USULAN RISET
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR
2020
USULAN RISET
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Metode Riset dan Penulisan Ilmiah
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR
2020
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karuniaNya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “PENGARUH PENAMBAHAN KITOSAN DARI LIMBAH KULIT
UDANG
(Litopenaeus vannamei) DALAM PENGAWETAN SURIMI” dengan baik.
Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW yang
mengantarkan manusia dari zaman kegelapan ke zaman yang terang benderang
ini. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Metode Riset dan Penulisan Ilmiah.
Penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak dapat terselesaikan tanpa
dukungan dari berbagai pihak baik moril maupun materil. Oleh karena itu, penulis
ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:
i
9. Pihak-pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah mendukung
saya dalam membuat karya tulis ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang
membangun dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca dan semua pihak khususnya dalam bidang perikanan.
ii
DAFTAR ISI
BAB
Halaman
KATA PENGANTAR..................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR....................................................................v
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah...........................................................2
1.3 Tujuan................................................................................2
1.4 Kegunaan...........................................................................3
1.5 Kerangka Pemikiran...........................................................3
1.6 Hipotesis.............................................................................4
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Udang Vaname.....................................................................5
2.1.1 Klasifikasi Udang Vaname...................................................6
2.1.2 Mofologi Udang Vaname.....................................................6
2.2 Surimi...................................................................................7
2.3 Pengawetan...........................................................................7
2.4 Kitosan.................................................................................8
iii
4.2.3 Keefektifan Kitosan Sebagai Pengawet...............................14
DAFTAR PUSTAKA...................................................................15
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB I
PENDAHULUAN
dengan pengawet (Santoso dkk. 2017). Pengawetan ini sendiri terbagi menjadi
dua yaitu pengawetan dengan menggunakan bahan alami dan pengawetan buatan.
Pengawetan menggunakan bahan buatan ini tak jarang menimbulkan efek
samping yang bahkan bisa membahayakan. Bahan alami sangat cocok untuk
dijadikan bahan pengawet karena efek samping yang ditimbulkan.
Bahan pengawet alami yang digunakan biasanya dari hewan dan
tumbuhan. Bahan alami yang bisa dijadikan pengawet mengandung zat yang
bersifat antimikroba dan antioksidan (Santoso dkk. 2017). Penelitan kali ini akan
menggunakan kitosan sebagai bahan pengawet alami. Pertumbuhan mikroba ini
mampu dihambat dengan kitosan karena kitosan mempunyai gugus aktif. Gugus
aktif ini akan berikatan dengan mikroba sehingga perumbuhan mikroba dapat
dihambat. Selain dapat mengambat pertumbuhan bakteri, kitosan juga tidak
memiliki efek buruk sama sekali (Mahatmanti dkk. 2010)
Limbah pengolahan industri perikanan bisa dijadikan menjadi kitosan.
Kitosan itu sendiri merupakan turunan dari polimer kitin yaitu kulit udang,
cangkang kepiting, dan rajungan (Wahyuni & Khaeruni 2014). Pengawet alami ini
alami aman untuk dikonsumsi. Selain dari menjadi pengawet pemanaatan kitosan
ini bisa membantu kelestarian lingkungan karena kitosan dibuat dengan limbah
dari cangkan udang.
1.3 Tujuan
Tujuan dari riset ini adalah :
1. Untuk mengetahui keunggulan kitosan untuk menjadi bahan pengawet
surimi.
2. Untuk mengetahui pengaruh kitosan udang dalam pengawetan surimi.
3. Untuk mengetahui kandungan yang ada dalam kitosan yang dijadikan
bahan pengawet.
1.4 Kegunaan
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah
kepada pembaca mengenai pemanfaatan kitosan sebagai pengawetan surimi yang
bermanfaat bagi semua pihak khususnya terhadap bidang perikanan. Bagi industri
pengolahan hasil perikanan yaitu dapat dijadikan sebagai pedoman dalam jenis
bahan pengawet alami, sehingga dapat diterapkan untuk pengolahan hasil
perikanan. Bagi ilmu pengetahuan yaitu ditemukan kandungan kitosan yang dapat
dijadikan bahan pengawet alami. Bagi peneliti yaitu sumbangan ilmu pengetahuan
di bidang perikanan khususnya pada bidang pengolahan hasil perikanan.
Pengawetan
Alami Buatan
Kitosan
5
2.1.1 Klasifikasi Udang Vanamme
Udang vaname diklasifikasikan dari filum Arthropoda seperti menurut
(Ghufran 2006) adalah sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Filum : Artrhopoda
Kelas : Malascostraca
Ordo : Decapoda
Famili : Penaeidae
Genus : Litopenaeus
Spesies : Litopenaeus vannamei
2.4 Kitosan
Mekanisme yang mungkin terjadi dalam pengawetan makanan diantaranya
yaitu sel bakteri yang akan teradsorbsi kemudian membentuk lapisan atau layer.
Layer ini yang akan menghambat transportasi sel yang mengalami kekuranngan
substansi sehingga menjadi penyebab matinya sel. Proses tersebut merupakan
peran dari molekul kitosan memiliki kemampuan untuk berinteraksi dengan
senyawa pada permukaan sel bakteri (Harjanti 2014).
