Anda di halaman 1dari 29

KONSERVASI TANAH DAN AIR

EROSI
Pengertian Erosi
 Erosi didefinisikan sebagai suatu peristiwa
hilang atau terkikisnya tanah atau bagian
tanah dari suatu tempat yang terangkut
dari suatu tempat ke tempat lain, baik
disebabkan oleh pergerakan air, angin
dan/atau es.
Faktor-faktor Penyebab Erosi
 Hujan
 Limpasan permukaan (run off)
 Jenis tanah
 Kemiringan lereng
 Penutupan tanah baik oleh vegetasi atau
lainnya
 Ada atau tidak adanya tindakan
konservasi
 Hujan  energi kinetik, besarnya energi kinetik
hujan berkaitan dengan jumlah hujan, intensitas
hujan dan kecepatan jatuhnya hujan.
 Tanah  tekstur, struktur, bahan organik, sifat
lapisan bawah dan tingkat kesuburan tanah.
 Vegetasi  Tanaman yang menutup permukaan
tanah secara rapat memperlambat limpasan
(run off) dan menghambat pengangkutan
partikel tanah.
 Kemiringan lereng  lereng datar erosi lambat
dibanding lereng terjal.
Sifat-sifat tanah yang
mempengaruhi erosi :
 Tekstur
Perbandingan relatif fraksi pasir, debu dan liat menyatakan tingkat
kekasaran dan kehalusan tanah.
 Struktur
Ikatan butir primer kedalam butir sekunder atau agregat. Struktur
tanah berpengaruh terhadap pori-pori tanah dan ketahanannya.
 Bahan organik ; Berperan terhadap : pembentukan struktur.
 Kedalaman ; menentukan banyaknya air yang dapat diserap tanah.
 Sifat lapisan bawah tanah ; tanah yang bawahnya permeabel
kurang peka erosi dibandingkan dengan tanah yang mampat/tidak
permeabel.
 Tingkat kesuburan tanah ; berhubungan dengan pertumbuhan
tanaman.
Pengaruh vegetasi terhadap aliran permukaan dan erosi dapat
dibagi dalam 4 (empat) bagian :

 Intersepsi hujan oleh tajuk tanaman.


 Mengurangi kecepatan aliran permukaan dan
kekuatan perusak hujan.
 Pengaruh akar tanaman dan kegiatan
mikroorganisme tanah dalam memperbaiki
porositas dan stabilitas agregat.
 Transpirasi yang mengakibatkan kandungan air
tanah berkurang.
Sifat lereng yang mempengaruhi
erosi :
 Kemiringan lereng (slope)
 Panjang lereng
 Bentuk lereng
Kemiringan lereng berpengaruh
terhadap :
 Jumlah aliran permukaan.
 Kecepatan aliran permukaan.
 Jumlah butir-butir tanah yang terpercik ke
bawah.
 Kehilangan tanah.
Panjang lereng berpengaruh
terhadap :
 Jumlah aliran permukaan.
 Kecepatan aliran permukaan.
 Erosi tanah.
 Erosi yang didasarkan oleh faktor
penyebab disebut erosivitas.

Erosi yang disebabkan oleh angin disebut


erosi angin.
Erosi yang disebabkan oleh air disebut
erosi air.
Jenis Erosi
 Erosi geologi (geological erosion) yaitu erosi yang terjadi secara
alami. Pada keadaan ini erosi tidak dikuatirkan karena
merupakan proses keseimbangan alam, artinya kecepatan
kehilangan tanah masih sama atau lebih kecil dari prose
pembentukan tanah.
 Erosi dipercepat (accelerated erosion) yaitu erosi yang
disebabkan oleh adanya aktivitas manusia. Artinya proses erosi
kecepatannya sudah melebihi kecepatan proses pembentukan
tanah  Bennet (1939) memperkirakan bahwa untuk
membentuk lapisan tanah sedalam 25 mm diperlukan waktu 
300 tahun.  Bila keadaan seperti ini maka sudah saatnya
mengendalikan laju erosi ke batas keseimbangan alam atau
erosi diperbolehkan.
Erosi Diperbolehkan (Edp)
 Penentuan nilai batas Edp (permissible
limit erosion) sangat sulit dilakukan karena
dipengaruhi oleh keadaan tanah dan
tujuan pemanfaatan tanah.
 Prinsipnya Edp adalah nilai batas yang
dapat diperbolehkan yang tidak melebihi
batas pembentukan tanah.
Produktivitas.
Wischmeier dan Smith (1978)
mengemukakan bahwa dalam penentuan
nilai Edp harus mempertimbangkan :
1. Ketebalan lapisan tanah atas
2. Sifat fisik tanah
3. Pencegahan terjadinya selokan (gully)
4. Penurunan bahan organik
5. Kehilangan zat hara tanaman.
Tabel 1. Nilai batas erosi diperbolehkan di USA
(Thompson, 1957)

Keadaan tanah Batas erosi yang diperbolehkan (Edp) ton/tahun


1. Tanah dangkal di atas batuan 1,12
2. Tanah dalam di atas batuan 2,24
3. Tanah lapisan dalam padat di atas batuan lunak 4,48
4. Tanah bawah dengan permeabilitas lambat di atas batuan lunak 8,97
5. Tanah bawah dengan permeabilitas sedang di atas batuan lunak 11,21
6. Tanah bawah dengan permeabilitas baik di atas batuan lunak 13,45
Nilai Edp Di Indonesia
 Nilai Edp daerah tropis lebih besar dari
daerah sub tropis. Hammer (1981)
mengusukan untuk menghitung Edp di
Indonesia berdasarkan kedalaman
ekivalen dan kelestarian tanah, yaitu :
Kedalaman tanah ekivalen
Edp =
Kelestarian tanah
Kedalaman ekivalen diperbolehkan didapat dengan mengalikan
data kedalaman tanah (pengukuran di lapangan) dengan faktor ke
dalaman (Tabel 2).
Contoh :
Kedalaman tanah (hasil pengukuran) : 1.250 mm
Sub-order : Udult (UD)
Faktor kedalaman : 0,80

Kedalaman ekivalen = 1.250 x 0,80 = 1.000 mm


Kelestarian tanah = 400 tahun

Edp = 1000/400 = 2,5 mm/tahun


Dengan BV tanah = 1,2 kg/dm3, maka Edp = 30 ton/ha/tahun
Tabel 2. Faktor kedalaman ekivalen
untuk 30 sub-order tanah
Mekanisme Erosi
 Di daerah tropis (Indonesia) erosi terjadi
oleh hujan.
 Erosi air timbul apabila aksi dispersi dan
tenaga pengangkut oleh hujan yang
mengalir ada di permukaan dan atau di
dalam tanah.
Dalam mempelajari erosi, ada 3 (tiga) unsur
siklus air yang memegang peranan penting :

 Curah hujan
 Aliran permukaan (run off)
 Infiltrasi dan perkolasi
Hubungan antara komponen siklus air pada
suatu waktu dan untuk suatu massa tanah.

Air diterima – air hilang = air tersimpan


(Konhke dan Betrand, 1959).
Air yang diterima :
 Presipitasi : hujan, salju, hujan es

 Kondensasi : embun (tumbuhan),


kondensasi (tanah)
 Adsorbsi
Air hilang :
 Air permukaan

 Perkolasi

 Evaporasi

 Transpirasi
Air yang diterima – air tersimpan = air hilang
 Kondensasi
 Perkolasi
 Absorbsi kecil (diabaikan)
 Evaporasi
 Transpirasi

Dibandingkan dengan : curah hujan, aliran


permukaan dan air tersimpan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
aliran permukaan (run off) :
 Curah hujan : jumlah, laju dan distribusi
 Temperatur/suhu
 Tanah
 Vegetasi
 Sistem pengolahan tanah
 Luas daerah aliran
Tahapan Erosi
 Benturan butir-butir hujan dengan tanah
 Percikan tanah oleh butir hujan ke semua arah
 Penghancuran bongkah tanah oleh butiran
hujan
 Pemadatan tanah
 Penggenangan air di permukaan
 Pelimpasan (run off) air karena adanya
penggenangan dan kemiringan lahan
 Pengangkutan partikel terpercik dan/atau massa
tanah yang terdispersi oleh air limpasan (run off)
Jadi dengan demikian erosi dibagi menjadi 3 (tiga) proses,
yaitu : penghancuran, pengangkutan dan pengendapan.
Macam Erosi
 Erosi lembar (sheet erosion)
Pengangkutan tanah yang merata tebalnya dari suatu
permukaan bidang tanah.
 Erosi alur (riil erosion)
Terjadi karena air terkonsentrasi dan mengalir pada tempat-
tempat tertentu di permukaan tanah sehingga pemindahan
tanah lebih banyak terjadi di tempat tersebut.
 Erosi selokan (gully erosion)
Prosesnya sama dengan erosi alur, tetapi saluran yang
terbentuk sudah demikian dalam sehingga tidak dapat
dihilangkan dengan pengolahan tanah biasa.
 Erosi tebing sungai
Terjadi sebagai akibat pengikisan tebing oleh air yang mengalir
dari bagian atas tebing atau oleh terjangan arus air yang kuat
pada kelokan sungai.
 Longsor (landslide)
Suatu bentuk erosi yang pengangkutan atau pemindahan
tanahnya terjadi pada saat dalam volume yang besar.
Erosi
 Adalah fungsi dari : 1. Hujan (H), 2. Tanah
(T), 3. Kemiringan (K), 4. Vegetasi (V) dan 5.
Manusia (M).
E = f (H, T, K, V, M)
Persamaan diatas diuraikan menjadi :
erosivitas dikelompokkan menjadi sifat yang
menentukan energi (R), faktor yang
mempengaruhi besarnya energi (lereng, baik
kemiringan/S atau panjang/L) dan faktor
erodibilitas (kepekaan tanah) diuraikan
menjadi sifat tanah (K) serta faktor yang
memodifikasi yaitu tanaman (C) dan
pengelolaan (P), maka didapat persamaan :
Persamaan Umum Kehilangan Tanah (PUKT)
atau Universal Soil Loss Equation (USLE)
Wischmeier dan Smith (1962)

A=RxK xLxSxCxP

A = Jumlah tanah yang hilang (ton/ha/tahun)


 R (erosivitas hujan)  I30 = 6.119 R1,21 x D-0,47 x M0,53
R = curah hujan bulanan
D = jumlah hari hujan
M = hujan maksimum selama 24 jam pada bulan
tersebut
 Nilai K  Tabel K

 Nilai C dan P  Tabel C dan P

 Nilai LS  Rumus atau grafik

LS = L/100 (0,136 + 0,0975 S + 0,0139 S2)

L = panjang lereng (m)


S = kemiringan (%)

Anda mungkin juga menyukai