Komite Sekolah
Komite Sekolah
DAFTAR ISI :
Kata Pengantar I
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar belakang 2
B. Rumusan Masalah 3
C. Tujuan 3
A. Kesimpulan 15
B. Saran 15
C. Daftar Pustaka 16
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Komite Sekolah merupakan suatu badan atau lembaga non profit dan
non politis, dibentuk berdasarkan musyawarah yang demokratis oleh para
stake-holder pendidikan pada tingkat satuan pendidikan sebagai representasi
dari berbagai unsur yang bertanggungjawab terhadap peningkatan kualitas
proses dan hasil pendidikan.
2
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
Agar pembaca tahu apa saja peran dan fungsi dari dewan sekolah.
Agar pembaca tahu apa saja tujuan dibentuknya dewan sekolah.
Agar pembaca tahu siapa saja yang menjadi anggota dewan sekolah.
Agar pembaca tahu hubungan antara sekolah dan dewan sekolah itu
seperti apa.
Agar pembaca tahu struktur dari keorganisasian dewan sekolah.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2. Nama
Ditinjau dari perspektif sejarah persekolahan pada tingkat SD, SLTP, dan
SMU/SMK di Indonesia, masyarakat sekolah, khususnya orang tua siswa,
telah memerankan sebagian fungsinya dalam membantu penyelenggaraan
pendidikan. Sebelum tahun 1974 masyarakat orang tua siswa di lingkungan
masing-masing sekolah telah membentuk Persatuan Orang Tua Murid dan
Guru (POMG). Sesuai dengan perkembangan tuntutan masyarakat terhadap
penyelenggaraan pendidikan jalur sekolah semakin meningkat, maka POMG
pada awal tahun 1974 dibubarkan dan dibentuk suatu badan yang dikenal
dengan Badan Pembantu Penyelenggara Pendidikan (BP3). Pasang surut
perkembangan penyelenggaraan pendidikan jalur dan jenis sekolah, tidak
4
dapat dilepaskan dari partisipasi masyarakat, khususnya orang tua peserta
didik termasuk keberadaan BP3.
Seiring dengan perkembangan zaman pada saat ini, selain adanya BP3
dibentuk pula Komite Sekolah (di beberapa sekolah yang memperoleh
program khusus), beranggotakan kepala sekolah sebagai ketua dan salah
seorang guru, ketua BP3, ketua LKMD dan tokoh masyarakat sebagai
anggota. Pembentukan komite dimaksudkan untuk menangani pelaksanaan
rehabilitasi bangunan sekolah (SD dan MI), dan pembangunan unit sekolah
baru (SLTP dan MTs), sedangkan di SMK, selain terdapat BP3 dibentuk juga
Majelis Sekolah yang mempunyai peran menjembatani sekolah dengan
industri dalam pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda (PSG), dan Bursa
Kerja Khusus (BKK) yang merupakan kerja sama sekolah dengan Depnaker
dalam pemasaran lulusan.
Kondisi nyata tersebut dalam memasuki era Manajemen Berbasis Sekolah
(MBS) perlu dibenahi selaras dengan tuntutan perubahan yang dilandasi
kesepakatan, komitmen, kesadaran, dan kesiapan membangun budaya baru
dan profesionalisme dalam mewujudkan “Masyarakat Sekolah” yang memiliki
loyalitas pada peningkatan mutu sekolah. Untuk terciptanya suatu masyarakat
sekolah yang kompak dan sinergis, maka Komite Sekolah merupakan bentuk
atau wujud kebersamaan yang dibangun melalui kesepakatan (SK Mendiknas
Nomor 044/U/2002).
Nama Komite Sekolah merupakan nama generik. Artinya, bahwa nama
badan disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing satuan
pendidikan, seperti Komite Sekolah, Komite Pendidikan, Komite Pendidikan
Luar Sekolah, Dewan Sekolah, Majelis Sekolah, Majelis Madrasah, Komite
TK, atau nama lainnya yang disepakati. Dengan demikian, organisasi yang
ada tersebut dapat memperluas fungsi, peran, dan keanggotaannya sesuai
dengan panduan ini atau melebur menjadi organisasi baru, yang bernama
Komite Sekolah (SK Mendiknas Nomor 044/U/2002). Peleburan BP3 atau
5
bentuk-bentuk organisasi lain yang ada di sekolah, kewenangannya akan
berkembang sesuai kebutuhan dalam wadah Komite Sekolah.
