Landasan Hukum
Hukum adalah aturan yang harus ditaati, bila dilanggar mendapat sangsi sesuai dengan aturan yang
berlaku. Landasan hukum dapat diartikan peraturan baku sebagai tempat berpijak atau titik tolak dalam
melaksanakan kegiatan. Tetapi tidak semua kegiatan pendidikan dilandasi oleh aturan baku, contohnya
aturan cara mengajar, cara membuat persiapan, supervisi, yang sebagian besar dibuat sendiri oleh para
pendidikan.(Ilmu Pendidikan : 2018, hal 39)
Beberapa Landasan Hukum Pendidikan, yang ada pada penyelenggaraan pendidikan di Indonesia
adalah sebagai berikut:
Pasal yang berkaitan dengan pendidikan dalam UUD 1945 hanya 2 pasal, yaitu pasal 31
mengatur tentang pendidikan kewajiban pemerintah membiayai wajib belajar 9 tahun di SD dan SMP,
anggaran pendidikan minimal 20% dari APBN dan APBD, dan sistem pendidikan nasional. Sedangkan
pasal 32 mengatur tentang kebudayaan.
b. Peraturan Pemerintah RI Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah
Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan
2. Landasan Kultural
Peristiwa pendidikan adalah bagian dari peristiwa budaya. Kebudayaan dapat dilestarikan atau
dikembangkan dengan cara mewariskannya dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui
pendidikan, baik pendidikan informal, nonformal, maupun formal(sekolah). Sebaiknya, ciri-ciri dan
pelaksanaan pendidikan ikut ditentukan oleh kebudayaan masyarakat tempat proses pendidikan
berlangsung. Karena, prancang, pengambilan kebijakan, dan pelaksanaan pengembangan pendidikan
supaya segala kegiatan tidak menimbulkan kegoncangan pada budaya. (Dasar Dasar Ilmu Pendidikan:
2017, hal 54)
Untuk menghindar dari kegoncangan budaya dalam penyelenggaraan pendidikan, Dewantara (1997)
memberikan tiga asas yaitu:
1.Kontinuitet artinya garis hidup sekarang harus merupakan lanjutan dari hidup yang silam, jangan
hanya sekedar merupakan pengulangan atau tiruan dari garis hidup masa lalu.
2.Konvergensi artinya keharusan untuk menghindari hidup menyendiri atau mengisolasi diri. Dan tidak
tertutup kemungkinan untuk belajar dan menggunakan budaya lain untuk mampu hidup bersama
dengan berbagai bangsa didunia.
3.Konsentristet artinya kebudayaan lain boleh saja digunakan dan di integrasikan dengan kebudayaan
sendiri, namun jangan sampai kehilangan jati diri.