Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN

“TUBERCULOSIS (TBC)”
Dosen Pengampu : NS Dian Novita Kumalasari, S. Kep, M. Kep

Disusun Oleh :

NATASYA NUR ESPERANZA


NIM. 20191281

PROGRAM D III KEPERAWATAN


AKADEMI PERAWATAN KARYA BAKTI HUSADA
YOGYAKARTA
Th. 2020/2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PENYAKIT TBC (TUBERKULOSIS)

Tema : Penyakit Tuberkulosis (TB)


Sasaran : Pasien yang menderita penyakit TB
Hari / Tanggal : Selasa, 6 Oktober 2020
Waktu : 09.00-09.30 WIB
Tempat : (………..)
Pengajar : Mahasiswa Keperawatan Akper Karya Bakti Husada

A. Tujuan Instruksional Umum


Setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang Tuberculosis selama 1 x 30 menit
diharapkan masyarakat mengerti tentang penyakit Tuberkulosis (TBC).

B. Tujuan Instruksional Khusus


1. Masyarakat mampu memahami pengertian penyakit Tuberkulosis (TBC).
2. Masyarakat mampu memahami tentang penyebab penyakit Tuberkulosis (TBC).
3. Masyarakat mampu memahami tentang cara penularan penyakit Tuberkulosis (TBC).
4. Masyarakat mampu memahami tentang cara pengobatan penyakit Tuberkulosis (TBC)
5. Masyarakat mampu memahami tentang cara pencegahan penyakit Tuberkulosis (TBC).

C. Sasaran
Adapun sasaran dari penyuluhan ini ditujukan khususnya kepada masyarakat di (……)

D. Materi (terlampir)
1. Pengertian penyakit tuberculosis (TBC)
2. Penyebab penyakit tuberculosis (TBC)
3. Tanda dan gejala penyakit tuberculosis (TBC)
4. Cara penularan penyakit tuberculosis (TBC)
5. Cara pengobatan penyakit tuberculosis (TBC)
6. Cara pencegahan penyakit tuberculosis (TBC)

E. Media
1. Leaflet
2. LCD

F. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Evaluasi
G. Kegiatan Penyuluhan
NO. TAHAP KEGIATAN Kegiatan Peserta
1. Pembukaan  Mengucapkan salam  Menjawab salam
( 5 menit )  Memperkenalkan diri  Mendengarkan
 Menjelaskan tujuan
pendidikan kesehatan
 Apersepsi dengan cara
menggali pengetahuan
yang dimiliki pasien
dan keluarga tentang
penyakit tuberculosis
2. Pelaksanaan  Menjelaskan materi  Mendengarkan
( 20 menit )  Pasien dan keluarga  Bertanya
memperhatikan
penjelasan  tentang
penyakit tuberculosis
(TB)
 Pasien dan keluarga
menanyakan tentang
hal-hal yang belum
jelas
3. Penutup  Menyimpulkan materi  Mendengarkan
(5menit)   Mengevalusi pasien  Menjawab salam
dan keluarga tentang
materi yang telah
diberikan
 Mengakhiri pertemuan
H. Pengorganisasian
1. Penanggung jawab : Yanuar Eka S.Kep,Ns.
2. Moderator :
3. Penyaji :
4. Fasilitator :

I. Evaluasi
Menanyakan kembali tentang materi yang dijelaskan pada ibu menyusui tentang :
1. Apakah pengertian dari penyakit tuberkulosis?
2. Apakah penyebab penyakit tuberkulosis?
3. Apa saja tanda gejala penyakit tuberkulosis?
4. Bagaimana cara penularan penyakit tuberculosis?
5. Bagaimana pengobatan dari penyakit tuberculosis?
6. Bagaimana cara pencegahan dari penyakit tuberculosis ?
MATERI PENYULUHAN

1. PENGERTIAN
TBC adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman micobacterium tuberculosis.
Sebagian besar kuman TBC menyerang paru-paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh yang
lain.
Tuberculosis adalah penyakit yang disebabkan Mycobacterium tuberculosis yang hampir
seluruh organ tubuh dapat terserang olehnya, tapi yang paling banyak adalah paru-paru (IPD,
FK, UI).
Tuberculosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis
dengan gejala yang sangat bervariasi ( Mansjoer , 1999).
TB Paru adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TBC
(Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman menyerang Paru, tetapi dapat juga
mengenai organ tubuh lain (Dep Kes, 2003). Kuman TB berbentuk batang mempunyai sifat
khusus yaitu tahan terhadap asam pewarnaan yang disebut pula Basil Tahan Asam (BTA).

