Anda di halaman 1dari 5

ABSTRAK ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN

KEBUTUHAN AKTIVITAS/ISTIRAHAT PADA TN. S DIRUANG DAHLIA


RSUD DR. SOEDIRMAN KEBUMEN

Latar Belakang : Stroke Non Hemoragik adalah jenis sindrom yang terdiri dari gejala hilangnya
funsi sistem syaraf pusat fokal atau global yang berkembang cepat, gejala ini berlangsung lebih
dari 24 jam atau menyebabkan kematian masalah baik psikologis maupun fisik dapat terjadi
akibat keadaan imobilitas. Tujuan Asuhan Keperawatan : untuk memberikan gambaran tentang
asuhan keperawatan kebutuhan dengan masalah pemenuhan aktifitas/istirahat pada pasien
dengan stroke non hemoragik.
Asuhan keperawatan : Asuhan keperawatan pada Tn. M yang dilakukan selama 3 hari mulai
tanggal 9 juni – 11 juni 2016 diruang Dahlia RSUD Kebumen, keluarga pasien mengatakan
pasien merasa nyeri kepala, lemas, mempunyai riwayat hipertensi sejak 1 tahun yang lalu.
Sehingga muncul masalah keperawatan Resiko Ketidakefektifan perfusi jaringan otak
berhubungan dengan hipertensi, intervensi dan implementasi yang sudah dilakukan adalah
menggunakan tehnik relaksasi distraksi, menganjurkan pasien pemberian obat. Evaluasi dari
tindakan tersebut yakni klien mampu mengetahui tentang cara teknik relaksasi distraksi untuk
mengurangi nyeri kepala.
Analisa Tindakan : Untuk mempermudah kebutuhan aktifitas/istirahat tindakan keperawatan
yang direkomendasikan menggunakan tehnik relaksasi distraksi dan memberikan pengaruh
intensitas nyeri kepala.
Kata Kunci : Stroke Non Hemoragik, Kebutuhan Aktivitas/Istirahat, Tehnik relaksasi distraksi
BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah penyelenggara upaya kesehatan oleh bangsa
Indonesia untuk mencapai kemampuan hidup yang sehat bagi setiap orang atau individu.
Kesejahteraan individu untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat hal ini menurut World
Health Organization (WHO, 2006) mengatakan Kesejahteraan masyarakat yang optimal
dibutuhkan sumber daya pembangunan di tuntut untuk memberikan asuhan keperawatan
secara untuh yaitu secara biologis, psikologis, social dan spiritual. Sebagai upaya untuk
memenuhi kesejahteraan masyarakat dilakukan asuhan keperawatan untuk memberikan
keperawatan yang komprehensif dengan meliputi tindakan yang promotif, prefentif, kualitatif
serta rehabilitative khususnya pada pasien penderita stroke. Berdasarkan data yang diperoleh
pada tahun 2012 dari Dinas Kesehatan Profinsi Jawa Tengah didapatkan data bahwa dari seluruh
Rumah Sakit yang ada di Jawa Tengah angka kejadian Stroke paling tinggi adalah di kota
Semarang yaitu sebesar 3.986 kasus (17,91%). Kejadian stroke di rawat inap RSUD Tugurejo
Semarang pada tahun 2010 telah mencapai 262 pasien, pada tahun 2011 telah mencapai 244
pasien,tahun 2012 mencapai 255 pasien, dan telah meningkat di tahun 2013 mencapai 307
pasien penderita stoke (Rekam Medik RSUD Tugurejo Semarang, 2010). Salah satu penelitian
dari studi global pada tahun 2010 di dunia didapatkan data jumlah penderita 368 juta orang. Jika
tidak ada tindakan dalam penganangan penyakit ini diperkirakan jumlah penderita akan semakin
meningkat. Stroke merupakan salah satu penyakit yang sering kita jumpai dan sampai saat ini
juga masih menjadi problem di masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan mengenai
penyakit stroke maka diartikan menurut Muttaqin, (2008) 2 Stroke atau cedera serebrovaskuler
adalah sebagai kehilangan dari fungsi di otak yang diakibatkan oleh berhentinya suatu suatu
suplai darah ke otak, atau bisa dikatakan bahwa stroke merupakan kelainan dari fungsi otak
yang timbul secara mendadak dan akan terjadi pada siapa saja. Penyebab munculnya stroke
umumnya terjadi karena adanya factor tidak dapat dikontrol yaitu usia, jenis kelamin, ras, dan
factor keturunan serta adanya factor yang dapat di control yaitu hipertensi, pola makan,
obesitas, penyakit jantung, merokok, alkhol dan hipokolesterolemik. Salah satu dari factor yang
sudah di sebutkan diatas yang paling sering terjadi pada pasien stroke adalah karena faktor tidak
dapat dikontrol (Rasyid & Lyna, 2007). Sehingga dapat disimpulkan cara untuk mengatasi faktor
yang dapat di control adalah dengan cara menjaga pola makan, tidak obesitas, merokok, dan
minum alkhohol, karena suatu faktor yang dapat dikontrol akan sangat berpengaruh pada
kesehatan dan tidak dapat menimbulkan dampak nyeri pada bagian kepala pada seseorang
penderita stroke. Tingginya dampak dari penderita stroke maka akan menimbulkan nyeri pada
bagian kepala. Dampak dari nyeri pada bagian kepala yang berkepanjangan dalam pemenuhan
kebutuhan baik fisiologis maupun psikologis akan menyebabkan kecemasan, ketakutan, gelisah
dan stress (Rasyid & Lyna, 2007). Berdasarkan hal tersebut nyeri kepala yang ditimbulkan
biasanya karena resiko ketidakefektifan jaringan perfusi otak akibat adanya tekanan darah
tinggi. Keefektifan nyeri pada penderita stroke yang disebabkan karena tekanan darah yang
tinggi akan menyebabkan resiko ketidakefektifan jaringan perfusi otak, hal ini dibuktikan oleh
Heather, (2012) mengatakan Resiko ketidakefektifan jaringan perfusi otak adalah beresiko
mengalami penurunan sirkulasi jaringan otak yang dapat menggangu kesehatan.
Ketidakefektifan perfusi jaringan otak yaitu suatu penurunan jumlah oksigen yang dapat
mengakibatkan kegagalan untuk memelihara jaringan pada tingkat kapiler ( Wilkinson, 2006).
Pasien yang mengalami pusing dan nyeri akan merasa takut dan khawatir serta mereka 3
berharap supaya kembali pulih dengan cepat. Berdasarkan dalam hal ini diharapkan terjadi
penurunan nyeri sehingga pasien mampu melakukan aktifitas dan istirahat. Dengan adanya
penurunan nyeri pada penderita stroke akibat tekanan darah yang tinggi mampu melakukan
aktifitas dan istirahat dibuktikan oleh Potter & Pery, (2006) mengatakan bahwa aktivitas dan
istirahat adalah salah satu kebutuhan dasar manusia atau suatu proses yang sangat diperlukan
oleh manusia untuk pembentukan sel-sel tubuh yang rusak (natural healing mechanisme),
memberi waktu organ-organ tubuh untuk beristirahat dan menjaga keseimbangan metabolise
dan kimiawi tubuh. Tanpa istirahat yang cukup, kemampuan untuk berkonsentrasi dan
beraktifitas akan menurunkan serta meningkatkan iritabilitas. Berdasarkan hal ini disimpulkan
bahwa pada saat nyeri kepala akibat adanya tekanan darah yang tinggi biasanya membuat para
anggota tim kesehatan berkeinginan untuk menangani nyeri kepala dengan pemberian obat
penurun tekanan darah dan mengalihkan rasa nyeri dengan non farmakologi yaitu teknik
relaksasi distraksi. Teknik relaksasi distraksi merupakan salah satu metode non farmakologi
dalam strategi penanggulangan nyeri kepala akibat penekanan tekanan darah. Relaksasi
distraksi merupakan mengalihkan perhatian klien ke hal (stimulus) lain dan kewaspadaan
