Anda di halaman 1dari 2

Percobaan yang dilakukan pada bab adsorpsi isoterm arang aktif adalah dengan menggunakan larutan

organik yaitu asam asetat dengan variasi 5 konsentrasi yaitu 0.1N, 0.2N, 0.4N, 0.6N dan 0.8N. Adsorben yang
digunakan adalah arang yang telah diaktifkan sebelumnya. Pada percobaan ini adsorban yang digunakan adalah
arang,dimana sebelum digunakan harus diaktifkan dulu dengan cara dipanaskan. Hal ini agar pori-pori arang
semakin besar sehingga dapat memepermudah penyerapan. Karena semakin luas permukaan adsorben maka daya
penyerapannya pun semakin tinggi. Dimana penggerusan pada arang adalah cara memperluas permukaan
adsorbennya. Pengaktifan arang dapat dilakukan dengan beberapa cara. Aktifasi adalah suatu perlakuan terhadap
arang yang bertujuan untuk memperbesar pori yaitu dengan cara memecahkan ikatan hidrokarbon atau mengoksidasi
molekul-molekul permukaan sehingga arang mengalami perubahan sifat, baik fisika maupun kimia, yaitu luas
permukaannya bertambah besar dan berpengaruh terhadap daya adsorpsi. Prinsip percobaan adsorpsi didasarkan
pada teori frundlich, yaitu banyaknya zat yang diadsorpsi pada temperatur tetap oleh suatu adsorban tergantung dari
konsentrasi dan kereaktifan adsorbat mengadsorpsi zat-zat tertentu. Karakter permukaannya yang bersifat asam akan
berinteraksi dengan logam basa.
Titrasi dilakukan untuk mengetahui konsentrasi larutan asam yang telah teradsorpsi. Penggunaan indikator
PP bertujuan untuk mengetahui titik akhir titrasi larutan yang ditunjukkan dengan adanya perubahan warna larutan
menjadi merah muda. Alasan lain ialah karena titrasi yang dilakukan menggunakan metode alkalimetri, yakni
dititrasi dengan larutan standar basa, sehingga digunakan indikator fenolftalein yang mempunyai rentang pH 8,3-
10,0. Volume NaOH yang dipakai pada setiap kegiatan titrasi dicatat untuk menghitung konsentrasi larutan asam
yang teradsorpsi. Arang yang telah aktif digunakan untuk mengadsorpsi asam asetat dengan 5 variasi konsentrasi
diperoleh dari hasil titrasi dengan NaOH 0,5M, asam asetat yang dititrasi berasal dari sisa asam yang digunakan
pada percobaan. Masa arang aktif yang digunakan dalam setiap konsentrasi adalah 1 gram. Volume asam asetat
yang digunakan dalam adsorpsi adalah 10 ml. langkah pertama, memasukkan 1 gram arang aktif kedalam
Erlenmeyer dan menambahkan asam asetat dengan konsentrasi yang ada sebanyak 10 ml kemudian tutup
Erlenmeyer dan diamkan selama 30 menit dengan perlakuan pengocokan setiap 10 menit dengan rentang 1 menit
dan temperature tetap dijaga konstan. Langkah ini dilakukan untuk menjaga kestabilan adsorben dalam
mengadsorpsi adsorbat. Dilakukan pengocokan agar adanya interaksi/kontak antar adsorben dan adsorbat. Setelah
30 menit, larutan disaring dengan kertas saring. Terakhir, titrasi asam asetat hasil adsorpsi dengan indicator PP dan
larutan NaOH 0,1M sebagai titran. Dalam percobaan ini diambil 10 ml dari masing-masing konsentrasi. Pada
percobaan ini akan ditentukan harga tetapan-tetapan adsorbsi Freundlich bagi proses adsorpsi CH3COOH terhadap
arang. Variabel yang terukur pada percobaan adalah volume larutan NaOH 0,5 M yang digunakan untuk menitrasi
CH3COOH. Setelah konsentrasi awal dan akhir diketahui, konsentrasi CH3COOH yang teradsorbsi dapat diketahui
dengan cara pengurangan konsentrasi awal dengan konsentrasi akhir. Selanjutnya dapat dicari berat CH3COOH
yang teradsorbsi.
Dari data pengamatan dan hasil perhitungan, konsentrasi asam asetat sebelum adsorpsi lebih tinggi
daripada setelah adsorpsi. Hal ini karena asam asetat telah diadsorpsi oleh arang aktif. Dari data juga dibuat suatu
grafik dimana x/m diplotkan sebagai ordinat dan C sebagai absis. Menurut M.T. Sembiring dkk, 2003 bahwa karbon
aktif yang baik mempunyai persyaratan seperti yang tercantum pada SII No.0258 -79. Sifat karbon aktif yang paling
penting adalah daya serap. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi daya serap adsorpsi, yaitu :
Sifat Serapan
Banyak senyawa yang dapat diadsorpsi oleh karbon aktif, tetapi kemampuannya untuk mengadsorpsi berbeda untuk
masing- masing senyawa. Adsorpsi akan bertambah besar sesuai dengan bertambahnya ukuran molekul serapan dari
sturktur yang sama, seperti dalam deret homolog. Adsorbsi juga dipengaruhi oleh gugus fungsi, posisi gugus fungsi,
ikatan rangkap, struktur rantai dari senyawa serapan. Dalam pemakaian karbon aktif dianjurkan untuk menyelidiki
suhu pada saat berlangsungnya proses. Karena tidak ada peraturan umum yang bisa diberikan mengenai suhu yang
digunakan dalam adsorpsi. Faktor yang mempengaruhi suhu proses adsoprsi adalah viskositas dan stabilitas thermal
senyawa serapan. Jika pemanasan tidak mempengaruhi sifat-sifat senyawa serapan, seperti terjadi perubahan warna
mau dekomposisi, maka perlakuan dilakukan pada titik didihnya. Untuk senyawa volatil, adsorpsi dilakukan pada
suhu kamar atau bila memungkinkan pada suhu yang lebih kecil.

BAB V
PENUTUP
KESIMPULAN
Setelah praktikum diketahui bahwa semakin tinggi konsentrasi maka semakin tinggi daya adsorpsinya dan semakin
banyak pula zat teradsorpsi dan sebaliknya.
DAFTAR PUSTAKA

Castellan,1982. Physical Chemestry. Edisi ketiga.Addison-Wesley Publishing Company.


Osick,J.1983. Adsorption. Ellis Hardwood Ltd.Chicester.England.
Kateren, 1987. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Edisi VI . Jakarta
Khopkar, S.M, 2008. Konsep Dasar Kimia Analitik. AB: A. Saptorahardjo. UI- Press.Jakarta.
Sukardjo,1990. Kimia Anorganik. Jakarta:Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai