Anda di halaman 1dari 10

J. Agro Complex 3(1):55-64, February 2019 http://ejournal2.undip.ac.id/index.

php/joac
DOI: https://doi.org/10.14710/joac.3.1.55-64 ISSN 2597-4386

Pengaruh waktu pemangkasan pucuk dan sisa buah setelah penjarangan


terhadap hasil produksi tanaman semangka (Citrullus vulgaris schard)
(Effect of time shoots pruning and rest of fruit after treatment on the production plant
watermelon (Citrullus vulgaris schard))

A. D. Yuriani, E. Fuskhah, Yafizham


Agricultural Department, Faculty of Animal and Agricultural Sciences, Diponegoro University
Tembalang Campus, Semarang 50275 – Indonesia
Corresponding E-mail:anitayuriani@gmail.com

ABSTRACT

The objective of this research was to know growth and the production of watermelon plants through
the treatment of pruning time on shoots and the amount of residual fruit after thinning. The research was
carried out on Klaten Watermelon Clay, located in Genukan Village, Wedi Sub-district, Klaten District,
and at the Laboratory Chemistry and Food Nutrition Faculty of Animal and Agricultural Sciences,
Diponegoro University from February to May 2017. The research was arranged using completely
randomized factorial design with the first factor being shoot pruning time (P1 = no trimming, P2 = 3rd
week, P3 = 6th week, P4 = 3rd and 6th week) and the second factor was the rest of the fruit after thinning
(Q1 = without thinning, Q2 = thinning leaves 1 piece, Q3 = thinning leaves 2 pieces). The results showed
the treatment of pruning of shoots and the remaining fruit after spacing did not affect the growth plant
height and number of leaves watermelon until 8 th week. However pruning of shoots 3rd week and 6th week
can affect fruit diameter, fresh fruit weight, and fruit sugar levels. Treatment of the remaining fruit after
the spacing is pruned 2 pieces affect the diameter of fruit and fresh weight of fruit while the rest of the
fruit after spacing is purned 1 pieces fruit affect the fruit sugar levels.
Keywords: watermelon, pruning, thinning, production

ABSTRAK

Penelitian bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan hasil produksi tanaman buah semangka
melalui perlakuan waktu pemangkasan pada pucuk dan jumlah sisa buah setelah penjarangan. Penelitian
ini dilaksanakan pada di lahan Sahabat Semangka Klaten, yang terletak di Desa Genukan, Kecamatan
Wedi, Kabupaten Klaten, dan di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan Fakultas Peternakan dan Pertanian
Universitas Diponegoro dari bulan Juli - September 2017. Penelitian disusun menggunakan rancangan
acak lengkap factorial dengan faktor pertama adalah waktu pemangkasan pucuk (P1 = tanpa
pemangkasan, P2 = minggu ke 3, P3 = minggu ke 6, P4 = minggu ke 3 dan 6) dan faktor kedua adalah
sisa buah setelah penjarangan (Q 1 = tanpa penjarangan, Q2 = penjarangan disisakan 1 buah, Q 3 =
penjarangan disisakan 2 buah). Hasil penelitian menunjukan perlakuan pemangkasan pucuk dan sisa
buah setelah penjarangan tidak mempengaruhi pertumbuhan tinggi tanaman dan jumlah daun semangka
sampai minggu ke 8. Namun pemangkasan pemangkasan pucuk minggu ke 3 dan 6 mempengaruhi
diameter buah, bobot segar buah, dan kadar gula buah. Perlakuan sisa buah setelah penjarangan yang
dijarangkan 2 buah mempengaruhi diameter buah dan bobot segar buah sedangkan sisa buah setelah
penjarangan yang dijarangkan 1 buah mempengaruhi kadar gula buah.
Kata Kunci: semangka, pemangkasan, penjarangan, produksi

Pengaruh waktu pemangkasan dan penjarangan terhadap produksi tanaman semangka (Yuriani et al.) 55
J. Agro Complex 3(1):55-64, February 2019 http://ejournal2.undip.ac.id/index.php/joac
DOI: https://doi.org/10.14710/joac.3.1.55-64 ISSN 2597-4386

