Anda di halaman 1dari 27

AMELIORASI PERSPEKTIF KEBIJAKAN PENDIDIKAN DIMASA PANDEMI

COVID-19 TERHADAP KONDISI PEREKONOMIAN MASYARAKAT DI DESA

BENDUNGAN KECAMATAN KRATON KABUPATEN PASURUAN

MAKALAH

Untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan tugas mata kuliah

Seminar Ekonomi

OLEH

ATIATUR ROFIAH

NIM 17187203012

UNIVERSITAS PGRI WIRANEGARA

FAKULTAS PEDAGOGI DAN PSIKOLOGI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

2020

i
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan dalam

menyelesaikan makalah tepat waktu. Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya, penulis

tidak akan mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa shalawat serta

salam tercurahkan kepada Nabi agung Muhammad SAW yang syafa’atnya kita

nantikan kelak.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-

Nya, sehingga makalah “ Ameliorasi perspektif kebijakan pelaksanaan pendidikan

dimasa pandemi terhadap kondisi perekonomian masyarakat sekitar sekolah ” dapat

diselesaikan. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Seminar

Ekonomi. Penulis berharap makalah ini dapat menjadi referensi bagi masyarakat agar

tetap waspada di tengah suasana tidak kondusif.

Penulis menyadari makalah ini masih perlu banyak penyempurnaan karena

kesalahan dan kekurangan. Penulis terbuka terhadap kritik dan saran pembaca agar

makalah ini dapat lebih baik. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini,

baik terkait penulisan maupun konten, penulis memohon maaf.

Pasuruan, 11 Oktober 2020

Penulis

DAFTAR ISI

i
KATA PENGANTAR............................................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................................i
BAB 1...................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................................1
1.3 Tujuan Penelitian.................................................................................................................1
BAB II...................................................................................................................................................1
KAJIAN TEORI....................................................................................................................................1
2.1 Penelitian Terdahulu...........................................................................................................1
2.2 Ameliorasi Perspektif Kebijakan pendidikan....................................................................1
2.2.1 Pengertian Ameliorasi Perspektif...................................................................................1
2.2.2 Pengertian Kebijakan Pendidikan..................................................................................1
1.3.4 Langkah yang Diambil Pedagang pada Masa Pandemi Corona..................................1
a. Mengurangi Jumlah Dagangan..........................................................................................1
b. Beralih Profesi......................................................................................................................1
BAB III..................................................................................................................................................1
PENUTUP.............................................................................................................................................1
A. Kesimpulan..............................................................................................................................1
B. Saran.........................................................................................................................................1
DAFTAR RUJUKAN...........................................................................................................................1

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pandemi covid-19 telah merubah seluruh tatanan kehidupan manusia,

khususnya di dunia pendidikan. Hal tersebut mengharuskan pendidikan berubah dan

beradaptasi secara cepat untuk tetap melanjutkan proses pembelajaran. Tuntutan

peralihan tersebut yang telah menjamah begitu luas sektor kehidupan, maka

pendidikan pula tak lepas dari arus tersebut. Itulah yang kemudian menuntut para

pamangku kebijakan sebagai pengayom dan pemberi keputusan atas keberlangsungan

dan ketertiban kehidupan telah mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang berkaitan

dengan pandemi covid-19.

Banyak negara memutuskan menutup sekolah, perguruan tinggi maupun

universitas, termasuk Indonesia. Krisis benar-benar datang tiba-tiba, pemerintah di

belahan bumi manapun termasuk Indonesia harus mengambil keputusan yang pahit

menutup sekolah sebagai langkah menyelamatkan pendidikan dari hantaman bahaya

virus covid-19. Penutupan lembaga pendidikan tersebut bermuara pada kebijakan

belajar dari rumah, mengajar dari rumah, atau bekerja dari rumah. Semuanya serba

dirumahkan, yang secara otomatis penggunaan media atau ruang akan berganti pula

dari offline menuju ke serba online.

Ada dua dampak bagi keberlangsungan pendidikan yang disebabkan oleh

pandemi Covid-19. Pertama adalah dampak jangka pendek, yang dirasakan oleh

banyak keluarga di Indonesia baik di kota maupun di desa. Di Indonesia banyak

keluarga yang kurang familiar melakukan sekolah di rumah. Bersekolah di rumah

bagi keluarga Indonesia adalah kejutan besar khususnya bagi produktivitas orang tua

yang biasanya sibuk dengan pekerjaannya di luar rumah.

1
Demikian juga dengan problem psikologis anak-anak peserta didik yang

terbiasa belajar bertatap muka langsung dengan guru-guru mereka. Seluruh elemen

pendidikan secara kehidupan sosial “terpapar” sakit karena covid-19. Pelaksanaan

pengajaran berlangsung dengan cara online. Proses ini berjalan pada skala yang belum

pernah terukur dan teruji sebab belum pernah terjadi sebelumnya. Tak Pelak di desa-

desa terpencil yang berpenduduk usia sekolah sangat padat menjadi serba

kebingungan, sebab infrastruktur informasi teknologi sangat terbatas.

