Anda di halaman 1dari 9

Khutbah I

‫َش َه ُد‬ ْ ‫ أ‬،‫هلل الَّ ِذ ْي أَْن َز َل الْ ُف ْرقَ ا َن لِْل َع الَ ِمنْي َ بَ ِش ْيًرا َونَ َذيًِرا‬
ِ ‫ اَحْل م ُد‬،‫اَحْل م ُد هلل‬
َْ َْ
ُ‫َن حُمَ َّم ًدا َعْب ُدهُ َو َر ُس ْولُه‬ َّ ‫َش َه ُد أ‬ ْ ‫ َوأ‬،ُ‫ك لَ ه‬ َ ْ‫أَ ْن اَل إِلَ هَ إِالَّ اهللُ َو ْح َدهُ اَل َش ِري‬
ِ ‫اع الن‬ ِ ‫الْمبعو‬
‫ص ِّل َو َسلِّ ْم َوبَا ِر ْك‬ َ ِ ‫ث الَّذ ْي أَْنَز َل َعلَْينَا بِأَْن َو‬
َ َ‫ اَللَّ ُه َّم ف‬.‫ِّع ِم م ْد َر ًارا‬ ُ ُْ َْ
‫ َفيَ ا اَيُّ َه ا‬.‫ص ْحبِ ِه الَّ ِذيْ َن يُطَ ِّهُر ْو َن اهللَ تَطْ ِهْي ًرا‬ ِِ ٍ ِ
َ ‫َعلَى َس يِّدنَا حُمَ َّمد َو َعلَى آل ه َو‬
ِ ‫ أُو ِصييِن َن ْف ِسي وإِيَّا ُكم بَِت ْقوى‬،‫اضرو َن‬ ِ ‫احْل‬
ُ‫ال اهلل‬ َ َ‫ ق‬.‫ َف َق ْد فَ َاز الْ ُمَّت ُق ْو َن‬،‫اهلل‬ َ ْ َْ ْ ْ ْ ْ ُ َ
‫ َو َم ا‬،‫ إِنَّا أَْنَزلْنَ اهُ يِف لَْيلَ ِة الْ َق ْد ِر‬،‫ بسم اهلل الرمحن الرحيم‬. ِ‫ىِف ْ كِتَابِ ِه الْ َك ِرمْي‬
ُ‫ َتَن َّز ُل الْ َماَل ئِ َك ة‬، ‫ف َش ْه ٍر‬ ِ ْ‫ لَْيلَ ةُ الْ َق ْد ِر َخْي ر ِمن أَل‬،‫أ َْدر َاك م ا لَْيلَ ةُ الْ َق ْد ِر‬
ْ ٌ َ َ
‫ َساَل ٌم ِه َي َحىَّت َمطْلَ ِع الْ َف ْج ِر‬، ‫وح فِ َيها بِِإ ْذ ِن َرهِّبِ ْم ِم ْن ُك ِّل أ َْم ٍر‬ ُ ‫الر‬
ُّ ‫َو‬
Hadirin sidang Jumat hafidhakumullah,
Saya berwasiat kepada pribadi saya sendiri, juga para hadirin sekalian, marilah kita
tingkatkan takwa kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan berusaha
menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya.
Hadirin, Kita sekarang sudah memasuki bagian-bagian akhir pada bulan Ramadhan.
Kita perlu mengoreksi diri kita sendiri sebagai bahan evaluasi. Mulai awal Ramadhan
kemarin sampai hari ini: apakah kualitas dan kuantitas ibadah kita sudah sesuai
yang kita harapkan?. Apabila sudah, mari kita jaga sekuat tenaga hingga akhir
Ramadhan. Jika belum sesuai dengan ekspektasi kita, mari kita tingkatkan dengan
sebaik-baiknya. Karena,

ِ‫ال بِاخْلَوامِت‬
ُ ‫م‬ ‫ع‬
ْ َ ‫اْل‬ ‫ا‬ ‫ا‬َ ِ‫ا‬
‫مَّن‬
َ َ
1
Artinya: “Setiap amal tergantung dengan akhirnya” Seperti orang yang sedang
membangun rumah. Kita ini sudah membangun rumah 70 persen. Bagaimana yang
30 persen sisanya, ini sangat menentukan. Kalau akhiran-nya bagus, akan jadi
rumah yang indah, tapi jika akhiran-nya dikerjakan secara asal-asalan, tentu rumah
yang dibangun dengan permulaan susah payah, hanya akan mendapatkan nilai
buruk hanya masalah 30 persen yang akhir adalah buruk.
Ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan pada sepertiga bulan Ramadhan akhir
ini. Di antaranya bahwa Allah menciptakan umat Muhammad penuh dengan
keistimewaan. Sebagian keistimewaannya adalah Allah menciptakan umat
Muhammad sebagai umat yang lahir di muka bumi ini pada bagian paling akhir.
Kenapa? Karena apabila ada umat Muhammad yang menjadi seorang pendosa,
seumpama ia mati, di kuburan disiksa tidak terlalu lama lagi kiamat akan datang, ia
akan dientaskan dari siksaan kubur. Jika ia dalam keadaan membawa iman, ia akan

