Anda di halaman 1dari 7

PAPER

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM


SARAF PARASIMPATIS
Tugas ini
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah 3
Dosen Pembimbing Bejo Danang

Disusun Oleh :

1. Meisi Awandani (108118050)


2. Ikhsan Kurbiawan (108118051)
3. Riza Amalia R (108118052)
4. Endah Purnama Sari (108118053)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP
2020
A. Anatomi Sistem Saraf Parasimpatis

Sistem saraf parasimpatis memiliki badan sel neuron preganglion di batang otak dan
segmen sakralis medula spinalis. Mesencepalon, pons, dan medula oblongata yang
terdapat pada batang otak memiliki nucleus otonom yang mengirm perintah motorik ke
nervus kranialis (CN) III, VII, IX, dan X (tabel 2.2) sedangkan pada segmen sakralis
nucleus otonomnya berada pada gray horns pada S2-S4.

Serabut preganglion parasimpatis memiliki ukuran yang sangat panjang sedangkan


serabut postganglionnya pendek. Hal ini disebabkan oleh karena ganglia pada sistem
saraf simpatis terdapat di dalam (ganglion intramural) atau dekat (ganglion terminal)
dengan organ target. Serabut preganglion divisi parasimpatik tidak berbeda jauh seperti
divisi simpatis, dimana satu serabut preganglion dapat bersinaps pada enam sampai
delapan neuron ganglion. Hanya berbeda dengan serabut postganglion simpatis, serabut
postganglion parasimpatis mempengaruhi organ yang sama. Hanya saja, berbeda dengan
divisi simpatis ganglion parasimpatis memiliki target organ spesifik sehingga efek
stimulasi parasimpatis lebih terlokalisir.

Tabel 1.1 Distribusi nervus kranialis sistem saraf


parasimpatis

Nervus kranialis Nukleus (lokasi) Ganglion Target jaringan

III Okulomotorius Edinger-Westphal Ciliary Akomodasi dan konstriksi


(otak tengah) pupil
VII Fasialis Salivatory Pterigopalatina Sekretomotor: lakrimal,
superior (pons) nasalis, palatine
Submandibular Sekretomotor:
submandibular, sublingual
IX Glossofaringeal Salivatory inferior Otic Sekretomotor kelenjar
(upper medulla) parotid
X Vagus Dorsal motor Dekat dengan Pleksus kadiak: jantung
(medula organ atau di Pleksus pulmoner: paru
oblongata) dalam organ Pleksus mienterik: GIT
Nervus vagus 75 % merupakan aliran parasimpatis, cabang nervus vagus banyak yang
bergabung dengan serabut postganglion simpatis membentuk pleksus. Serabut preganglion
pada segmen sakralis pada medula spinalis tidak memasuki nervus spinalis, namun serabut
preganglion membentuk nervus pelvik, dimana serabut tersebut menginervasi ganglia
intramural pada dinding ginjal, kandung kemih, porsio terminal usus besar dan organ seks
(gambar 2.2).

B. Stimulasi Parasimpatis dan Neurotransmitter

Semua neuron parasimpatis melepaskan ACh sebagai


neurotransmitter. Efeknya pada sel postsinaps sangat bervariasi, tergantung
tipe reseptor atau sifat second messenger yang terlibat. Neuromuskular dan
neuroglandular junction sistem saraf parasimpatik kecil dan memiliki celah
sinaps yang sempit. ACh disintesis di sitoplasma saraf terminal. Efek
stimulasinya adalah jangka pendek (< 1mdet) karena langsung diinaktivasi
oleh asetilkolinesterase pada sinaps. ACh yang berdifusi ke jaringan sekitar
akan diinaktivasi oleh enzim kolinesterase jaringan, disebut
pseudokolinesterase, hal ini jugalah yang menyebabkan efek parasimpatis
terlokalisir.

Vesikel pada presinap saraf terminal mengeluarkan ACh ke celah


sinap saat Ca2+ di sitosol meningkat yang merupakan respon terhadap
adanya potensial aksi. Meskipun pada semua sinaps (neuron ke neuron)
dan sambungan neuromuscular dan neuroglandular (neuron ke efektor)
pada divisi parasimpatis menggunakan transmitter yang sama, terdapat dua
tipe reseptor ACh di membrane postsinaps :

1. Reseptor nikotinik: berlokasi di ganglia otonom pada sinaps antara


neuron preganglion dan postganglion parasimpatis dan simpatis, yang
juga terdapat pada neuromuskular junction SSS. Saat ACh berikatan
dengan reseptor terjadi influx cepat Na+ dan Ca2+ dan eksitasi potensial
postsinal yang cepat yang kemudian memicu potensial aksi postsinap.
2. Reseptor Muskarinik : dijumpai pada semua sel efektor yang
dirangsang oleh neuron kolinergik postganglion baik oleh sistem saraf
simpatis maupun parasimpatis. Resptor muskarinik memiliki protein G
dan stimulasinya menghasilkan efek yang lebih lama dibandingkan
stimulasi yang disebabkan oleh reseptor nikotinik. Responnya dapat
berupa eksitasi atau inhibitory.3 Reseptor Muskarinik (M) terdiri dari
beberapa tipe yaitu M1—M5 (tabel 2.3). Atropin memblok semua
reseptor muskarinik dan terdapat pula obat yang selektif memblok
reseptor M (tabel 2.3).

Nama nikotik dan muskarinik berasal dari penemu yang menemukan bahwa
racun lingkungan yang berbahaya yaitu nikotin dan muskarin berikatan dengan
reseptor tersebut. Reseptor nikotinik mengikat nikotin, dimana tanda dan gejala
keracunannya menggambarkan aktivasi otonom secara luas yaitu muntah, diare,
tekanan darah yang tinggi, denyut jantung yang cepat, berkeringat, dan hipersalivasi
dan dapat terjadi konvulsi karena SSS juga terstimulasi. Sedangkan, tanda dan gejala
keracunan muskarin hampir terbatas pada divisi parasimpatis saja.
Tabel 1.2 Distribusi reseptor kolinergik, agonis serta antagonisnya
Tipe Jaringan dan fungsi Agonis Antagonis
reseptor
Nikotinik Ganglia otonom (N2 atau NN), NN juga Nikotin Trimetaphan
terdapat di SSP
Neuromuskular junction SSS (N1 atau NM) Nikotin Tubocurarine

M1  Eksitasi potensial postsinaps ganglia otonom  M Agonis*  M Antagonis**


 Mengaktivasi pottensial after-depolarizing  M1,2
lambat di SSP Antagonis***
 Sekresi keleenjar air liur dan lambung  Sccopolamine
 Pirenzepine
 Telenzepine
 Haloperidol
M2  Menurunkan detak jantung, kekuatan  M Agonis*  M Antagonis**
kontraktilitas atrium dan kecepatan  Metakolin  M1,2
konduksi nodus AV Antagonis***
 Inhibisi homotropik  Methoctaramine
 Tripitramine
 Gallamine
M3  Kontraksi otot polos dan endotel  M Agonis*  M Antagonis**
 Meningkatkan sekresi kelenjar endokrin dan  Bethanechol  4DAMP
eksokrin  Pilocarpine  Darifenacin
 Akomodasi mata (pada mata)  Tiotropium
 Menginduksi emesis
M4  SSP dan penurunan lokomotor  M Agonis*  M Antagonis**

M5  SSP  M Agonis*  M Antagonis**

* Atropin,hyosciamin, dipenhindramin, dimenhidrinat, dicycloverine,


tolterodine, oxybutynin, ipratropium
** Asetilkolin, oxotremorine, carbachol
*** Thorazine, chlorpromazin

Gambar 1.1 Distribusi Innervasi Simpatis dan


Parasimpatis

C. Fungsi saraf parasimpatik


fungsi utama saraf parasimpatik ialah umumnya memperlambat kerja organ tubuh.
Susunan saraf parasimpatik umumnya tersebar secara menyeluruh yang berupa jaringan-
jaringa yang saling terhubung dengan ganglion. Saraf sensoris parasimpatik memiliki
ganglion yang terletak di suatu tempat antara organ visceral dengan saraf pusat. Sedangkan
saraf motorik parasimpatik ialah tidak membentuk rantai saraf seperti pada motorik saraf
simpatik dan ganglionnya terbentuk dari saraf satu dan saraf yang kedua terletak berdekatan
dengan organ visceral dari yang disarafinya.
Saraf parasimpatik memiliki fungsi yang berlawanan dengan fungsi saraf simpatik.
Diatas telah diinformasikan bahwa saraf parasimpatik berfungsi memperlambat kerja organ
tubuh. Sebaliknya saraf simpatik mempercepat kerja organ tubuh, namun ada juga organ-
organ yang terbalik dari fungsi utama mereka.

1. Menghambat detak jantung.


2. Memperkecil bronkus.
3. Memperkecil pupil mata.
4. Mempercepat kerja alat pencernaan.
5. Merangsang ereksi.
6. Mempercepat kontraksi kantung seni.
7. Mempercepat gerak peristalstis.
8. Mempercepat sekresi empedu.
9. Menurunkan sekresi adrenalin.
10. Menaikkan tekanan darah.
11. Memperlebar diameter pembuluh darah.
D. Perbedaan saraf simpatis dan parasimpatik
Perbedaan anatar saraf simpatik dan parasimatik terletak pada posisi ganglion, saraf
simpatik mempunyai ganglion yang terletak di sepanjang tulang belakang menempel pada
sumsum tulang belakang sehingga mempunyai urat pra ganglion pendek,sedangkan saraf
parasimpatik mempunyai urat pra ganglion yang panjang karena ganglion menempel pada
organ yang dibantu. Fungsi sistem saraf simpatik dan parasimpatik selalu berlawanan
(antagonis). Sistem saraf parasimpatik terdiri dari keseluruhan “nervus vagus” bersama
cabang-cabangnya ditambah dengan beberapa saraf otak lain dan saraf sumsum sambung.
Pada saraf simpatik dan saraf Parasimpatik juga terdapat penghubung antara sistem saraf
pusat dan efektor, yang dinamakan gangion. Gangion saraf simpatik berada dekat dengan
sumsum tulang beakang. Serabut praganglion saraf simpatik berukuran pendek, sementara
serabut pasca gangionnya berukuran panjang. Sebaliknya, saraf parasimpatik memiliki
serabut praganglion yang berukuran panjang dan serabut pascaganglion yang pendek.
1. Dilihat Dari Ganglionnya
Simpatik : Ganglion saraf simpatik berada dekat sumsum tulang belakang. Serabut
praganglion saraf simpatik berukuran pendek, sementara serabut pascaganglionnya berukuran
panjang.
Parasimpatik : Saraf parasimpatik memiliki serabut praganglion yang berukuran panjang dan
serabut pascaganglion yang pendek. ganglia neuron parasimpatik terletak di dekat atau di
dalam organ target.
2. Dilihat Dari Cara Kerjanya :
Simpatik merangsang kerja organ
Parasimpatik menghambat kerja organ

Anda mungkin juga menyukai