Penilaian siswa bergerak online dan banyak trial and error ( metode

pendalaman materi dengan menmcoba dan menemukan kesalahan) dengan sistem

yang tidak ada kepastian, malah banyak penilaian yang banyak dibatalkan. Kedua

adalah dampak jangka panjang. Banyak kelompok masyarakat di Indonesia yang akan

terpapar dampak jangka panjang dari covid-19 ini. Dampak pendidikan dari sisi waktu

jangka panjang adalah aspek keadilan dan peningkatan ketidaksetaraan antar

kelompok masyarakat dan antar daerah di Indonesia.

Tujuan dari makalah ini untuk meninjau dampak-dampak yang ditimbukan

kebijakan menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tentang Work

From Home (WFH) di dunia pendidikan serta meninjau terkait tentang kebijakan

pembelajaran online yang dianggap sebagai solusi untuk tetap melanjutkan proses

pembelajaran ketika sekolah-sekolah ditutup untuk menghindari penyebaran virus.

Namun, di lain sisi kebijakan tersebut telah memberikan dampak terhadap proses

tranformasi ilmu pengetahuan dan perekonomian masyarakat.

Begitu juga yang dirasakan pedagang kaki lima yang menjerit akibatnya

beberapa pedagang kebingungan dan pemasukan terancam defisit parah. Kebijakan

yang dipilih dengan pertimbangan ekonomi masyarakat bukan berarti tidak ada

masalah. Akan tetapi kebijakan tersebut tetap berdampak pada perekonomian

2
masyarakat. Salah satu kalangan masyarakat yang terdampak adalah pedagang kaki

lima yang berjualan di sekitar sekolah yang begitu melekat dengan slogan “hari ini

untuk hari besok”, maksudnya kebutuhan mereka besok terpenuhi jika kerja hari ini.

Ketika mereka tidak bekerja hari ini, maka mereka tidak akan bisa memenuhi

kebutuhan untuk besok.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas, maka permasalahannya dapat

dirumuskan sebagai berikut:

1.2.1 Bagaimana cara memulai Ameliorasi perspektif kebijakan pelaksanaan

pendidikan dimasa pandemi?

1.2.2 Apakah dampak yang terjadi akibat pandemi covid-19 terhadap pendidikan

dan perekonomian masyarakat?

1.2.3 Apakah pengaruh kebijakan pelaksanaan pendidikan di masa pandemi

terhadap perekonomian masyarakat?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Untuk mengetahui perihal tentang Ameliorasi perspektif kebijakan

pelaksanaan pendidikan dimasa pandemi?

1.3.2 Untuk mengetahui dampak yang terjadi akibat pandemi covid-19 terhadap

pendidikan dan perekonomian masyarakat?

1.3.3 Untuk mengetahui pengaruh ameliorasi perspektif kebijakan pelaksanaan

pendidikan di masa pandemi terhadap perekonomian masyarakat

1.4 Manfaat

3
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun

secara empiris. Berikut manfaat yang diharapkan penulis:

1.4.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah literatur atau kajian teoritis mengenai

Ameliorasi perspektif kebijakan pelaksanaan pendidikan dimasa pandemi

terhadap kondisi perekonomian masyarakat sekitar sekolah serta membuka

kemungkinan untuk mengadakan penelitian lebih lanjut tentang permasalahan

tersebut.

1.4.2 Manfaat Praktis

a. Bagi Mahasiswa

1) Sebagai wahana latihan menerapkan ilmu yang diperoleh selama kuliah dengan

kenyataan yang dihadapi di lapangan.

2) Sebagai sarana untuk menambah wawasan dan pengetahuan yang berkaitan

dengan masalah yang diteliti.

b. Bagi Pemerintah

Menjadi masukan dan bahan pembuatan kebijakan dalam menangani masalah

yang timbul di masa pandemi covid-19 ini.

c. Bagi Pembaca dan Masyarakat Umum

4
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai sumber informasi data

sekunder bagi seorang peneliti lain dan memberikan masukan yang berharga bagi

masyarakat tentang Ameliorasi perspektif kebijakan pelaksanaan pendidikan

dimasa pandemi terhadap kondisi perekonomian masyarakat sekitar sekolah dapat

menjadi rujukan penelitian yang relevan selanjutnya.

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Penelitian Terdahulu

Dalam penelitian ini mengambil beberapa sumber referensi penelitian sebelumnya

yaitu:

1. Rizqon.Halal.S.A (2020). Dalam Penelitiannya yang berjudul “Dampak Covid-19

pada Pendidikan di Indonesia,Sekolah, Keterampilan, dan Proses Pembelajaran”.