2. PENYEBAB
Etiologi Tuberculosis Paru adalah Mycobacterium Tuberculosis yang berbentuk batang dan
Tahan asam ( Price, 1997 ). Penyebab Tuberculosis adalah M. Tuberculosis bentuk batang
panjang 1 – 4 /m. Dengan tebal 0,3 – 0,5 m. selain itu juga kuman lain yang memberi infeksi
yang sama yaitu M. Bovis, M. Kansasii, M. Intracellutare.
Penyakit TBC paru disebabkan oleh kuman TBC (Mycobacterium Tuberculosis). Kuman
ini berbentuk batang, mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asam pada pewarnaan. Oleh
karena itu disebut pula sebagai Basil Tahan Asam (BTA), kuman TBC cepat mati terhadap sinar
matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup selama beberapa jam ditempat yang gelap dan
lembab. Dalam jaringan tubuh kuman ini dapat Dormant, tertidur lama selama beberapa tahun.
Sumber penularan adalah penderita TBC BTA positif. Pada waktu batuk atau bersin, penderita
menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk droplet (percik dahak). Droplet yang mengandung
kuman dapat bertahan di udara pada suhu kamar selama beberapa jam. Orang dapat terinfeksi
kalau droplet tersebut terhirup kedalam saluran pernapasan. Selama kuman TBC masuk kedalam
tubuh manusia melalui pernapasa, kuman TB tersebut dapat menyebar dari paru ke bagian tubuh
lainnya, melalui system peredaran darah, system saluran limfe, saluran napas, atau penyebaran
langsung kebagian-bagian tubuh lainnya. Daya penularan dari seseorang penderita ditentukan
oleh banyaknya kuman yang dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat positif hasil
pemeriksaan dahak, makin menular penderita tersebut. Bila hasl pemeriksaan dahak negative
(tidak terlihat kuman), maka penderita tersebut dianggap tidak menular.

Faktor-faktor yang menyebabkan seseorang terinfeksi oleh Myobacterium Tuberculosis :


1. Herediter : resistensi seseornag terhadap infeksi kemungkinan diturunkan.
2. Jenis kelamin : pada akhir masa anak-anak dan remaja, angka kematian dan kesakitan lebih
banyak terjadi pada anak perempuan.
3. Usia : pada masa bayi kemungkinan terinfeksi sangat tinggi.
4. Pada masa puber dan remaja dimana masa pertumbuhan yang cepat, kemungkinan infeksi
cukup tinggi karena diit yang tidak adekuat.
5. Keadaan stress : situasi yang penuh stress (injury atau penyakit, kurang nutrisi, stress
emosional, kelelahan yang kronik).
6. Meningkatnya sekresi steroid adrenaql yang menekan reaksi inflamasi dan memudahkan
untuk penyebarluasan infeksi.
7. Anak yang mendapat terapi kortikosteroid kemungkinan terinfeksi lebuh mudah.
8. Nutrisi : status nutrisi kurang
9. Infeksi berulang : HIV, Measles, Pertusis.
10. Tidak mematuhi aturan perubahan.

3. Klasifikasi Tuberculosis
Menurut DepKes (2003), klasifikasi TB Paru dibedakan atas :
1. Berdasarkan organ yang terinveksi
a. TB Paru adalah tuberculosis yang menyerang jaringan paru, tidak termasuk pleura (selaput
paru). Berdasarkan hasil pemeriksaan dahak, TB Paru dibagi menjadi 2, yaitu :
- TB Paru BTA Positif, disebut TB Paru BTA (+) apabila sekurang-kurangnya 2 dari 3
spesimen dahak SPS (Sewaktu Pagi Sewaktu) hasilnya positif, atau 1 spesimen dahak SPS
positif disertai dengan pemeriksaan radiologi paru menunjukkann gambaran TB aktif.
- TB Paru BTA Negatif , apabila dalam 3 pemeriksaan specimen dahak SPS BTA negatif
dan pemeriksaan rasiologi dada menunjukkan gambaran TB aktif. TB Paru dengan BGA
(-) dan gambaran radioogi positif dibagi berdasarkan tingkat keparahan, bila menunjukkan
keparahan yakni kerusakan luas dianggap berat.
b. TB ekstra paru yaitu tuberculosis yang menyerang organ tubuh lain selain paru, misalnya
pleura, selapu otak, selapu jantung (pericardium), kelenjar limfe, tulang persendian, kulit,
usus, ginjal, saluran kencing dan alat kelamin. TBC ekstra paru dibagi berdasarkan tingkat
keparahan penyakitnya, yaitu :

