Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH METODELOGI PENELITIAN KUANTITATIF

TEKNIK DAN INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA PENELITIAN


KUANTITATIF
Disusun Guna Memenuhi Tugas Kuliah Metodelogi Penelitian Kuantitatif

Dosen Pengampu: Agung Setyawan, M.Pd

Disusun Oleh: Kelompok 7

Wafiqatul Jamilah 180611100018


Ferry Arif Setiawan Pratama 180611100019
Hidayatul Rohmah 180611100022
Winni Safira Yuniarti 180611100023

POGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat
menyelesaikan makalah dengan judul “Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Penelitian Kuantitatif” makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Metodologi Penelitian Kuantitatif semester ganjil. Penyusun mengucapkan terima
kasih kepada Bapak Agung Setyawan, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah
Metodologi Penelitian Kuantitatif, serta semua pihak yang telah membantu
sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat waktu.
Makalah ini disusun dalam rangka upaya meningkatkan pemahaman bagi
mahasiswa dan sebagai kemandirian mahasiswa dan dosen sebagai pengampu
matakuliah. Kesuksesan belajar berawal dari kemauan yang di tunjang dengan
berbagai sarana, seperti makalah, jurnal, ataupun buku. Apabila ada kesalahan
dalam penulisan makalah ini penulis berharap adanya kritik dan saran guna
perbaikan makalah ini. Semoga makalah ini memberikan informasi bagi pembaca
dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu
pengetahuan bagi kita semua.

Bangkalan, 4 November 2020

Kelompok 7

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................. i
DAFTAR ISI........................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah....................................................................... 2
C. Tujuan.......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Teknik Pengumpulan Data ....................................... 3
B. Macam-Macam Teknik Pengumpulan Data................................ 3
C. Intrumen Pengumpulan Data....................................................... 14
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................. 19
B. Saran............................................................................................ 19
DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 20

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tujuan setiap ilmu ialah mengumpulkan pengetahuan secara sistematis


yang dapat diteliti kembali kebenarannya. Hal ini dapat dicapai melalui
observasi, eksperimen dan pemikiran. Dalam pemikiran sudah dicakup pula
kritik dan imajinasi. Oleh karena itu, untuk mengembangkan ilmu dan agar
diperoleh informasi yang objektif, akurat, dan lengkap maka diperlukan suatu
penelitian.
Penelitian adalah suatu usaha yang sistematis untuk mengisi kekosongan
dalam pengetahuan. Cara untuk melakukan penelitian yang sederhana atau
yang memerlukan banyak peralatan laboratorium pada dasarnya sama. Jika
pekerjaan penelitian tidak dilakukan dengan cara yang lazim, maka pekerjaan
tersebut hanya dapat digolongkan sebagai suatu cerita populer atau berita saja.
Pada dasarnya titik awal penelitian diawali dengan timbulnya suatu pertanyaan
dalam diri kita mengenai keadaan dan persoalan yang terjadi di sekitar kita.
Keinginan untuk lebih mengetahui keadaan dan persoalan di sekitar kita itu,
mendorong kita untuk melakukan suatu penelitian. Buku-buku dalam
perpustakaan dan laboratorium yang baik merupakan pembantu yang mutlak
dalam melakukan penelitian.
Pada dasarnya suatu penelitian memerlukan metode ilmiah yang dapat
ditempuh melalui langkah-langkah: merumuskan masalah, mengajukan
hipotesis, melakukan verifikasi data, dan menarik kesimpulan. Suatu
penelitian memerlukan data yang objektif, akurat, dan lengkap.
Begitu banyak data di sekitar kita, tetapi tidak semua data tersebut menjadi
informasi karena tidak semua data dapat memenuhi kebutuhan pemakainya.
Oleh karena itu untuk memperoleh data diperlukan metode atau pengumpulan
data yang sesuai dengan penelitian.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan teknik pengumpulan data ?
2. Apa saja macam-macam teknik pengumpulan data ?
3. Bagaimana cara menyusun instrumen pengumpulan data?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui teknik pengumpulan data penelitian kuantitatif
2. Untuk mengetahui instrumen pengumpulan data penelitian kuantitatif.
3. Untuk mengetahui cara menyusun instrumen pengumpulan data

