Anda di halaman 1dari 16

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI :

Kata Pengantar I

BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar belakang 2
B. Rumusan Masalah 3
C. Tujuan 3

BAB II : PEMBAHASAN MASALAH


A. Pengertian dan Nama Komite Skolah 4
B. Kedudukan dan Sifat 6
C. Tujuan 6
D. Peran dan Fungsi 7
E. Organisasi 8
F. Pembentukan Komite Sekolah 11
G. Bentuk Kerja Komite Sekolah 13
H. Contoh Srtuktur Organisasi Komite Sekolah 14

BAB III : PENUTUP

A. Kesimpulan 15
B. Saran 15

C. Daftar Pustaka 16

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Komite Sekolah merupakan suatu badan atau lembaga non profit dan
non politis, dibentuk berdasarkan musyawarah yang demokratis oleh para
stake-holder pendidikan pada tingkat satuan pendidikan sebagai representasi
dari berbagai unsur yang bertanggungjawab terhadap peningkatan kualitas
proses dan hasil pendidikan. 

Dibentuknya Komite Sekolah dimaksudkan agar adanya suatu


organisasi masyarakat sekolah yang mempunyai komitmen dan loyalitas serta
peduli terhadap peningkatan kualitas sekolah. Komite Sekolah yang dibentuk
dapat dikembangkan secara khas dan berakar dari budaya, demografis,
ekologis, nilai kesepakatan, serta kepercayaan yang dibangun sesuai potensi
masyarakat setempat.

Pembentukan Komite Sekolah harus dilakukan secara transparan,


akuntabel, dan demokratis. Dilakukan secara transparan adalah bahwa
Komite Sekolah harus dibentuk secara terbuka dan diketahui oleh masyarakat
secara luas mulai dari tahap pembentukan panitia persiapan, proses
sosialisasi oleh panitia persiapan, kriteria calon anggota, proses seleksi calon
anggota, pengumuman calon anggota, proses pemilihan, dan penyampaian
hasil pemilihan. Dilakukan secara akuntabel adalah bahwa panitia persiapan
hendaknya menyampaikan laporan pertanggungjawaban kinerjanya maupun
penggunaan dana kepanitiaan.

2
B. RUMUSAN MASALAH

 Apa saja peran dan fungsi dari Dewam Sekolah ?


 Apa tujuan dibentuknya komite sekolah?
 Siapa saja Kenggotaan Komite Sekolah ?
 Apa hubungan Sekolah dengan Komite Sekolah ?
 Bagaimana struktur dalam dewan sekolah itu ?

C. TUJUAN

 Agar pembaca tahu apa saja peran dan fungsi dari dewan sekolah.
 Agar pembaca tahu apa saja tujuan dibentuknya dewan sekolah.
 Agar pembaca tahu siapa saja yang menjadi anggota dewan sekolah.
 Agar pembaca tahu hubungan antara sekolah dan dewan sekolah itu
seperti apa.
 Agar pembaca tahu struktur dari keorganisasian dewan sekolah.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Nama


 
1.  Pengertian
Komite Sekolah adalah badan mandiri yang mewadahi peran serta
masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan, dan efisiensi
pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan, baik pada pendidikan pra
sekolah, jalur pendidikan sekolah maupun jalur pendidikan luar sekolah.
Komite Sekolah merupakan suatu badan atau lembaga non profit dan non
politis, dibentuk berdasarkan musyawarah yang demokratis oleh para stake-
holder pendidikan pada tingkat satuan pendidikan sebagai representasi dari
berbagai unsur yang bertanggungjawab terhadap peningkatan kualitas proses
dan hasil pendidikan. 

2.  Nama
Ditinjau dari perspektif sejarah persekolahan pada tingkat SD, SLTP, dan
SMU/SMK di Indonesia, masyarakat sekolah, khususnya orang tua siswa,
telah memerankan sebagian fungsinya dalam membantu penyelenggaraan
pendidikan. Sebelum tahun 1974 masyarakat orang tua siswa di lingkungan
masing-masing sekolah telah membentuk Persatuan Orang Tua Murid dan
Guru (POMG). Sesuai dengan perkembangan tuntutan masyarakat terhadap
penyelenggaraan pendidikan jalur sekolah semakin meningkat, maka POMG
pada awal tahun 1974 dibubarkan dan dibentuk suatu badan yang dikenal
dengan Badan Pembantu Penyelenggara Pendidikan (BP3). Pasang surut
perkembangan penyelenggaraan pendidikan jalur dan jenis sekolah,  tidak

