Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

DIARE

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Stase Keperawatan Keluarga

PEMBIMBING
Lukman Harun, Ns., M.Kep
Muthmainah, Ns., M.Kep

Disusun oleh:

Puput Andayani, S.Kep


NPM. 1914901210139

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN PROFESI NERS
TAHUN 2020/2021
1
LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN ELIMINASI DIARE

A. Pengertian
Menurut World Health Organization (WHO), penyakit diare adalah suatu 
penyakit yang ditandai dengan perubahan bentuk dan konsistensi tinja yang lembek
sampai mencair dan bertambahnya frekuensi buang air besar yang lebih dari biasa,
yaitu 3 kali atau lebih dalam sehari yang mungkin dapat disertai dengan muntah
atau tinja yang berdarah.
Diare adalah penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi berak
lebih dari biasanya ( 3 atau lebih per hari ) yang disertai perubahan bentuk dan
konsistensi tinja dari penderita. Secara klinis penyebab diare dapat dikelompokkan
dalam golongan 6 besar yaitu karena Infeksi, malabsorbsi, alergi, keracunan,
immuno defisiensi, dan penyebab lain, tetapi yang sering ditemukan di lapangan
ataupun klinis adalah diare yang disebabkan infeksi dan keracunan. Adapun
penyebab-penyebab tersebut sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor misalnya
keadaan gizi, kebiasaan atau perilaku, sanitasi lingkungan, dan sebagainya.

B. Etiologi
Penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa factor yaitu :
1. Faktor infeksi
Infeksi internal adalah infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan
penyebab utama diare meliputi :
a. Infeksi Bakteri : vibrio E.coli Salmonella, Shigella, Campyiobacter,
Aeromonas.
b. Infeksi virus : Enteriviru ( virus echo, coxsacle, poliomyelitis ), Adenovirus,
Astrovirus, dll
c. Infeksiparasit : Cacing (ascaris, trichuris, oxyguris) Protozoa
(entamoebahistoticia, trimonashominis), Jamur (candida albacus)
Infeksi parental adalah infeksi diluar alat pencernaan makanan seperti otitis
media akut (OMA), Bronco pneumonia, dan sebagainya.

2
2. Faktor Malabsorbsi
a. Malabsorbsi karbohidrat
b. Malabsorbsi Lemak
3. Faktor Makanan
Makanan yang tidak bersih, basi, beracun dan alergi terhadap makanan.

C. Tanda dan Gejala


1. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer.
2. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, tangan kulit jelek, ubun-ubun dan mata
cekung, membrane mukosa kering
3. Keram abdorminal
4. Demam
5. Mual dan muntah
6. Anoreksia
7. Lemah
8. Pucat
9. Perubahan tanda-tanda vital, nadi dan pernafasan cepat
10. Menurun atau tidak ada pengeluaran urine
11. Kekurangan cairan menyebabkan pasien merasa haus, lidah kering, tulang pipi
menonjol, turgor kulit menurun serta suara serak.
Cara Menentukan Derajat Dehidrasi
A B C
Yang dinilai
(Tanpa dehidrasi) (Dehidrasi Tak Berat) (Dehidrasi Berat)
I. Riwayat
☼ Diare < 4 x/hari cair 4-10 x/hari cair > 10 x/hari cair
☼ Muntah sedikit / tidak beberapa kali Sangat sering
☼ Rasa haus minum biasa haus sekali, rakus ingin Tidak dapat minum
tidak haus minum banyak
☼ Air kemih normal sedikit gelap Tidak ada dalam 6 jam
II. Periksa
☼ Keadaan sehat, aktif Tampak sakit, mengan- Sangat mengantuk, le-
umum tuk,lesu, rewel, gelisah mah, letargi, tidaksa-
dar / koma
☼ Air mata ada Tidak ada Tidak ada
☼ Mata normal cekung * kering, sangat cekung
☼ Mulut/lidah basah kering ** sangat kering

3
☼ Nafas normal agak cepat cepat dan dalam
III. Raba
☼ Kulit (dicubit) Kembali cepat Kembali lambat*** Kembali sangat lambat
☼ Denyut nadi normal Agak cepat Sangat cepat, lemah ti-
dak teraba
☼ Ubun-ubun normal cekung Sangat cekung
IV Kehilangan
☼ Berat Badan < 40 g/KgBB 40-100g/KgBB >100 g/KgBB
☼ Cairan < 5% BB 5-10 % BB > 10 % BB

Keterangan :
* Pada beberapa anak mata normalnya agak cekung :perlu dikonfirmasikan
dengan orang tua
** Kekeringan mulut dan lidah dapat diraba dengan jari bersih dan kering,
mulut selalu kering pada anak yang biasa bernafas dengan mulut, mulut anak
dehidrasi dapat basah karena habis minum
***Cubitan kulit kurang berguna pada anak dengan marasmus, kwashiorkor
atau anak gemuk. (sangat lambat jika kembali> 2 detik)