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Teknik Pengumpulan Data


Menurut Jhonson & Christensen (2000: 126), method of collection
data is technique for physically obtaining data to be analyzed in a
research study.  Metode pengumpulan data  diartikan sebagai teknik untuk
mendapatkan data secara fisik untuk dianalisis dalam suatu studi
penelitian.
Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting,
berbagai sumber, dan berbagai cara. Bila dilihat dari settingnya, data dapat
dikumpulkan pada setting alamiah (natural setting), pada laboratorium
dengan metode eksperimen, di rumah dengan berbagai responden, pada
datanya, maka pengumpulam datanya, maka pengumpulan data dapat
menggunakan sumber primer, dan sumber sekunder. Sumber primer adalah
sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan
sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan
data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat
dokumen. Selanjutnya bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan
data.

B. Macam – Macam Teknik Pengumpulan Data


Penelitian disamping perlu menggunakan metode yang tepat, juga
perlu memilih teknik dan alat pengumpulan data yang relevan.
Penggunaan teknik dan alat pengumpul data yang tepat memungkinkan
diperolehnya data yang objektif. Di bawah ini akan diuraikan teknik
penelitian sebagai cara yang dapat di tempuh untuk mengumpulkan data.

A.   wawancara atau interview

 wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data


Apabila ingin melakukan studi pengetahuan yang menemukan
permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin

3
mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan
jumlahnya respondennya sedikit atau banyak.

Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada lap tentang


diri sendiri atau self - report  atau setidak-tidaknya pada
pengetahuan dan atas keyakinan pribadi. Sutrisno Hadi
(1986) mengemukakan bahwa anggapan yang perlu dipegang
oleh peneliti dalam penggunaan metode interview dan juga
kuisioner atau angket adalah sebagai berikut:

1.  bahwa subjek responden adalah orang yang paling tahu


tentang dirinya sendiri
2.  bahwa apa yang ditanyakan oleh Subjek pada peneliti
adalah benar dan dapat dipercaya
3.  bahwa interpretasi subject tentang pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan peneliti kepadanya adalah
sama dengan apa yang dimaksudkan oleh peneliti

 wawancara dapat dilakukan dengan cara terstruktur


maupun tidak terstruktur dan dapat dilakukan melalui
tatap muka( face to face)  maupun  menggunakan
telepon.

1. Wawancara terstruktur

 Wawancara terstruktur   digunakan teknik pengumpulan


data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan
pasti tentang informasi apa yang diperoleh. oleh karena itu
dalam melakukan wawancara, pengumpulan data telah
menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan
tertulis yang alternatif jawabannya pun telah disiapkan. dengan
Wawancara terstruktur ini setiap responden diberi pertanyaan
yang sama, dan pengumpul data  mencatat. dengan Wawancara
terstruktur ini pula, pengumpulan data dapat menggunakan
beberapa pewawancara sebagai pengumpul data.  supaya setiap

4
pewawancara mempunyai keterampilan yang sama maka
diperlukan training kepada calon pewawancara.

 dengan melakukan wawancara cara,    selain   harus membawa


instrumen sebagai pedoman wawancara, maka peta juga dapat
menggunakan alat bantu seperti tab recorder, gambar, brosur,
dan material lain yang dapat membantu pelaksanaan wawancara
dengan lancar. penelitian bidang  pembangunan  misalnya: bila
akan melakukan penelitian untuk mengetahui respon masyarakat
terhadap sebagai pembangunan yang telah diarahkan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat, maka perlu membawa
foto-foto atau brosur tentang berbagai jenis bangunan yang akan
dilakukan. misalnya pembangunan gedung sekolah, Bendungan
untuk perairan sawah sawah, pembangunan pembangkit listrik
dan yang lain-lain.  

   berikut ini di berikan contoh wawancara struktur tentang


tanggapan masyarakat terhadap berbagai layanan Pemerintah
Kabupaten tertentu yang diberikan kepada masyarakat,
pewawancara  melingkari jawaban yang diberikan responden 

1.  Bagaimanakah tanggapan bapak atau ibu terhadap


pelayanan pendidikan di kabupaten ini?
a.  sangat bagus
b.  bagus
c.  tidak
d.  sangat tidak bagus

2.   Bagaimanakah tanggapan bapak atau ibu terhadap


pelayanan bidang kesehatan di kabupaten ini?

a.  sangat bagus
b. bagus
c.  tidak
d. sangat  tidak bagus

5
3. Bagaimanakah tanggapan Bapak atau Ibu terhadap
pelayanan bidang transportasi di kabupaten ini?