PENDAHULUAN dibandingkan tanaman semangka berbiji namun


karena kurangnya budidaya semangka tanpa biji
Semangka (Citrullus vulgari Schard) kebutuhan pasar dalam negeri belum dapat
merupakan tanaman buah berasal dari Afrika dan tercukupi. Beberapa faktor yang mempengaruhi
saat ini telah menyebar ke seluruh negara, baik di yaitu teknik budidaya yang kurang tepat. Upaya
daerah sub tropis maupun tropis seperti Afrika yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
Selatan, Cina, Jepang, dan Indonesia. Buah- produksi semangka salah satunya dengan
buahan memiliki potensi untuk dikembangkan melakukan pemangkasan dan penjarangan buah.
dengan pertimbangan permintaanya terus Pemangkasan merupakan salah satu cara alternatif
meningkat. Semangka merupakan salah satu yang dapat dilakukan agar semangka dapat
komoditas buah yang mempunyai prospek untuk tumbuh dengan optimal sehingga dapat
dikembangkan. Tanaman semangka memiliki menghasilkan kualitas buah yang baik.
beberapa kenanekaragaman seperti semangka Pemangkasan dalam tanaman buah sendiri
merah atau kuning dan semangka berbiji atau bertujuan untuk mengoptimalkan proses produksi
semangka non biji. Tanaman semangka dan mengurangi resiko terjadinya serangan hama
merupakan tanaman yang bersifat semusim dan dan penyakit tanaman, serta merangsang
tergolong cepat berproduksi (Sunarjono, 2006). tumbuhnya tunas–tunas produktif. Penjarangan
Panen semangka dilakukan pada umur yang relatif buah merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
singkat (genjah) sekitar 50 - 75 hari mengurangi jumlah buah yang terdapat dalam
(Rukmana,2006). Tanaman semangka termasuk setiap pohon sehingga dapat menghasilkan buah
salah satu buah yang digemari masyarakat yang memiiki ukuran yang lebih besar.
Indonesia karena selain rasanya yang manis, juga Pemangkasan merupakan salah satu cara
renyah dan kandungan airnya yang banyak. yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas
Semangka memiliki daya tarik bagi petani buah agar hasil produksi maksimal pada setiap
karena memiliki nilai ekonomisnya yang tinggi. tanaman. Pemangkasan sendiri merupakan suatu
Semangka termasuk salah satu jenis buah yang tindakan umum yang dilakukan pada tanaman
digemari namun budidaya semangka di Indonesia holtikultura yang bertujuan untuk mendapatkan
masih kurang atau terbatas sehingga belum kualitas dan kuantitas serta poduksi yang tinggi.
mampu untuk memenuhi permintaan konsumen Pemangkasan yang dilakukan pada tanaman
dalam negeri. Semangka dalam pasar dunia semangka adalah pemangkasan pucuk cabang.
memiliki permintaan mencapai 1.506.000 ton dan Pemangkasan pucuk cabang akan memberi
sampai saat ini Indonesia belum dapat pengaruh berbeda terhadap tingkat perkembangan
mengekspor semangka karena produksi masih tanaman dan dapat meningkatkan kualitas serta
rendah untuk memenuhi permintaan dalam negeri produksi semangka (Rukmana, 1995).
yang terus meningkat. Tingkat konsumsi buah- Pemangkasan dapat dilakukan dengan cara
buahan setiap tahunnya semakin meningkat memotong ujung atau pucuk tanaman yang
seiring dengan peningkatan jumlah penduduk dan disebut pemangkasan pucuk. Pemangkasan pucuk
pola makan masyarakat yang mulai menyukai utama memiliki manfaat antara lain untuk
buah-buahan termasuk semangka. Menurut Badan mengurangi persaingan hasil dari fotosintesis di
Pusat Statistik (2012) produksi tanaman semangka antara daun dengan buah, mengurangi terjadinya
pada tahun 2008 hingga 2012 adalah sebagai persaingan unsur hara, mengurangi terjadinya
berikut 371.498, 474.327, 348.631, 497.650 dan persebaran hama dan penyakit tanaman dengan
520.891 ton. Produksi semangka yang terus cepat, dan dapat meningkatkan ukuran serta bobot
meningkat upaya yang terus dilakukan antara lain buah. Keadaan ini akan mengurangi kelembaban
melalui perluasan areal tanam dan peningkatan di sekitar tanaman dan dapat mengurangi resiko
hasil semangka. terserangnya hama dan penyakit pada semangka
Tanaman semangka tanpa biji lebih banyak (Mangal et al., 1981).
digemari oleh masyarakat dibandingkan semangka Penjarangan dilakukan agar tidak terjadi
berbiji, karena selain rasanya yang manis juga persaingan unsur hara dalam proses pembentukan
mempunyai prospek ekonomi yang tinggi bakal calon buah dalam satu tanaman agar dapat

Pengaruh waktu pemangkasan dan penjarangan terhadap produksi tanaman semangka (Yuriani et al.) 56
J. Agro Complex 3(1):55-64, February 2019 http://ejournal2.undip.ac.id/index.php/joac
DOI: https://doi.org/10.14710/joac.3.1.55-64 ISSN 2597-4386

menghasilkan buah yang lebih seragam. 3, P3 = minggu ke 6, P4 = minggu ke 3 dan 6).