A = Tidak / tanpa dehidrasi


B = Dehidrasi tidak berat : 2 atau lebih tanda dimana salah satu tanda adalah *
C = Dehidrasi berat : 2 atau lebih tanda dimana salah satu tanda adalah *
(SPM Kesehatan Anak IDAI, 2004 dan SPM Kesehatan Anak RSUD Wates,
2001)

D. Patofisiologi
Diare terjadi bila terdapat gangguan transport terhadap air dan elektrolit pada
saluran pencernaan yang menyebabkan terjadinya peningkatan keenceran dan
frekuensi tinja (Hidayat 2006). Diare infeksi merupakan penyebab diare tersering.
Diare infeksi terjadi karena disebakan oleh makanan dan air yang terkontaminasi
oleh bakteri, virus (Adenovirus enteric dan Robavirus), dan parasit
(BiardiaLambiachristopudium) yang masuk melalui rute fecal-oral.
Contoh bakteri penyebab diare seperti Escherchia coli, Shigellasp, dan
Salmonella S.Infeksi virus atau bakteri tersebut dapat terjadi di usus halus distal
atau usus besar (Netty Febriyanti:2008). Mikroorganisme yang masuk akan
merusak sel mukosa intestinal sehingga menurunkan area permukaan intestinal. Sel
mast dalam mukosa usus mengeluarkan histamine dan serotin.Histamin
menyebabkan reaksi semacam anafilatik local sehingga terjadi kontraksi otot halus
yang mempengaruhi pergerakan usus serta vasodilatasi yang menyebabkan

4
keluarnya cairan usus.Serotin dalam usus dapat mempengaruhi transfer air dan
elektrolit dan pengeluaran mucus oleh sel globet .
Diare non infeksius dapat disebakan oleh obat, toksin, dan malabsorpsi,
keracunan, alergi dan psikologi. Malabsorpsi disebakan karena terganggunya enzim
dalam tubuh. Enzim adalah suatu protein yang dibutuhkan untuk memecahkan
makanan sehingga menjadi bagian yang lebih mudah untuk diserap oleh usus halus.
Gejala malabsorpsi seperti kembung pada perut, nafsu makan menurun, diare dan
perut tidak nyaman. Diare dapat terjadi melalui dua mekanisme. Mekanisme
pertama air dapat ditarik kedalam lumen usus secara osmotic.Kedua, ekosistem
bakteri usus terganggu sehingga organisme patologis berkembang dan
menyebabkan proses sekretonik dan inflamasi.

5
PATHWAY

6
E. Penatalaksanaan
Prinsip Penatalaksanaan diare akut karena infeksi pada orang dewasa terdiri
atas:
1. Rehidrasi sebagai prioritas utama terapi.
2. Tata kerja terarah untuk mengidentifkasi penyebab infeksi.
3. Memberikan terapi simtomatik
4. Memberikan terapi definitif.
Penatalaksanaan medik primer menurut Diane C, 2000 diarahkan pada
pengontrolan dan menyembuhkan penyakit yang mendasar
1. Untuk diare ringan, tingkatkan masukan cairan per oral; mungkin diresepkan
glukosa oral dan larutan elktrolit.
2. Untuk diare sedang, obat-obat non-spesifik, difenoksilat (Lomotif) dan
loperamid (Imodium) untuk menurunkan motilitas dari sumber non infeksius
3. Diresepkan antimicrobial jika telah terindentifikasi preparat infeksius atau diare
memburuk.
4. Terapi intravena untuk hidrasi cepat, terutama untuk pasien yang sangat muda
atau lansia.

F. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan tinja: makroskopis dan mikroskopis, pH dan kadar gula jika
diduga ada intoleransi gula (sugar intolerance), biakan kuman untuk mencari
kuman penyebab dan uji resistensi terhadap berbagai antibiotika (pada diare
persisten).
2. Pemeriksaan darah: darah perifer lengkap, analisis gas darah dan elektrolit
(terutama natrium, kalium, kalsium dan phospor serum pada diare yang disertai
kejang).
3. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin darah untuk mengetahui faal
ginjal.Duodenal intubation untuk mengetahui kuman penyebab secara
kuantitatif dan kualitatif terutama pada diare kronik

7
G. Komplikasi & Prognosis
Sebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak, dapat terjadi
berbagai macam komplikasi, seperti:
1. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik dan hipertonik)
2. Renjatan hipovolemik
3. Hipokalemia
4. Hipoglikemia
5. Intoleransi laktosa sekunder
6. Kejang, terutama pada dehidrasi hipertonik
7. Malnutrisi energi protein

H. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan
suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber
data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien. Hal-hal
yang perlu dikaji pada klien dengan diare dehydrasi adalah:
a. Data Subyektif;
- Frekuensi BAB 3 – 4 kali/hari atau lebih.
- Napsu makan berkurang.
- Nyeri perut.
- Konsistensi feces encer yang terjadi perubahan warna.
- Mual.
- Vomoting
- Lemas, lemah.
- Orang tua cemas
b. Data Obyektif
- Feces encer mungkin disertai lendir atau darah.
- Anak menjadi cengeng dan gelisah.
- Suhu badan meningkat (37,5ºC - 39ºC)
- Muntah
- Anus dan daerah sekitarnya lecet/iritasi karena seringnya BAB.

8
- BB menurun.
- Turgor kulit menurun atau jelek.
- Selaput lendir dan bibir kering.
- Peristaltik meningkat.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan
respon manusia (status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu atau
kelompok dimana perawat secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan
memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan menurun,
membatasi, mencegah, dan mengubah (A. Carpenito, 200)
a. Tujuan diagnosa keperawatan untuk mengidentifikasi;
1) Masalah dimana adanya respon klien terhadap status kesehatan atau
penyakit.
2) Faktor-faktor yang menunjang atau menyebabkan suatu masalah
(etiologis).
3) Kemampuan klien untuk mencegah atau menyelesaikan masalah.
b. Langkah-langkah menentukan diagnosa keperawatan
1)    Klasifikasi dan analisa data.
2)    Interpretasi data.
3)    Validasi data.
4)    Penentuan diagnosa keperawatan
Berdasarkan hasil pengkajian, maka ditemukan beberapa diagnosa
keperawatan pada anak dengan diare yaitu :
1) Gangguan eliminasi BAB (diare) berhubungan dengan infeksi bakteri
ditandai dengan seringnya BAB sampai ≥ 3 kali sehari dan feses dalam
keadaan cair.
2) Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan hiperperistaltik, kram
abdomen, diare dan iritasi jaringan ditandai dengan pasien mengatakan
sakit perut dan wajah meringis sambil memegangi area yang sakit.
3) Kurangnya volume cairan tubuh berhubungan dengan status
hipermetabolik, pemasukan terbatas dan pengeluaran yang berlebihan
melalui feses

9
3. Perencanaan
N Diagnosa
Tujuan Intervensi Rasional
o Keperawatan
1. Gangguan Setelah 1.   Kaji tanda-tanda Mengetahui keadaan
eliminasi dilakukan vital klien. umum pasien.
BAB (diare) tindakan 2.   Observasi adanya Mengetahui tanda
berhubungan keperawatan demam, takikardi, terjadinya perforasi atau
dengan 3x24 jam diare ansietas dan toksik megakolon.
infeksi dapat teratasi, kelemahan.
bakteri dengan Kriteria3.  Catat frekuensi Mengetahui keadaan
ditandai Hasil:Fungsi BAB, karakteristik, klien dan membantu
dengan usus stabil, jumlah dan faktor mengkaji keparahan
seringnya BAB berkurang pencetus penyakit
BAB sampai dan konsistensi 4.   Berikan intake Pemberian secara
≥ 3 kali normal, tanda- makanan dan cairan bertahap dapat menjaga
sehari dan tanda vital per oral secara periode istirahat pada
feses dalam normal. bertahap kolon, sedangkan
keadaan cair. pemasukan kembali
mencegah dan diare.
5.   Kolaborasi dengan Mengobati infeksi
tim kesehatan lain supuratif lokal.
terkait pemberian
antibiotik (sesuai
indikasi).
2. Gangguan Setelah 1.     Kaji keluhan nyeri Keluhan nyeri klien
rasa nyaman dilakukan klien dan catat area dapat menunjukkan
nyeri tindakan nyeri, durasi, penyebaran penyakit
berhubungan keperawatan karakteristik serta atau terjadinya
dengan 1x24 jam nyeri intensitasnya komplikasi, misalnya
hiperperistalt pada klien menggunakan skala perforasi dan toksik
ik, kram teratasi dengan nyeri megakolon.
abdomen, Kriteria Hasil: 2.    Berikan posisi Menurunkan tegangan
diare dan 1.     Rasa nyaman nyaman pada klien abdomen dan
iritasi terpenuhi. misalnya lutut mendukung pengurangan
jaringan 2.    Klien tidak fleksi. nyeri.
ditandai meringis 3.    Observasi adanya Fistula dapat terjadi
dengan kesakitan dan isiorektal dan fistula karena adanya erosi dan
perianal. kelemahan dinding usus.