a. Sangat jelek
b.  jelek
c.  bagus
d.  sangat bagus

4.  Bagaimanakah tanggapan bapak atau ibu terhadap pelayanan


pengurusan KTP Kabupaten ini?

a.  bagus sekali
b.  bagus
c.  jelek
d.  jelek

5.  Bagi bagaimana terhadap penemu penerang  jalan pada


Kabupaten ini?

a.  sangat baik
b.  baik
c.   tidak baik
d.   sangat tidak baik

2.  wawancara tidak terstruktur

 Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana


peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun
secara sistematis dan lengkap untuk mengumpulkan datanya. pedoman
wawancara yang digunakan Hanya berupa garis-garis besar
permasalahan yang akan ditanyakan

 contoh:  Bagaimanakah pendapat bapak atau ibu terhadap kebijakan


pemerintah tentang impor gula saat ini?  dan bagaimana dampak  terhadap
petani?

6
 Wawancara tidak terstruktur atau terbuka, sering digunakan dalam
penelitian pendahuluan atau malahan untuk penelitian yang telah
mendalam tentang responden. pada penelitian pendahuluan, peneliti
berusaha mendapatkan informasi awal tentang bagaimana isu dan
permasalahan yang ada pada subjek.

 Sehingga peneliti dapat menentukan secara pasti permasalahan atau


variabel apa yang harus di teliti untuk mendapatkan gambaran
permasalahan yang lebih lengkap, maka peneliti perlu melakukan
wawancara kepada pihak-pihak yang mewakili sebagai tingkatan yang ada
dalam objek misalnya nya: akan melakukan penelitian tentang iklim kerja
perusahaan, anne-marie k-dha pad dilakukan wawancara dengan pekerja
tingkat bahwa, supervisor dan manajer

 Untuk mendapatkan informasi yang lebih dalam tentang responden,


maka peneliti dapat juga menggunakan wawancara tidak terstruktur.
misalnya seseorang yang dicurigai sebagai penjahat, maka peneliti akan
melakukan wawancara tidak terstruktur secara mendalam, sampai
diperoleh keterangan bahwa orang tersebut penjahat atau bukan. 

Dalam wawancara tidak terstruktur peneliti belum mengetahui secara


pasti data apa yang akan diperoleh, sehingga peneliti lebih banyak
mendengarkan apa yang diceritakan oleh responden. berdasarkan analisis
terhadap setiap jawaban dan responden tersebut, maka peneliti tidak
mengaji berbagai berikutnya yang lebih terarah pada suatu tujuan. dalam
melakukan wawancara penelitian dapat menggunakan cara berputar-putar
atau menukik artinya pada awal wawancara, yang dibicarakan adalah hal-
hal yang tidak terkait dengan tujuan. dan apabila sudah terbuka
kesempatan untuk menanyakan sesuatu yang menjadi. maka negara
ditanyai.

 Wawancara baik yang dilakukan dengan Face to Face maupun yang


menggunakan lewat telepon, akan selalu terjadi kontak pribadi, Oleh
karena itu pewawancara perlu memahami situasi dan kondisi sehingga
dapat memilih waktu yang tepat Kapan dan di mana  melakukan

7
wawancara. pada saat responden tersebut sibuk bekerja, sedangkan
mempunyai masalah berat, sedang mulai istirahat, sudah tidak sehat, atau
sedang marah, maka harus hati-hati dalam melakukan wawancara, kalau di
laksana maka akan menghasilkan data yang tidak valit  dan tidak akurat.

 Bila responden yang akan diwawancarai telah menentukan orangnya,


maka sebaiknya sebelum melakukan wawancara, pewawancara meminta
waktu terlebih dahulu, Kapan dan di mana bisa melakukan wawancara.
dengan cara ini, ni, sehingga data yang diperoleh lebih lengkap dan valid.