4
dapat dilepaskan dari partisipasi masyarakat,  khususnya orang tua peserta
didik termasuk keberadaan BP3.
Seiring dengan perkembangan zaman pada saat ini, selain adanya BP3
dibentuk pula Komite Sekolah (di beberapa sekolah yang memperoleh
program khusus), beranggotakan kepala sekolah sebagai ketua dan salah
seorang guru, ketua BP3, ketua LKMD dan tokoh masyarakat sebagai
anggota. Pembentukan komite dimaksudkan untuk menangani pelaksanaan
rehabilitasi bangunan sekolah (SD dan MI), dan pembangunan unit sekolah
baru (SLTP dan MTs), sedangkan di SMK, selain terdapat BP3 dibentuk juga
Majelis Sekolah yang mempunyai peran menjembatani sekolah dengan
industri dalam pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda (PSG), dan Bursa
Kerja Khusus (BKK) yang merupakan kerja sama sekolah dengan Depnaker
dalam pemasaran lulusan.
Kondisi nyata tersebut dalam memasuki era Manajemen Berbasis Sekolah
(MBS) perlu dibenahi selaras dengan tuntutan perubahan yang dilandasi
kesepakatan, komitmen, kesadaran, dan kesiapan membangun budaya baru
dan profesionalisme dalam mewujudkan “Masyarakat Sekolah” yang memiliki
loyalitas pada peningkatan mutu sekolah. Untuk terciptanya suatu masyarakat
sekolah yang kompak dan sinergis, maka Komite Sekolah merupakan bentuk
atau wujud kebersamaan yang dibangun melalui kesepakatan (SK Mendiknas
Nomor 044/U/2002).
Nama Komite Sekolah merupakan nama generik. Artinya, bahwa nama
badan disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing satuan
pendidikan, seperti Komite Sekolah, Komite Pendidikan, Komite Pendidikan
Luar Sekolah, Dewan Sekolah, Majelis Sekolah, Majelis Madrasah, Komite
TK, atau nama lainnya yang disepakati. Dengan demikian, organisasi yang
ada tersebut dapat memperluas fungsi, peran, dan keanggotaannya sesuai
dengan panduan ini atau melebur menjadi organisasi baru, yang bernama
Komite Sekolah (SK Mendiknas Nomor 044/U/2002). Peleburan BP3 atau

5
bentuk-bentuk organisasi lain yang ada di sekolah, kewenangannya akan
berkembang sesuai kebutuhan dalam wadah Komite Sekolah. 

B. Kedudukan dan Sifat


 
1.  Kedudukan
Komite Sekolah berkedudukan di satuan pendidikan, baik sekolah
maupun luar sekolah. Satuan pendidikan dalam berbagai jenjang, jenis, dan
jalur pendidikan, mempunyai penyebaran lokasi yang amat beragam. Ada
sekolah tunggal dan ada sekolah yang berada dalam satu kompleks. Ada
sekolah negeri dan ada sekolah swasta yang didirikan oleh yayasan
penyelenggara pendidikan. Oleh karena itu, maka Komite Sekolah dapat
dibentuk dengan alternatif sebagai berikut:
 
2. Sifat
Komite Sekolah merupakan badan yang bersifat mandiri, tidak
mempunyai hubungan hierarkis dengan sekolah maupun lembaga pemerintah
lainnya. Komite Sekolah dan sekolah memiliki kemandirian masing-masing,
tetapi tetap sebagai mitra yang harus saling bekerja sama sejalan dengan
konsep manajemen berbasis sekolah (MBS).
 

C.  Tujuan
  Dibentuknya Komite Sekolah dimaksudkan agar adanya suatu
organisasi masyarakat sekolah yang mempunyai komitmen dan loyalitas serta
peduli terhadap peningkatan kualitas sekolah.
Adapun tujuan dibentuknya Komite Sekolah sebagai suatu organisasi
masyarakat sekolah adalah sebagai berikut.