Penjarangan buah pada tanaman semangka akan Faktor kedua adalah sisa buah setelah penjarangan
mengurangi persaingan buah dalam jumlah buah (Q1 = tanpa penjarangan, Q2 = 1
mendapatkan asimilat, buah akan berkebang buah, Q3 = 2 buah). Data hasil pengamatan
lebih optimal sehingga menghasilkan buah yang dianalisis keragamannya dan dilanjutkan dengan
lebih besar dan lebih seragam (Santoso, 1993). uji jarak berganda Duncan dengan taraf 5%.
Penjarangan buah sendiri bertujuan untuk
menghasilkan buah bermutu, memiliki ukuran Prosedur Penelitian
yang seragam, menjamin kontinuitas produksi dan Prosedur penelitian yang dilakukan pada
mengurangi resiko kerusakan atau kematian tahap awal yaitu persemaian. Persemaian
tanaman. Tanaman semangka dalam satu pohon dilakukan dengan cara merendam benih semangka
sebaiknya hanya dipelihara maksimal 2 buah. dengan air cucian beras selama 1 malam, setelah
Buah yang dipertahankan adalah buah yang direndam benih dipindah pada polybag kecil untuk
memiliki pertumbuhan baik. Buah yang baik melakukan persemaian dengan media tanam
tampak dari penampilan fisiknya, yaitu ukurannya pupuk kandang. Setelah disemai benih ditutupi
lebih besar dari lainnya, tidak cacat, dan dengan plastik transparan agar tidak terserang
bentuknya tidak memanjang (Duljapar dan hama dan rusak karena terkena angin. Persemaian
Setyowati, 2000). dilakukan selama 7 - 10 hari sampai bibit
Tujuan dari penjarangan buah yaitu untuk memiliki 2 - 3 helai daun.
menghasilkan buah bermutu, memiliki ukuran Pengolahan lahan, pengolahan lahan
yang seragam, memperpanjang masa berbuah, dilakukan bersamaan dengan proses penyemaian.
menjamin kontinuitas produksi dan mengurangi Pengolahan lahan pertama yang dilakukan yaitu
resiko kerusakan atau kematian tanaman serta dengan membersihkan sisa-sisa tanaman yang
memperpanjang umur produktif tanaman. masih ada pada lahan seperti sisa-sisa perakaran,
bebatuan dan sampah yang ada pada lahan.
MATERI DAN METODE Pengolahan lahan kedua yaitu pembuatan
bedengan dengan ukuran 6 x 3 m sebanyak 36
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli – petak unit percobaan kemudian petak ditutup
September 2017 di lahan “Sahabat Semangka dengan mulsa dan dibuat lubang tanam, jarak
Klaten”, yang terletak di Desa Genukan, antar tanaman yaitu 75 cm. Setiap petak unit
Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten, Provinsi percobaan terdiri dari 8 tanaman semangka.
Jawa Tengah. Pemberian pupuk kandang dilakukan pada awal
sebelum penanaman. Pemberian pupuk kandang
Materi Penelitian dilakukan dengan dosis 4 ton/ha setelah itu
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini didiamkan selama satu minggu.
adalah benih semangka hibrida wishmeluck, Penanaman bibit semangka dilakukan pada
media tanam berupa tanah, pupuk kandang, pupuk pagi hari, setiap satu lubang tanam ditanami satu
NPK. Alat yang digunakan adalah, nampah kayu, bibit semangka. Penanaman dilakukan dengan
polybag kecil, cangkul, sekop, mulsa plastik, bibit yang sudah memiliki panjang akar kurang
gunting, meteran, timbangan, Refractometer Brix, lebih 3 cm. Bibit semangka ditanam pada
bambu penanda, kertas label, alat tulis dan kedalaman 1,5 cm. Pemberian pupuk dilakukan
kamera. pada 10, 15, 30, 45 hari setelah tanam (HST),
Pemupukan dilakukan dengan cara diletakkan di
Metode Penelitian sekeliling lubang tanam.
Rancangan penelitian dan Analisis Data Pemeliharaan meliputi penyulaman,
Rancangan yang digunakan adalah pengairan, penyiangan gulma, pengendalian hama
Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial 4 dan penyakit tanaman. Penyulaman tanaman
x 3 dengan tiga ulangan. Faktor pertama adalah dilakukan pada tamanan saat berumur 7 hari.
waktu pemangkasan pucuk yang terdiri dari 3 Penyulaman dilakukan dengan cara mengganti
tingkat (P1 = tanpa pemangkasan, P2 = minggu ke bibit tanaman yang rusak atau bibit yang

Pengaruh waktu pemangkasan dan penjarangan terhadap produksi tanaman semangka (Yuriani et al.) 57
J. Agro Complex 3(1):55-64, February 2019 http://ejournal2.undip.ac.id/index.php/joac
DOI: https://doi.org/10.14710/joac.3.1.55-64 ISSN 2597-4386