 Informasi atau data yang diperoleh dari wawancara sering bias. bias
adalah menyimpang dari yang seharusnya, sehingga dapat di nyatakan data
tersebut subjektif dan tidak akurat. kebiasaan data ini akan tergantung
pada pewawancara, yang diwawancarai atau responden dan situasi, kondisi
pada saat wawancara, pewawancara yang tidak dalam posisi Netral data
yang di maksud tertentu, diberikan sponsor akan memberikan  interpretasi
data yang  berbeda dengan apa yang disampaikan oleh
responden,responden akan memberikan data yang bias, bila responden
tidak dapat menangkap dengan benar apa yang ditanyakan peneliti atau
wawancara. Ra oleh karena itu pendapat jangan diberi pertanyaan yang
biasa, selanjutnya situasi dan kondisi seperti yang juga telah dikemukakan
diatas sangat mempengaruhi proses wawancara, yang pada akhirnya juga
akan  mempengaruhi validitas data.

 B.  kuisioner ( angket)


kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi  seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk menjawabnya.  kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti
variabel yang akan diukur dan tahu cara yang bisa diharapkan dari
responden. Selain itu kuisioner juga cocok digunakan apabila jumlah
responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas. puisi dapat
berupa pertanyaan atau pertanyaan tertutup atau terbuka dapat
diberikan kepada responden secara langsung atau dikirim melalui
internet.
 bila  ini peneliti penelitian-penelitian di pada lingkup sehingga
kuis dan diarti langsung dalam waktu tidak terlalu lama. maka adanya

8
kontak langsung antara peneliti dengan responden akan menciptakan
suatu kondisi cukup baik,    sehingga responden dengan sukarela akan
memberikan kan an an data objektif dan cepat.
Umma sekaran (1192) mengemukakan beberapa prinsip dalam
penulisan angket sebagai teknik pengumpulan data yaitu: prinsip
penulisan, penukuran  dan penampilan fisik
1.  prinsip penulisan angket
 prinsip ini menyangkut beberapa faktor yaitu:  isi dan tujuan
pertanyaan an,  bahasa yang digunakan mudah, pertanyaan  terbuka 
tertutup,  negatif positif, pertanyaan  tidak mendua, tidak menanyakan
hal-hal yang sudah lupa, pertanyaan tidak mengarahkan an, dan Urutan
pertanyaan.
a  isi dan tujuan pertanyaan
 yang dimaksud disini adalah,  Apakah isi pertanyaan tersebut
merupakan bentuk pengukuran atau bukan? kalau berbentuk
pengukuran, maka dalam pembuatan pertanyaan harus teliti,
setiap pertanyaan harus skala pengukuran dan jumlah item
mencukupi untuk mengukur variabel yang diteliti 
b.  bahasa yang digunakan
   bahasa yang digunakan dalam penulisan kuisioner harus
disesuaikan dengan kemampuan bahasa responden. kalau di
sekitarnya responden tidak dapat berbahasa Indonesia. bahasa
yang digunakan dalam angket harus memperhatikan jenjang
pendidikan responden, keadaan sosial budaya, dari responden
c.  tips dan bentuk pertanyaan
 pertanyaan dalam angket merupakan terbuka atau tertutup
( kalau dalam wawancara:  terstruktur dan tidak terstruktur) dan
bentuknya dapat menggunakan kalimat  positif dan negatif
  pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang mengharapkan
responden untuk menuliskan jawaban bentuk uraian memang
sesuai sesuai  hal.  contoh: Bagaimanakah tanggapan Anda
terhadap iklan-iklan an di TV saat ini ini?  sebaliknya
pertanyaan tertutup adalah pertanyaan yang mengharapkan
jawaban singkat atau mengharapkan responden untuk memilih
salah satu alternatif jawaban dari setiap pertanyaan yang telah
disediakan.  setiap pertanyaan angket yang mengharapkan
jawaban terbentuk data nominal, interval, dan rasio merupakan
pertanyaan yang tertutup.
d.  pertanyaan tidak Mendua
 setiap pertanyaan dalam angket jangan mendua (double 
barreled) sehingga menyulitkan responden untuk memberikan
jawaban
 contoh