− TBC ekstra paru ringan yang menyerang kelenjar limfe, pleura, tulang (kecuali tulang
belakang), sendi dan kelenjar adrenal.
− TBC ekstra paru berat seperti meningitis, pericarditis, peritonitis, Tb tulang belakang, Tb
saluran kencing dan alat kelamin. 

2. Berdasarkan Tipe Penderita

Tipe penderita ditentukan berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya. Ada beberpa tipe
penderita :

a. Kasus baru adalah penderita yang belum pernah diobati dengan OAT atau sudah pernah
menelan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) kurang dari satu bulan.
b. Kambuh (relaps) adalah penderita TBC yang belum pernah mendapat pengobatan dan telah
dinyatakan sembuh, kemudian kembali berobat dengan hasil pemeriksaan BTA positif.
c. Pindahan (transfer in) yaitu penderita yang sedang mendapat pengobatan disuatu kabupaten
lain kemudian pindah berobat ke kabupaten ini. Penderita pindahan tersebut harus membawa
surat rujukan/pindah.
d. Kasus berobat setelah lalai (default/drop out) adalah penderita yang sudah berobat palig
kurang 1 bulan attau lebih dan berhenti 2 bulan atau lebih kemudian datang kembali berobat.

4. TANDA DAN GEJALA


 Gejala umum Tb paru adalah batuk lebih dari 4 minggu dengan atau tanpa sputum, malaise,
gejala flu, demam ringan, nyeri dada, batuk darah. ( Mansjoer, 1999)
 Gejala lain yaitu kelelahan, anorexia, penurunan Berat badan ( Luckman dkk, 93)
a. Demam : subfebril menyerupai influenza.
b. Batuk : batuk kering (non produktif), batuk produktif (sputum)
c. Hemaptoe
d. Sesak Nafas : pada penyakit TB yang sudah lanjut dimana infiltrasinya sudah ½ bagian
paru-paru.
e. Nyeri dada
f. Malaise : anoreksia, nafsu makan menurun, sakit kepala, nyeri otot, keringat malam.

5. KOMPLIKASI
Komplikasi yang sering terjadi pada pasien penyakit TBC apabila tidak ditangani dengan
benar akan menimbulkan komplikasi, diantaranya yaitu :
1. Komplikasi dini : pleuritis, efusi pleura , empiema,
faringitis.
2. Komplikasi lanjut :
a. Obstruksi jalan napas, seperti SOPT (Sindrom Obstruksi Pasca Tuberculosis)
b. Kerusakan parenkim berat, seperti SOPT atau Fibrosis paru Cor pulmonal, amilosis,
karsinoma paru, ARDS.

6. CARA PENULARAN
Penyakit tuberculosis (TBC) bisa ditularkan melalui kontak langsung dengan pasien TBC,
seperti terpapar hembusan nafasnya, cairan tubuhnya, dan apabila menggunakan sendok dan
handuk secara bersamaan.

7. PENGOBATAN
Jenis obat yang dipakai
a. Obat Primer b. Obat Sekunder
1. Isoniazid (H) 1. Ekonamid
2. Rifampisin (R) 2. Protionamid
3. Pirazinamid (Z) 3. Sikloserin
4. Streptomisin 4. Kanamisin
5. Etambutol (E) 5. PAS (Para Amino Saliciclyc Acid)
6. Tiasetazon
7. Viomisin
8. Kapreomisin

Pengobatan TB ada 2 tahap menurut DEPKES 2000 yaitu :


3. Tahap INTENSIF
Penderita mendapat obat setiap hari dan diawasi langsung untuk mencegah terjadinya
kekebalan terhadap rifampisin. Bila saat tahab intensif tersebut diberikan secara tepat,
penderita menular menjadi tidak tidak menular dalam kurun waktu 2 minggu. Sebagian besar
penderita TBc BTA positif menjadi negatif (konversi) pada akhir pengobatan intensif.
Pengawasan ketat dalam tahab intensif sangat penting untuk mencegah terjadinya kekebalan
obat.

