Anda di halaman 1dari 31

SWAMEDIKASI OBAT

SALURAN CERNA
Swamedikasi
Pengobatan sendiri adalah suatu perawatan sendiri oleh
masyarakat terhadap penyakit yang umum diderita,
dengan menggunakan obat-obatan yang dijual bebas di
pasaran atau obat keras yang bisa didapat tanpa resep
dokter dan diserahkan oleh apoteker di apotek
(BPOM, 2004).

The International Pharmaceutical Federation(FIP) ->


swamedikasi atau self-medication sebagai penggunaan
obat-obatan tanpa resep oleh seorang individu atas
inisiatifnya sendiri
(FIP, 1999).
Pelayanan Swamedikasi
▪ Pemilihan dan penggunaan obat-obatan oleh
individu,termasuk obat herbal dan obat tradisional
untuk mengobati penyakit atau gejala yang dapat
dikenali sendiri (WHO, 1998)
▪ Pelayanan Tanpa melalui Resep atau Lembar
Permintaan Obat.
▪ Pasien datang dengan pilihan obat
▪ Pasien datang dengan keluhan
▪ Apoteker Harus dapat mengambil Keputusan dengan
tepat
▪ Dilayani
▪ Dirujuk ke dokter
▪ Ditolak
Swamedikasi apabila dilakukan dengan
benar dapat memberikan kontribusi yang
besar bagi pemerintah dalam
pemeliharaan kesehatan secara nasional

4
• Masyarakat meyakini pengobatan
swamedikasi dapat dilakukan untuk setiap
penyakit.
• Dapat menutupi diagnosis penyakit serius
• Meningkatnya risiko interaksi dan reaksi
yang merugikan

• Potensi penggunaan obat yang salah


(misused) atau penyalah gunaan (abused)

5
Peran Apoteker dalam Swamedikasi

• Merespon keluhan yang disampaikan oleh


klien saat swamedikasi
• Memberikan solusi :
o Dispensing (Pemberian Obat melalui penggalian
Informasi) Sebatas Obat Bebas, Obat Bebas
terbatas atau obat herbal
o Pelayanan Informasi Obat (PIO)
o Konsul ke Apoteker
o Rujuk Ke Dokter
OBAT
SWAMEDIKASI??

Tanpa resep dokter


(Obat Over The Counter)

Jenis obat yang Obat Wajib Apotek


digunakan : (OWA)

Suplemen makanan
Sesuai dengan peraturan Menteri
Kesehatan No. 919/MenKes/PER/X/1993

• kriteria obat yang dapat diserahkan tanpa resep, antara lain :


• Tidak dikontraindikasikan pada wanita hamil, anak dibawah
usia 2 tahun dan lanjut usiadiatas 65 tahun;
• tidakmemberikan risiko lebih lanjut terhadap penyakitnya;
• tidakdiperlukan alat atau cara khusus yang hanya dapat
dilakukan oleh tenaga kesehatan,seperti injeksi;
• memiliki risiko efek samping minimal dan dapat
dipertanggungjawabkan khasiatnya untuk pengobatan sendiri.
• harus didukung dengan informasi cara penggunaanobat; efek
terapi yang diharapkan dari pengobatan dan kemungkinan efek
sampingyang tidak diharapkan; monitoring pengobatan;
interaksi yangmungkin terjadi; perhatian danperingatan
mengenai obat; lama penggunaan; dan kapan harus menemui
dokter.
SALURAN PENCERNAAN
Swamedikasi Obat Sal. Cerna
• Perhatikan :
oGejala / keluhan Pasien
oPerhatikan Klasifikasi obat yang
diminta atau akan diberikan
oJelaskan Informasi Cara Penggunaan
oTanya Riwayat obat dan Penyakitnya →
Hati-hati interaksi obat
Faktor penyebab
Faktor stres baik stres fisik
Makanan atau minuman
(setelah pembedahan,
yang merangsang lambung
yaitu makanan yang pedas penyakit berat, luka bakar)
atau asam, kopi, alkohol, maupun stres mental

Obat-obat tertentu yang


digunakan dalam jangka Jadwal makan yang
waktu lama (misal obat tidak teratur
rematik, anti inflamasi)
GANGGUAN PADA SALURAN

PENCERNAAN

Reflux Gastritis , ulcus


Oesophagitis → pepticus → maag,
Diare
radang dispepsia
kerongkongan (kembung)

Digestiva &
Laksansia Nausea-vomiting
Kolagoga
MAAG (DISPEPSIA)
Hipera
siditas

Gangguan Peptic
GERD
Pencernaan ulcers

Gastritis
BAGAIMANA MENERAPKAN KONSEP KE

PENANGANAN KASUS GASTRITIS?