6
1. Mewadahi dan menyalurkan aspirasi dan prakarsa masyarakat dalam
melahirkan kebijakan operasional dan program pendidikan di satuan
pendidikan.
2. Meningkatkan tanggung jawab dan peran serta masyarakat dalam
penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan.
3. Menciptakan suasana dan kondisi transparan, akuntabel, dan demokratis
dalam penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan yang bermutu di
satuan pendidikan.

D.  Peran dan Fungsi


  1.  Peran
  Peran yang dijalankan Komite Sekolah adalah sebagai berikut :
a. Pemberi pertimbangan (advisory agency) dalam penentuan dan
pelaksanaan kebijakan pendidikan di satuan pendidikan.
b. Pendukung (supporting agency), baik yang berwujud finansial,
pemikiran, maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan di
satuan pendidikan.
c. Pengontrol (controlling agency) dalam rangka transparansi dan
akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran pendidikan di satuan
pendidikan.
d. Mediator antara pemerintah (eksekutif) dengan masyarakat di
satuan pendidikan. 

2.  Fungsi
  Untuk menjalankan perannya itu, Komite Sekolah memiliki fungsi
sebagai berikut :
a. Mendorong tumbuhnya perhatian dan komitmen masyarakat
terhadap penyelenggaraan pendidikan yang bermutu.

7
b. Melakukan kerja sama dengan masyarakat (perorangan/organisasi/
dunia usaha/dunia industri) dan pemerintah berkenaan dengan
penyelenggaraan pendidikan yang bermutu.
c. Menampung dan menganalisis aspirasi, ide, tuntutan, dan berbagai
kebutuhan pendidikan yang diajukan oleh masyarakat.
d. Memberikan masukan, pertimbangan, dan rekomendasi kepada
satuan pendidikan mengenai:
1)  kebijakan dan program pendidikan;
2)  Rencana Anggaran Pendidikan dan Belanja Sekolah (RAPBS);
3)  kriteria kinerja satuan pendidikan;
4)  kriteria tenaga kependidikan;
5)  kriteria fasilitas pendidikan; dan
6)  hal-hal lain yang terkait dengan pendidikan.
d. Mendorong orang tua dan masyarakat berpartisipasi dalam
pendidikan guna mendukung peningkatan mutu dan pemerataan
pendidikan.
e. Menggalang dana masyarakat dalam rangka pembiayaan
penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan.
f. Melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan,
program, penyelenggaraan, dan keluaran pendidikan di satuan
pendidikan.
   

E.   Organisasi
1. Keanggotaan Komite Sekolah
 
Keanggotaan Komite Sekolah berasal dari unsur-unsur yang ada
dalam masyarakat. Di samping itu unsur dewan guru, yayasan/lembaga
penyelenggara pendidikan, Badan Pertimbangan Desa dapat pula

8
dilibatkan sebagai anggota. Anggota Komite Sekolah dari unsur
masyarakat dapat berasal dari komponen-komponen sebagai berikut:
a. Perwakilan orang tua/wali peserta didik berdasarkan jenjang kelas
yang dipilih secara demokratis.
b. Tokoh masyarakat (ketua RT/RW/RK, kepala dusun, ulama,
budayawan, pemuka adat).
c. Anggota masyarakat yang mempunyai perhatian atau dijadikan
figur dan mempunyai perhatian untuk meningkatkan mutu
pendidikan.
d. Pejabat pemerintah setempat (Kepala Desa/Lurah, Kepolisian,
Koramil, Depnaker, Kadin, dan instansi lain).
e. Dunia usaha/industri (pengusaha industri, jasa, asosiasi, dan lain-
lain).
f. Pakar pendidikan yang mempunyai perhatian pada peningkatan
mutu pendidikan.
g. Organisasi profesi tenaga pendidikan (PGRI, ISPI, dan lain-lain).
h. Perwakilan siswa bagi tingkat SLTP/SMU/SMK yang dipilih secara
demokratis berdasarkan jenjang kelas.
i. Perwakilan forum alumni SD/SLTP/SMU/SMK yang telah dewasa
dan mandiri.

2. Kepengurusan Komite Sekolah


 
Pengurus Komite Sekolah ditetapkan berdasarkan AD/ART yang
sekurang-kurangnya terdiri atas seorang ketua, sekretaris, bendahara,
dan bidang-bidang tertentu sesuai dengan kebutuhan. Pengurus komite
dipilih dari dan oleh anggota secara demokratis. Khusus jabatan ketua
komite bukan berasal dari kepala satuan pendidikan. Jika diperlukan
dapat diangkat petugas khusus yang menangani urusan administrasi

9
Komite Sekolah dan bukan pegawai sekolah, berdasarkan kesepakatan
rapat Komite Sekolah.
 
Pengurus Komite Sekolah adalah personal yang ditetapkan
berdasarkan kriteria sebagai berikut.
a. Dipilih dari dan oleh anggota secara demokratis dan terbuka
dalam musyawarah Komite Sekolah.
b. Masa kerja ditetapkan oleh musyawarah anggota Komite Sekolah.
c. Jika diperlukan pengurus Komite Sekolah dapat menunjuk atau
dibantu oleh tim ahli sebagai konsultan sesuai dengan bidang
keahliannya. 

3. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga


 
Komite Sekolah wajib memiliki AD/ART. Anggaran Dasar sekurang-
kurangnya memuat:
a. Nama dan tempat kedudukan.
b. Dasar, tujuan, dan kegiatan.
c. Keanggotaan dan kepengurusan.
d. Hak dan kewajiban anggota dan pengurus.
e. Keuangan.
f. Mekanisme kerja dan rapat-rapat.
g. Perubahan AD dan ART, serta pembubaran organisasi. 
Anggaran Rumah Tangga sekurang-kurangnya memuat:
a. Mekanisme pemilihan dan penetapan anggota dan pengurus
Komite Sekolah.
b. Rincian tugas Komite Sekolah.
c. Mekanisme rapat.
d. Kerja sama dengan pihak lain.

10
e. Ketentuan penutup. 

  F.  Pembentukan Komite Sekolah

1. Prinsip Pembentukan
Pembentukan Komite Sekolah harus dilakukan secara transparan,
akuntabel, dan demokratis. Dilakukan secara transparan adalah bahwa
Komite Sekolah harus dibentuk secara terbuka dan diketahui oleh masyarakat
secara luas mulai dari tahap pembentukan panitia persiapan, proses
sosialisasi oleh panitia persiapan, kriteria calon anggota, proses seleksi calon
anggota, pengumuman calon anggota, proses pemilihan, dan penyampaian
hasil pemilihan.
 
2.  Mekanisme Pembentukan
Pembentukan komite Sekolah diawali dengan pembentukan panitia
persiapan yang dibentuk oleh kepala satuan pendidikan dan oleh masyarakat.
Panitia persiapan berjumlah sekurang-kurangnya 5 (lima) orang yang terdiri
atas kalangan praktisi pendidikan (seperti guru, kepala satuan pendidikan,
penyelenggara pendidikan), pemerhati pendidikan (LSM peduli pendidikan,
tokoh masyarakat, tokoh agama, dunia usaha dan industri), dan orang tua
peserta didik.
Panitia persiapan bertugas mempersiapkan pembentukan Komite
Sekolah dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Mengadakan forum sosialisasi kepada masyarakat
(termasuk pengurus/anggota BP3, Majelis Sekolah, dan Komite
Sekolah yang sudah ada) tentang Komite Sekolah menurut
keputusan ini.
b. Menyusun kriteria dan mengidentifikasi calon anggota
berdasarkan usulan dari masyarakat;
c. Menyeleksi anggota berdasarkan usulan dari masyarakat;

11
d. Mengumumkan nama-nama calon anggota kepada
masyarakat;
e. Menyusun nama-nama anggota terpilih;
f. Memfasilitasi pemilihan pengurus dan anggota Komite
Sekolah;
g. Menyampaikan nama pengurus dan anggota Komite
Sekolah kepada kepala satuan pendidikan.
h. Panitia Persiapan dinyatakan bubar setelah Komite
Sekolah terbentuk.

3.  Penetapan Pembentukan Komite Sekolah


 
Calon anggota Komite Sekolah yang disepakati dalam musyawarah atau
mendapat dukungan suara terbanyak melalui pemungutan suara secara
langsung menjadi anggota Komite Sekolah sesuai dengan jumlah anggota
yang disepakati dari masing-masing unsur. Komite Sekolah ditetapkan untuk
pertama kali dengan Surat Keputusan kepala satuan pendidikan, dan
selanjutnya diatur dalam AD dan ART. Misalnya dalam Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga disebutkan bahwa pemilihan anggota dan pengurus
Komite Sekolah ditetapkan oleh musyawarah anggota Komite Sekolah.
 
