Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN JIWA

WAHAM

I. Pengertian
Menurut (Depkes RI, 2000) Waham adalah suatu keyakinan klien yang tidak
sesuai dengan kenyataan, tetapi dipertahankan dan tidak dapat diubah secara
logis oleh orang lain. Keyakinan ini berasal dari pemikiran klien yang sudah
kehilangan kontrol (Direja, 2011).

Waham adalah keyakinan yang salah secara kokoh dipertahankan walaupun


walaupun tidak diyakini oleh orang lain dan bertentangan dengan realita
normal (Stuart dan Sundeen, 2012).

Waham adalah suatu keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas


yang salah, keyakinan yang tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar
belakang budaya, ketidakmampuan merespon stimulus internal dan eksternal
melalui proses interaksi/informasi secara akurat (Yosep ,2009).

Waham dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam, menurut Direja


(2011) yaitu:
1. Waham kebesaran
Keyakinan secara berlebihan bahawa dirinya memiliki kekuatan khusus
atau kelebihan yang berbeda dengan orang lain, diucapkan berulang-ulang
tetapi tidak sesuai dengan kenyataan. Perilaku klien “Saya ini pejabat di
kementrian semarang!”. “Saya punya perusahaan paling besar lho”.
2. Waham agama
Keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan, diucapkan berulang-
ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan. Perilaku klien “Saya adalah
tuhan yang bisa menguasai dan mengendalikan semua makhluk”.
3. Waham curiga
Keyakinan seseorang atau sekelompok orang yang mau merugikan atau
mencederai dirinya, diucapkan berulang-ulang tetapai tidak sesuai dengan
kenyataan. Perilaku klien “ Saya tahu mereka mau menghancurkan saya,
karena iri dengan kesuksesan saya”.
4. Waham somatik
Keyakinan seseorang bahwa tubuh atau sebagian tubuhnya terserang
penyakit, diucapkan berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
Perilaku klien “ Saya menderita kanker”. Padahal hasil pemeriksaan lab
tidak ada sel kanker pada tubuhnya.
5. Waham nihilistik
Keyakinan seseorang bahwa dirinya sudah meninggal dunia, diucapkan
berulangulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan. Perilaku klien “ ini
saya berada di alam kubur ya, semua yang ada disini adalah roh-roh nya”.

II. Rentang respon


Rentang respon waham

Adaptif Maladaptif
- Pikiran logis • Kadang-kadang  Gangguan isi pikir
- Persepsi akurat proses pikir terganggu halusinasi
- Emosi konsisten • Ilusi  Perubahan proses
dengan pengalaman • Emosi berlebihan emosi
- Perilaku sesuai • Perilaku yang tidak  Perilaku tidak
- Hubungan sosial biasa terorganisasi
• Menarik diri  Isolasi sosial

Skema. Rentang respon waham. (sumber: Keliat, 2009)


III. Faktor predisposi
1. Klien
• Beberapa gangguan mental dan fisik : waham, paranopid, skizofrenia,
keracunan zat tertentu pada otak dan gangguan pada pendenagran
• Faktor sosial budaya : proses tumbuh kembang yang tidak tuntas,
misalnya rasa saling percaya yang tiadak terbina, kegagalan dalam
mengungkapkan perasaan dan pikiran, proses kehilangan yang
berkepanjangan.
2. Lingkungan yang tidak terapeutik
Sering diancam, tidak dihargai atas jerih payah, kehilangan pekerjaan,
support sistem yang kurang, tidak mempunyai teman dekat, atau tidak
mempunyai orang dipercaya.
3. Interaksi
• Provokasi : sikap orang lain yang terlalu menguasai, curiga, kaku, tidak
toleran terhadap klien
• Anatisipasi : perhatian, penampilan, persepsi dan isi mpikir
• Konflik : fantasi yang tidak terselesaikan, sudah dapat memfokuskan
pikiran dan sudah dapat mengorganisasikan pikiran terhadap suatu
permasalahan.