C. Tujuan
Dibentuknya Komite Sekolah dimaksudkan agar adanya suatu
organisasi masyarakat sekolah yang mempunyai komitmen dan loyalitas serta
peduli terhadap peningkatan kualitas sekolah.
Adapun tujuan dibentuknya Komite Sekolah sebagai suatu organisasi
masyarakat sekolah adalah sebagai berikut.
6
1. Mewadahi dan menyalurkan aspirasi dan prakarsa masyarakat dalam
melahirkan kebijakan operasional dan program pendidikan di satuan
pendidikan.
2. Meningkatkan tanggung jawab dan peran serta masyarakat dalam
penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan.
3. Menciptakan suasana dan kondisi transparan, akuntabel, dan demokratis
dalam penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan yang bermutu di
satuan pendidikan.
2. Fungsi
Untuk menjalankan perannya itu, Komite Sekolah memiliki fungsi
sebagai berikut :
a. Mendorong tumbuhnya perhatian dan komitmen masyarakat
terhadap penyelenggaraan pendidikan yang bermutu.
7
b. Melakukan kerja sama dengan masyarakat (perorangan/organisasi/
dunia usaha/dunia industri) dan pemerintah berkenaan dengan
penyelenggaraan pendidikan yang bermutu.
c. Menampung dan menganalisis aspirasi, ide, tuntutan, dan berbagai
kebutuhan pendidikan yang diajukan oleh masyarakat.
d. Memberikan masukan, pertimbangan, dan rekomendasi kepada
satuan pendidikan mengenai:
1) kebijakan dan program pendidikan;
2) Rencana Anggaran Pendidikan dan Belanja Sekolah (RAPBS);
3) kriteria kinerja satuan pendidikan;
4) kriteria tenaga kependidikan;
5) kriteria fasilitas pendidikan; dan
6) hal-hal lain yang terkait dengan pendidikan.
d. Mendorong orang tua dan masyarakat berpartisipasi dalam
pendidikan guna mendukung peningkatan mutu dan pemerataan
pendidikan.
e. Menggalang dana masyarakat dalam rangka pembiayaan
penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan.
f. Melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan,
program, penyelenggaraan, dan keluaran pendidikan di satuan
pendidikan.
E. Organisasi
1. Keanggotaan Komite Sekolah
Keanggotaan Komite Sekolah berasal dari unsur-unsur yang ada
dalam masyarakat. Di samping itu unsur dewan guru, yayasan/lembaga
penyelenggara pendidikan, Badan Pertimbangan Desa dapat pula
8
dilibatkan sebagai anggota. Anggota Komite Sekolah dari unsur
masyarakat dapat berasal dari komponen-komponen sebagai berikut:
a. Perwakilan orang tua/wali peserta didik berdasarkan jenjang kelas
yang dipilih secara demokratis.
b. Tokoh masyarakat (ketua RT/RW/RK, kepala dusun, ulama,
budayawan, pemuka adat).
c. Anggota masyarakat yang mempunyai perhatian atau dijadikan
figur dan mempunyai perhatian untuk meningkatkan mutu
pendidikan.
d. Pejabat pemerintah setempat (Kepala Desa/Lurah, Kepolisian,
Koramil, Depnaker, Kadin, dan instansi lain).
e. Dunia usaha/industri (pengusaha industri, jasa, asosiasi, dan lain-
lain).
f. Pakar pendidikan yang mempunyai perhatian pada peningkatan
mutu pendidikan.
g. Organisasi profesi tenaga pendidikan (PGRI, ISPI, dan lain-lain).
h. Perwakilan siswa bagi tingkat SLTP/SMU/SMK yang dipilih secara
demokratis berdasarkan jenjang kelas.
i. Perwakilan forum alumni SD/SLTP/SMU/SMK yang telah dewasa
dan mandiri.