pertumbuhannya lambat atau kurang baik dengan tanaman semangka. Penjarangan dilakukan pada
mengganti tanaman tersebut dengan tanaman baru tanaman berumur 40 - 45 hari, penjarangan
yang lebih sehat. Pengairan dilakukan dengan dilakukan dengan menyisakan beberapa buah pada
menggunakan sistem Farrow Irrigation yaitu air tanaman. Penjarangan dilakukan dengan cara
dialirkan melalui saluran diantara bedengan, menyisakan bakal buah yang memiliki penampilan
frekuensi pemberian air pada musim kemarau 4 - baik pada setiap tanaman. Penjarangan dilakukan
6 hari dengan volume pengairan tidak berlebihan dengan menyisakan 1 buah atau disisakan 2 buah
apabila dengan pompa air sumur (diesel air) pada setiap bedeng dengan faktor yang ditentukan.
penyiraman dilakukan dengan bantuan slang Panen dan pasca panen, pemanenan
plastik yang cukup besar sehingga lebih cepat. semangka dilakukan pada saat umur semangka 60
Penyiangan gulma dilakukan dengan cara hari tanam dengan cara memotong buah semangka
mencabut semua gulma yang tumbuh disekitar yang sudah layak dan sudah kelihatan matang.
tanaman semangka sehingga tidak menggaggu Semangka yang sudah layak untuk dipanen
proses pertumbuhan tanaman semangka itu memiliki ciri-ciri : perubahan warna pada buah,
sendiri. Pengendalian hama dan penyakit tanaman, dan batang buah mulai mengecil maka buah
hama dan penyakit tanaman yang terdapat pada tersebut dapat dipanen. Pemanenan buah
tanaman semangka adalah Aphids dan Trhips yang dilakukan pada saat cuaca cerah dan tidak
mengakibatkan tanaman menjadi kerdil dan berawan sehingga buah dalam kondisi kering
keriting pada daun semangka. Tanaman yang permukaan kulitnya dan dapat bertahan selama
terkena hama dan penyakit kerdil tidak tumbuh masa penyimpanan. Buah yang sudah dipanen
dengan baik tanaman tersebut tidak akan akan di timbang untuk mengetahui bobot segar
bertambah panjang dan daunnya akan menggulung buah, selain di timbang buah akan diukur
atau keriting dan tanaman tersebut tidak akan bisa diameternya. Setelah itu untuk mengetahui kadar
menghasilkan bunga untuk dipolinasikan pada gula pada setiap buah dilakukan pengukuran
bunga jantan. Pengendalian hama dan penyakit dengan menggunakan alat Refractometer Brix.
tanaman ini bisa dilakukan dengan cara mencabut
tanaman tersebut agar tidak menular pada tanaman HASIL DAN PEMBAHASAN
yang lain atau dapat dikendalikan dengan
penyemprotan samite dengan dosis 0,5 ml pada Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa
tanaman yang terserang . tidak terdapat interaksi perlakuan pemangkasan
Pemangkasan dilakukan sesuai waktu yang pucuk dan sisa buah setelah penjarangan terhadap
ditentukan. Pemangkasan dilakukan pada usia panjang tanaman. Pemangkasan pucuk dan sisa
tanaman 3 minggu, pemangkasan pada usia buah setelah penjarangan tidak berpengaruh nyata
tanaman 6 minggu, pemangkasan pada usia 3 dan pada panjang tanaman. Pemangkasan pucuk dan
6 minggu serta tidak dilakukan pemangkasan. sisa buah setelah penjarangan terhadap panjang
Pemangkasan dilakukan dengan cara memangkas tanaman disajikan pada Tabel 1.
pucuk tanaman dan sulur yang terdapat pada Hasil analisis ragam menunjukan bahwa

Tabel 1. Panjang Tanaman Akibat Perlakuan Pemangkasan Pucuk dan Sisa Buah Setelah Penjarangan

Pemangkasan Pucuk
Perlakuan P2
P3 (Minggu P4 (Minggu Rata-
Penjarangan P1 (Kontrol) (Minggu ke
ke 6) ke 3 dan 6) rata
3)
------------------------------------ ( cm ) ---------------------------------
Q1 (Kontrol) 321,33 298,67 282,50 361,67 316,04
Q2 (1 buah) 360,50 342,33 313,33 317,33 333,38
Q3 (2 buah) 302,50 314,00 313,00 299,50 307,25
Rata-rata 328,11 318,33 302,94 326,16

Pengaruh waktu pemangkasan dan penjarangan terhadap produksi tanaman semangka (Yuriani et al.) 58
J. Agro Complex 3(1):55-64, February 2019 http://ejournal2.undip.ac.id/index.php/joac
DOI: https://doi.org/10.14710/joac.3.1.55-64 ISSN 2597-4386

tidak terdapat interaksi antara perlakuan dibutuhkan dalam pertambahan panjang batang
pemangkasan pucuk dan sisa buah setelah tanaman dan daun Soeb (2002). Faktor lain yang
penjarangan terhadap panjang tanaman. Hal ini mendukung adalah penyinaran matahari yang
dikarenakan hasil fotosintat lebih di distribusikan sama pada semua perlakuan menyebabkan
pada proses panjang tanaman. Pemangkasan panjang tanaman yang tidak berbeda nyata.
pucuk dan sisa buah setelah penjarangan tidak Immawati et al. (2013) menyatakan bahwa
menunjukan perbedaan yang nyata terhadap tinggi panjang tanaman dikendalikan oleh faktor genetik,
tanaman, hal ini diduga karena dilakukannya selain itu dipengaruhi juga oleh faktor lingkungan.
pemangkasan pucuk membuat hasil fotosintat
akan didistribusikan ke banyak cabang. Gardner Jumlah daun (JD)
et.al (1991) menyatakan bahwa hasil fotosintat Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa
akan didistribusikan ke meristem ujung untuk tidak terdapat interaksi perlakuan pemangkasan
menghasilkan sel-sel baru diujung batang yang pucuk dan sisa buah setelah penjarangan terhadap
mengakibatkan tumbuhan bertambah tinggi. jumlah daun. Perlakuan pemangkasan pucuk dan
Pertumbuhan tanaman yang cepat menyebabkan sisa buah setelah penjarangan tidak berpengaruh
struktur organ vegetatif tanaman juga cepat nyata pada jumlah daun. Pemangkasan pucuk dan
terbentuk yang dibantu oleh beberpa faktor sisa buah setelah penjarangan terhadap jumlah
lingkungan antara lain seperti suhu, cahaya dan daun disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Jumlah Daun Akibat Perlakuan Pemangkasan Pucuk dan Sisa Buah Setelah Penjarangan