IV. Faktor presipitasi


1. Biologi
Stress biologi yang berhubungan dengan respon neurologik yang
maladaptif termasuk:
a) Gangguan dalam putaran umpan balik otak yang mengatur proses
informasi
b) Abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak yang
mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara selektif menanggapi
rangsangan.
2. Stres lingkungan
Stres biologi menetapkan ambang toleransi terhadap stress yang
berinteraksi dengan stressor lingkungan untuk menentukan terjadinya
gangguan perilaku.
3. Pemicu gejala
Pemicu merupakan prekursor dan stimulus yang yang sering menunjukkan
episode baru suatu penyakit. Pemicu yang biasa terdapat pada respon
neurobiologik yang maladaptif berhubungan dengan kesehatan.
Lingkungan, sikap dan perilaku individu (Direja, 2011).

V. Manifestasi klinik/tanda gejala


Perilaku yang dapat ditemukan pada klien dengan Waham antara lain
melakukan percobaan bunuh diri, melakukan tindakan, agresif, destruktif,
gelisah, tidak biasa diam, tidak ada perhatian terhadap kebersihan diri, ada
gangguan eliminasi, merasa cemas, takut. Kadang-kadang panik perasaan
bahwa lingkungan sudah berubah pada klien depersonalisasi (Stuart,2007).

Menurut Direja (2011), Perilaku yang mewakili upaya untuk melindungi


diri sendiri dari pengalaman berhubungan dengan respon neurobioligi :
1. Regresi berhubungan dengan masalah proses informasi dan upaya untuk
menanggulangi ansietas, hanya mempunyai sedikit energi yang tertinggal
untuk aktivitas hidup sehari-hari
2. Projeksi sebagai upaya untuk menjelaskan kerancuan persepsi.
3. Menarik diri

VI. Pathway
Perilaku kekerasan

Waham

Menarik diri

Skema. Pathway, (Fitria, 2009, dikutip


Direja, 2011)
Harga diri rendah
VII. Proses keperawatan
1. Pengkajian
Data yang perlu dikaji
a. Risiko tinggi mencederai diri, orang lain, dan lingkungan
1) Data subjektif
Klien memberi kata-kata ancaman, mengatakan benci dan kesal pada
seseorang, klien suka membentak dan menyerang orang yang
mengusiknya jika sedang kesal, atau marah, melukai / merusak
barang-barang dan tidak mampu mengendalikan diri
2) Data objektif
Mata merah, wajah agak merah, nada suara tinggi dank eras, bicara
menguasai, ekspresi marah, pandangan tajam, merusak dan
melempar barang-barang.
b. Kerusakan komunikasi: verbal
1) Data subjektif
Klien mengungkapkan sesuatu yang tidak realistik
2) Data objektif
Flight of ideas, kehilangan asosiasi, pengulangan kata-kata yang
didengar dan kontak mata kurang
c. Perubahan isi pikir: waham
1) Data subjektif :
Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya ( tentang agama,
kebesaran, kecurigaan, keadaan dirinya) berulang kali secara
berlebihan tetapi tidak sesuai kenyataan.
2) Data objektif :
Klien tampak tidak mempunyai orang lain, curiga, bermusuhan,
merusak (diri, orang lain, lingkungan), takut, kadang panik, sangat
waspada, tidak tepat menilai lingkungan / realitas, ekspresi wajah
klien tegang, mudah tersinggung.
d. Gangguan konsep diri: harga diri rendah
1) Data subjektif
Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa,
bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu
terhadap diri sendiri
2) Data objektif
Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih
alternative tindakan, ingin mencedaerai diri/ ingin mengakhiri hidup
2. Diagnose keperawatan
a. Harga diri rendah kronik 00119 (NANDA 2018-2020, hal. 270) b.d
kurang rasa memiliki
b. Hambatan interaksi sosial 00052 (NANDA 2018-2020, hal. 301) b.d
gangguan proses pikir
c. Risiko perilaku kekerasan terhadap orang lain 00138 (NANDA 2018-
2020, hal. 416)
Faktor risiko:
- Pola kekerasan tidak langsung
- Pola kekerasan diarahkan kepada orang lain
- Pola ancaman kekerasan
- Pola perilaku kekerasan antisosial
d. Risiko perilaku kekerasan terhadap diri sendiri 00140 (NANDA 2018-
2020, hal. 417)
Faktor risiko:
- Ide bunuh diri
- Rencana bunuh diri
- Konflik interpersonal
3. Rencana tindakan keperawatan
a. Untuk Klien
1) Tujuan
 Klien dapat berorientasi terhadap realitas secara bertahap
 Klien mampu berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan
 Klien menggunakan obat dengan prinsip enam benar
2) Tindakan
 Bina hubungan saling percaya
Sebelum memulai pengkajian pada klien dengan waham,
saudara harus membina hubungan saling percaya terlebih
dahulu agar klien merasa aman dan nyaman saat berinteraksi.
Tindakan yang harus saudara lakukan dalam rangka membina
hubungan saling percaya adalah sebagai berikut :
 Mengucapkan salam terapeutik
  Berjabat tangan
 Menjelaskan tujuan berinteraksi
 Membuat kontrak topik, waktu, dan tempat setiap kali
bertemu klien.
 Tindakan mendukung atau membantah waham klien
 Yakinkan klien berada dalam keadaan aman
 Observasi pengaruh waham terhadap aktivitas sehari-hari
 Diskusikan kebutuhan psikologis / emosional yang tidak
terpenuhi karena dapat menimbulkan kecemasan, rasa takut,
dan marah
 Jika klien terus-menerus membicarakan wahamnya,
dengarkan tanpa memberikan dukungan, atau menyangkal
sampai klien berhenti membicarakannya.
 Berikan pujian bila penampilan dan orientasi klien sesuai
dengan realitas
 Diskusikan dengan klien kemampuan realistis yang
dimilikinya pada saat lalu dan saat ini
 Anjurkan klien untuk melakukan aktivitas sesuai kemampuan
yang dimilikinya
 Diskusikan kebutuhan psikologis/emosional yang tidak
terpenuhi sehingga menimbulkan kecemasan, rasa takut, dan
marah
 Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan fisik
dan emosional klien
 Berbicara dalam konteks realita
 Bila klien mampu memperlihatkan kemampuan positifnya,
berikan pujian yang sesuai
  Jelaskan pada klien tentang program pengobatannya
(manfaa, dosis, obat, jenis, dan efek samping obat yang
diminum serta cara meminum obat yang benar)
 Diskusikan akibat yang terjadi bila klien berhenti meminum
obat tanpa konsultasi