9
 Bagaimana pendapat anda tentang kualitas dan kecepatan
pelayanan KTP?  ini adalah pertanyaan Mendua ,karena
menanyakan tentang 2 hal sekaligus yaitu kualitas dan harga.
sebaiknya pertanyaan tersebut dijadikan dua: Bagaimana
kualitas pelayanan KTP? Bagaimana kecepatan pelayanan?
e.  tidak menanyakan yang sudah lupa
 setiap pertanyaan dalam instrumen angket,   sebagai juga tidak
menanyakan hal-hal yang sekiranya responden sudah lupa atau
pertanyaan yang memerlukan jawaban dengan berpikir berat.
 contoh
 Bagaimanakah kinerja para penguasa Indonesia 30 tahun yang
lalu? menurut anda? Bagaimanakah cara mengatasi krisis
ekonomi saat ini? (kecuali penelitian yang mengharapkan
pendapat para ahli)  kalau misalnya baru 25 dan pendidikannya
rendah lalu akan sulit memberikan jawaban.
f.  pertanyaan tidak menggiring
  pertanyaan dalam angket sebaiknya nya juga tidak menggiring
ke jawaban yang baik saja atau ke yang jelek saja.   misal nya 
Bagaimanakah kalau bonus atau jasa pelayanan ditingkatkan?  
jawaban responden tentu cenderung akan setuju.  Bagaimanakah
profesi kerja Anda selama setahun terakhir? jawabannya akan
cenderung baik.
g.   panjang pertanyaan 
dalam angket sebaiknya tidak terlalu panjang sehingga akan
membuat jenuh responden dalam mengisi.  bila jumlah variabel
banyak, sehingga memerlukan instrumen yang banyak, maka
instrumen tersebut dibuat berisi dalam penampilan. model skala
pengukuran yang digunakan kan, kan dan cara mengisi  angket
dan empirik jumlah pertanyaan 20 sampai 30 pertanyaan.
h.  urutan pertanyaan
 urutan pertanyaan dalam angket dimulai dari umum menuju hal
yang spesifik atau dari mudah menuju hal yang sulit atau diacak
hal ini ini memerlukan dipertimbangkan  secara psikologi aku
mempengaruhi semangat semangat responden untuk menjawab
urutan pertanyaan yang diajak perlu dibuat bila tingkat tumben
terhadap masalah yang ditanyakan sudah tinggi
i.  prinsip pengukuran  
 angkat yang diberikan kepada responden  merupakan instrumen
penelitian yang digunakan untuk mengukur variabel yang akan
diteliti. oleh karena itu instrumen angket tersebut harus dapat
digunakan untuk mendapatkan data yang valid dan reliabel
karena variabel yang diukur. supaya diperoleh data penelitian
yang valid dan reliabel maka sebelum instrumen angket tersebut

10
diberikan kepada responden maka perlu diuji validitas dan
reabilitas terlebih dahulu instrumen yang akan di valid dan
variabel bila digunakan untuk mengumpulkan data, akan
menghasilkan data yang tidak valid dan reliabel pula. 
j. penampilan fisik dan angket
 penampilan fisik angket sebagai alat pengumpul data akan
mempengaruhi respon atau keseriusan responden dalam mengisi
angket.  angket yang dibuat dari kertas buram akan mendapat
Respon yang kurang menarik bagi responden, bila dibandingkan
angket yang tercetak dalam kertas yang bagus dan berwarna. 
tapi angket yang dicetak di kertas yang bagus dan  berwarna
akan mahal.

C. Teknik Observasi
Sutrisno Hadi (1986) dalam Sugiono (2017: 145) mengatakan
bahwa observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses
yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis. Dua
diantaranya yang terpenting ialah proses pengamatan dan ingatan.1
Menutut Winarno Surakhmad (1985) mengatakan bahwa
pelaksanaan observasi dapat dilakukan dengan berbagai kemungkinan oleh
peneliti itu sendiri, seperti peneliti bebas tanpa terikat waktu dalam
melakukan pengamatan, atau peneliti terbatas membatasi waktu untuk
mengumpulkan data. Cara-cara tersebut merupakan kegiatan yang lumrah
atau lazim dilakukan oleh peneliti dalam memecahkan masalah melalui
pengumpulan data.
Teknik observasi dilakukan jika peneliti hendak mengamati
perilaku, proses kerja, gejala-gejala alam dan jumlah responden tidak
terlalu besar. Segi proses observasi di bagi menjadi dua yaitu observasi
berperan serta (participant observation) dan observasi tidak ikut berperan
serta (non participant obsevation).
1) Observasi Berperan Serta (Participant Observation)

