i y re
ed d
ar stu
sh is
Th

5
https://www.coursehero.com/file/51798305/TUGAS-3-ANISYA-RIZKI-ANANDA-041171045pdf/
TUGAS 3 : PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN 2019

PEMBAHASAN
Pengalihan kewewenangan pendidikan menengah dari Kabupaten/Kota ke Provinsi
akan diimplementasikan mulai Januari 2017 lalu, sebagainya mandat UU No 32/2014 tentang
Pemerintahan Daerah. Beberapa kabupaten/kota bereaksi menolak alih kelola SMA/SMK ke
provinsi namun tetap harus tunduk pada mandat konstitusional. Gugatan walikota Surabaya
Tri Rismaharini ke Mahkamah Konstitusi tentang pasal kelola pendidikan menengah tidak
berhasil.

Keengganan beberapa kabupaten/kota melepaskan kuasa pengelolaan SMA/SMK ke


pemerintah Provinsi disebabkan beberapa kepentingan. Pemerintah kota/kabupaten
menganggap pendidikan menengah atas sebagai bagian dari implementasi pendidikan murah
(gratis) bagi warganya. Sehingga bertahun--tahun dialokasikan anggaran subsidi pendidikan

m
e r as
bagi siswa miskin yang menempuh pendidikan menengah atas.

co
Argumentasi ‘politis’ dibalik penolakan beberapa kabupaten/kota terhadap pengalihan

eH w
pengelolaan SMA/SMK adalah berpegang kepada prinsip dasar otonomi daerah. Otonomi

o.
Daerah meniscayakan otoritas kepada Kabupaten/Kota untuk menjalankan fasilitasi layanan
rs e
pendidikan dasar-menengah sesuai kapasitas anggaran dan visi daerah.
ou urc
Sementara, menurut KEMENDIKBUD sendiri pada statementnya saat tahun 2017 lalu,
menyatakan bahwa pengalihan kewenangan pendidikan menengah dari kabupaten/kota ke
o

provinsi bukan sesuatu luar biasa. Kewenangan aset yang sebelumnya dipegang pemerintah
aC s
v i y re

kabupaten/kota tetap milik negara.

Jika menilik sejarah pengaturan pemerintahan dalam berbagai upaya di bidang pemerintah
ataupun di bidang pendidikan telah dilakukan melalui berbagai penerapan kebijakan. Di
ed d

bidang pemerintah, kebijakan yang mendasari adalah Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974
ar stu

dan Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 1995. Sedangkan di bidang pendidikan diawali
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 65 tahun 1951 dan Undang-Undang Nomor 2 tahun
1989 yang sebagian dijabarkan dalam PP Nomor 28 tahun 1990 (Muhammad Rifai dalam
sh is

Politik Pendidikan Nasional). Menurut Mohammad Ali berpendapat bahwa dalam


Th

pelaksanaan desentralisasi pendidikan dihadapkan pada persoalan-persoalan berikut:

a) Kemampuan pembiayaan pendidikan;

b) Kesenjangan kualitas pendidikan;

c) Efesiensi pengelolaan pendidikan;

d) Pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan;

e) Pelibatan masyarakat dalam pendidikan.

6
https://www.coursehero.com/file/51798305/TUGAS-3-ANISYA-RIZKI-ANANDA-041171045pdf/
TUGAS 3 : PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN 2019

Dalam kebijakan desentralisasi, pendidikan merupakan salah satu isu pemerintahan dan
pembangunan yang perlu didesentralisasikan agar pendidikan tersebut mencapai tingkat
keberhasilan yang dikehendaki, baik oleh pemerintah pusat maupun daerah.

Sementara, Kebijakan pendidikan adalah kebijakan publik di bidang pendidikan. Bidang


pendidikan termasuk urusan pemerintahan konkuren yaitu urusan pemerintahan yang dibagi
antara pemerintah pusat dan daerah provinsi dan daerah kabupaten/ kota. Dalam urusan
konkuren tersebut, pendidikan merupakan salah satu urusan pemerintahan wajib yang
diselenggarakan oleh pemerintahan daerah. Terkait dengan pengalihan kewenangan
pendidikan menengah dari kabupaten/kota ke provinsi telah diatur dalam UU Pemda No. 23
Tahun 2014 Pasal 15 dan Lampiran Angka I huruf A Nomor 1 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan Bidang Pendidikan.

m
Kebijakan desentralisasi pendidikan dilakukan dalam rangka mendekatkan pelayanan

e r as
pendidikan ke masyarakat. Adanya pengalihan kewenangan manajemen pendidikan

co
menengah dari kabupaten/ kota ke provinsi berdasarkan UU No. 23 tahun 2014 merupakan

eH w
salah satu kebijakan desentralisasi pendidikan untuk memudahkan pemerintah provinsi dalam

o.
menyeragamkan kebijakan pengelolaan pendidikan.
rs e
ou urc
o
aC s
v i y re
ed d
ar stu
sh is
Th

7
https://www.coursehero.com/file/51798305/TUGAS-3-ANISYA-RIZKI-ANANDA-041171045pdf/
TUGAS 3 : PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN 2019

PENUTUP
SIMPULAN & SARAN
Jika kesimpulannya, Pengalihan pengelolaan SMA/SMK ke provinsi akan menjadi
beban anggaran yang krusial bagi pemerintah provinsi. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
sebagai contoh, telah menghitung beban anggaran untuk menunjang kesejahteraan Guru
SMA/SMK yang merupakan limpahan dari kabupaten/kota. Sementara pengalihan
kewenangan pendidikan menengah dari kabupaten/kota ke provinsi yang kewenangan aset
nya yang sebelumnya juga dipegang pemerintah kabupaten/kota tetap milik negara.

m
e r as
co
eH w
o.
rs e
ou urc
o
aC s
v i y re
ed d
ar stu
sh is
Th

8
https://www.coursehero.com/file/51798305/TUGAS-3-ANISYA-RIZKI-ANANDA-041171045pdf/
TUGAS 3 : PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN 2019

SUMBER REFERENSI BACA

Buku Materi Pokok Pendidikan Kewarganegaraan


Modul 5 Otonomi Daerah
Kegiatan Belajar 3 Good Governance Kunci Mewujudkan Otonomi Daerah
Kegiatan Belajar 4 Capacity Building sebagai Akselerator Good Governance
untuk Mewujudkan Daerah Otonom

m
e r as
co
eH w
o.
rs e
ou urc
o
aC s
v i y re
ed d
ar stu
sh is
Th

9
https://www.coursehero.com/file/51798305/TUGAS-3-ANISYA-RIZKI-ANANDA-041171045pdf/

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Anda mungkin juga menyukai