b. Untuk Keluarga
1) Tujuan
 Keluarga mampu mengidentifikasi waham klien
 Keluarga mampu memfasilitasi klien untuk memenuhi
kebutuhan yang belum terpenuhi oleh wahamnya
  Keluarga mampu mempertahankan program pengobatan
klien secara optimal
2) Tindakan keperawatan
 Diskusikan dengan keluarga tentang waham yang dialami
klien
 Diskusikan dengan keluarga tentang cara merawat klien
waham di rumah, follow up, dan keteraturan pengobatan,
serta lingkungan yang tepat untuk klien
 Diskusikan dengan keluarga kondisi klien yang memerlukan
bantuan.
VIII. Strategi pelaksanaan
SP Pada Pasien SP Pada Keluarga
Sp 1 p Sp 1 k
1. Mengidentifikasi tanda 1. Mendiskusikan masalah yang
dan gejala waham dirasakan keluarga dalam merawat
2. Bantu orientasi realita: pasien
panggil nama, orientasi 2. Menjelaskan pengertian, tanda dan
waktu, orang dan tempat/ gejala waham, dan jenis waham yang
lingkungan. dialami pasien beserta proses
3. Diskusikan kebutuhan terjadinya
yang tidak terpenuhi. 3. Menjelaskan cara-cara merawat
4. Bantu klien memenuhi pasien waham
kebutuhan realistis. 4. Latih cara mengetahui kebutuhan
5. Masukkan dalam jadwal klien dan mengetahui kemampuan
kegiatan harian klien.
pemenuhan kebutuhan 5. Anjurkan membantu klien sesuai
jadwal dan memberi pujian.
SP 2 p SP 2 k
1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam
pemenuhan kebutuhan membimbing klien, berikan pujian
klien dan berikan pujian. 2. Latih cara memenuhi kebutuhan klien
2. Diskusikan kemampuan 3. Latih cara melatih kemampuan yang
yang dimiliki. dimiliki klien
3. Latih kemampuan yang 4. Anjurkan membantu klien sesuai
dipilih, berikan pujian jadwal dan beri pujian
4. Masukkan pada jadwal
kegiatan pemenuhan dan
kegiatan yang telah
dilatih
SP 3 p SP 3 k
1. Evaluasi kegiatan 1. Membantu keluarga membuat jadual
pemenuhan kebutuhan aktivitas di rumah termasuk minum
klien dan berikan pujian. obat
2. Jelaskan tentang 6 benar 2. Mendiskusikan sumber rujukan yang
obat yang diminum dan bisa dijangkau keluarga
tanyakan manfaatnya 3. Anjurkan membantu klien jadwal dan
3. Masukkan pada jadwal memberikan pujian
kegiatan pemenuhan dan
kegiatan yang telah
dilatih
SP 4 SP 4
1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam
pemenuhan kebutuhan membimbing klien melaksanan
klien, kegiatan 1,2 dan 3 kegiatan yang telah dilatih dan minum
dan berikan pujian. obat, berikan pujian
2. Diskusikan kebutuhan 2. Jelaskan follow up ke RSJ/ PKM,
lain dan cara tanda kambuh dan rujukan
memnuhinya 3. Anjurkan membantu pasien sesuai
3. Diskusikan kemampuan jadwal dan memberikan pujian
yang dimiliki dan
memilih yang akan
dilatih
4. Masukkan pada jadwal
kegiatan pemenuhan dan
kegiatan yang telah
dilatih dan minum obat

