Anda di halaman 1dari 5

ETIKA MANUSIA DALAM BEKERJA

I. PENDAHULUAN
Manusia tidak bisa lepas dari pekerjaan karena manusia adalah makhluk pekerja.

Manusia hanya memanusiakan dirinya lewat bekerja dan berusaha mencapai dan berusaha
mencapai makna dan hakikat dari bekerja sebagai kewajiban manusia. Ditinjau dari sisi perusahaan,
peranan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam perusahaan sangatlah penting karena berfungsi
penggerak utama seluruh kegiatan atau aktivitas perusahaan dalam mencapai tujuannya, baik untuk
memperoleh keuntungan maupun untuk mempertahankan kelansungan hidup perusahaan. Berhasil
atau tidaknya suatu perusahaan dalam mempertahankan eksistensi perusahaan dimulai dari usaha
manusiaa itu sendiri dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi secara maksimal. Artinya kinerja
organisasi sangat dipengaruhi bahkan tergantung pada kualitas dan kemampuan kompetitif sumber
daya manusia yang dimilikinya (Ivancevich, John M. : 1987 ). Kelangsungan hidup dan
pertumbuhan dari suatu perusahaan bukan hanya ditentukan dari kebiasaan dalam mengelola
keuangan yang berdasarkan pada kekuatan modal atau uang semata, tetapi juga ditentukan dari
keberhasilannya mengelola sumber daya manusia yang dimaksudkan adalah bahwa perusahaan
harus mampu untuk menyatukan presepsi atau cara pandang karyawan dan pimpinan perusahaan
dalam rangka mencapai tujuan perusahaan melalui pembentukan mental bekerja yang baik dengan
dedikasi dan loyalitas yang tinggi terhadap pekerjaannya, memberikan motivasi kerja, bimbingan,
pengarahan dan koordinasi yang baik dalam bekerja oleh seseorang pemimpin kepada bawahannya
(Brahmasari,Ida Ayu : 2008).

Menurut Toto Tasmara (2005 : 6) “etika kerja merupakan sikap, pandangan, kebiasaan, ciri-
ciri atau sifat mengenai cara bekerja yag dimiliki seseorang, suatu golongan atau suatu bangsa.
Etika kerja yang tinggi tentunya rutinitas tidak akan membuat bosan, bahkan mampu meningkatkan
prestasi kerjanya. Hal yang mendasari etika kerja tinggi diantaranya keinginan untuk menjunjung
tinggi mutu pekerjaan, maka individu yang mempunyari etika keja yang tinggi akan turut serta
memberikan masukan ide yang baik. Sikap aktif dan mempunyai inisiatif berperan dalam
menumbuhkan etika kerja seseorang ditempat kerja. Sesuai pendapat Sutari Imam Bernadip (2002 :
12) “Ciri-ciri orang yang mandiri adalah mempunyai sikap inisiatiif, bersikap aktif, mempunyai
perasaan puas terhadap apa yang dikerjakan dan mampu menjalankan kewajibannya dengan
sendirinya tanpa disuruh atau diperingatkan”. Melalui etika kerja seperti ini individu tidak akan
menyerahkan hasil karyanya yang kurang berkualitas, akan melakukan segala hal untup tetap
menjaga dirinya. Etika kerja semacam ini akan timbul jika perusahaan dirasa sudah memberikan
perhatian yang lebih kepada karyawan, memberikan jaminan, dan memperhatikan kesejahteraan.
Malayu, Hasibuan (2001 : 3) mengatakan bahwa individu yang mempunyai sikap mandiri akan
lebih berani memutuskan hal-hal yang berkenan dengan dirinya, bebas dari pengaruh orang lain,
mampu berinisiatif dan mengembangkan kreativitas serta merangsannya untuk berprestasi lebih
baik. Namun yang terpenting dari semua hal yaitu komunikasi antar individu yaitu antaraa
karyawan dengan karyawan, karyawan dengan atasannya, dan juga atasan dengan bawahannya.
Komunikasi harus jelas dan dapat dimengerti oleh semua orang. Sebagai atasan harus
mengkomunikasikan perintah yang baik untuk bawahannya. Sebagai karyawan harus mematuhi
perintah atasannya secara professional. (Hadiwiryo : 2003)
DAFTAR PUSTAKA

Brahmasari, Ida Wahyu. Dkk. 2008. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan. Pengaruh
Motivasi Kerja, Kepemimpinan dan Budaya Organisasi terhadap Kepuasan Kerja Karyawan serta
Dampaknya pada Kinerja Perusahaan (Studi kasus pada PT. Pei Hai International Wiratama
Indoneisa. Vol 10 No. 2.

Hadiwiryo. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Kedua, Bagian Penerbit STIE
YKPN, Yogyakarta.

Hasibuan, Malayu. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : CV Hajamas Agung.

