Anda di halaman 1dari 3

PENGGEMUKAN SAPI POTONG SECARA INTENSIF

Ternak sapi merupakan salah satu jenis ternak yang dapat

menghasilkan daging dengan nilai ekonomis yang tinggi, daging sapi

juga merupakan salah satu faktor penting dalam memenuhi kebutuhan

manusia. Selain menghasilkan daging, seekor ternak sapi juga dapa

menghasilkan produk lain yang bermanfaat bagi manusia seperti susu,

pupuk kandang, kulit dan lain sebagainya. Ternak sapi dapat merubah

bahan yang bernilai rendah seperti rumput dan tumbuhan lainnya

menjadi bahan yang bernilai tinggi seperti daging, susu, kulit dan

lain sebagainya.

Dalam usaha penggemukan sapi potong biasanya sapi yang dipilih

adalah sapi dengan jenis kelamin jantan, pemilihan sapi jantan karena

tingkat pertambahan berat badan harianjenis kelamin jantan, pemilihan

sapi jantan karena tingkat pertambahan berat badan harian sapi jantan

lebih tinggi dibandingkan sapi betina. Pemilihan sapi jantan juga

dikarenakan adanya larangan pemotongan sapi betina yang masih

produktif.

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan pola pengembangan


dan produktivitas sapi potong pada Program Kemitraan Bina Lingkungan.

Penelitian lapang melalui survei dengan metode Purposive sampling

ditujukan kepada seluruh peternak sapi potong peserta Program

Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL) berlokasi di Kabupaten Banyumas dan

Cilacap Propinsi Jawa Tengah.

Peternak peserta PKBL di wilayah Kabupaten Cilacap pengandangan

sapi dilakukan pada kandang milik masing-masing peternak dengan

periode penggemukan intensif. Penggemukan intensif dilakukan dengan

periode waktu penggemukan relatif pendek berkisar 45-96 hari dengan

input pakan konsentrat berkisar 5- 8 kg/ekor/hari. Bangsa sapi yang

dipilih oleh peternak peserta PKBL di Kabupaten Cilacap adalah yang


memiliki karakteristik pertumbuhan cepat seperti sapi Simental,

Limousine dan Charolouis. Pemilihan bangsa-bangsa sapi tersebut

didasari oleh pengalaman para peternak serta adanya pendampingan

Sarjana Membangun Desa di wilayah tersebut. Bangsa-bangsa sapi potong

Bos Taurus memiliki potensi pertumbuhan cepat dengan kondisi pakan

berkualitas.

Secara umum kriteria utama produktivitas sapi potong adalah

peningkatan bobot badan harian (daily gain). Tingkat daya hidup sapi

juga menjadi penting, namun pada umumnya pada usaha penggemukan

(didasarkan pada bobot badan dengan rentangan umur 12 sampai 24

bulan) dan pembesaran (dari umur muda sekitar 6 bulan sampai dewasa

umur 18 bulan) memiliki tingkat mortalitas sapi relatif rendah.

Beberapa upaya peternak untuk memperoleh produksi tinggi berupa

pertambahan bobot badan dan menekan angka kematian sapi dewasa antara

lain: pemilihan bakalan yang sehat dan berkualitas dengan potensi

pertumbuhan tinggi, memberikan obat cacing dan vitamin pada awal

pemeliharaan, memberikan pakan berkualitas, menjamin kebersihan

kandang dan ternak, serta mendatangkan dokter hewan untuk mengatasi


kejadian penyakit yang membahayakan. Untuk meningkatkan produktivitas

sapi potong direkomendasikan untuk menerapkan Good Farming Practice

dengan perhatian khusus pada aspek pemilihan bibit dan penguatan

pakan.

Pertambahan bobot badan sangat dipengaruhi oleh faktor bangsa

sapi potong yang dipelihara dan pakan yang diberikan. Pertambahan

bobot badan sapi-sapi bangsa silangan (Simental, Limosine, Charolois)

pada peternak peserta PKBL di Kabupaten Cilacap dengan pakan

konsentrat mampu menghasilkan bobot badan harian mencapai 2,33 kg

dengan rataan 1,54 kg. Rataan bobot awal sapi potong adalah 393 kg

pada umur berkisar 12-18 bulan dengan periode pemeliharaan berkisar


45-96 hari menghasilkan rataan bobot akhir (saat penjualan) sebesar

476 kg. Pakan konsentrat yang diberikan berkisar 5-8 kg/ekor/hari dan

ditentukan oleh bobot badan sapi. Komposisi konsentrat meliputi

onggok (30%), pollard (25%), dedak (10%), bungkil kelapa (24%),

tepung gaplek (11%), garam (1,8%), mineral dan promix 1,2%).

Kondisi BCS sapi silangan Bos Taurus tersebut menjelang penjualan

cenderung tinggi dengan score 7-8. Hasil penelitian terdahulu Sodiq

dan Hidayat (2014) melaporkan bahwa BCS berkisar skor 4 sampai 7

dengan persentase terbesar (45%) memiliki skor 6 diikuti oleh skor 7

(40%). Pada pola usaha penggemukan, peternak sangat memperhatikan

pentingnya pemberian konsentrat. Penampilan sapi selain dipengaruhi

oleh bangsa, juga sangat dipengaruhi oleh manajemen pemberian pakan.

Pakan yang berkualitas baik dan diberikan dalam jumlah yang cukup

akan meningkatkan produktivitas ternak.

Peternak di Kabupaten Cilacap menerapkan pola penggemukan

intensif (45-96 hari) dan berkelanjutan sepanjang tahun pertambahan

bobot badan sapi-sapi bangsa silangan Bos Taurus (Simental, Limosine,

Charalois) rataan mencapai 1,54 kg dengan BCS cenderung tinggi (score


7-8).

Anda mungkin juga menyukai