Pemangkasan Pucuk
Perlakuan P3 P4
P2 (Minggu
Penjarangan P1 (Kontrol) (Minggu (Minggu 3 Rata-rata
ke 3)
ke 6) dan 6)
------------------------------------ ( helai ) ------------------------------
Q1 (Kontrol) 155,17 152,67 150,33 147,17 151,33
Q2 (1 buah) 175,17 161,17 154,00 132,17 155,33
Q3 (2 buah) 146,50 150,83 127,33 139,83 141,13
Rata-rata 158,94 154,89 143,89 139,72

kelembapan. Isbandi (1983) menambahkan bahwa Hasil tabel analisis ragam menunjukan
faktor lingkungan seperti kadar air, udara, dan bahwa pada tidak terdapat interaksi antara
unsur hara dari tanah turut mempengaruhi proses perlakuan pemangkasan pucuk dan sisa buah
pertumbuhan tanaman termasuk asimilasi, setelah penjarangan terhadap jumlah daun. Hal ini
pembentukan protoplasma baruserta dikarenakan hasil fotosintat lebih di distribusikan
meningkatkan dalam ukuran dan panjang pada proses penambahan jumlah daun.
tanaman. Pemangkasan pucuk dan sisa buah setelah
Pemangkasan dan penjarangan merupakan penjarangan tidak menunjukan perbedaan yang
upaya menciptakan keadaan tanaman menjadi nyata terhadap jumlah daun, hal ini diduga karena
lebih baik sehingga sinar matahari dapat masuk ke pada perlakuan tanpa pemangkasan tanaman akan
seluruh bagian tanaman, meningkatnya intersepsi terus tumbuh karena pertumbuhannya tidak
cahaya yang masuk kebagian atas tanaman serta dihambat akibat pemangkasan, sehingga dapat
sirkulasi udara dan dan ketersediaan CO 2 yang dihasilkan jumlah daun terbanyak dibandingkan
cukup serta faktor lain yang mendukung akan dengan perlakuan lain yaitu dengan pemangkasan.
meningkatkan laju fotosintesis yang akhirnya Hasil yang sama terdapat pada penelitian Susiani
meningkatkan ketersediaan fotosintat yang (2003) yang menjelaskan bahwa perlakuan tanpa

Pengaruh waktu pemangkasan dan penjarangan terhadap produksi tanaman semangka (Yuriani et al.) 59
J. Agro Complex 3(1):55-64, February 2019 http://ejournal2.undip.ac.id/index.php/joac
DOI: https://doi.org/10.14710/joac.3.1.55-64 ISSN 2597-4386

pemangkasan menghasilkan panjang tanaman dan Hasil tabel analisis ragam menunjukan
jumlah daun lebih tinggi dibandingkan dengan bahwa terdapat interaksi antara perlakuan
perlakuan pemangkasan pada tanaman semangka. pemangkasan pucuk dan penjarangan sisa buah.
Daun memiliki klorofil yang berperan dalam Hal ini dikarenakan proses penyerapan hasil
melakukan proses fotosintesis. Semakin banyak fotosintat dan kebutuhan sinar matahari serta
jumlah daun, maka tempat untuk melakukan penyerapan unsur hara lebih difokuskan dalam
proses fotosintesis menjadi lebih banyak. Hal pembentukan buah yang diserap secara maksimal
tersebut dapat dikaitkan dengan sifat-sifat oleh buah. Wartapa et al. (2009) menyatakan
penyediaan unsur hara pada tanaman. Pada bahwa cabang tanaman yang sedikit menyebabkan
penjarangan pertumbuhan jumlah daun antar fotosintat yang terbentuk sepenuhnya dapat
perlakuan sama. Hal ini sesuai dengan pendapat disimpan pada buah dan menyebabkan diameter
Gardner et al. (1991) yang menyatakan bahwa buah menjadi lebih besar. Untuk perlakuan
salah satu bagian yang pada masa pertumbuhan pemangkasan pucuk dengan perlakuan tanpa
vegatatif semangka adalah daun muda atau tunas pemangkasan dan tanpa penjarangan bebeda nyata
yang sedang tumbuh apabila kandungan klorofil dengan perlakuan penjarangan buah yang
cukup tinggi pada tanaman, maka akan diikuti disisakan satu dan buah setiap tanamannya.
dengan laju fotosintesis yang tinggi sehingga Perlakuan pemangkasan pucuk minggu ke 3
asimilat yang dihasilkan juga banyak. Asimilat dengan perlakuan tanpa penjarangan pucuk
adalah energi, dan sebagian energi yang berasal berbeda nyata dengan perlakuan penjarangan buah
dari asimilat tersebut akan digunakan untuk energi yang disisakan satu dan dua buah setiap
pertumbuhan seperti dalam pembentukan jumlah tanamannya. Perlakuan pemangkasan pucuk
daun, perkembangan luas daun ataupun organ minggu ke 6 dengan perlakuan tanpa penjarangan
tanaman yang lain Alam at al. (2010). berbeda nyata dengan penjarangan buah yang
disisakan satu buah dan dua buah setiap
Diameter buah (DB) tanamannya. Perlakuan pemangkasan pucuk
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa minggu ke 3 dan 6 dengan perlakuan tanpa
terdapat interaksi perlakuan pemangkasan pucuk penjarangan berbeda nyata dengan penjarangan
dan sisa buah setelah penjarangan terhadap jumlah satu buah dan penjarangan dua buah pada setiap
daun. Perlakuan pemangkasan pucuk berpengaruh tanamanya. Forth (1998) menyatakan bahwa
nyata pada jumlah daun serta berpengaruh nyata produk fotosintesis yang berupa karbohidrat
pada perlakuan sisa buah setelah penjarangan pada membentuk asam amino mengakibatkan
jumlah daun. Pemangkasan pucuk dan sisa buah terjadinya pertumbuhan pada tanaman,
setelah penjarangan terhadap jumlah daun pertumbuhan tersebut berupa pembesaran sel dan
disajikan pada Tabel 3. pembelahan sel yang menjadikan diameter buah

