1. Student Teams Achievement Divisions (STAD) 1.1. Pengertian Student Teams Achievement Divisions (STAD) Salah satu model pembelajaran yang berperan dalam meningkatkan kerjasama dan keaktifan siswa adalah pembelajaran kooperatif.Banyak jenis model pembelajaran kooperatif yang telah dikenal orang, antarta lain: Jigsaw, Think Pair Share, Number Head Together, Two Stay Two Stray, STAD(Student Teams Achievement Division), dll. Salah satu model pembelajaran kooperatif tersebut adalah STAD(Student Teams Achievement Division). STAD adalah salah satu dari tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan adanya kerjasama siswa secara berkelompok dalam memecahkan suatu masalah untuk mencapai tujuan belajar. Slavin (2008:12) menyebutkan bahwa ”gagasan utama dari STAD adalah untuk memotivasi siswa supaya dapat saling mendukung dan membantu siswa lain dalam menguasai kemampuan yang diajarkan oleh guru”.Pembelajaran dengan model STAD mampu menciptakan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan bagi siswa selama proses pembelajaran. Pembelajaran yang demikian akan mampu membangkitkan semangat bagi siswa untuk belajar sehingga akan berpengaruh terhadap pencapaian hasil belajar siswa yang optimal. Terdapat beberapa faktor yang menjadikan model ini mampu menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa. Faktor tersebut adalah karakter STAD sebagai model pembelajaran yang menuntut kerjasama, pembelajaran berpusat pada siswa (Student Centered), dan adanya penghargaan bagi tim terbaik. Model STAD sangat menekankan pada kerjasama dalam kelompok belajar. Hal ini akan menuntut siswa untuk saling membantu, memberi motivasi, dan saling percaya satu sama lain. Pembelajaran yang menekankan pada kerjasama akan memberi kesempatan kepada siswa untuk belajarbekerjasama, berbagi pendapat, pengetahuan, pengalaman, mendengarkan pendapat orang lain, saling memotivasi dan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Bentuk kerjasama dalam model STAD diwujudkan dalam pembentukan tim belajar siswa. Tim terdiri dari empat atau lima siswa yang mewakili seluruh bagian dari kelas dalam kinerja akademik, jenis kelamin, ras dan etnisitas. Fungsi dibentuknya kelompok adalah agar siswa anggota kelompok dapat bekerjasama menyelesaikan tugas yang diberikan dan saling membantu untuk menguasai materi dengan baik. Hal ini karena sesama siswa memiliki kesamaan bahasa, tingkat perkembangan intelektual dan pengalaman kedekatan sehingga membuat siswa lebih mudah memahami materi pelajaran. Pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen. Diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis dan penghargaan kelompok (Trianto, 2007:52). Slavin (2005 :11) menyatakan bahwa dalam STAD, siswa dibagi dalam tim belajar yang terdiri atas 4-5 orang yang berbeda-beda tingkat kemampuan, jenis kelamin, dan latar belakang etniknya. Guru menyampaikan pelajaran, lalu siswa bekerja dalam tim mereka untuk memastikan bahwa semua anggota tim telah menguasai pelajaran. Selanjutnya semua siswa mengerjakan kuis mengenai materi secara sendiri-sendiri, dimana saat itu mereka tidak diperbolehkan untuk saling bantu. Student Team Achievement Division (STAD) merupakan suatu metode generik tentang pengaturan kelas dan bukan metode pengajaran kompeherensif untuk subjek tertentu, guru menggunakan pelajaran dan materi mereka sendiri (Rusman, 2011). Lebih jauh Trianto (2010: 72-73) menyatakan bahwa, pembelajaran kooperatif STAD merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang cukup sederhana. Dikatakan demikian karena kegiatan pembelajaran yang dilakukan masih dekat kaitannya dengan pembelajaran konvensional, yaitu adanya penyajian informasi atau materi pelajaran. Menurut Rusman (2012:214), mengemukakan bahwa model pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Division) merupakan variasi pembelajaran kooperatif yang memacu siswa agar saling mendorong dan membantu satu sama lain untuk menguasai keterampilan yang diajarkan oleh guru. Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa Student Team Achievement Division(STAD)adalahsuatu metode generik tentang pengaturan kelas dan tidak menggunakan metode pembelajaran kompeherensif untuk subjek tertentu, guru menggunakan pelajaran dan materi mereka sendiri.Jadi, pengertian model pembelajaran STAD adalah model pembelajaran yang sangat melibatkan siswa untuk belajar dalam kelompok-kelompok yang heterogen (tingkat prestasi, jenis kelamin, budaya, dan suku) yang terdiri dari 4-5 siswa. Kegiatan pembelajarannya diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis, dan penghargaan kelompok. Ciri terpenting dalam model pembelajaran STAD adalah kerja tim.