• Setelah Diagnosis Tegak, Kenali Penyebabnya


melalui Riwayat Pasien :
o Stress
o Penggunaan NSAID / Kortikosteroid yang rutin
o Gaya hidup tidak Higienis
• Identifikasi Masalah Terkait Obat :
• Adakah Gejala yang tak terobati?
• Adakah Obat yang digunakan tanpa alasan ?
• Bagaimana penggunaan obatnya? (pemilihan obat, dosis,
aturan pakai, dan lama pengobatannya)
• Adakah Efek samping dan Interaksi yang mungkin terjadi?
Bila Iya bagaimana saran penanganannya?
Sakit maag adalah peningkatan produksi asam
lambung sehingga terjadi iritasi lambung

Gejala Khas: rasa nyeri atau pedih pada ulu hati


meskipun baru saja selesai makan. Jika rasa pedih
hanya terjadi sebelum makan atau di waktu lapar
dan hilang setelah makan, biasanya karena
produksi asam lambung berlebihan dan belum
menderita sakit maag.

Jenis Maag : Akut & Kronis


Gejala yg dialami
1. Rasa tidak nyaman di perut
2. Sebah
3. Kembung
4. Mual
5. Rasa panas di ulu hati (heartburn)
6. Hilang nafsu makan
7. Sendawa
Terapi Farmakologi Sakit Maag
ANTASIDA
Ex : Mg (OH)2 + Al (OH)3 / hidrotalsit

• basa-basa lemah utk mengikat secara kimiawi &


menetralkan HCl lambung → pH lambung meningkat
→ aktivitas pepsin menurun → mucosa lambung
Mekanisme terlindungi dari erosi
Kerja • Efek antasida ini bertahan 20 – 60 menit jika
diberikan dlm perut kosong, atau 3 jam jika diminum
1 jam sesudah makan

• : sifat netralisasi keduanya baik, Mg (OH)2 bersifat


Tujuan pencahar sedangkan Al (OH)3 bersifat obstipasi
• NaHCO3 dan CaCO3 → tdk digunakan krn terlalu
Kombinasi Mg & Al alkalis, akibatnya gas CO2 yg terbentuk terlalu byk
hidroksida • Senyawa Hidrotalsit (AL dan Mg OH) sering
dikombinasi dg zat antiflatulen yaitu Simetikon
Antasid merupakan buffer ion hidrogen :
- Mengurangi keasaman lambung
- Pepsin tidak aktif dalam larutan pH diatas 4,0

menghilangkan nyeri perut pada tukak peptik


Anti Hiperaciditas( antasida)
• Mengandung Al dan Mg, bekerja secara
kimiawi dengan mengikat kelebihan HCl
dalam lambung. Bersifat tidak larut dalam
air dan dapat bekerja lama di lambung.
• Sediaan Magnesium dpt menyebabkan
diare(pencahar),sedangkan Aluminium
meneybabkan konstipasi(sembelit),maka
kedua senyawa ini dikombinasikan.
• Persenyawaan molekul antara Mg & Al
disebut hidrotalsit.
Farmakologi
1. Mula kerja obat : sekitar 30 % ion Mg diserap oleh
usus halus. Beberapa Kalsium diabsorbsi dari usus
dan membentuk komplek yg tidak larut untuk
mengurangi fosfat.
2. Ekskresi : urin sampai 30 % sebagai ion2 mg yg
terabsorbsi. Bagian dari kalsium yg tidak
diabsorbsi di ekskresi melalui feses.
Pada pemberian per oral bereaksi dengan asam
lambung membentuk Mg klorida yg larut dan
Karbondioksida, CO2 dpt menyebabkan
kembung dan bersendawa.
Interaksi dengan obat lain
• Al(OH)3 dpt mengurangi absorbsi allupurinol, efek
antibiotik seperti tetrasiklin, quinolon, beberapa
sefalosporin.
• Menurunkan absorbsi tetrasiklin, digoksin,garam2
Fe, INH, Quinolon.
• Calsium karbonat berinteraksi dgn banyak obat
karena mengubah pH asam lambung. Interaksi
dpt diminimalisir melalui pemberian terpisah dari
obat lainnya selama 2 -3 jam.
Bentuk Sediaan & Aturan pakai