SP 5 SP 5
1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam
pemenuhan kebutuhan membimbing pasien memenuhi
klien, kegiatan 1,2 dan 3 kebutuhan klien, membimbing klien
dan berikan pujian. melaksakan kegiatan yangtelah
2. Niali kemampuan yang dilatih dan minum obat, berikan
telah mandri pujian
3. Nilai apakah frekuensi 2. Nilai kemmapuan keluarga merawat
munculnya waham klien
berkurang. Apakah 3. Nialai kemampuan klien melakukan
waham terkontrol kontrol ke RSJ/ PKM

IX. Daftar pustaka


Direja, A. H. 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha
Medika. Diakses dari web:
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-aidatuzzuy-
6728-2-babii.pdf
Keliat. (2009). Lp & Sp waham dalam susana.H 2017, diakses dari web:
https://www.academia.edu/35093502/LP_dan_SP_Waham
Stuart&Sundeen.(2012). Laporan pendahuluan Waham. Diakses dari web:
http://dl.vdokumen.com/download/373dfd2567ed22427cf42f1e27549c731e58
9e4a5b322fc2f4dbcbc16f06fb1c65f977549710703ec5e52eb3c1812c2eb03cc08b
cc091d27cd0ba9eee91ca3a3UyG32TllPdlllw9NTEFbQvgIAxw92b5ev9gPCAG8Ox
qHS8ov8Lvl+ONWMXC0BFK%2FEnX2CmE4opZ7gIY4rGDxkg%3D%3D
Yosep, I. (2007). Keperawatan Jiwa (Cetakan 1). Bandung: PT Refika
Aditama.. diakses dari:
https://www.academia.edu/41090917/LAPORAN_PENDAHULUAN_
WAHAM
Banjarmasin, 02 November 2020
Preseptor Akademik, Ners Muda,

(M. Syafwani., S.Kp., M.Kep., Sp. jiwa) (Aan Suhardiyani)

Instrumen Penentuan Nilai Akhir Stase


Bobo Skor rata- Hasi
No Nama Kegiatan t (a) rata l
(b) (a) x (b)
A. Proses (70%)
1 Tutorial klinik 15%
Bimbingan LP, resume dan asuhan
2 keperawatan 15%

(Preconference, conference, post


conference)
3 Presentasi jurnal 10%
4 DOPS 10%
5 Refleksi Kasus + portofolio 5%
6 Meet The Expert (MTE) 5%
7 Penkes Islami 5%
8 Target Capaian Skill 10%
B. Ujian Akhir Stase (30 %)
Ujian Sumatif/long case 10%
Mini-Cex 10%
Soal Ukom 5%
Total nilai Hardskill Jumlah (A + B) …………………………………
C. Perilaku Profesional Baik/Cukup/Kurang
Total nilai stase Hardskill 80% + Softskill 20%

Skala Penilaian Pendidikan Program Profesi

GRADE Bobot Nilai Keterangan


A 4,00 80-100 Lulus
A- 3,70 75 – 79 Lulus
B+ 3,40 70- 74 Lulus
B 3,00 65-69 Lulus
C 2,70 <65 Mengulang Ujian/
Stase
Kelulusan : ners muda dinyatakan lulus stase bila telah mencapai nilai
minimal 65

Anda mungkin juga menyukai