Anda di halaman 1dari 3

Nama : Nada Putri Irfianti

Nim : 1032191045

Tugas : Kewarganegaraan

Rangkuman

Pengertian Negara Dan Konstitusi

Secara historis pengertian negara senantiasa berkembang sesuai dengan kondisi


masyarakat ada saat itu. Pada zaman Yunani Kuno para ahli filsafat negara merumuskan
pengertian negara secara beragam. Aristoteles yang hidup pada tahun 384-322 S.M.,
merumuskan negara dalam bukunya Politica, yang disebutnya sebagai negara polis. Yang pada
saat itu asih dipahami negara masih dalam suatu wilayah yang dipahami negara masih dalam
suatu wilayah yang kecil. Dalam pengertian itu negara disebut sebagai negara hukum, yang
didalamnya terdapat sejumlah warga negara yang ikut dalam permusyawaratan (ecclesia). Oleh
karena itu menurut Aristoteles keadilan merupakan syarat mutlak bagi terselenggarannya negara
yang baik, demi terwujudnya cita-cita seluruh warganya

Secara umum Negara dan konstitusi merupakan dua lembaga yang tidak dapat dipisahkan
satu sama lain. Bahkan, setelah abad pertengahan yang ditandai dengan ide demokrasi dapat
dikatakan tampa konstitusi Negara tidak mungkin terbentuk. Konstitusi merupakan hukum
dasarnya suatu Negara. Dasar-dasar penyelenggaraaan bernegara didasarkan pada konstitusi
sebagai hokum dasar. Negara yang berlandaskan kepada suatu konstitusi dinamakan Negara
konstitusional. Akan tetapi, untuk dapat dikatakan secara ideal sebagai Negara konstitusional
maka konstitusi Negara tersebut harus memenuhi sifat-sifat dan cirri-ciri dari konstitusionalisme.
Jadi Negara tersebut harus menganut gagasan tenttang konstitusionalisme. Konstitusionalisme
sendiri merupakan suatu ide, gagasan, atau paham. Oleh sebab itu, bahasan tentang negara dan
konstitusi pada bab ini terdiri atas konstitusionalisme, konstitusi Negara, UUD 1945 sebagai
Konstitusi Negara Republik Indonesia, dan Sistem ketatanegaraan Indonesia.

Karakteristik Negara Indonesia memiliki suatu identitas untuk melambangkan keagungan


suatu negara. Seperti negara Indonesia yang memiliki identitas yang dapat menjadi penciri atau
pembangun jati diri bangsa Indonesia. Identitas Indonesia menjadikan bangsa Indonesia sebagai
pemersatu dan simbol kehormatan negara. Selain itu identitas Nasional menjadikan negara
Indonesia yang bermatabat di antara negara-negara lain yang memiliki beragam kebudayaan,
agama, dan memiliki jiwa toleransi maupun solidaritas yang tinggi.

Konstitusi atau undang-undang dasar (bahasa latin : constitutio) dalam negara adalah
sebuah norma sistem politik dan hukum bentukan pada pemerintahan negara biasanya
dikodifikasikan sebagai dokumen tertulis. Hukum ini tidak mengatur hal-hal yang terperinci,
melainkan hanya menjabarkan prinsip-prinsip yang menajdi dasar bagi peraturan-peraturan
lainnya. Dalam kasus bentukan negara, kontitusi memuat aturan dan prinsip-prinsip entitas
politik dan hukum, istilah ini merujuk secara khusus untuk menetapkan konstitusi nasional
sebagai prinsip-prinsip dasar politik, prinsip-prinsip dasar hukum termasuk dalam bentuk
struktur, prosedur, wewenang dan kewajiban pemerintahan negara pada umumnya. Konstitusi
merujuk umumnya merujuk pada pinjaman hak kepada warga masyarakatnya.

Istilah konstitusi dapat diterapkan kepada seluruh hukum yang mendefinisikan fungsi
pemerintahan negara.1Kaelan, Pendidikan Kewarganegaraan untuk Pergerian Tinggi
( Yogyakarta: Paradigma, 2016 ), hlm. 99. 2 Maulana Arafat Lubis, Pembelajaran PPKn di
SD/MI ( Medan: AKASHA SAKTI, 2018), hlm. 33.

UUD 1945 Sebagai Konstitusi Negara Indonesia

Konstitusi Negara Indonesia adalah UUD 1945 yang untuk pertama kali disahkan oleh
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus 1945. Dalam
tatasusunan peraturan perundang-undangan Negara, UUD 1945 menempati tempatan tertinggi.
Menurut jenjang norma hukum, UUD 1945 adalah kelompok aturan dasar / pokok Negara yang
berada dibawah Pancasila sebagai Norma Dasar.

1. Konstitusi yang Pernah Berlaku di Indonesia Dalam sejarahnya, sejak proklamasi 17


Agustus 1945 hingga sekarang di Indonesia telah berlaku tiga macam undang-undang dasar
dalam empat priode, yaitu sebagai berikut:

a. Periode 18 Agustus 1945-27 Desember 1949 berlaku UUD 1945. UUD 1945
terdiri dari bagian pembukaan, batang tubuh (16 bab), 37 pasal, 4 pasal aturan
paralihan, 2 ayat aturan tambahan, dan bagian penjelasan.
b. Periode 27 Desember 1949-17 Agustus 1950 berlakunya UUD RIS. UUD RIS
terdiri atas 6 bab, 197 pasal, dan beberapa bagian.
c. Oeriode 17 Agustus 1959-5 Juli 1959 berlaku UUDS 1950 terdiri atas 6 bab, 146
pasal, dan beberapa bagian. d. Periode 5 Juni 1959- sekarang kembali berlaku
UUD 1945.
Khasus untuk periode keempat bberlaku UUD 1945 dengan pembagian berikut:

1. UUD 1945 yang belum diamandemenkan; 2. UUD 1945 yang sudah


diamandemenkan (tahun 1999, tahun 2000, tahun 2001, dan tahun 2002) Amandemen
tersebut adalah:

a. Amandemen ke-1 pada sidang umum MPR, disahkan 19 Oktober 1999;


b. Amandemen ke-2 pada sidang tahunan MPR, disahkan 18 Agustus 2000;
c. Amandemen ke-3 pada siding tahuna MPR, disahkan 10 November 2001;
d. Amandemen ke-4 pada tahunan MPR, disahkan 10 Agustus 2002;

Anda mungkin juga menyukai