Tablet Tablet
Kombinasi Kombinasi
Tdd: Tdd:
Aluminium hidroksida 250 mg Magnesium trisilikat 250 mg
Magnesium hidroksida 250 mg Aluminium hidroksida 250 mg

Dimetilpoliksilosan 50 mg Simetikon 50 mg

Dosis : Dewasa : 1 – 2 tablet,


diminum 2 jam setelah makan atau Dosis : Dewasa : 1 – 2 tablet,
sebelum tidur, dan saat gejala 3 – 4 kali sehari (setiap 6 – 8 jam)
timbul.
Bentuk Sediaan & Aturan pakai
Tablet
Suspensi
Kunyah
Tdd: Tdd:
Aluminium hidroksida 30 mg Aluminium hidroksida 250 mg
Magnesium hidroksida 300 mg Magnesium Hidroksida 300mg

Simetikon 30 mg Simetikon 30 mg

Dewasa : 1 – 2 tablet, 3 – 4 kali Dewasa : 1 – 2 sendok takar (5 ml),


sehari (setiap 6 – 8 jam) dan
sebelum tidur. 3 – 4 kali sehari

Perhatian : Tablet harus dikunyah. (setiap 6 – 8 jam) dan sebelum tidur


Hal-hal yg hrs diperhatikan
Antasida dalam bentuk cairan kental
(suspensi) kerjanya lebih cepat dibandingkan
bentuk tablet

Antasida dalam bentuk tablet harus dikunyah


terlebih dahulu sebelum ditelan.Jgn digunakan
bersama dg obt lain

Beri jarak minimal 1 jam untuk minum obat yang lain


Antasida diminum 1 jam sebelum makan
Hal-hal yg hrs diperhatikan
Selama menggunakan antasida sebaiknya
banyak minum air putih, tujuannya
meminimalkan gangguan pada fungsi saluran
pencernaan
Jangan digunakan lebih dari 4 gram sehari, karena
dapat meningkatkan produksi asam lambung/efek
yang tidak diinginkan

Bila dosis berlebihan dapat menimbulkan sembelit,


wasir, perdarahan anus, feses padat, mual, muntah,
kekurangan fosfat dan osteomalasia.
Hal-hal yg hrs diperhatikan
Hanya digunakan apabila telah diketahui bahwa
gejala mual, nyeri lambung, rasa panas di ulu hati
dan dada benar-benar sakit maag bukan penyakit
lain.

Penggunaan terbaik adalah saat gejala timbul


sewaktu lambung kosong dan menjelang tidur
malam.

Antasida mengganggu absorbsi obat-obat tertentu


(misal antibiotik), bila diminum bersama harus diberi
waktu 1-2 jam.
Bila setelah 2 - 3 hari gejala tetap ada, hendaknya
segera menghubungi dokter
Penggunaan Terapi Saluran Cerna
• Kelas / Golongan yang beredar :
• Antasida → Obat Bebas
• H2 Blocker → Beberapa merupakan OWA
• PPI → Obat Keras
• Antispasmodik → Obat Keras
• Pelindung Mukosa Lambung → Obat Bebas
• Analog Prostaglandin → Obat Keras → Rawan
penyalahgunaan sebagai penggugur kandungan
• Antasida + Narkotika → Mutlak Resep Dokter
• Antikonstipasi → Obat bebas terbatas
• Antidiare → Obat Bebas, Bebas Terbatas, dan Obat Keras
Terapi Non Farmakologi

Membiasakan hidup sehat dan


makan secara teratur

Kambuhnya penyakit maag dapat


dihindarkan dengan mengatur waktu
makan

Dianjurkan makan sedikit demi sedikit


tetapi intensitasnya tinggi
Terapi Non Farmakologi

Hindari rokok dan cafein

Hindari makanan pedas,coklat,dan


makanan yang terlalu asam

Hindari makan mendekati waktu tidur

Tidur dengan posisi kepala lebih tinggi


(Pada kasus GERD)

Anda mungkin juga menyukai