1 2
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
2. Surimi ikan yang didapatkan dari Super Market, sebagai bahan yang kan
diuji
3. NaOH, untuk menghilangkan protein pada kitosan
4. Akuades, untuk mencuci kitosan
5. NaCl, untuk mendemineralisasi kitosan
4.2 Pembahasan
Berikut merupakan hasil yang diperoleh:
4.2.1 Uji Organoleptik
Uji organoleptik ini dilakukan dengan menggunakan panca indera.
Pengujian organoleptik sangat banyak digunakan untuk menilai mutu dalam
industri pangan dan industri hasil perikanan.
Menurut Ansharullah dkk (2018), warna pada surimi ikan dipengaruhi oleh
komponen protein ikan, perlakuan pencucian dalam proses pembuatan
surimi.
Aroma yang dihasilkan pada surimi ikan karena, surimi mengandung asam
lemak volatile dan asam amino esensial bebas (Ansharullah dkk. 2018).
Evaluasi aroma dan rasa masih tergantung pada pengujian secara sensori
(testing panel).
Kandungan miosin pada tepung yang bereaksi dengan komponen protein
pada daging mempengaruhi tekstur. Penambahan kitosan sebagai
pengawet dapat menurunkan kadar air surimi sehingga tidak cepat berair.
Kondisi surimi yang berair akan menyebabkan teksturnya menjadi lebih
lembek (Mamuaja 2016)
Rasa pada surimi dipengaruhi oleh kandungan asam amino, asam glutamat
dan glisin yang terdapat pada daging ikan yang berinteraksi dengan
komponen pati dan karbohidrat pada tepung (Ansharullah dkk. 2018).
13
14
Agustini, T. W., Swastawati, F., Pengajar, S., Studi, P., Hasil, T., Jurusan, P., &
Faprikan, P. (2003). Pemanfaatan Hasil Perikanan Sebagai Produk Bernilai
Tambah (Value-Added) dalam Upaya Penganekaragaman [Utilization of
Fishery Products with Added Value to Support Food Diversification].
Ulasan Ilmiah Jurnal. Teknol. Dan Industri Pangan, 24(1).
Laksono, U. T., Suprihatin, S., Nurhayati, T., & Romli, M. (2019). Enhancement
of Textural Quality From Daggertooth Pike Conger Fish Surimi with Sodium
Tripolyphosphate and Transglutaminase Activator. Jurnal Pengolahan Hasil
Perikanan Indonesia, 22(2), Hal:198–208.
https://doi.org/10.17844/jphpi.v22i2.27373
Mahatmanti, F. W., Sugiyo, W., & Sunarto, W. (2010). Sintesis Kitosan Dan
Pemanfaatannya Sebagai Anti Mikrobia Ikan Segar. Sintesis Kitosan Dan
Pemanfaatannya Sebagai Anti Mikrobia Ikan Segar, 8(2), Hal: 101–111.
https://doi.org/10.15294/sainteknol.v8i2.328
Milda, R. (2006). Pengaruh Penyimpanan Beku Surimi terhadap Mutu Bakso Ikan
Jangilus (Istiophorus sp.). Pengaruh Penyimpanan Beku Surimi Terhadap
Mutu Bakso Ikan Jangilus (Istiophorus Sp.), 2–9.
15
https://doi.org/10.17844/jphpi.v9i2.986
Santoso, M. A. R., Liviawaty, E., & Afrianto, E. (2017). Efektivitas Ekstrak Daun
Mangga Sebagai Pengawet Alami Terhadap Masa Simpan Fillet Nila Pada
Suhu Rendah. Jurnal Perikanan Dan Kelautan, 8(2), Hal:57–67.
Setha, B., & Rumata, F. (2019). Karakteristik Kitosan dari Kulit Udang Vaname
dengan Menggunakan Suhu dan Waktu yang Berbeda dalam Proses
Characteristics of Chitosan from White Leg Shrimp Shells Extracted Using
Different Temperature and Time of the Deasetilation Process. Jurnal
Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia, 22.
Sulistijowati, rieny S., Suhara, otong D., Nurhajati, J., Afrianto, E., & Udin, Z.
(2011). Mekanisme Pengasapan Ikan.
http://repository.ung.ac.id/karyailmiah/show/240/mekanisme-pengasapan-
ikan.html
Thariq, M. R. A., Fadli, A., Rahmat, A., & Handayani, R. (2016). Pengembangan
Kitosan Terkini pada Berbagai Aplikasi Kehidupan : Review. Jurnal
Teknologi Pangan, October, 4–11.
https://www.researchgate.net/publication/311806381
Wahyuni, S., & Khaeruni, A. (2014). Kitosan Cangkang Udang Windu Sebagai
Pengawet Fillet Ikan Gabus ( Channa striata ) Preparation of Striped
Snackhead ( Channa striata ) Fillet using Chitosan from Tiger Prawn Shell.
16, Hal:1–9.
16
Wardaniati, R. A., & Setyaningsih, S. (2010). Pembuatan Chitosan dari Limbah
Kulit Udang dan Aplikasinya untuk Pengawetan Baso Ratna. 1–5.
17