Tabel 3. Diameter Buah Akibat Perlakuan Pemangkasan Pucuk dan Sisa Buah Setelah Penjarangan

Pemangkasan Pucuk
Perlakuan P2 P4
P3 (Minggu
Penjarangan P1 (Kontrol) (Minggu ke (Minggu 3 Rata-rata
ke 6)
3) dan 6)
------------------------------------- ( cm ) --------------------------------
Q1 (Kontrol) 8,70 d 11,71c 10,16 c 16,81 b 11,84b
ab ab ab
Q2 (1 buah) 18,36 18,94 17,88 19,32 a 18,63a
ab ab ab
Q3 (2 buah) 18,58 18,62 18,37 19,55 a 18,78a
b b b
Rata-rata 15,21 16,42 15,47 18,56 a
Superskrip yang berbeda pada kolom atau baris rata-rata atau matrik interaksi menunjukkan berbeda nyata
(p<0,05).

Pengaruh waktu pemangkasan dan penjarangan terhadap produksi tanaman semangka (Yuriani et al.) 60
J. Agro Complex 3(1):55-64, February 2019 http://ejournal2.undip.ac.id/index.php/joac
DOI: https://doi.org/10.14710/joac.3.1.55-64 ISSN 2597-4386

bertambah. Hal tersebut diperkuat oleh pendapat nutrisi dan sinar matahari yang dibutuhkan oleh
Palmarum (1991) yang menyatakan bahwa ukuran tanaman dapat diserap oleh tanaman secara
buah ditentukan oleh dari banyaknya fotosintat maksimal dan lebih di fokuskan pada buah
yang dihasilkan. sehingga dapat meningkatkan bobot segar buah.
Proses pembentukan buah persaingan Hilangnya sebagian daun setelah dilakukan
perebutan unsur hara tidak terlalu banyak saingan pemangkasan dapat dipulihkan dengan cepat
sehingga penyerapan unsur hara untuk tanaman itu karena tanaman masih dalam fase vegetatif dan
sendiri akan terpenuhi dan buah yang dihasilkan pembentukan daun masih giat dilakukan, sehingga
memiliki diameter buah yang tinggi. Gumelar et proses fotosintesis dapat berjalan dengan lancar
al. (2014) menyatakan bahwa pengurangan buah kembali dan pertumbuhan dapat meningkat, yang
dapat meningkatkan diameter buah hal tersebut mengakibatkan bobot buah menjadi meningkat.
bertujuan untuk mengurangi persaingan Hal ini sesuai dengan pendapat Sumiati (1987)
penggunaan fotosintat antara buah dan bunga, yang menyatakan bahwa pemangkasan yang
sehingga fotosintat dapat terkonsentrasi untuk dilakukan pada tanaman semangka dengan
perkembangan buah. Prajnata (2000) menyatakan meninggalkan tiga cabang utama dapat
bahwa salah satu tujuan dilakukan penjarangan meningkatkan bobot per buah dan bobot buah per
buah yaitu untuk memperoleh ukuran dan bentuk tanaman. Semakin banyak hasil fotosintesis maka
buah yang seragam dan besar. cadangan makanan semakin banyak pula dan
. dapat digunakan untuk menigkatkan berat buah.
Bobot Segar Buah (BSB) Cit Majid (2012).
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa Sisa buah setelah penjarangan berpengaruh
tidak terdapat interaksi perlakuan pemangkasan nyata pada bobot segar buah. Hal ini dikarenakan
pucuk dan sisa buah setelah penjarangan terhadap penjarangan dua buah pertanaman semua unsur
bobot segar buah. Perlakuan pemangkasan pucuk hara dan hasil fotosintat terpusat untuk
dan sisa buah setelah penjarangan berpengaruh pembentukan buah, sehingga bobot dan kualitas
nyata pada bobot segar buah serta berpengaruh buah yang terbentuk lebih baik dan seragam. Pada
nyata. Pemangkasan pucuk dan sisa buah setelah proses pembentukan buah persaingan perebutan
penjarangan terhadap jumlah daun disajikan pada unsur hara tidak terlalu banyak saingan sehingga
Tabel 4. penyerapan unsur hara untuk tanaman itu sendiri
Hasil tabel analisis ragam menunjukan akan terpenuhi dan buah yang dihasilkan memiliki
bahwa pada perlakuan pemangkasan pucuk bobot yang tinggi. Zamzami et al. (2015)
berpengaruh nyata pada bobot segar buah. Hal ini menyatakan bahwa semakin sedikit buah yang
diduga karena tidak terjadi persaingan nutrisi dan dijarangkan pada satu tanaman maka semakin
penyerapan sinar matahari sehingga kandungan besar volume buah dan bobot buah persatuan

Tabel 4. Bobot Segar Buah Akibat Perlakuan Pemangkasan Pucuk dan Sisa Buah Setelah Penjarangan.