Pengurus dan anggota komite terpilih dilaporkan kepada pemerintah
daerah dan dinas pendidikan setempat. Untuk memperoleh kekuatan hukum,
Komite Sekolah dapat dikukuhkan oleh pejabat pemerintahan setempat.
Misalnya Komite Sekolah untuk SD dan SLTP dikukuhkan oleh Camat dan
Kepala Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan; SMU/SMK dikukuhkan oleh
Kepala Dinas Kabupaten/Kota dan Bupati/Walikota.

12
G.  Bentuk Kerja Komite Sekolah
 
Adanya hubungan yang harmonis antara sekolah dan masyarakat yang
diwadahi dalam organisasi Komite Sekolah, sudah barang tentu mampu
mengoptimalkan peran serta orang tua dan masyarakat dalam memajukan
program pendidikan, dalam bentuk:
a.       Orang tua dan masyarakat membantu menyediakan fasilitas
pendidikan, memberikan bantuan dana serta pemikiran atau saran yang
diperlukan sekolah
b.      Orang tua memberikan informasi kepada sekolah tentang potensi
yang dimiliki anaknya
c.       Orang tua menciptakan rumah tangga yang edukatif bagi anak.

13
H. Struktur Organisasi Dewan/Komite Sekolah

Untuk membantu kelancaran Penyelenggaraan Pendidikan di Sekolah


dengan mendayagunakan kemampuan yang ada pada orang tua, masyarakat, dan
lingkungan, maka sekolah perlu untuk membentuk suatu organisasi
kemasyarakatan.Pembentukan Dewan Komite Sekolah  tersebut  sesuai Keputusan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor : 044/U/2002 tentang Dewan Pendidikan dan
Komite Sekolah. Berikut salah satu contoh struktur organisasi Dewan / Komite
sekolah.

Struktur Organisasi Periode 2002-2005

1. Ketua : Drs. H. Nurjamil Alisyahbana, M.M.


Wakil Ketua : Dr. Suherman, M.M.
2. Komisi-komisi
a. Organisasi dan Manajemen : Ir. H. Heri Darmawan
Drs. Dadang Ruhiyat
b. Kurikulum dan Pembelajaran : Ir. Asep Purwanto
Endang Sudir, B.A.
c. Sarana dan Prasarana Pendidikan : Ir. H. Kuswara
Mohamad Sarjono
d. Usaha dan Penggalian Sumber : Ir. Asep Ruswandi
Dana Dra. Hj. Sri Rahayu
e. Kerjasama dan Hubungan Industri : Drs. Maryuanda
Adnan Rahadi
3. Staf Sekretariat
a. Sekretaris : Rahmat, S.E.
b. Bendahara : H. Uu Fahrudin
c. Staf : Dodo Supriadi

14
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan

Komite Sekolah adalah badan mandiri yang mewadahi peran serta


masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan, dan efisiensi
pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan, baik pada pendidikan pra
sekolah, jalur pendidikan sekolah maupun jalur pendidikan luar sekolah.
Tujuan dibentuknya Komite Sekolah sebagai suatu organisasi masyarakat
sekolah adalah untuk :
Mewadahi dan menyalurkan aspirasi dan prakarsa masyarakat dalam
melahirkan kebijakan operasional dan program pendidikan di satuan
pendidikan.

Meningkatkan tanggung jawab dan peran serta masyarakat dalam


penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan.

Menciptakan suasana dan kondisi transparan, akuntabel, dan demokratis


dalam penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan yang bermutu di
satuan pendidikan.

2.Saran
Demikianlah makalah berjudul “Dewan Sekolah / Komite Sekolah” ini
saya buat berdasarkan sumber-sumber yang ada. saya juga menyadari,
masih ada banyak kekurangan di dalam penulisan makalah ini. Sehingga
perlulah bagi saya, dari para pembaca untuk memberikan saran yang
membantu supaya makalah ini mendekati lebih baik. Atas perhatiannya, kami
ucapkan terima kasih.

15
DAFTAR PUSTAKA

http://abyfarhan7.blogspot.com/2011/12/komite-sekolah.html
http://www.smkn1-cms.sch.id/ind/profil4.html

16

Anda mungkin juga menyukai