Hasil dari penelitian tersebut yaitu Penutupan sementara lembaga pendidikan sebagai

upaya menahan penyebaran pendemi covid-19 di seluruh dunia berdampak pada

jutaan pelajar, tidak kecuali di Indonesia. Gangguan dalam proses belajar langsung

antara siswa dan guru dan pembatalan penilaian belajar berdampak pada psikologis

anak didik dan menurunnya kualitas keterampilan murid. Beban itu merupakan

tanggung jawab semua elemen pendidikan khususnya negara dalam memfasilitasi

kelangsungan sekolah bagi semua steakholders pendidikan guna melakukan

pembelajaran jarak jauh. Bagaimana mestinya Indonesia merencanakan,

mempersiapkan, dan mengatasi pemulihan covid 19, untuk menekan kerugian dunia

pendidikan di masa mendatang.

2. Nugroho.(2014). Dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Pendidikan

Terhadap Pertumbuhan Ekonomi” . Hasil dari penelitian tersebut yaitu pentingnya

5
pendidikan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi serta membuktikan bahwa

secara empiris pendidikan yang di proxy dengan Angka Melek Huruf (AMH)

berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi yang di proxy dengan

Produk Domestik Bruto (PDB) .

3. Niken,S. dkk.(2010). Dalam Penelitiannya berjudul “Dampak Investasi Pendidikan

Terhadap Perekonomian dan Kesejahteraan Masyarakat Kabupaten dan Kota di

Jawa Tengah”. Hasil dari penelitian tersebut menjelaskan bahwa peningkatan

pengeluaran pendidikan dapat memberikan dampak positif terhadap peningkatan

produktivitas tenga kerja serta penurunan angka pengangguran, ketimpangan

pendapatan dan kemiskininan. Peningkatan investasi pendidikan akan menghasilkan

pertumbuhan yang berkeadilan yaitu pertumbuhan ekonomi yang disertai dengan

meningkatnya kesejahteraan masyarakat.

2.2 Ameliorasi Perspektif Kebijakan pendidikan

2.2.1 Pengertian Ameliorasi Perspektif

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Ameliorasi adalah

peningkatan nilai makna dari makna yang biasa atau buruk menjadi makna

yang lebih baik.

Sedangkan persepektif adalah cara melukiskan suatu benda pada

permukaan yang mendatar sebagai mana yang terlihat oleh mata dengan tiga

dimensi.

Jadi Ameliorasi Perspektif adalah Cara pandang Seseorang yang

menilai suatu perubahan itu lebih baik dari sebelumnya.

2.2.2 Pengertian Kebijakan Pendidikan

6
Kebijakan merupakan istilah yang sering kali kita dengar dalam

konteks pemerintahan atau berpolitikan. Istilah kebijakan memiliki cakupan

yang sangat luas.

Kebijakan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

sebagaimana dikutip dalam buku Administrasi Pendidikan Kontemporer karya

Syaiful Syagala diartikan sebagai kepandaian, kemahiran, kebijaksanaan,

rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis dasar dan dasar rencana dalam

pelaksanaan pekerjaan, kepemimpinan dan cara bertindak oleh pemerintah,

organisasi dan sebagainya sebagai pernyataan cita-cita, prinsip atau maksud

sebagai garis pedoman untuk manajemen dalam mencapai sasaran.

Proses pembelajaran sebagai sesuatu yang dilami siswa di sekolah

sendiri merupakan alat kebijakan publik terbaik sebagai upaya peningkatan

pengetahuan dan skill. (Persel, C.H.: 1979) hal yang kemudian juga telah

tertanam dalam diri sebagian besar peserta didik adalah sekolah menjadi

tempat yang menyenangkan sebagai wahana bermain, berinteraksi dan

membangun hubungan serta kesadaran sosial. Sekolah pula menjadi pusat

interaksi antara guru dengan peserta didik dalam meningkatkan, pengetahuan,

keterampilan serta penanaman sikap dan karakter, maka hal tersebutlah yang

kemudian tiba-tiba berhenti saat sekolah pun tiba-tiba ditutup.

Belajar dari rumah ditetapkan melalui kebijakan yang dikeluarkan oleh

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia melalui SE

nomor 4 tahun 2020 tentang pelaksanaan pendidikan masa darurat penyebaran

Corona Virus Desease 2019 (Covid-19). Dari kebijakan tersebutlah kemudian

berdampak proses pembelajaran yang ada di sekolah, terutama buat peserta

7
didik, guru, maupun orang tua atau keluarga peserta didik. (Purwanto, A., dkk:

2020).

2.3 Dampak Covid-19 pada Proses Belajar di Sekolah dan Perekonomian

Masyarakat.

2.3.1 Dampak Pandemi pada Proses Belajar di Sekolah

Proses pembelajaran di sekolah merupakan alat kebijakan publik terbaik

sebagai upaya peningkatan pengetahuan dan skill. Selain itu banyak siswa

menganggap bahwa sekolah adalah kegiatan yang sangat menyenangkan, mereka bisa

berinteraksi satu sama lain. Sekolah dapat meningkatkan keterampilan sosial dan

kesadaran kelas sosial siswa. Sekolah secara keseluruhan adalah media interaksi antar

siswa dan guru untuk meningkatkan kemampuan intelegensi (tes IQ), skill dan rasa

kasih sayang diantara mereka. Tetapi sekarang kegiatan yang bernama sekolah

berhenti dengan tiba-tiba karena gangguan Covid-19.