Pemangkasan Pucuk
Perlakuan P2 P4
P3 (Minggu
Penjarangan P1 (Kontrol) (Minggu ke (Minggu 3 Rata-rata
ke 6)
3) dan 6)
-------------------------------------- ( kg ) ---------------------------------
Q1 (Kontrol) 2,25 2,71 2,36 3,38 2,67b
Q2 (1 buah) 3,60 3,90 3,17 4,13 3,70a
Q3 (2 buah) 3,75 4,24 3,58 4,66 4,05a
bc ab c a
Rata-rata 3,20 3,61 3,03 4,06
Superskrip yang berbeda pada kolom atau baris rata-rata menunjukkan berbeda nyata (p<0,05).

Pengaruh waktu pemangkasan dan penjarangan terhadap produksi tanaman semangka (Yuriani et al.) 61
J. Agro Complex 3(1):55-64, February 2019 http://ejournal2.undip.ac.id/index.php/joac
DOI: https://doi.org/10.14710/joac.3.1.55-64 ISSN 2597-4386

buah, hal ini disebabkan fotosintat yang dihasilkan menyatakan bahwa tanaman semangka yang
oleh daun hanya terkonsentrasi kepada buah yang kekurangan sinar matahari selama masa
tidak terlalu banyak, sehingga bobot satuan buah pertumbuhannya akan menurunkan kualitas rasa
akan meningkat. manis pada buahnya. Tanaman semangka yang
tidak dipangkas akan berwarna pucat karena
Kadar Gula Buah (KGB) ternaungi oleh daun-daun yang tumbuh rimbun
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa dan cenderung menghasilkan buah yang kurang
tidak terdapat interaksi perlakuan pemangkasan manis, sedangkan tanaman yang diberi perlakuan
pucuk dan sisa buah setelah penjarangan terhadap pemangkasan memiliki warna cerah dan kadar
kadar gula buah. Perlakuan pemangkasan pucuk gula yang manis. Hal ini sesuai dengan pendapat
berpengaruh nyata pada kadar gula buah serta Rambe et al. (2012) menyatakan bahwa perlakuan
tidak berpengaruh nyata pada perlakuan sisa buah pemangkasan dapat memperbaiki penampilan
setelah penjarangan pada kadar gula buah. buah terutama terhadap warna dan kadar gula.
Pemangkasan pucuk dan sisa buah setelah Sisa buah setelah penjarangan tidak
penjarangan terhadap jumlah daun disajikan pada berpengaruh nyata pada kadar gula buah.
Tabel 5. Penjarangan sisa buah tertinggi adalah

Tabel 5. Kadar Gula Buah Akibat Perlakuan Pemangkasan Pucuk dan Sisa Buah Setelah Penjarangan

Pemangkasan Pucuk
Perlakuan P2
P3 (Minggu P4 (Minggu
Penjarangan P1 (Kontrol) (Minggu ke Rata-rata
ke 6) 3 dan 6)
3)
------------------------------------- ( Brix) ---------------------------------
Q1 (Kontrol) 6,02 6,93 6,92 7,76 6,83
Q2 (1 buah) 7,12 6,47 8,27 7,42 7,31
Q3 (2 buah) 7,02 7,37 7,05 7,70 7,28
c bc ab
Rata-rata 6,67 6,92 7,41 7,62a
Superskrip yang berbeda pada baris rata-rata menunjukkan berbeda nyata (p<0,05)

Hasil tabel analisis ragam menunjukan penjarangan yang disisakan satu buah, hal ini
bahwa pada perlakuan pemangkasan pucuk diduga karena perlakuan satu buah per tanaman,
berpengaruh nyata pada kadar gula buah source hanya mendistribusikan hasil fotosintesis
semangka. Hal ini diduga karena tidak terjadi untuk perkembangan satu buah, sedangkan pada
persaingan nutrisi dan sinar matahari sehingga perlakuan dua buah per tanaman source harus
kandungan nutrisi dan sinar matahari yang membagi hasil fotosintesis pada perkembangan
dibutuhkan oleh tanaman dapat diserap oleh dua buah. Pada perlakuan jumlah buah per
tanaman secara maksimal dan lebih di fokuskan tanaman melalui teknik penjarangan buah, source
pada buah sehingga dapat meningkatkan kadar akan mentransportasikan hasil fotosintesis ke
gula pada setiap buah. Tanaman semangka bagian sink yaitu buah sebagai sink utama.
memerlukan penyinaran matahari penuh Kompetisi hasil fotosintesis antar buah akan
sepanjang hari sekitar 10 hingga 12 jam. Hal ini rendah dengan adanya penjarangan buah
sesuai dengan pernyataan Sumarna dan Kusnandi Poerwanto (2003). Sehingga mengakibatkan
(1994) yang menyatakan bahwa sinar matahari tanaman dengan jumlah satu buah per tanaman
penuh dengan kelembaban yang relatif rendah akan lebih maksimal perkembangannya. Hal ini
dapat memacu dan memperkuat pertumbuhan diperkuat dengan pendapat Sari (2009) yang
tanaman, meningkatkan kadar gula buah. Hal ini menyatakan bahwa perlakuan jumlah buah per
diperkuat dengan pendapat Duljapar (2000) yang tanaman, variabel kemanisan daging buah paling

Pengaruh waktu pemangkasan dan penjarangan terhadap produksi tanaman semangka (Yuriani et al.) 62
J. Agro Complex 3(1):55-64, February 2019 http://ejournal2.undip.ac.id/index.php/joac
DOI: https://doi.org/10.14710/joac.3.1.55-64 ISSN 2597-4386

manis terdapat pada perlakuan satu buah per dan A. Nindita. 2014. Karakterisasi dan
tanaman dibandingkan peralakuan dua dan tiga respon pemangkasan terhadap produksi
buah per tanaman. serta kualitas buah genotipe semangka
. lokal. Jurnal Hortikultura Indonesia. 5:73-
KESIMPULAN 83.