1
Sugiono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. (Bangdung: Alfabeta. 2017).h.145

11
Peneliti terlibat dalam kegiatan yang dengan di amati atau yang
digunakan sebagai sumber data penelitian. Peneliti melakukan
pengamatan, ikut serta dalam kegiatan dan menikmatu suka duka
dalam berkegiatan dalam rangka mengumpulkan data penelitian. Oleh
karena itu observasi berperan serta ini dapat memperkuat data
penelitian lebih lengkap, tajam, dan dapat dipercaya serta mengetahui
makna dalam setiap perilaku objek yang diteliti.
2) Observasi Non Partisipan
Peneliti pada observasi non partisipan ini tidak terlibat dalam
kegiatan dan hanya sebagai pengamat independen. Pengamat
independen ini hanya bertugas untuk mencatat, menganalisis perilaku
objek penelitian dan kemudian membuat kesimpulan tentang perilaku
yang diamati. Pengumpulan data dengan cara ini tidak akan mendapat
data yang mendalam, tidak sampai pada tingkat makna. Makna ialah
nilai-nilai di balik perilaku yang tampak, yang terucapkan dan tertulis.
Obervasi non partisipan di bagi menjadi dua yaitu obervasi terstruktrur
dan observasi tidak terstruktur.
a) Observasi Terstrutur
Observasi terstruktur adalah observasi yang di susun secara
sistematis, tentang apa yang akan di amati, kapan dan dimana
tempatnya. Observasi ini dilakukan bila peneliti telah mengetahui
secara pasti tentang variabel apa yang akan di amati, selain itu
peneliti melakukan pengamatan dengan mennggunakan instrumen
penilaian yang telah teruji validitas dan reabilitasnya.
b) Observasi Tidak Terstruktur
Observasi ini tidak dipersiapkan secara sistematis tentang
apa yang akan di observasi, hal ini dikarenakan peneliti tidak tahu
tentang apa yang akan diamati. Peneliti tidak menggunakan
instrumen yang baku, namun hanya menggunakan rambu-rrambu
pengamatan
3) Kemungkinan-kemungkinan teknik Observasi

12
Menurut Winarto Surakhmad (1985) mengemukakan bahwa
terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi baik tidaknya
pengumpulan data melalui teknik observasi:
a) Jelas tidaknya tujuan khusus penyelidikan
b) Jelas tidaknya setiap aspek penyelidikan yang perlu pemecahan
atau pembuktian
c) Jelas tidaknya penentuan sumber data
d) Jelas tidaknya pedoman kerja observasi
e) Jelas tidaknya cara mencatat data
Untuk menjamin terkumpulnya data yang diharapkan, peneliti
hendaknya mengetahu dengan jelas tujuan apa yang diamat, kemudian
memfokuskan perhatian pada hipotesis atau aspek masalah yang perlu
di pecahkan memalui pengumpulan data, selain itu peneliti perlu
menjelaskan mengenai subjek atau sample yang dapat dijadimakn
dumber data. Faktor selanjutnya ialah pedoman serta cara
mendokumentasikan data yang diambil. Pedoman sebagai petunjuk
bila mana peneliti tidak memiliki keahlian khusus sehingga
menjadikan pedoman sebagai bantuan instrumen dalam pengumpulan
data.
D. Teknik Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu
dokumen bisa berbentuk tulisan gambar atau karya-karya monumental
dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan
harian sejarah kehidupan (Life historis) cerita, biografi, peraturan, dan
kebijakan. Hasil penelitian dari observasi atau wawancara akan lebih
Kredibel atau dapat dipercaya jika didukung oleh sejarah pribadi
kehidupan di masa kecil, di sekolah, di tempat kerja, di masyarakat
dan autobiografi.
Hasil penelitian juga akan semakin Kredibel apabila didukung oleh
foto-foto atau karya tulis akademik dan seni yang telah ada. tetapi
perlu diketahui bahwa tidak semua dokumen memiliki kredibilitas
yang tinggi. Sebagai contoh banyak foto yang tidak mencerminkan

13
keadaan aslinya, karena foto dibuat untuk kepentingan tertentu.
demikian juga otobiografi yang ditulis untuk dirinya sendiri, sering
subyektif.2

