Anda di halaman 1dari 3

No Nama Simplisia Analisa

1 Andrographidis  Hasil penelitian antidiabetes :


Paniculatae Herba
Penelitian ilmiah khasiat sambiloto untuk membantu mengatasi
penyakit kencing manis telah banyak dilakukan, berikut adalah
beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan para peneliti baik
dari dalam maupun luar negeri.

Pengujian Pra Klinik


1. Infus dan rebusan daun sambiloto telah diuji dengan
dicobakan pada tikus dan kelinci yang telah dibuat diabetes,
dan hasilnya semua menunjukkan hasil yang positif yaitu
terjadi penurunan kadar gula dalam darah hewan coba
(Sugiyarto, 1987; Widowati et al., 1997). 
2. Infus dari herba sambiloto juga menunjukkan hasil yang
positif yaitu dapat menurunkan kadar gula dalam darah.
3. Telah dilakukan penelitian yang  bertujuan untuk
mengetahui efek ekstrak terpurifikasi A. paniculata dan
andrografolid sebagai antidiabetes pada indeks HOMA IR
(homeostatic model assessment- insulinresistance)  tikus
Wistar dengan DTLF. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
ekstrak terpurifikasi A. paniculata dan  andrografolid dapat
menurunkan indeks HOMA-IR, dan penurunan terbesar
(82,05%) dihasilkan oleh ekstrak terpurifikasi A. paniculata
dengan dosis 1303,8 mg/kgBB. Berdasarkan hal ini dapat
disimpulkan tanaman sambiloto mempunyai aktivitas
antidiabetes (Adriawan et al., 2014)

Pengujian Klinik
1. Penelitian efek antidiabetes dan efek samping dari herba
sambiloto pada pasien diabetetes mellitus tipe 2 telah pula
dilakukan. Pengujian dilakukan pada 20 orang pasien
penderita DM tipe 2 dengan pengamatan yang dilakukan
selama 12 minggu. Hasil penelitian menunjukkan pasien yang
diberi herba sambiloto dengan dosis 600 mg/hari sampai
kemudian dinaikkan menjadi 1800 mg/hari dalam dosis terbagi
2 kali sehari selama 2 minggu , tidak mengalami efek samping
dan toksisitas, dan menunjukkan adanya penurunan kadar gula
dalam darah. Berdasar hasil ini dapat disimpulkan bahwa
herba sambiloto aman dikonsumsi pada dosis tersebut dan
menunjukkan adanya kemampuan sebagai antidiabetes
(Agarwal et al., 2005)

 Mekanisme kerja sebagai antidiabetes:


o Menghambat absobsi gula dari usus

o Perbaikan metabolisme glukosa


o Perbaikan resistensi insulin

o Menghambat enzim glukosidase α


13 Baeckeae Folium Pasien diabetes memiliki risiko penyakit hipertensi 2 kali lipat
lebih tinggi dibandingkan pasien tanpa diabetes dengan
prevalensi mencapai 80%. Keberadaan kedua penyakit ini
secara bersamaan lebih sering ditemukan pada pasien dengan
obesitas dan usia tua.(A. Grossman et al., 2017)

Pada rekomendasi dari American Diabetic Association (ADA)


tahun 2017, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah 
≥140/90 mmHg. Oleh karena itu, pemberian antihipertensi pada
pasien dengan diabetes disarankan apabila tekanan darah
≥140/90 mmHg.(I.H. de Boer et al., 2017)

Salah satu pertimbangan dalam memulai terapi antihipertensi


pada pasien dengan diabetes adalah ada tidaknya hipotensi
ortostatik. Hipotensi ortostatik sering ditemukan pada pasien
diabetes melitus akibat proses neuropati sistem saraf otonom.
Oleh karena itu, penggunaan antihipertensi pada tekanan darah
yang tidak terlalu tinggi dapat memperburuk gejala. Hipotensi
ortostatik juga berhubungan dengan peningkatan risiko
kematian dan gagal jantung.(I.H. de Boer et al., 2017)

Obat antihipertensi yang direkomendasikan Pedoman


ACC/AHA tahun 2017 (P.K. Whelton et al., 2017) adalah obat
lini pertama yaitu ACEi, ARB, CCH dihidropiridin, dan
diuretik.

Baeckea frutescens atau yang biasa dikenal dengan Jungrahab


berkhasiat sebagai analgesik, antispasmodik, tonik dan diuretik.
(Utami., 2008)

Daftar Pustaka

 Sugiyarto W, 1987. Efek rebusan daun sambiloto (Andrographis paniculata Ness)


terhadap kadar glukosa darah pada tikus putih jantan. Skripsi.Fakultas Farmasi
Universitas Gajah Mada.
 Widowati, L., Dzulkarnain, B., & Saroni. (1997). Tanaman obat untuk Diabetes
Melitus. Cermin Dunia Kedokteran, 116, 53-60.
 Adriawan IR, Andrie M, Susilowati R,  Pramono S and Nugroho AE (2014). Homa-
IR inex evaluation on antidiabetes mellitus effect of Andrographis paniculata (Burm.
f.) Nees purified extract and andrografolid, Trad. Med.J., January Vol. 19 (1), p 19-23
 Agarwal R,  Sulaiman SA, and Mohamed M  (2005). Open Label Clinical Trial to
Study Adverse Effects and Tolerance to Dry Powder of the Aerial Part of
Andrographis Paniculata in Patients Type 2 with Diabetes Mellitus. Malays J Med
Sci. 2005 Jan; 12(1): 13–19. 
 A. Grossman, E. Grossman, Cardiovasc Diabetol , 2017,16(3).
https://cardiab.biomedcentral.com/articles/10.1186/s12933-016-0485-3
 I.H. de Boer, S. Bangalore, A. Benetos, A.M. Davis, E.D. Michos, P. Muntner, et al,
Diabetes Care, 2017,40,1273–1284.
http://care.diabetesjournals.org/content/diacare/40/9/1273.full.pdf
 P.K. Whelton, R.M. Carey, et al, Hypertension, 2017, 00,000-000.
http://hyper.ahajournals.org/content/hypertensionaha/early/2017/11/10/HYP.0000000
000000066.full.pdf
 Utami, dr.Prapti, 2008, Buku Pintar Tanaman Obat 431 jenis tanaman penggempur
aneka penyakit, Jakarta Selatan,PT. Agromedia Pustaka, p.106

SARAN :

 Sebaiknya sediaan jamu untuk terapi diabetes tidak menggunakan Baeckea Folium
(Simplisia Daun Jungrahab) karena baeckea folium tidak memiliki khasiat
antidiabetik tetapi memiliki khasiat diuretik yang sekaligus dapat mengobati
hipertensi. Walaupun pasien diabetes memiliki risiko penyakit hipertensi 2 kali lipat
lebih tinggi dibandingkan pasien tanpa diabetes dengan prevalensi mencapai 80%
namun tidak semua pasien diabetes pasti menderita hipertensi. Selain itu apabila
pasien diabetes malah menderita Hipotensi ortostatik (Hipotensi ortostatik sering
ditemukan pada pasien diabetes melitus akibat proses neuropati sistem saraf otonom)
penggunaan antihipertensi pada tekanan darah yang tidak terlalu tinggi dapat
memperburuk gejala.

Anda mungkin juga menyukai