Bedasarkan penelitian yang telah dilakukan Immawati, D. R., S. Purwanti., dan D. Prajitno.
maka dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan 2013. Pengaruh pemangkasan terhadap
tanaman semangka yang dicerminkan dengan produksi melon. J. Vegetalika. Vol.2 (4) :
tinggi tanaman dan jumlah daun tidak dipengaruhi 25-34.
oleh pemangkasan pucuk dan sisa buah setelah
penjarangan. Namun pemangkasan pucuk minggu Isbandi, D. 1983. Fisiologi tanaman. Jakarta.
ke 3 dan 6 mampu meningkatkan secara signifikan Erlangga.
diameter buah, bobot segar buah, dan kadar gula
buah. Sisa buah setelah penjarangan 1 dan 2 buah Mangal, J., L. A. S. Sindhu., dan V. C. Pandey.
memberikan hasil diameter buah dan bobot segar 1981. Effect of Stacking and pruning on
buah yang lebih tinggi dibandingkan dengan tanpa growth and yield of watermelon. J. Agric.
penjarangan buah. Penjarangan buah tidak Res. 15(2):122-129.
mempengaruhi pada kadar gula buah. Interaksi
antara pemangkasan pucuk dan sisa buah setelah Majid, S. I. 2012. Pengaruh pemangkasan
penjarangan hanya mempengaruhi diameter buah. terhadap pertumbuhan dan hasil beberapa
varietas melon. Penebar Swadaya. Jakarta.

Palmarum, N. 1991. Pengaruh pemangkasan


DAFTAR PUSTAKA pucuk tanaman pada proses pertumbuhan
dan hasil produksi Melon. J. Holtikultura
Alam, M. S., S. M. Imran., M. A. Sattar., M.R. Vo. 1. No. 4.
Islam., dan M. M. A. Hossain. 2010.
Effect of different organic and inorganic Poerwanto, R. 2004. Standar prosedur operasional
fertilizers on growth and (Colocasia komoditas semangka. Direktorat budi
esculenta) cv. sali kachu. J. Agrofor. daya tanaman buah. Jakarta. Hal. 1- 49.
Environ. 4 (2): 53-56.
Prajnanta, F. 2003. Agribisnis semangka non-biji.
Badan Pusat Statistik. 2012. Produksi buahan- Penebar Swadaya. Jakarta. Hal. 1- 4.
buahan menurut provinsi di Indonesia.
Badan Pusat Statistik. Jakarta. Rambe, S. S. M., I. Calista., dan K. Dinata. 2012.
Peningkatan produktivitas dan penampilan
Duljapar, K. dan R.N. Setyowati,. 2000. Petunjuk buah jeruk gerga (RGL) di Kabupaten
bertanam semangka sistem turus. Penebar Lebong Provinsi Bengkulu.
Swadaya. Jakarta. Hal 80.
Rukmana, R. 2006. Budidaya semangka hibrida.
Forth, D. H. 1998. Fundamental of soil science. Kanisius. Yogyakarta.
Universitas Gadjah Mada Press.
Yogyakarta. Santoso, H. B. 1993. Semangka. Kanisius,
Yogyakarta.
Gardner, F. P., R. B. Pearce., dan R. L. Mitchell.
1991. Fisiologi tanaman budidaya. Universitas Soeb, M. 2002. Pengaruh pemangkasan dan
Indonesia Press. Jakarta. pemberian mulsa terhadap pertumbuhan
dan produksi tanaman mentimun
Gumelar, R. M. R., S. H. Sutjahjo., S. Marwiyah., (Cucumis sativus L.). Skripsi Sarjana

Pengaruh waktu pemangkasan dan penjarangan terhadap produksi tanaman semangka (Yuriani et al.) 63
J. Agro Complex 3(1):55-64, February 2019 http://ejournal2.undip.ac.id/index.php/joac
DOI: https://doi.org/10.14710/joac.3.1.55-64 ISSN 2597-4386

Fakultas Pertanian USU. Medan. Pengaturan jumlah cabang utama dan


penjarangan buah terhadap hasil dan mutu
Sumiati, E. 1987. Pengaruh pemangkasan cabang melon. Jurnal Ilmu Pertanian, volume
terhadap hasil dan kualitas semangka. 5(2): 150-163.
Buletin Penelitian Hortikultura. 15: 49.54.
Zamzami., M. Nawawi., dan N. Aini. 2015.
Susiani. 2003. Pengaruh dosis pupuk NPK dan Pengaruh jumlah tanaman per polibag dan
pemangkasan terhadap pertumbuhan dan pemangkasan terhadap pertumbuhan dan
hasil tanaman semangka. J. Hortikultura hasil tanaman mentimun Kyuri (Cucumis
15(02):21-26. sativus L.). J. Produksi Tanaman. 3: 113 –
119.
Wartapa, A., Y. Efendi., dan Sukadi. 2009.

Pengaruh waktu pemangkasan dan penjarangan terhadap produksi tanaman semangka (Yuriani et al.) 64

Anda mungkin juga menyukai