Ivancevich, John M. dkk. 1987. Perilaku dan Manajemen Organisasi Edisi Ketujuh Jilid 1.
Jakarta : Penerbit Erlangga.

Sutari Imam Bernadib. 2002. Filsafat Perspektif Baru Pendidikan. Jakarta : Ditjen
Dikdasmen depdiknas.

Toto Tasmara. 2005. Membudayakan Etos Kerja Islami. Jakarta : Gema Insani.
II. ISI
II.1Teori bekerja

Menurut Ducker, kerja bukanlah lagi meerupakan fenomena universal manusia saja, tetapi
juga kerja yang melibatkan pekerja-pekerja tangan maupun pekerja pengetahuan (knowledge
worker). Ducker juga mengatakan bahwa kerja (work) dan bekerja (working) adalah dua hal
yang berbeda. Pekerjaa (worker) adalah penghasil kerja (work), dan kegiatan menghasilkan
kerja disebut (working). Dalam hal ini setiap pekerja harus ditata memiliki etika kerja yang baik
dalam organisasi yang setidaknya mampu mewujudkan dua hal, yitu mecapai produktivitas
kerja yang dibutuhkan organisasi, dan memperoleh kepuasan personal melalui kerjanya itu.
Ducker berpendapat bahwa kerja memiliki dimesi sosial. Kerja menyatukan orang dari berbagai
latar belakang untuk bertemu dan menjalin relasi. Ducker berpendapat bahwa kerja adalah
sesuatu yang bersifat impersonsal dan obyektif. Dalam arti, kerja adalah tugas. Untuk bekerja
ada yang namanya logika untuk mengatur kerja tersebut. Maka kerja adalah sesuatu yang
memiliki aturan dan logika tersendiri yang perlu untuk dianalisis. Didalam organisasi kerja,
terdapat etika kerja yang harus dikelola secara tepat, sehingga gabungan antara pekerja dan
pekerja lain terjalin dengan baik.

Dalam sautu kasus, di Sampit terdapat kasus pembunuhan sadis karyawan terhadap bos
kelapa sawit yang mayatnya ditemukan Februari 2018. Pelaku berinisial AAR, tega menghabisi
nyawa Himawan Chandra Bernada lantaran sakit hati karena kerap dihina oleh bosnya itu.
Pembunuhan tersebut sudah direncanakan oleh tersangka yaitu AAR, Ia sudah menyiapkan
sebilah pisau di pinggangnya. Begitu tiba di tempat kejadian perkara (TKP), yaitu blok CO,
Desa Tumbang Kolong, Kecamatan Cempaga Hulu, Kabupaten Kotawaringin, Kalimantan
Tengah, AAR menghujamkan senjata tajam itu ke tubuh korban berulang kali. Bahkan, ketika
sudah berimbah darah, korban tetap ditusuk saking dendamnya tersangka. Tersangka dijerat
dengan Pasal 340 sb 338 juncto 365 Ayat (1) KUHP, ancaman 20 tahun atau seumur hidup
bahkan hukuman mati.

Dalam kasus tersebut, seharusnya sebagai atasan Himawan Chandra Bernada tidak boleh
menghina kineja para pekerjanya, seharusnya menegur dengan baik. Sebagai kepala organisasi
perusahaaan harus memberikan pengayoman bagi para pekerjanya agar memberikan kinerja
kerja yang baik. Menurut Ducker terdapat logika untuk mengatur kerja tersebut. Jadi, kesalahan
seperti apapun yang dilakukan para pekerjanya tidak seharusnya melakukan tindakan sampai
menyakiti perasaan para pekerjanya, yaitu dengan menegur menggunakan etika yang baik.
Sebagai karyawan, AAR juga harus menuruti perintah dari atasan. Komunikasi yang baik juga
berpengaruh dalam suatu organisasi perusahaan. Tujuannya jika ada permasalahan agar lebih
mudah untuk diurai dan mencari jalan keluar dengan baik.

III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kerja harus memiliki etika kerja yang tinggi. Sebagai atasan, dapat menjadi panutan artinya
bila mengingatkan bawahannya, maka atasan juga harus melakukannya juga. Contoh untuk tidak
dating terlambat, maka atasan juga harus tidak dating terlambat. Kemudian juga mampu
berkomunikasi dengan baik, dapat menjadi pendengar yang baik dan dapat menjadi pembicara yang
baik pula sehingga dapat menjaga hubungan baik. Bagi bawahannya harus bersikap professional,
yakni jangan membawa masalah pribadi kedalam kerjaannya. Prinsip Take it or Leave it sepertinya
baik dijalankan, artinya bila masih bisa ingin bekerja jangan mengatakan keburukan dan jangan
terlalu mengambil hati perkataan atasannya. Tapi bila sudah dirasa tidak cocok maka sebaiknyaa
tinggalkan dan carilah pekerjaan yang lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai