PNEUMONIA
Disusun Oleh :
MUTHIA ULFA WULANDARI (102118149)
ADEK AYU TUTI ALAWIYAH (102119019)
Pembimbing :
dr. Irma Tabrani Sp.P
Penulis menyadari bahwa, refarat ini tidak akan dapat diselesaikan tanpa
adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
Tabrani Sp.P dan semua pihak yang telah membantu penulis dalam
Tujuan penulisan refarat ini adalah sebagai salah satu syarat dalam
kegiatan kepaniteraan klinik senior dibagian Ilmu Kedokteran Paru RSUD Dr. R.
M. Djoelham Binjai.
Penulis menyadari bahwa refarat ini tidak luput dari kekurangan. Untuk
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan refarat ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 2
A. Anatomi Paru.................................................................................. 2
B. Fisiologi Paru.................................................................................. 6
C. Pneumonia...................................................................................... 7
1. Definisi..................................................................................... 7
2. Klasifikasi................................................................................. 7
D. Pneumonia Komuniti...................................................................... 7
1. Definisi..................................................................................... 7
2. Epidemiologi............................................................................. 7
3. Etiologi..................................................................................... 8
4. Patofisiologi.............................................................................. 9
5. Penegakkan Diagnosis.............................................................. 9
6. Penatalaksanaan........................................................................ 10
7. Prognosis................................................................................... 15
8. Pencegahan............................................................................... 16
E. Pneumonia Nosokomial.................................................................. 16
1. Definisi...................................................................................... 16
2. Etiologi...................................................................................... 16
3. Epidemiologi............................................................................. 17
4. Patofisiologi.............................................................................. 17
5. Faktor Resiko............................................................................ 18
6. Penegakkan Diagnosis.............................................................. 20
7. Terapi........................................................................................ 21
8. Prognosis................................................................................... 22
BAB III KESIMPULAN................................................................................ 23
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
jam dirawat di rumah sakit dan disingkirkan semua infeksi yang inkubasinya
terjadi sebelum masuk rumah sakit. Angka kejadian sebenarnya dari pneumonia
nosokomial di Indonesia tidak diketahui disebabkan antara lain data nasional tidak
ada dan data yang ada hanya berasal dari beberapa rumah sakit swasta dan
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi Paru1,4
- Sternum (1 buah)
- Clavikula (2 buah)
- Skapula (2 buah)
2
Otot Pernapasan :
3
Otot inspirasi utama :
- M. interkostalis ekterna
- M. interkartilaginus parasternal
- M. diafragma
- M. sternokleidomastoideus
- M. skalenus anterior
- M. skalenus medius
- M. skalenus posterior
a. Paru
4
Paru Kanan, ada 3 Lobus:
- Lobus superior
- Lobus medius
- Lobus inferios
Paru Kiri, ada 2 Lobus :
- Lobus superior
- Lobus inferior
b. Bronkus
5
c. Alveol
us
6
B. Fisiologi Sistem Pernapasan1
Ada 4 Proses :
1. Ventilasi
2. Distribusi
alveoli.
3. Perkusi
4. Difusi
7
C. Pneumonia
1. Definisi2
2. Klasifikasi2
Pneumonia Nosokomial
D. Pneumonia Komunitas
1. Definisi2
2. Epidemiologi2
maupun rawat inap di RS Adam Malik tahun 2012 yaitu dari 3.551
pasien paru yang rawat inap, ada 256 (7,2%) pasien pneumonia
komunitas, sedangkan dari 9.800 pasien paru yang rawat jalan, ada
8
3. Etiologi2
ruang rawat inap dari bahan sputum adalah kuman gram negatif
lanjut.
9
4. Patofisiologi3
2. Inhalasi.
3. Hematogenik
4. Penyebaran langsung
saluran napas bagian bawah yang steril, maka pertahanan pejamu yang
pencernaan.
5. Penegakkan Diagnosis2
a. Anamnesis
- Batuk
- Nyeri Dada
- Sesak
- Riwayat demam
10
b. Pemeriksaan Fisik
c. Pemeriksaan Penunjang
- Laboratorium
Sputum purulen
- Foto thoraks
di atas.
6. Penatalaksanaan1
CURB 65
mental.
U = Urea
R = Respiratory rate
B = Blood pressure
65 = umur ≥ 65 tahun
11
Skor :
PPDI :
2.) Bila skor PSI <70 dan ada satu dari kriteria :
RR >30x/menit
12
- Bila panans tinggi perlu dikompres atau minum obat
penurun panas
pertama.
13
Tabel 2. Petunjuk terapi empiris untuk pneumonia komunitas menurut PDPI
14
Sulih Terapi (Switch Therapy)
- Hemodinamik stabil
- Gejala klinis membaik
- Dapat minum obat oral
- Fungsi gastrointestinal normal
- Suhu ≤ 37,8%
- HR ≤ 100x/menit
- RR ≤ 24x/menit
- Tekanan darah sistolik ≥ 90 mmHg
- Saturasi oksigen arteri ≥ 90% atau PO2 ≥ 60 mmHg
Obat suntik dapat diberikan 2-3 hari, paling lama 3 hari, kemudian
hari ke 4 diganti obat oral dan pasien berobat jalan. Pasien di ICU
dapat diberikan sulih terapi oral setelah 7 hari.
15
Lama Pengobatan
Lama pemberian antibiotik (iv/oral) minimal 5 hari dan tidak
demam 48-72 jam. Terapi dapat dihentikan bila pasien :
- Tidak memerlukan suplemen oksigen (kecuali untuk penyakit
dasarnya)
- Tidak lebih dari satu tanda-tanda ketidakstabilan klinis seperti :
Frekuensi nadi > 100 x/menit
Frekuensi napas > 24 x/menit
Tekanan darah sistolik ≤ 90 mmHg
adekuat.
CURB 65 PSI
Skor 0-1 2 >2 <70 71-90 91-130 >130
Angka 1,5 % 9,2 % 22 0,6 % 2,8 % 8,2 % 29,2 %
Kematian %
16
8. Pencegahan2
- Berhenti merokok.
etika batuk.
khusus.
E. Pneumonia Nosokomial3
1. Definisi3
2. Etiologi3
terjadi.
17
3. Epidemiologi3
ada dan data yang ada hanya berasal dari beberapa rumah sakit swasta
4. Patogenesis3
digunakan pasien.
7. Hematogenik
8. Penyebaran langsung
18
faktor risiko dari luar (eksogen) akan menyebabkan kolonisasi bakteri
2. Faktor Eksogen
a. Pembedahan
b. Penggunaan antibiotik
19
bakteri anaerob di saluran pencernaan. Sebagaimana diketahui
sering terjadi.
enteral
dengan prosedur
20
Penatalaksanaan dan pemakaian alat-alat yang tidak sesuai
6. Diagnosis3
21
2. Gagal napas yang memerlukan alat bantu napas atau
Jumlah urin <20 ml/jam atau total jumlah urin 80 ml/4 jam
7. Terapi3
resistensi setempat.
setelah ada hasil kultur yang berasal dari saluran napas bawah dan
22
d) Kombinasi antibiotik diberikan pada pasien dengan kemungkinan
klinis memburuk.
8. Prognosis3
Prognosis akan lebih buruk jika dijumpai salah satu dari criteria di
c) Syok
k) Gagal multiorgan
23
BAB III
KESIMPULAN
tahun, laki-laki, dan ada komorbid. Diagnosa pasti ditegakkan jika ada infiltrat /
air bronchogram pada foto thoraks ditambah dengan beberapa gejala seperti
batuk, nyeri dada, sesak, sputum purulent, demam, suara napas bronkial dan
ronki, dan leukosit ≥ 10.000 atau < 4500. Pada umumnya prognosis adalah baik,
tergantung dari faktor pasien, bakteri penyebab, dan penggunaan antibiotik tang
jam dirawat di rumah sakit dan disingkirkan semua infeksi yang inkubasinya
terjadi sebelum masuk rumah sakit. Diagnosis ditegakkan atas: Foto toraks
terdapat infiltrate baru atau progresif, ditambah 2 diantara criteria berikut : suhu
24
tubuh >38̊ C, secret purulen, dan leukositosis. Prognosis akan lebih buruk jika
dijumpai salah satu dari criteria di bawah ini, yaitu : umur > 60 tahun, koma
waktu masuk rumah sakit, syok, pemakaian alat bantu napas yang lama, pada foto
25
DAFTAR PUSTAKA