Kesamaan situasi Indonesia dengan negara-negara lain di belahan dunia mesti

segera diatasi dengan seksama. Dalam keadaan normal saja banyak ketimpangan yang

terjadi antar daerah. Contohnya di sektor pendidikan, kesenjangan yang lebar

membuat standar pelayanan minimum (SPM) jarak rata-rata yang harus ditempuh

siswa ke sekolah tidak terpenuhi. Ketimpangan juga dipicu tidak meratanya

pembangunan infrastruktur dan investasi, pendapatan buruh tani yang makin turun,

dan lain sebagainya.

8
Kementerian Pendidikan di bawah kepemimpinan Menteri Nadiem Makarim,

mendengungkan semangat peningkatan produktivitas bagi siswa untuk mengangkat

peluang kerja ketika menjadi lulusan sebuah sekolah. Namun dengan hadirnya wabah

Covid-19 yang sangat mendadak, maka dunia pendidikan Indonesia perlu mengikuti

alur yang sekiranya dapat menolong kondisi sekolah dalam keadaan darurat. Sekolah

perlu memaksakan diri menggunakan media daring. Namun penggunaan teknologi

bukan tidak ada masalah, banyak varians masalah yang menghambat terlaksananya

efektivitas pembelajaran dengan metode daring diantaranya adalah:

1. Keterbatasan Penguasaan Teknologi Informasi oleh Guru dan Siswa

Kondisi guru di Indonesia tidak seluruhnya paham penggunaan teknologi, ini bisa

dilihat dari guru-guru yang lahir tahun sebelum 1980-an. Kendala teknologi

informasi membatasi mereka dalam menggunakan media daring. Begitu juga

dengan siswa yang kondisinya hampir sama dengan guru-guru yang dimaksud

dengan pemahaman penggunaan teknologi.

2. Sarana dan Prasarana yang Kurang Memadai

Perangkat pendukung teknologi jelas mahal. Banyak di daerah Indonesia yang guru

pun masih dalam kondisi ekonominya yang menghawatirkan. Kesejahteraan guru

maupun murid yang membatasi mereka dari serba terbatas dalam menikmati sarana

dan prasarana teknologi informasi yang sangat diperlukan dengan musibah Covid-

19 ini.

3. Akses Internet yang terbatas

Jaringan internet yang benar-benar masih belum merata di pelosok negeri. Tidak

semua lembaga pendidikan baik Sekolah dasar maupun sekolah menengah dapat

9
menikmati internet. Jika ada pun jaringan internet kondisinya masih belum mampu

mengkover media daring.

4. Kurang siapnya penyediaan Anggaran

Biaya juga sesuatu yang menghambat karena, aspek kesejahteraan guru dan murid

masih jauh dari harapan. Ketika mereka menggunakan kuota internet untuk

memenuhi kebutuhan media daring, maka jelas mereka tidak sanggup

membayarnya. Ada dilema dalam pemanfaatan media daring, ketika menteri

pendidikan memberikan semangat produktivitas harus melaju, namun disisi lain

kecakapan dan kemampuan finansial guru dan siswa belum melaju ke arah yang

sama. Negara pun belum hadir secara menyeluruh dalam memfasilitasi kebutuhan

biaya yang dimaksud.

Pada proses adaptasi pembelajaran, peserta didik yang tadinya cenderung

berinteraksi langsung dalam pembelajaran akan memerlukan berbagai macam

adaptasi belajar serta memahami pembelajaran yang dimodelkan dalam jaringan,

sehingga kebijakan yang diberikan bisa saja menimbulkan mandeknya pemahaman

peserta didik terhadap pembelajaran. Mengingat bahwa perubahan ke pembelajaran

online tidak langsung berpengaruh terhadap daya serap peserta didik (Dewi, W. F:

2020). Sehingga nantinya akan menimbulkan beberapa dampak diantaranya:

a) Kerugian Siswa pada Proses Penilaian

Ada kerugian mendasar bagi murid ketika terjadi penutupan sekolah

ataupun kampus. Banyak ujian yang mestinya dilakukan oleh murid pada kondisi

normal, sekarang dengan mendadak karena dampak covid-19, maka ujian

dibatalkan ataupun di tunda. Penilaian internal bagi sekolah barangkali dianggap

kurang urgent tetapi bagi keluarga murid informasi penilaian sangat penting.