terhadap nyeri meningkatkan toleransi terhadap nyeri kepala, salah satu distraksi yang efektif
adalah dengan cara mendengarkan cerita, musik menurunkan denyut jantung,mengurangi
kecemasan, gelisah dan depress, menghilangkan nyeri kepala dan menurunkan tekanan darah
(Nurdin, 2013) Pada tiga hal yang dibutuhkan dalam relaksasi distraksi yaitu posisi klien yang
tepat, pikiran beristirahat, lingkungan yang nyaman agar dapat berkonsentrasi. Teknik relaksasi
distraksi merupakan suatu bentuk asuhan keperawatan dalam hal ini perawat mengajarkan
pada pasien bagaimana cara mengalihkan perhatian klien ke hal (stimulus) lain dan dengan
demikian kewaspadaan terhadap nyeri meningkatkan toleransi terhadap nyeri, salah satu 4
distraksi yang efektif adalah dengan cara mendengarkan cerita, nafas perlahan, music
menurunkan denyut jantung,mengurangi kecemasan, gelisah dan depresi, menghilangkan nyeri
kepala dan menurunkan tekanan darah serta meningkatkan ventilasi paru (Smeltzer dan brae,
2008). Cara tersebut menunjukan bahwa distraksi ada pengaruh dalam menurunkan tekanan
darah dan mengalihkan tingkat nyeri kepala atau pusing pada pasien stroke. Diharapkan pasien
dapat menerapkan tindakan mandiri keperawatan seperti teknik relaksasi distraksi untuk
mengalihkan rasa nyeri kepala atau pusing. Dengan mengalihkan rasa nyeri kepala ada pengaruh
teknik relaksasi distraksi terhadap perubahan intensitas nyeri pasien akibat peningkatan tekanan
darah tinggi menjadi menurun dan teralihkan menjadi rasa nyeri berkurang, dibuktikan
berdasarkan hasil penelitian pada 30 responden yang menderita hipertensi yang
mengakibatakan stroke yang berusia < 30 tahun sebanyak 1 orang (3,3%), sedangkan responden
yang berusia 30- 49 sebanyak 16 orang (53,3%), dan 13 orang lainnya diderita pada usia >50
tahun (43,3%) dengan riset menurut Apriliana, (2011) didapatkan distraksi relaksasi dengan
dibimbing ada pengaruh terhadap perubahan intensitas nyeri kepala pasien pada pasien
tekanan darah yang tinggi menjadi menurun dan teralihkan menjadi rasa pusing atau nyeri
berkurang, Teknik relaksasi distraksi memberikan pengaruh terhadap perubahan intensitas
nyeri, perbedaan efektifitas antara tekanan darah sistolik sebesar 0,285 (p>0,05), dan efektifitas
kedua perlakuan tekanan darah diastolic yaitu sebesar 0,935 (p>0,05). Sehingga dapat
disimpulkan teknik distraksi membuat pasien dapat mengontrol diri ketika terjadi nyeri saat
beraktifitas/istirahat dan menurunankan tekanan darah menjadi menurun serta mengalihkan
rasa nyeri menjadi berkurang dengan salah satu cara teknik relaksasi distraksi. Berdasarkan hasil
Asuhan Keperawatan pada Tn. S yang dirawat selama 3 hari dengan Stroke Non Hemoragik
muncul masalah keperawatan Resiko Ketidakefektifan perfusi jaringan otak. Sehingga tertarik
untuk dipaparkan secara ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan
Akitifitas/Istirahat pada Tn. S di ruang Dahlia RSUD Dr. Soediraman Kebumen” 5 B. TUJUAN
PENULIS a) Tujuan Umum Tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah mampu mendesripsikan
asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan aktivitas/istirahat pada Tn. S di Ruang Dahlia RSUD
Dr.Soedirman Kebumen b) Tujuan Khusus a. Mendeskripsikan hasil pengkajian dengan gangguan
pemenuhan kebutuhan aktivitas/istirahat pada Tn. S b. Mendeskripsikan analisa data
keperawatan pasien dengan gangguan kebutuhan aktivitas/istirahat pada Tn. S c.
