Anda di halaman 1dari 3

Tugas materi Tatalaksana IO oleh dr.

Vera Oktarina

Hari kedua (Rabu, 25 November 2020)

Kasus 1
• Seorang Pria, 32 tahun, mata kiri berkabut mulai 2 tahun lalu, lama kelamaan tidak bisa
melihat, lalu kelainan juga mengenai mata kanan

• Tidak ada demam, batuk atau penurunan berat badan

• Duda, anak 1, sudah cerai 10 tahun lalu

• Anti HIV reaktif, CD4 180, Hepatitis B +, hepatitis C –

• Gambaran paru normal

• VDRL 1:64 TPHA 1:1250

Bagaimana penatalaksanaan selanjutnya pasien ini?

– Pria ini menderita HIV stadium IV dengan koinfeksi Hepatitis B karena ditemukan
anti HIV reaktif, CD4 180 juga hepatitis B (+)

– Tidak ada TB paru karena gejala-gejala yg dirasakan tdk mengarah kepada TB paru
dan Gambaran Paru Normal

– Dikatakan stadium IV karena sudah ada keluhan pada matanya, kemungkinan bisa
karena neurosifilis atau cmv atau toxoplasmosis

– Memiliki anak, jadi anak juga harus dilakukan pemeriksaan HIV

– Pria ini juga menderita sifilis okuler (neurosifilis) dari pemeriksaan VDRL 1 : 64 dan
TPHA 1:1250, selain itu keluhan pada matanya bukan merupakan infeksi
CMV/retinitis CMV krn CD4 pada retinitis CMV <50, dan bukan toxo karena pada
toxo CD4 <100

– Penatalaksanaan pada Pria ini :

– Rawat inap

– IO : Kotrimoxazole 1x960 mg

– Neurosifilis : Benzatin Penisilin 2,4 juta U single dose setiap minggu selama 3 minggu
+ probenesid per 6 jam selama 14 hari

– Jika alergi penisilin bisa diberikan ceftriaxone 1x2gr IV selama 12 hari

– INH profilaksis (300 mg)

– ARV stadium IV : TLE (Tenovovir, Lamivudin, Efavirenz)

– ARV diberikan 2 minggu setelah terapi IO


Kasus 2
• Tn P, 21 tahun, datang dengan sesak napas memberat. Pasien sudah mulai KDT TLD 2
minggu lalu.

• Saat awal terapi CD4 156 sel/mm3, demam, batuk tidak berdahak, Xpert MTB negative

• Saat ini terdapat ronki basah kasar lapangan kiri, LDH 850

• Ro toraks: efusi pleura kiri hampir memenuhi seluruh lapangan paru

Bagaimana tata laksana selanjutnya?

• Pasien didiagnosa HIV stadium IV dengan IO PCP dd TB dd Ca paru dd covid dd IRIS

– Karena diketahui pasien sudah mengkonsumsi obat HIV dan awal datang cd4 sudah
<200

– Gejala yang dirasakan adalah sesak napas, demam, batuk tdk berdahak, dan saat ini
terdapat rhonkii basah kasar di paru kiri, dan dari rontgen ditemukan efusi pleura
sinistra hal ini mengaruh pada IO PCP

• Tatalaksana :

– Oksigen NK/Simple Mask/NRM tergantung saturasi

– Pungsi Pleura

– Kotrimoxazole 15-20 mg/kgbb terbagi dalam 3 dosis atau per 8 jam, jika alergi
diberikan Primakuin 1 X 1-2 tablet + klindamisin 3 X 300-450 mg

– ARV diberikan 2 minggu setelah terapi IO agar dapat dilihat efek samping obat juga
menghindari terjadinya interaksi obat

– Jika saturasi Oksigen <70% berikan sedini mungkin (dalam 72 jam) prednison

- 2 X 40 mg (hari 1-5)

- 1 X 40 mg (hari 6-10) 1

- 1 X 20 mg (hari 11-21)

Kasus 3
 Laki-laki 58 tahun, sesak napas, memberat sejak 1 minggu, memberat saat aktivitas, tidur
dengan 3 bantal
 Batuk dahak sulit keluar sejak 3 minggu
 Ada demam kadang-kadang
 DM 7 tahun, menggunakan metformin dan glimepiride, hipertensi sejak 9 tahun (amlodipine
5mg), kadang tdk teratur
 Sudah menggunakan obat line kedua Truvada (TDF/FTC) 1x1 tablet dan Aluvia (LPV/r) 2x2
tablet selama 3 tahun, mengaku teratur
 CD4 satu tahun lalu 310 sel/mm3, riwayat pengobatan TB paru 6 tahun lalu tuntas
pengobatan selama 9 bulan
 Pemeriksaan :
o TD 150/90, N 120, P 24, suhu 38
o JVP 5+1, ronki dikedua lapangan paru, tdk ada gallop ada asites dan edema tungkai
o Ureum 60 mg/dl, kreatinin 2,5 mg/dl
o eGFR (eLFG) CKD-EPI = 27 ml/min
o pasien mendapatkan antibitic iv,furosemide,insulin, sesak berkurang
o CD4 turun menjadi 154 sel/mm3

Bagaimana tatalaksana selanjutnya ?

 Diagnosa pasien CHF dd TB relaps + HIV memburuk, dd COVID , DM tdk


terkontrol, dan PCP
 Pada pasien HIV memburuk karena CD4 menurun, saran cek viral load
 Saran cek TCM, jika oat diberikan lagi maka dosis aluvia harus dinaikkan 2x4tab
 OAT kategori 2
 Swab untuk menyingkirkan COVID
 Terdapat penurunan fungsi ginjal akibat DM tdk terkontrol
 Kotrimoxazole 15-20 mg/kgbb terbagi dalam 3 dosis atau per 8 jam, jika alergi
diberikan Primakuin 1 X 1-2 tablet + klindamisin 3 X 300-450 mg
 Jika saturasi Oksigen <70% berikan sedini mungkin (dalam 72 jam) prednison

- 2 X 40 mg (hari 1-5)

- 1 X 40 mg (hari 6-10) 1

- 1 X 20 mg (hari 11-21)

Anda mungkin juga menyukai