1.2. SintaksatauLangkah – LangkahPembelajaranSTAD
Sintaksdalam model pembelajaran STAD menjadikansiswasebagaipusatdalamkegiatanpembelajaran (Student Centered). Pembelajaransemacaminiakanmeningkatkanintensitasketerlibatansiswasecaraaktif di dalam proses pembelajaran. Proses aktifdalambertanyadanberargumeninimemberikankesempatansiswauntukmengeksp resikandirinyadanmenumbuhkanpemikirankritispadasiswa. Adapunlangkahatausintak inti pembelajaran pada kooperatif tipe STAD berdasarkan pendapat penemunya, yaitu Slavin (1995), adalah: 1) presentasimateri (oleh guru), 2) siswabelajardalamkelompok, 3) siswamengerjakankuis individual, 4) pemberianskorpeningkatan individual, dan 5) penghargaankelompok. Sintak secara lengkap, jika kita ingin menerapkan pembelajaran pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah: 1) Orientasi (apersepsi, penyampaiantujuan, danmemotivasi). Guru menyampaikanapersepsidansemuatujuanpelajaran yang ingindicapaipadapelajarantersebutsertamemotivasisiswabelajar. 2) guru mempresentasikanmateri. Guru menyampaikanmateripembelajaranataupermasalahankepadasiswasesuaiko mpetensidasar yang akandicapai.Gurumenyampaikaninformasimaterikepadasiswadenganjalan mendemonstrasikan, melalui media ataupunlewatbahanbacaan. 3) siswabelajaratauberdiskusidalamkelompok. Guru menjelaskankepadasiswabagaimanacaranyamembentukkelompokbelajarda nmembantusetiapkelompok agar melakukantransisisecaraefisien. Setiapkelompokterdiridari 4-5 siswadengankemampuan yang berbeda- beda (tinggi, sedang, danrendah). Jikamungkinanggotakelompokberasaldariras, budaya, suku yang berbedatetapitetapmementingkankesetaraanjender.Kemudian guru membimbingkelompok- kelompokbelajarpadasaatmerekamengerjakantugas. 4) siswamengerjakankuis individual. Guru memintamasing- masingsiswauntukmengerjakankuisuntukmelihatsejauh mana pemahamansiswanya. Guru memberikantes/kuiskepadasetiapsiswasecara individual sehinggaakandiperolehskorawal. 5) pemberianskorpeningkatanindividual. Gurumelakukanevaluasidenganmenggunakanstrategievaluasi yang konsistendengantujuanpembelajaran agar dapatmemberikanskorpeningkatan individual padamasing-masingsiswa. 6) penghargaankelompok. Gurumempersiapkanstruktur reward yang akandiberikankepadasiswa. Guru mencaricara- carauntukmenghargaiupayaatauhasilbelajarindividumaupunkelompok. Guru memberipenghargaanpadakelompokberdasarkanperolehannilaipeningkata nhasilbelajar individual dariskordasarkeskorkuisberikutnya (terkini). 7) Penutup (penyampaianreview dantindaklanjut). Guru menyampaikan review seperti menyampaikan kesimpulan serta melakukan tindak lanjut seperti menyampaikan materi yang akan dipelajari selanjutnya.
1.3. KelebihandanKekuranganPembelajaran STAD
Dalam setiap stategi, metode, maupun model pembelajaran, tidak akan ada sesuatu hal yang sempurna dan dapat digunakan dalam setiap pembelajaran. Setiap jenis pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan kekurangannya. 1.3.1. Kelebihan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD antara lain: Model STAD jugamempunyaibeberapakelebihanlain, menurutSoewarso (1998:22) kelebihan model STAD adalahsebagaiberikut: a) Membantusiswamempelajariisimateripelajaran yang sedangdibahas. b) Adanyaanggotakelompok lain yang menghindarikemungkinansiswamendapatkannilairendah, karenadalampengetesanlisansiswadibantuolehanggotakelompoknya. c) Menjadikansiswamampubelajarberdebat, belajarmendengarkanpendapat orang lain, danmencatathal-hal yang bermanfaatuntukkepentinganbersama. d) Menghasilkanpencapaianbelajarsiswa yang tinggisertamenambahhargadirisiswadanmemperbaikihubungandengante mansebaya. e) Hadiahataupenghargaan yang diberikanakanmemberikandoronganbagisiswauntukmencapaihasil yang lebihtinggi. f) Siswa yang lambatberfikirdapatdibantuuntukmenambahilmupengetahuannya. g) Pembentukankelompok-kelompokkecilmemudahkan guru untukmemonitorsiwadalambelajarbekerja sama. 1.3.2. Kekurangan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD antara lain: 1) Konstribusi dari siswa berprestasi rendah menjadi kurang. 2) Siswa berprestasi tinggi akan mengarah pada kekecewaan karena peran anggota yang pandai lebih dominan. Berdasarkan uraian di atas dapat di simpulkan bahwa STAD memiliki beberapa kelebihan di antaranya adanya pemberian penghargaan akan membuat siswa lebih termotivasi untuk belajar dan dapat meningkatkan intensitas keterlibatan siswa secara aktif di dalam proses pembelajaran. Selain itu siswa dapat lebih leluasa mengemukakan pendapatnya. Namun, STAD juga memiliki kekurangan jika konstribusi dari siswa berprestasi rendah menjadi kurang maka model pembelajaran ini sulit di terapkan.
1.4. Manfaat pembelajaran STAD
Manfaat pembelajaran STAD antara lain adalah: 1) PembelajaranSTAD diharapkanantarsiswadapatmembantumemahamkanmateripelajaran yang disampaikansehinggadapatmelatihkompetensisosialsiswadannantinyadap atberpengaruhbaikterhadaphasilbelajar. 2) pembelajaran STADdiharapkandapatmengurangi rasa kebosanansiswadalammengikutipelajaran
DAFTAR PUSTAKA
Robert, E Slavin.2005. Cooperative Learning: Theory, research, and practice
(N.Yusron.Terjemahan).London : Allymand Bacon Rusman. 2011.Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada Rusman, 2012.Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru.Jakarta : Raja Grafindo Persada Slavin, 1995.Model Pembelajaran Kooperatif. Jakarta : Balai Pustaka Slavin, Robert E. 2008. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik.Bandung: Nusa Media. Soewarso. 1998. Menggunakan stretegi Komperatif Learning di dalam pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.Yogyakarta : Edukasi. Trianto. 2007. Model –model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivisme. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher Trianto.2010. Model Pembelajaran Terpadu, Konsep, Strategi dan Implementasinya dalam KTSP. Jakarta: Bumi Aksara.