10
Ada yang menganggap hilangnya informasi penilaian murid sangatlah

berarti bagi keberlangsungan masa depan murid. Misalkan saja target-target skill

maupun keahlian tertentu murid yang mestinya tahun ini mendapatkan penilaian

sehingga berdampak treatment untuk tahun yang akan datang, maka pupus sudah

bagi murid yang telah mampu menguasai banyak keterampilan di tahun ini tetapi

tidak memperoleh penilaian yang semestinya.

Kasus lain untuk mahasiswa di perguruan tinggi. Banyak perguruan tinggi

di luar negeri mengganti ujian tradisional dengan alat bantu online. Ini adalah

kondisi baru untuk dosen dan mahasiswa. Penilaian bagi mahasiswa bisa saja

memiliki kesalahan pengukuran, tidak seperti pengukuran seperti biasa dilakukan.

Penelitian di negara-negara Eropa bahwa pengusaha menggunakan penilaian yang

berbeda yaitu dengan cara kredensial pendidikan seperti halnya klasifikasi gelar

dan rata-rata nilai untuk menyeleksi pelamar dari kalangan alumni perguruan

tinggi. Sehingga mempengaruhi bagaimana pelamar baru dari alumni perguruan

tinggi dapat kecocokan di pasar kerja dan diterima sesuai dengan upah yang

diharapkan.

Begitu juga di Indonesia belum ada satu perusahaan yang mengumumkan

bagaimana lulusan baru universitas dapat mengikuti seleksi di pasar kerja. Namun

demikian pemerintah Indonesia menawarkan kartu pra kerja untuk melatih

kembali kemahiran lulusan perguruan tinggi dalam mempersiapkan lulusan

universitas untuk bekerja di masa datang pasca Covid-19.

b) Dampak pada Lulusan Sekolah

11
Lulusan universitas ataupun pendidikan menengah yang mencari pekerjaan

tahun ini mengalami gangguan yang hebat karena pandemi Covid-19. Para

mahasiswa maupun siswa yang tahun ini lulus mengalami gangguan pengajaran di

bagian akhir studi mereka. Dampak langsung yang dialami oleh mereka adalah

gangguan utama dalam penilaian akhir yang mestinya mereka dapatkan. Namun

dengan kondisi apapun mereka tetap lulus dalam kondisi resesi global yang

memilukan ini.

Kondisi pasar kerja yang cenderung sulit merupakan kendala baru bagi

lulusan. Persaingan dipasar kerja sangat “gaduh” dan berhimpit dengan para

pekerja yang juga sudah mengalami Putus Hubungan Kerja (PHK) dari

perusahaan dimana mereka bekerja. Adapun jika mereka sebagai lulusan baru

Universitas maka mereka mau tidak mau akan menerima upah lebih rendah dan

mereka akan mempunyai efek dalam persaingan karier (Bobonis & Morrow,

2014).9 Lulusan universitas yang awalnya memprediksi dirinya akan

mendapatkan pekerjaan dan upah yang memadai akan tetapi kenyataan di

Indonesia disebabkan karena covid-19 mengakibatkan mereka harus berpikir

ulang tentang pendidikan yang ditempuh dan mendapatkan upah yang diharapkan.

1.3.2 Langkah Strategis dan Solusi bagi dunia Pendidikan Indonesia

Dalam penanganan dampak Covid-19 pada dunia pendidikan, seluruh

steakholders harus bahu membahu berbuat. Kondisi ini tidak boleh terlepas

pandang dari kebijakan pemerintah dan pelaksanaannya operasionalisasi di

lapangan. Adapun hal-hal yang wajib dilakukan oleh semua steakholders

pendidikan adalah;

12
a. Pemerintah

Peran pemerintah sangat penting dan fundamental. Alokasi anggaran yang

sudah diputuskan oleh Instruksi Presiden Nomor 4 tahun 2020 tentang

refocussing kegiatan, relokasi anggaran, serta pengadaan barang dan jasa

dalam rangka percepatan penanganan Covid-19 harus segera dilaksanakan.

b. Orang Tua

Orang tua sebagai pendidik utama di rumah tangga harus menjalankan

fungsinya. Meskipun demikian tetap saja bantuan guru di sekolah perlu hadir

door to door disemua peserta didik. Ini harus membuka cakrawala dan

tanggung jwab orang tua bahwa pendidikan anaknya harus dikembalikan pada

effort orang tua dalam mendidikan mental, sikap dan pengetahuan

anakanaknya.

c. Guru

Langkah pembelajaran daring harus seefektif mungkin. Guru bukan

membebani murid dalam tugas-tugas yang dihantarkan dalam belajar di

rumah. Jika perlu guru hadir secara gagasan dalam door to door peserta didik.

Guru bukan hanya memposisikan sebagai pentransfer ilmu, tetapi tetap saja

mengutamakan ing ngarso sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri

handayani.

d. Sekolah

13
Sekolah sebagai lembaga penyelenggara pendidikan harus bersiaga

memfasilitasi perubahan apapun menyangkut pendidikan siswanya.