10
4.    Kolaborasi dengan Pemberian periode
tim kesehatan lain istirahat pada usus dapat
terkait modifikasi menurunkan nyeri dan
diet yang sesuai kram abdomen.
indikasi.
5.     Kolaborasi dengan Pemberian analgesik
pasien memegangi
tim kesehatan lain dapat mengurangi nyeri.
mengatakan perutnya yang
terkait pemberian
sakit perut sakit.
analgesik dan obat
dan wajah 3.    Wajah rileks.
lainnya sesuai
meringis
indikasi.
sambil
3 Kurangnya Setelah 1.      Kaji  tanda-tanda 1.    Menunjukkan tanda
volume dilakukan dehidrasi seperti kehilangan cairan
cairan tubuh tindakan kulit dan membran berlebihan atau
berhubungan keperawatan mukosa kering. dehidrasi.
dengan 3x24 jam klien2.     Observasi masukan
status akan dan haluaran. 2. Memberikan informasi
hipermetabol memperlihatkan tentang keseimbangan
ik, tanda-tanda dan cairan dan intake yang
pemasukan mempertahanka masuk sebagai pengganti
terbatas dan n hidrasi yang 4. Anjurkan klien cairan.
pengeluaran adekuat dengan untuk banyak 3.
yang Kriteria Hasil: minum. 4. Sebagai pemenuhan
berlebihan 1.         Turgor kulit5. kembali cairan yang
melalui feses kembali normal. 4.     Kolaborasi dengan hilang
2.         Membran tim kesehatan lain 5.
mukosa lembab. terkait pemberian 4.    Menurunkan hilangnya
Intake output obat diare sesuai cairan pada usus.
seimbang. indikasi
4. Pelaksanaan
a. Gangguan eliminasi BAB (diare) berhubungan dengan infeksi bakteri ditandai
dengan seringnya BAB sampai ≥ 3 kali sehari dan feses dalam keadaan cair.
- Mengkaji tanda-tanda vital klien.
- Mengobservasi adanya demam, takikardi, ansietas dan kelemahan.
- Mencatat frekuensi BAB, karakteristik, jumlah dan faktor pencetus.
- Memberikan masukan makanan dan cairan per oral secara bertahap
- Melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan lain terkait pemberian
- antibiotik (sesuai indikasi).

11
b. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan hiperperistaltik, kram
abdomen, diare dan iritasi jaringan ditandai dengan pasien mengatakan sakit
perut dan wajah meringis sambil memegangi area yang sakit
- Mengkaji keluhan nyeri klien dan catat lokasinya, lamanya, karakteristik
serta intensitasnya menggunakan skala nyeri.
- Memberikan posisi nyaman pada klien misalnya lutut fleksi.
- Mengobservasi adanya isiorektal dan fistula perianal.
- Melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan lain terkait modifikasi diet yang
sesuai indikasi.
- Melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan lain terkait pemberian analgesik
dan obat lainnya sesuai indikasi.
c. Kurangnya volume cairan tubuh berhubungan dengan status hipermetabolik,
pemasukan terbatas dan pengeluaran yang berlebihan melalui feses
- Mengkaji tanda kekurangan cairan, seperti kulit dan membran mukosa
kering.
- Mengobservasi masukan dan haluaran,
- Menganjurkan klien untuk banyak minum.
- Melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan lain terkait pemberian obat diare
sesuai indikasi.
5. Evaluasi
- Klien tidak diare lagi
- Konsistensi feses berbentuk dan tidak cair
- Klien tidak merasa mual dan nyeri
- Menunjukkan pemenuhan cairan yang adekuat ditandai dengan tanda-tanda
vital normal, turgor kulit baik, ubun-ubun tidak cekung, membran mukosa
lembab, dan mata tidak cekung.
-

12
DAFTAR PUSTAKA

Ardiansyah M. 2012. Medikal Bedah Untuk Mahasiswa, DIVA Press, Jogjakarta.


Asmadi. 2008.Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep AplikasiKebutuhan Dasar
Klien. Jakarta : Salemba Medika
Doenges, moorhouse & Burley, 2001, Penerapan Proses Keperawatan dan Diagnosa
Keperawatan, Edisi 2, EGC, Jakarta.
Hidayat Alimul A. 2006. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak Buku 2. Selemba Medika,
Jakarta.
Herlman, T. Heather.2012.NANDA International Diagnosis Keperawatan :Definisi
dan Klasifikasi 2012-2014. Jakarta : EGC.
Internet
https://www.academia.edu/8512134/askep_diare  (Akses :19 April 2017 pukul 21:24)

Banjarmasin, Oktober 2020

Ners Muda

Puput Andayani

Pembimbing Akademik Pembimbing Akademik

Lukman Harun, Ns.,M.Kep. Muthmainah,Ns., M.Kep

13
14

Anda mungkin juga menyukai