9
Komite Sekolah dan bukan pegawai sekolah, berdasarkan kesepakatan
rapat Komite Sekolah.
Pengurus Komite Sekolah adalah personal yang ditetapkan
berdasarkan kriteria sebagai berikut.
a. Dipilih dari dan oleh anggota secara demokratis dan terbuka
dalam musyawarah Komite Sekolah.
b. Masa kerja ditetapkan oleh musyawarah anggota Komite Sekolah.
c. Jika diperlukan pengurus Komite Sekolah dapat menunjuk atau
dibantu oleh tim ahli sebagai konsultan sesuai dengan bidang
keahliannya.
10
e. Ketentuan penutup.
1. Prinsip Pembentukan
Pembentukan Komite Sekolah harus dilakukan secara transparan,
akuntabel, dan demokratis. Dilakukan secara transparan adalah bahwa
Komite Sekolah harus dibentuk secara terbuka dan diketahui oleh masyarakat
secara luas mulai dari tahap pembentukan panitia persiapan, proses
sosialisasi oleh panitia persiapan, kriteria calon anggota, proses seleksi calon
anggota, pengumuman calon anggota, proses pemilihan, dan penyampaian
hasil pemilihan.
2. Mekanisme Pembentukan
Pembentukan komite Sekolah diawali dengan pembentukan panitia
persiapan yang dibentuk oleh kepala satuan pendidikan dan oleh masyarakat.
Panitia persiapan berjumlah sekurang-kurangnya 5 (lima) orang yang terdiri
atas kalangan praktisi pendidikan (seperti guru, kepala satuan pendidikan,
penyelenggara pendidikan), pemerhati pendidikan (LSM peduli pendidikan,
tokoh masyarakat, tokoh agama, dunia usaha dan industri), dan orang tua
peserta didik.
Panitia persiapan bertugas mempersiapkan pembentukan Komite
Sekolah dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Mengadakan forum sosialisasi kepada masyarakat
(termasuk pengurus/anggota BP3, Majelis Sekolah, dan Komite
Sekolah yang sudah ada) tentang Komite Sekolah menurut
keputusan ini.
b. Menyusun kriteria dan mengidentifikasi calon anggota
berdasarkan usulan dari masyarakat;
c. Menyeleksi anggota berdasarkan usulan dari masyarakat;
11
d. Mengumumkan nama-nama calon anggota kepada
masyarakat;
e. Menyusun nama-nama anggota terpilih;
f. Memfasilitasi pemilihan pengurus dan anggota Komite
Sekolah;
g. Menyampaikan nama pengurus dan anggota Komite
Sekolah kepada kepala satuan pendidikan.
h. Panitia Persiapan dinyatakan bubar setelah Komite
Sekolah terbentuk.
12
G. Bentuk Kerja Komite Sekolah
Adanya hubungan yang harmonis antara sekolah dan masyarakat yang
diwadahi dalam organisasi Komite Sekolah, sudah barang tentu mampu
mengoptimalkan peran serta orang tua dan masyarakat dalam memajukan
program pendidikan, dalam bentuk:
a. Orang tua dan masyarakat membantu menyediakan fasilitas
pendidikan, memberikan bantuan dana serta pemikiran atau saran yang
diperlukan sekolah
b. Orang tua memberikan informasi kepada sekolah tentang potensi
yang dimiliki anaknya
c. Orang tua menciptakan rumah tangga yang edukatif bagi anak.
13
H. Struktur Organisasi Dewan/Komite Sekolah
14
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
2.Saran
Demikianlah makalah berjudul “Dewan Sekolah / Komite Sekolah” ini
saya buat berdasarkan sumber-sumber yang ada. saya juga menyadari,
masih ada banyak kekurangan di dalam penulisan makalah ini. Sehingga
perlulah bagi saya, dari para pembaca untuk memberikan saran yang
membantu supaya makalah ini mendekati lebih baik. Atas perhatiannya, kami
ucapkan terima kasih.
15
DAFTAR PUSTAKA
http://abyfarhan7.blogspot.com/2011/12/komite-sekolah.html
http://www.smkn1-cms.sch.id/ind/profil4.html
16