E. Instrumen Pengumpulan Data


1. Instrumen Penelitian
Seorang peneliti melakukan penelitian tentu tidak dapat dipisah
kan dengan alat ukur penelitian. Pada prinsipnya, peneliti melakukan
pengukurarn berdasarkan fenomena yang terjadi. Alat ukur yang
digunakan ini dinamakan instrumen penelitian3. Instrumen penelitian yang
digunakan harus telah teruji validitas dan reabilitas. Sebagai contoh alat
ukur yang sesuai apa yang diukur, panas dengan menggunakan termoteter,
mengukur panjang maka instrumennya mistar/ meteran dan jika varibelnya
berat maka instrumennya timbangan berat. Alat ukur tersebut mudah
didapat dan dapat dikatakan valid dan reliabel, namun dapat dikatakan
tidak valid dan tidak realibel jika alat ukurnya rusak atau palsu.
2. Cara Menyusun Instrumen
Menurut Sugiono (2017: 103-104) menjelaskan bahwa dalam
penyusunan instrumen penelitian perlu memerhatikan beberapa hal yaitu
mengenai variabel yang hendak diteliti, maka peneliti perlu:
a. Memberikan definisi operasionalnya mengenai variabel yang
diteliti
b. Menentukan indikator-indikator yang akan diukur
c. Menjabarkan menjadi butir-butir pertanyaan atau pernyataan
d. Menyusun matrik pengembangan instrumen/ kisi-kisi
instrumen agar mempermudah peneliti
Menurut Retnawati (2016: 3-6) menjelaskan bahwa dalam
mengembangkan instrumen baik tes dan nontes maka peneliti harus
memerhatikan langkah-langkah berikut:
a. Menentukan tujuan penyusunan instrumen

2
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. (Bandung: Alfabeta. 2017).h.240
3
Sugiono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. (Bangdung: Alfabeta. 2017).h 102-
103

14
b. Mencari teori yang relevan
c. Menyusun indikator instrumen/soal
d. Menyusun butir instrumen
e. Validasi isi
f. Reivisi berdasarkan masukan validator
g. Melakukan uji coba kepada responden untuk memperoleh data
respon peserta
h. Melakukan analisis (reabilitas, tingkat kesulitan dan daya
pembeda)
i. Merakit instrumen
Sebagai contoh variabel penelitian mengenai “Kreativitas”
(Muhammad Rosyid, 2016:2). Indikator kreativitas anak meliputi:
kelancaran, keluwesan dan fleksibilitas, kerincian atau elaborasi,
dan orisinalitas, selain itu menurut Munandar(2014) dalam Yashinta
Aplina Nona (2019) menjelaskan bahwa terdapat 4 aspek kreativitas
meliputi: pribadi, pendorong, proses dan produk, dengan demikian
dapat dituliskan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Variabel Dimensi dan definisi Butir petanyaan
Kreativitas Kelancaran: merupakan
kemampuan untuk
1,2
menghasilkan sejumlah ide
atau gagasan.
Keluwesan dan
Fleksibilitas: merupakan
kemampuan menghasilkan 3
ide-ide
yang beragam.
Kerincian atau elaborasi:
merupakan kemampuan
mengembangkan, 4
membumbui, atau
mengeluarkan sebuah ide.
Orisinalitas: kemampuan
untuk menghasilkan ide yang
tak 5
biasa di antara kebanyakan
atau jarang.
Pribadi: bakat kreatif 6

15
seseorang akan berkembang
bila didukung oleh faktor
internal dan eksternal
Pendorong: menyibukkan
dirinya sendiri secara kreatif
dengan ikut mengusahakan 7
sarana dan prasarana yang
dibutuhkan
Proses: kondisi yang
memungkinkan seseorang
8
menciptakan produk kreatif
yang bermakna
Produk: hasil dari proses
yang dilakukan sehingga 9,10
tercipta produk kreatif

3. Contoh Judul Penelitian dan Instrumen yang Dikembangkan


Contoh Judul penelitian:
PENGARUH METODE MENGGAMBAR BEBAS DENGAN
TEKNIK MENARIK BENANG TERHADAP KREATIVITAS ANAK
Judul penelitian tersebut memiliki dua variabel independen dan satu
variabel dependen sebagai berikut:
a. Instrumen untuk mengukur variabel metode menggambar bebas
b. Instrumen untuk mengukur variabel teknik menarik benang
c. Instrumen untuk mengukur kreativitas anak

Selanjutnya akan dibuat kisi-kisi instrumen:

Kisi-Kisi Instrumen Untuk Mengukur Pengaruh Metode


Menggambar Bebas Dengan Teknik Menarik Benang Terhadap
Kreativitas Anak

Variabel Penelitian Indikator No. Item Instrumen


Metode Menggambar 1. Kecakapan 1
Bebas menggunakan alat

16
gambar
2. Kecakapan 2
menggunakan
media gambar
3. Kecakapan 3
menggunakan
teknik gambar
Teknik Menarik Benang 1. Cara memegang 4
benang
2. Cara meletakkan 5
benang diatas
kertas
3. Teknik tarikan 6
benang
Kreativitas Anak 1. Kelancaran 7
2. Keluwesan dan 8
fleksibilitas
3. Kerincian atau 9
elaborasi
4. Orisinalitas 10

Instrumen yang digunakan adalah dalam bentuk ratingscale

Mohon dijawab item-item instrumen pengaruh metode menggambar bebas


dengan teknik menarik benang terhadap kreativitas anak. Jawaban diberikan
dengan memberi tanda lingkaran pada angka sesuai dengan pendapat Bapak/Ibu

Keterangan:
4berarti sangat setuju :baik sekali
3berarti setuju :cukup baik
2berarti tidak setuju :tidak baik
1berarti sangat tidak setuju :sangat tidak baik
No Pernyataan tentang pengaruh metode menggambar Tingkat Persetujuan
bebas dengan teknik menarik benang terhadap

17
kreativitas anak
1. Siswa terampil dalam menggunakan alat 4 3 2 1
menggambar
2. Siswa terampil menggunakan media menggambar 4 3 2 1
3. Siswa terampil dalam menggunakan teknik 4 3 2 1
menggambar
4. Siswa mampu memegang benang dengan benar 4 3 2 1
sesuai apa yang akan dibuat
5. Siswa benar dalam meletakkan benang diatas kertas 4 3 2 1
6. Siswa terampil dalam menggunakan teknik menarik 4 3 2 1
benang
7. Siswa mampu menuangkan ide atau gagasan baru 4 3 2 1
8. Siswa mampu membuat karya beragam 4 3 2 1
menggunakan teknik menarik benang
9. Siswa mampu memberi hiasan pada hasil karya 4 3 2 1
denagn teknik menarik benang
10. Siswa mampu menghasilkan karya yang konsisten 4 3 2 1
dan berciri khas dengan teknik menarik benang

BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Berdasarkan penjelasan diatas mengenai teknik pengumpulan data
serta instrumen pengumpulan data maka dapat disimpulkan bahwa teknik

18
pengumpulan data sebagai langkah yang tidak dapat dipisahkan dalam
penelitian kuantitatif, adapun teknik untuk memperoleh data antara lain
dengan cara wawancara, angket, dan observasi. Baik teknik dan instrumen
merupakan satu kesatuan dan sebagai ujung tombak dalam penelitian
sebab kebenaran data yang akan diolah/ dianalisis bergantung tepat
tidaknya instrumen yang di susun sesuai apa yang akan di teliti. Oleh
karena itu peneliti harus memerhatikan betul aspek-aspek yang hendak
diteliti kebenarannya dengan mengkaji referensi/ penelitian sebelumnya
sebelum menyusun instrumen penelitian, sehingga data yang di peroleh
dapat dikatakan valid dan reliabel setelah dilakukannya uji validitas dan
reliabilitas dengan menggunakan instrumen yang tepat.
B. Saran
Sebagai peneliti pemula alangkah baiknya jika mengkaji berbagai
sumber sebelum menyusun instrumen penelitian kuantitatif, sehingga data
yang di dapat dapat valid dan reliabel

19
DAFTAR PUSTAKA

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif, dan R & D. Bandung:


Alfabeta.
Rahmawati, Heri. 2016. Analisis Kuantitatif Instrumen Penelitian.
Yogyakarta: Parama Publishing.
Yashinta Alpina Nona, Yashinta Alpina, Anggraini, Henni, Akbar,
Mochammad Ramli. 2019. Pengaruh Metode Menggambar Bebas
Dengan Teknik Menarik Benang Terhadap Kreativitas Anak
Kelompok B di TK Gerbang Indah Malang. Prosiding Seminar
Nasional Pendidikan dan Pembelajaran Bagi Guru dan Dosen.
Vol 3, hlm 864-869.
Rosyid, Muhammad. 2016. Peningkatan Kreativitas Menggambar Ilustrasi
Menggunakan Metode Inkuiri Terbimbing Pada Siswa Kelas IV SDN
Ngancar. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 27 Tahun ke-5.

20

Anda mungkin juga menyukai