Pendidikan tingkah laku harus menjadi pijakan kuat ditengah perkembangan

teknologi dan arus percepatan informasi. Program-program pendidikan yang

dilakukan sekolah harus benar-benar disampaikan kepada murid, terlebih

dengan media daring tetap saja pihak sekolah harus benar-benar

memperhatikan etika sebagai lembaga pendidikan. Penekanan belajar dirumah

kepada murid harus benar-benar mendapat kawalan agar guru-guru yang

mengajar melalui media garing tetap smooth dan cerdas dalam menyampaikan

pelajaran-pelajaran yang wajib dipahami oleh murid.

1.3.3 Dampak Pandemi Pada Perekonomian Masyarakat

Dampak yang ditimbulkan akibat adanya wabah covid-19 ternyata tidak

hanya pada pendidikan saja atau buruh-buruh pabrik saja yang dirumahkan atau

para pengemudi ojek online yang kehilangan banyak penumpang, melainkan

berdampak pula pada para pedagang kaki lima yang kesehariannya berjualan di

sekitar sekolah. Maraknya virus korona menyebabkan para pedagang kaki lima

terganggu khususnya para pedagang di sekitar sekolah Desa Bendungan. Dengan

demikian, covid-19 memberikan dampak buruk terhadap perekonomian

masyarakat di Indonesia (Hanoatubun, 2020). Berdasarkan penelitian, ada tiga

dampak yang dirasakan para pedagang di Sekitar Sekolah Desa Bendungan.

1. Dagangan Menjadi Sepi

Berdasarkan hasil wawancara dengan pedagang yang berjualan di

sekitar sekolah Desa Bendungan, mereka menuturkan jika adanya wabah

covid-19 membuat para pedagang menjadi sepi pembeli. Seperti yang

14
diungkapkan oleh pedagang “cilok gaul” yang berjualan di area tersebut, jika

jumlah pembeli dagangannya berkurang semenjak adanya pembelajaran

daring. Hal yang sama juga diungkapkan oleh penjual Es tebu yang setiap

harinya berjualan di di Desa Bendungan, jika kondisi saat ini menjadi sepi

karena banyak penjual yang memilih tidak berjualan ditambah lagi jumlah

pembeli yang banyak berkurang.

Ia juga menuturkan jika sehabis dhuhur, ia sudah menutup

dagangannya dan kembali ke rumah. Penjual bahan pokok yang ada di sebelah

baratnya SDN Bendungsan seperti beras, minyak, telur, gula batu, dan lain

sebagainya menambahkan jika kondisi pasar yang sepi juga membuat ia

menutup dagangannya lebih awal. Sebelum adanya wabah covid-19, ia

menuturkan jika biasa menutup dagangannya pukul 5 sore.

Namun, karena adanya wabah covid-19 yang membuat kondisi tersebut

sepi, membuat ia menutup dagangannya pukul 3 sore. Pernyataan dari

beberapa pedagang tersebut juga diiyakan oleh pedagang lain seperti pedagang

sempol, martabak maupun pedagang mainan yang juga merasa kondisi

sekarang ini menjadi sepi pembeli akibat adanya Pembelaran secara daring

serta pembatasan sosial di masa pandemi korona ini.

2. Daya Beli Masyarakat Menurun

Adanya Pembelajaran online dan pembatasan sosial juga mempengaruhi

penurunan daya beli masyarakat. Diungkapkan oleh (Hanoatubun, 2020) bahwa

tingginya laju inflasi dapat mempengaruhi daya beli masyarakat khususnya

golongan berpendapatan rendah. Akan tetapi, adanya wabah covid-19 di

Indonesia ternyata juga mampu mempengaruhi daya beli masyarakat di Desa

Bendungan.

15
Hal tersebut nampak dari keluhan para pedagang yang berjualan disekitar

sekolah seperti pedagang cilok, sempol, martabak, mainan, dll, mengungkapkan

jika pembatasan sosial (social distancing) pada masa pandemi korona ini

mempengaruhi jumlah barang dagangan yang dibeli oleh pelanggan. Ini

dikarenakan tidak adanya pembelajaran tatap muka dan kalau pun ada

pembelajaran tatap muka itu dibatesi.

Ia pun hanya bisa pasrah dengan keadaan ini karena bukan hanya ia saja

yang mengalaminya tetapi dampaknya juga dirasakan semua pedagang. Hal yang

sama juga diungkapkan oleh pedagang bahan pokok yang merasa kehilangan

banyak pembeli. Ia menuturkan jika adanya wabah covid-19 membuat

pemerintah melarang adanya acara besar seperti hajatan sehingga berpengaruh

pada pembeli dagangannya.

3. Distribusi Bahan Terhambat

Perkembangan ekonomi di dunia yang membawa pada konsekuensi

terhadap peningkatan aktivitas perdagangan (Sambur, 2015). Diungkapkan oleh

salah seorang pedagang kolang-kaling bahwa pada masa pandemi corona ini,

selain kondisi pasar yang sepi karena penurunan jumlah pembeli secara

signifikan, pasokan barang dagangannya juga mengalami keterlambatan

sehingga ia hanya bisa menjual bahan makanan seadanya saja.

Ia menambahkan jika sebelum adanya wabah covid-19, pasokan barang

dagangannya selalu banyak atau melimpah. Namun, semenjak adanya wabah

tersebut, ia harus rela menjual bahan makanan yang masih tersisa saja sembari

menunggu bahan makanan yang baru datang.

1.3.4 Langkah yang Diambil Pedagang pada Masa Pandemi Corona

16
Wabah covid-19 yang sudah berlangsung selama beberapa bulan dan

belum berakhir sampai saat ini ternyata membuat para pedagang di Desa

Bendungan memutar otak agar tetap bisa mencari rezeki untuk memenuhi

kebutuhan rumah tangganya di tengah wabah yang melanda negeri ini. Berikut

ada tiga langkah yang diambil pedagang pada era pandemi korona.

a. Mengurangi Jumlah Dagangan

Banyak dari pedagang mengurangi jumlah barang dagangannya di tengah

pandemi korona ini. Seperti yang diungkapkan oleh pedagang mainan yang

mengurangi jumlah mainan yang dijualnya. Ia mengatakan bahwa “tak apa

berjualan sedikit-sedikit asalkan setiap hari pergi berjualan daripada hanya

berdiam diri di rumah”.

Hal yang sama juga dilakukan oleh pedagang cilok yang hanya menjual

sekitar 2-3 kg cilok setiap harinya pada masa pandemi corona ini. Hal ini tentu

berbeda jauh dengan penjualan sebelum adanya wabah covid-19. Ia berkata bahwa

“saat ini lebih baik berjualan sedikit-sedikit asalkan habis daripada berjualan

banyak tetapi tidak laku sama sekali”.

b. Beralih Profesi

Dampak yang ditimbulkan akibat adanya pandemi ini ternyata juga

mampu membuat seseorang beralih profesi. Diungkapkan oleh salah seorang

pedagang bakso di desa bendungan, dampak dari wabah covid-19, membuatnya

beralih profesi atau putar haluan yang awalnya bekerja dipabrik karena kena phk

akibat pandemi sekarang menjasdi penjual bakso.

Ia mengatakan jika sudah satu minggu ia menekuni berjualan bakso

keliling. Ia menambahkan jika ia harus berjualan bakso agar tetap produktif atau

17
menghasilkan daripada memilih hanya berdiam diri di rumah. Karena ia merasa

bantuan dari pemerintah pun juga tidak ada. Dia juga menambahkan jika ia harus

belajar lagi karena berjualan bakso mengharuskan dia merintis usaha dari awal

lagi sedangkan ilmu yang dia miliki dalam hal berdagang bakso masih sedikit. Di

akhir perbincangan, ia juga menuturkan lagi jika tidak apa-apa penghasilan sedikit

asalkan masih cukup untuk makan.

1.4 Pengaruh Ameliorasi Perspektif Kebijakan Pendidikan Dimasa Pandemi

terhadap Perokonomian Masyarakat

Pendidikan adalah laksana sebuah instrumen yang tidak pernah selesai, selalu

ada dinamika perubahan yang terjadi, sehingga memerlukan kehati-hatian dalam

mengambil kebijakan. Apabila salah dalam pengambilan kebijakan, maka akibatnya

akan sangat fatal.

Banyak hal yang sudah dilakukan oleh pemerintah dalam konteks kebijakan

pendidikan, dari berbagai produk perundang-undangan sampai upaya-upaya inovatif

yang dilakukan, namun dikarenakan sering tidak konsisten dengan kebijakannya,

kondisi pendidikan seolah jalan di tempat, dan sering menerima tudingan akan

kegagalannya. Istilah yang paling sering didengar adalah ganti menteri maka ganti

kebijakan. Bangsa ini seolah belum punya visi yang jelas, untuk kemana pendidikan

ini di bawa, maka ketika pemerintahan berganti, pendidikanpun seolah harus

mengikuti kehendak dan kemauan pemerintahan yang berkuasa saat itu.

Pendidikan yang merupakan investasi jangka panjang akan selalu menarik

untuk dibicarakan dan didiskusikan, dia tidak saja merupakan faktor penentu dari

kemajuan sebuah masyarakat bahkan negara, tapi sekaligus merupakan tantangan bagi

pengambil kebijakan seperti legislatif atau eksekutif, investasi pendidikan ini

18
terkadang kurang menarik, sebab tidak menguntungkan secara jangka pendek, apalagi

untuk kepentingan pribadi, dibandingkan dengan investasi bidang lain, lebih-lebih

yang bersifat proyek.