4. Tahap lanjutan

Pada tahap lanjutan penderita mendapat obat jangka waktu lebih panjang dan jenis obat
lebih sedikit untuk mencegah terjadinya kelembutan. Tahab lanjutan penting untuk
membunuh kuman persisten (dormant) sehingga mencegah terjadinya kekambuhan.

Paduan obat kategori 1 :


Tahap Lama (H) / day R day Z day F day Jumlah
Hari X
Nelan Obat
Intensif 2 bulan 1 1 3 3 60
Lanjutan 4 bulan 2 1 - - 54

Paduan Obat kategori 2 :


Tahap Lama (H) R Z E E Strep. Jumlah
@30 @450 @500 @ @50 Injeks Hari X
0 Mg mg 250 0 i Nelan
Mg mg mg Obat
Intensif 2 1 1 3 3 - 0,5 % 60
bulan 1 1 3 3 - 30
1
bulan
Lanjuta 5 2 1 3 2 - 66
n bulan
Paduan Obat kategori 3 :
Tahap Lama H @ 300 R@450mg P@500m Hari X Nelan
mg g Obat
Intensif 2 bulan 1 1 3 60
Lanjutan 4 bulan 2 1 1 54
3 x week

OAT sisipan (HRZE)


Tahap Lama H R Z E day Nelan X
@300mg @450m @500mg @250mg Hari
g
Intensif 1 bulan 1 1 3 3 30
(dosis
harian)

8. CARA PENCEGAHAN
Cara penularan TBC perlu diwaspadai dengan mengambil tindakan-tindakan pencegahan
selayaknya untuk menghindarkan infeksi tetes dari penderita ke orang. Salah satu cara
adalah batuk dan bersin sambil menutup mulut/hidung dengan sapu tangan atau tissue untuk
kemudian didesinfeksi dengan lysol atau dibakar. Bila penderita berbicara, jangan terlampau
dekat dengan lawan bicaranya. Ventilasi yang baik dari ruangan juga memperkecil bahaya
penularan.
Anak-anak dibawah usia satu tahun dari keluarga yang menderita TBC perlu divaksinasi
BCG sebagai pencegahan, bersamaan dengan pemberian isoniazid 2-10 mg/kg selama 6
buan (kemoprofilaksis)
a) Pemeriksaan kontak, yaitu pemeriksaan terhadap individu yang bergaul erat dengan
penderita tuberkulosisi paru BTA postif. Pemeriksaan meliputi tes tuberkulin, klinis dan
radiologis. Bila tes tuberkulin positif, maka pemeriksaan radiologis foto thorax diulang
pada 6 dan 12 bulan mendatang. Bila massih negatif diberikan BCG vaksinasi. Bila
positif, berarti terjadi konversi hasil tes tuberkulin dan diberikan kemoprofilaksis.
b) Mass chest x-ray, yaitu pemeriksaan massal terhadap kelompok-kelompok populasi
tertentu misalnya : karyawan rumahsakit/puskesmas/balai pengobatan, penghuni rumah
tahanan dan siswa-siswi pesantren.

a. UNTUK PENDERITA :
1. Minum obat sampai habis sesuai petunjuk
2. Menutup mulut ketika batuk atau bersin
3. Tidak meludah di sembarang tempat
4. Meludah di tempat yang terkena sinar matahari langsung atau ditempat yang sudah ada
karbol/lisol

b. UNTUK KELUARGA :
1. Jemur kasur seminggu sekali
2. Buka jendela lebar-lebar agar udara dan sinar matahari bisa langsung masuk

c. PENCEGAHAN LAIN :
1. Imunisasi BCG pada bayi
2. Meningkatkan daya tahan tubuh dengan makanan bergizi

DAFTAR PUSTAKA
Doengoes Marilynn E ,Rencana Asuhan Keperawatan ,EGC, Jakarta , 2000.
Mansjoer dkk , Kapita Selekta Kedokteran ,edisi 3 , FK UI , Jakarta 1999.

INTERNET
1. http://tuberkulosis.org/ (17 : 00, 10 Desember 2014)
2. http://www.ilmudokter.com/2013/11/komplikasi-tuberkulosis.html (16 : 56, 10 Desember
2014)

Anda mungkin juga menyukai