Anda di halaman 1dari 5

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

KEPUTUSAN GUBERNUR KEPULAUAN RIAU


NOMOR 857 TAHUN 2018

TENTANG

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAYANAN PERIZINAN DAN


NON PERIZINAN PADA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN
TERPADU SATU PINTU PROVINSI KEPULAUAN RIAU

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan efektifitas, efisiensi


dan akuntabilitas kinerja pelayanan publik pada Dinas
Penanamam Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Provinsi Kepulauan Riau;

b. bahwa untuk memenuhi prinsip sebagaimana


dimaksud pada huruf a, memerlukan suatu prosedur
dan mekanisme serta standar pelayanan yang jelas
dan dapat diterapkan, guna tercapainya pelayanan
terbaik maka perlu menetapkan Standar Operasional
Prosedur Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan Pada
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu
Pintu Provinsi Kepulauan Riau;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana


dimaksud dalam huruf a dan huruf b perlu
menetapkan Keputusan Gubernur Kepulauan Riau;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang


Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3888) sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004 tentang
Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor
41 Tahun 1999 tentang Kehutanan Menjadi Undang-
Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4412);

2. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak


dan Gas Bumi (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2001 Nomor 136, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4152);

3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2002 tentang


Pembentukan Provinsi Kepulauan Riau (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 111, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4237);
4. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4279);

5. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang


Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4433) sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004
tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5073);

6. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang


Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor
84, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4739) sebagaimana telah diubah dengan Undang
Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pengelolaan
Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5490);

7. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang


Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4849);

8. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang


Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 4, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4959);

9. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu


Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5025);

10. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang


Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5038);

11. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang


Ketenagalistrikan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 133, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5052);

12. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang


Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5508);
13. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang
Perdagangan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5512);

14. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2014 tentang Panas


Bumi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5585);

15. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang


Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana
telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang –
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan kedua
Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

16. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2014 tentang Kelautan


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
294, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5603);

17. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2014 tentang


Konservasi Tanah dan Air (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 299, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5608);

18. Peraturan Presiden Nomor 97 Tahun 2014 tentang


Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
221);

19. Keputusan Presiden Nomor 60/P Tahun 2016 tentang


Pengesahan Pemberhentian Wakil Gubernur Kepulauan
Riau Masa Jabatan Tahun 2016-2021 dan Pengesahan
Pengangkatan Gubernur Kepulauan Riau Sisa Masa
Jabatan 2016-2021;

20. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan


Reformasi Birokrasi Nomor 35 Tahun 2012 tentang
Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur
Administrasi Pemerintahan (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2012 Nomor 649);

21. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 100 Tahun 2016


tentang Pedoman Nomenklatur Dinas Penanaman Modal
dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi dan
Kabupaten/Kota (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2016 Nomor 1906);
22. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 138 Tahun 2017
tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017
Nomor 1956);

23. Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Riau Nomor 7


Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan
Perangkat Daerah Provinsi Kepulauan Riau (Lembaran
Daerah Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 Nomor 7,
Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Kepulauan Riau
Nomor 41);

24. Peraturan Gubernur Kepulauan Riau Nomor 51 Tahun


2017 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu
Pintu Provinsi Kepulauan Riau (Berita Daerah Provinsi
Kepulauan Riau Tahun 2017 Nomor 429) sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Gubernur Kepulauan Riau
Nomor 31 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan
Gubernur Kepulauan Riau Nomor 51 Tahun 2017 tentang
Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi
Kepulauan Riau (Berita Daerah Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2018 Nomor 510);

25. Peraturan Gubernur Kepulauan Riau Nomor 59 Tahun


2017 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas
dan Fungsi, serta Tata Kerja Perangkat Daerah (Berita
Daerah Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2017 Nomor 437);

MEMUTUSKAN :

Menetapkan :

KESATU : Standar Operasional Prosedur Pelayanan Perizinan dan Non


Perizinan pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu Provinsi Kepulauan Riau.

KEDUA : Standar Operasional Prosedur Pelayanan Perizinan dan Non


Perizinan sebagaimana dimaksud pada diktum KESATU,
meliputi uraian kegiatan, pelaksana, baku mutu yang terdiri
dari kelengkapan, waktu dan output, tercantum dalam
Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari Keputusan ini.

KETIGA : Standar Operasional Prosedur Pelayanan Perizinan dan Non


Perizinan sebagaimana dimaksud pada diktum KESATU,
adalah :
a. sebagai pedoman bagi penyelenggara Pelayanan Terpadu
Satu Pintu dalam menyelenggarakan proses Perizinan dan
Non Perizinan dan masyarakat sebagai penerima layanan;
b. memberikan panduan bagi aparatur pelayanan dalam
memberikan Layanan Perizinan dan Non Perizinan
sehingga dapat memenuhi kebutuhan masyarakat;
c. meningkatkan kualitas Layanan Perizinan dan Non
Perizinan kepada masyarakat;
d. meningkatkan efisiensi dan efektivitas Layanan Perizinan
dan Non Perizinan;
e. sebagai pedoman bagi aparatur dalam menyelesaikan
pekerjaan yang menjadi tugasnya;
f. mengurangi tingkat kesalahan dan kelalaian yang
mungkin dilakukan oleh pelaksana dalam melaksanakan
tugasnya;
g. meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan tugas
dan tanggung jawab individual aparatur dan organisasi
secara keseluruhan;
h. meningkatkan akuntabilitas pelaksanaan tugas; dan
i. menjamin konsistensi pelayanan kepada masyarakat, baik
dari sisi mutu, waktu, dan prosedur.

KEEMPAT : Standar Operasional Prosedur Pelayanan Perizinan dan Non


Perizinan yang ternyata tidak sesuai, maka akan diadakan
perubahan dan perbaikan sesuai dengan perkembangan dan
ketentuan yang berlaku.

KELIMA : Keputusan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal


ditetapkan.

Ditetapkan di Tanjungpinang
pada tanggal 12 Juli 2018

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU,

NURDIN BASIRUN

Salinan : Keputusan ini disampaikan kepada Yth. :


1. Wakil Gubernur Kepulauan Riau di Tanjungpinang;
2. Sekretaris Daerah Provinsi Kepulauan Riau di Tanjungpinang;
3. Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah
Provinsi Kepulauan Riau di Tanjungpinang;
4. Inspektur Daerah Provinsi Kepulauan Riau di Tanjungpinang;
5. Kepala Biro Hukum Sekretariat Daerah Provinsi Kepulauan
Riau di Tanjungpinang.

Anda mungkin juga menyukai