Mendeskripsikan hasil diagnosa keperawatan pasien dengan gangguan kebutuhan
aktivitas/istirahat pada Tn. S d. Mendeskripsikan intervensi keperawatan dalam upaya
pemenuhan kebutuhan aktivitas/istirahat pada Tn. S e. Mendeskripsikan hasil implementasi
pemenuhan kebutuhan aktivitas/istirahat pada Tn. S f. Mendeskripsikan hasil evaluasi tidakan
keperawatan pasien dengan gangguan kebutuhan aktivitas/istirahat pada Tn. S g.
Mendeskripsikan hasil inovasi tidakan keperawatan pasien dengan gangguan kebutuhan
aktivitas/istirahat pada Tn. S C. MANFAAT Pendapat penulis mengenai Tn. S dengan Asuhan
Keperawatan Pemenuhan Aktivitas/istirahat bermanfaat: 1. Manfaat bagi Keilmuan Karya tulis
ilmiah ini untuk meningkatkan pengetahuan serta menambah inovasi keperawatan, dalam
upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan keperawatan dengan masalah asuhan
keperawatan tentang pemenuhan aktivitas/istirahat. 6 2. Manfaat bagi Aplikatif Karya tulis
ilmiah ini berguna dalam mendukung tindakan asuhan keperawatan dengan gangguan
pemenuhan kebutuhan aktivitas/istirahat dan bertujuan memberikan informasi bagi pasien dan
keluarga mengenai tindakan keperawatan aktivitas/istirahat dengan menggunakkan teknik
distraksi dan keluarga dapat menambah pengetahuan tentang penyakitnya, serta dipergunakan
atau di terapkan oleh rumah sakit dalam memberikan pelayanan kesehatan pada pasien dengan
cara teknik relaksasi distraksi.
DAFTAR PUSTAKA Apriliana. (2011). Keefektifan pengaruh relaksasi Vol. 2 / No. 2 . Jakarta : EGC
Aziz Alimul.H. (2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Munusia : Aplikasi Konsep dan Proses
Keperawatan, Jakarta : Salemba Medika. Brunner & Suddarth. (2006). Keperawatan Medikal
Bedah. Edisi ke 8 Jilid 3. Jakarta : EGC. Dalimartha, S. (2006). Pengaruh terhadap perubahan
intensitas nyeri. Jilid 5. Pustaka Bunda. Jakarta : EGC Dewanto, George. (2009). Panduan Praktis
dan Tatalaksana Penyakit Saraf, Jakarta: EGC Dinkes Jateng. (2009). Provinsi Kesehatan Provinsi
Jawa Tengah 2010. Jawa Tengah : Bidang Kesehatan, Agustus 2010 Gunawan, Agustin Wydia,
(2008). Literasi Informasi : 7 Langkah Knowledege Management. Jakarta: EGC Herdman, T.
Heather, (2012). Diagnosis Keperawatan Defenisi dan Klasifikasi 2012- 2014. Penerbit Buku
Kedokteran. Jakarta: EGC Jusmiati. (2012), Riset Keperawatan dan pengetahuan. Jakarta : EGC
Lyna Soertidewi. (2007). Unit stroke : Manajemen stroke secara komprehensif. Jakarta: Balai
Penerbit Fakultas Kedokteran Indonesia. Muttaqin, Arif, (2008). Buku Ajar Asuhan Keperawatan
Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan, Jakarta: EGC Nurdin, S, Kiling, M, & Rottie, J. 2013.
Pengaruh Teknik relaksasi Terhadap Intensitas Nyeri pada Pasien Post Operasi Fraktur di Ruang
Irnina A BLUE RSUP PROF Dr. R. D Kandou Manado. Vol 1 Nomer 1. Agustus 2013. 41 Price,
Sylvia A, (2006). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penya

Anda mungkin juga menyukai