Kebijakan pembangunan pendidikan harus dapat memberikan kesempatan

kepada masyarakat untuk meningkatkan keilmuan dan kualitas hidupnya, material dan

spiritualnya, sehingga pada akhirnya masyarakat dapat keluar dari semua problema

kehidupannya berupa kebodohan, keterbelakangan, dan kemiskinan. Dengan demikian

disamping dapat meningkatkan taraf hidupnya, mereka juga dapat bersaing dengan

bangsa-bangsa lain di era global ini, dan bukan sesuatu yang tidak mungkin mereka

akan menjadi aktor perekayasa masa depan.

Salah satu pengaruh besar dari virus Covid-19 ini adalah terhadap kinerja

perekonomian yang ada di Indonesia. Dari segi pekerjaan, hampir rata-rata 50 juta

orang lebih warga Indonesia terancam kehilangan pekerjaannya, serta mulai adanya

pengangguran yang sangat besar bagi warga, sehingga dapat berpengaruh terhadap

kehidupan pada masa sekarang, dan masa depan nanti.

Dan juga sekarang kita mendengar informasi bahwa pelaksanaan ibadah Haji

tidak diperbolehkan, sehingga hal tersebut dapat membuat alur perjalanan ekonomi

bagi para jamaah itu sulit untuk di stabilkan.

Pengaruh besar lainnya adalah terhadap kinerja sosial dalam kehidupan

bermasyarakat, yaitu adanya timbul rasa curiga dan hilangnya kepercayaan dan rasa

toleransi terhadap orang-orang yang ada di sekitar. Contohnya ketika sebelum adanya

Covid-19 ini, para warga di sebuah perkampungan selalu membuat kegiatan gotong-

royong dengan cara mengumpulkan seluruh warga untuk membersihkan kampung

tersebut. Tetapi dengan adanya wabah Covid-19 ini, kegiatan sosial tersebut tidak

19
dapat dilakukan lagi karena adanya sifat curiga, hilangnya kepercayaan, rasa takut

terhadap keramaian, dan perkumpulan keramaian.

20
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dapat kita pahami bersama bahwa pandemic covid-19 telah memaksa seluruh

sector untuk bertransformasi secara tiba-tiba untuk mengakomodir kegiatan-kegiatan

yang berbasis offline menuju kepada online, lahirnya kebijakan MENDIKBUD untuk

bekerja dari rumah dan belajar dari rumah menjadi salah satu upaya menjaga

masyarakat dari pandemi. Namun, di satu sisi kebijakan tersebut telah berdampak

banyak pada proses pendidikan baik bagi siswa, maupun guru dan juga keluarga atau

orang tua. Pokok permasalahan utama terletak pada ketidaksisapan fasilitas,

pengetahuan maupun kurangnya pengalaman, sehingga dibutuhkan waktu untuk

beradaptasi dan menyebabkan keterlambatan proses pembelajaran, serta perbedaan

kondisi wilayah yang belum kesemuanya dapat dijangkau internet secara menyeluruh.

Oleh karenanya, perlu kiranya dilakukan pembaruan model pendidikan yang sesuai

dengan kondisi pandemic namun tidak menimbulkan dampak pada proses

21
pembelajaran, misalnya melakukan pembelajaran kontekstual yang berbasis

kehidupan sehari-hari peserta didik.

Dampak yang ditimbulkan akibat adanya pandemi bagi pedagang di sekitar

sekolah Desa Bendungan yakni jualannya menjadi sepi, daya beli masyarakat

menurun, dan distribusi bahan yang terhambat. Langkah-langkah yang diambil para

pedagang pada era pandemi corona yakni mengurangi jumlah dagangannya,

menurunkan harga, dan beralih profesi.

B. Saran

Untuk membuat saran pertama efektif, maka pemeritah seharusnya

memberikan bantuan sosial maupun jaminan sosial yang lebih merata kepada

masyarakat agar kebutuhan pokok mereka tetap dapat terpenuhi meskipun tetap

berada dirumah saja. Meskipun memang, keadaan perekonomian yang jatuh

menyebabkan hal tersebut sulit untuk dilakukan secara efisien dan efektif.

22
DAFTAR RUJUKAN

Aji, R.H.S. (2020). Dampak Covid-19 pada Pendidikan di Indonesia: Sekolah,

Keterampilan, dan Proses Pembelajaran, SALAM; Jurnal Sosial & Budaya Syar-i 7

(5)

Purwanto, A., dkk (2020) Studi Eksploratif Dampak Pandemi COVID-19 Terhadap

Proses Pembelajaran Online di Sekolah Dasar. EduPsyCouns Journal: Journal of

education, Psychology, and Counseling.

Dewi, W. A. F (2020). Dampak covid-19 Terhadap Implementasi Pembelajaran


Daring Obiakor, T., & Adeniran, A. (2020). Covid-19 : Impending Situation

23
Threatens To Deepen Nigeria ’ S Education Crisis. Center For The Study Of The
Economies Of Africa.

Baharin, R., Halal, R., dll, 2020, Impact of Human Resource Investment on Labor

Productivity in Indonesia, Iranian Journal of Management Studies, 13(1), hal. 139–

164.

24

Anda mungkin juga menyukai