berpeluang besar mendapatkan syafa’at Rasulullah ‫ﷺ‬. Sabda


Rasulullah ‫ﷺ‬
‫اعيِت اِل َ ْه ِل الْ َكبَائِِر ِم ْن اَُّمىِت‬
ْ ْ َ ‫َش َف‬
Artinya: “Syafa’atku untuk para pendosa besar dari umatku.” (HR Abu Dawud dan
At- Tirmidzi)
Ada keutamaan lain, umat Muhammad tidak diciptakan oleh Allah dengan umur
yang panjang-panjang, 500 tahun, 700 tahun dan lain sebagai. Umur umat
Muhammad rata-rata antara 60 sampai 70 tahun. Hal ini sebutkan dalam hadits
Nabi:

ِ ‫ وأََقلُّهم من جَي‬،‫السبعِني‬
.‫ك‬ ُ ُ ْ َ ْ ُ َ َ ْ َّ ‫ني إِىَل‬
َ ‫وز َذل‬ ِّ َ ‫أ َْع َم ُار أ َُّميِت َما َبنْي‬
َ ِّ‫الست‬
Artinya: “Umur-umur umatku antara 60 hingga 70 tahun. Sedikit di antara mereka
yang melewati usia tersebut.” (HR At-Tirmidzi) Umur yang pendek-pendek ini di
antara hikmahnya adalah supaya umat Muhammad tidak capek-capek beribadah
2
yang panjang. Umat Muhammad diberi oleh Allah umur yang pendek, namun dalam
pendeknya umur, Allah memberikan peluang lailatul qadar sehingga apabila lailatul
qadar ini bisa digunakan dengan baik, hal tersebut lebih baik daripada seribu bulan
atau 83 tahun lebih yang tidak malam lailatul qadarnya. Maka, seumpama ada umat
Muhammad mulai ia baligh sekitar umur 13 tahun, setiap tahun ia bisa
menggunakan malam laitalul qadar dengan sebaik mungkin sedangkan umurnya
sampai 63 tahun, ia berarti telah menjalankan ibadah lebih baik dari 4.500 tahun
yang tidak ada lailatul qadarnya. Betapa Allah sungguh memuliakan umat
Muhammad dibandingkan umat yang lain. Lailatul qadar tidak bisa dipastikan
jatuhnya kapan. Bisa pada awal Ramadhan, tengah ataupun di bagian akhir
Ramadhan. Hal ini tidak dijelaskan secara pasti supaya kita mau menjaring terus
menerus. Dengan begitu, selama Ramadhan kita berusaha memenuhinya dengan
ibadah-ibadah. Hanya saja, secara umum memang lailatul qadar itu banyak yang
jatuh pada kisaran 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Rasulullah begitu tampak
sikapnya bagaimana beliau memenuhi sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Di
antaranya Rasulullah telah memberikan contoh kepada kita melalui hadits yang
diriwayatkan oleh istrinya Aisyah radliyallahu anha:

،ُ‫الع ْش ُر َش َّد ِمْئ َز َره‬


َ َ ‫ل‬ ‫خ‬
َ ‫د‬
َ ‫ا‬ ‫ذ‬
َ ِ
‫إ‬ ‫م‬َّ
‫ل‬ ‫س‬ ‫و‬ ِ ‫ك ا َن النَّيِب ص لَّى اهلل علَي‬
‫ه‬
َ َ َ َْ ُ َ ُّ
ُ‫ظ أ َْهلَه‬
َ ‫ َوأ َْي َق‬،ُ‫َحيَا لَْيلَه‬
ْ ‫َوأ‬
Artinya: “Nabi ‫ ﷺ‬ketika memasuki sepuluh hari terakhir
mengencangkan sarungnya, menghidupkan malamnya dan membangunkan
keluarganya.” (HR Bukhari Muslim) Pengertian “mengencangkan sarungnya”,
sebagaimana disebutkan Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam tafsirnya Fathul Bari,

adalah Rasulullah ‫ ﷺ‬memisahkan diri dari istrinya, tidak


menggauli istri beliau selama 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Rasulullah lebih
fokus ibadah kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Hadits tersebut terkandung
maksud bahwa cara Rasulullah menghidupkan malam lailatul qadar adalah dengan
tidak menjadikan sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan tersebut sebagai
3
momen bermals-malasan dan sarat tidur. Orang tidur sama dengan mati, maka
lawan katanya adalah menghidupkan. Rasulullah menghidupkan malam dengan
terjaga, beribadah, tidak mengisinya dengan tidur. Selain itu, Baginda Nabi juga
memperhatikan masalah ibadah keluarganya. Beliau tidak ibadah sendirian
sedangkan keluarga yang lain santai-santai, tidak. Rasulullah membangunkan
keluarganya untuk beribadah malam, bersujud kepada Allah subhanahu wa ta’ala.
Hadirin hafidhakumullah, Amalan lain yang selalu dilakukan oleh Rasulullah pada
sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan adalah i'tikaf. Kisah ini diceritakan oleh
Sayyidatina Aisyah radliyallahu anha, istri beliau:

‫اخَر ِم ْن‬
ِ ‫ َكا َن يعتَ ِكف الع ْشر األَو‬،‫َن النَّيِب صلَّى اهلل علَي ِه وسلَّم‬
َ َ َ ُ َْ َ َ َ ْ َ ُ َ َّ َّ ‫أ‬
‫اجهُ ِم ْن َب ْع ِد ِه‬ َ ‫ مُثَّ ْاعتَ َك‬،ُ‫ضا َن َحىَّت َت َوفَّاهُ اللَّه‬
ُ ‫ف أ َْز َو‬ َ ‫َر َم‬
Artinya: “Sesungguhnya Nabi Muhammad ‫ﷺ‬ i'tikaf pada

sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan sampai beliau dipanggil oleh Allah
subhanahu wa ta’ala kemudian istri-istri beliau i'tikaf setelah beliau kembali ke
rahmatullah.” (HR Bukhari) Hadirin… Hadits di atas menunjukkan bahwa i'tikaf
merupakan perkerjaan penting sehingga Rasulullah melaksanakan tidak hanya
beberapa hari saja di sepuluh akhir bulan Ramadhan. Tidak juga hanya
melaksanakan pada salah satu Ramadhan, namun setiap sepuluh akhir Ramadhan
sampai beliau meninggalkankan dunia. Kita patut mencontoh sunnah Nabi yang
seperti ini. Dalam kitab Al-Majmu’ syarah Al-Muhadzab disebutkan:

ِ ‫اِل‬ ِ ِ َ َ‫ق‬
َ ِّ ‫اب َو َم ْن أ ََر َاد ا قْت َداءَ بِالنَّيِب‬
ُ‫صلَّى اهلل‬ ُ ‫َص َح‬ ْ ‫ال الشَّافع ُّي َواأْل‬
‫ضا َن َفَيْنبَغِي أَ ْن‬ ِ ِ ِ
َ ‫َعلَْيه َو َسلَّ َم يِف اعتكاف الْ َع ْش ِر اأْل ََواخ ِر م ْن َر َم‬
‫ين منه‬ ِ
‫ر‬ ‫ش‬
ْ ِ‫س لَيلَةَ احْل ِادي والْع‬
ْ ِ ‫َّم‬‫الش‬ ِ ‫ي ْد ُخل الْمس ِج َد َقْبل ُغر‬
‫وب‬
َ َ َ ْ ُ َ َْ َ َ
4
berkata Imam As-Syafi’i dan murid-muridnya “Barangsiapa yang ingin mengikuti

Nabi ‫ ﷺ‬dalam menjalankan I’tikaf pada sepuluh hari terakhir


bulan Ramadhan Maka hendaknya ia masuk masjid pada tanggal 20 Ramadhan sore
hari sebelum memasuki malamnya tanggal 21. Hal ini penting dilakukan supaya
apa?

‫لِ َكْيالَ َي ُف ْوتُهُ َشْي ٌئ ِمْن ُه‬


Supaya tidak terlewatkan sedikitpun waktu untuk i’tikaf. Kemudian kapan selesai
i’tikafnya? Kalau ingin secara total mengikuti Rasul seratus persen dalam hal ini,
Imam Nawawi melanjutkan

ِ ِ‫س لَيلَةَ الْع‬ ِ ‫وخَي ْرج ب ْع َد غُر‬


‫يد‬ ْ ِ ‫َّم‬
ْ ‫الش‬ ‫وب‬ ُ َُُ َ
Keluarnya setelah melewati maghrib malam hari raya Idul Fitri

‫ص‬
َ ‫َّهُر أ َْو َن َق‬
ْ ‫َس َواءٌ مَتَّ الش‬
Baik hitungan bulannya penuh 30 hari atau pun hanya 29

‫ص اَل َة‬ ِ ِ‫يد يِف الْمس ِج ِد حىَّت يصلِّي ف‬


‫يه‬ ِ ِ‫واأْل َفْضل أَ ْن مَيْ ُكث لَيلَةَ الْع‬
َ َ َُ َ َْ ْ َ َُ َ
ِ ِ ِ‫يد أَو خَي ْرج ِمْنه إىَل الْمصلَّى ل‬ ِِ
‫صلَّى‬ َ ‫صلَّ ْو َها يِف الْ ُم‬
َ ‫صاَل ة العيد ا ْن‬
َ َ ُ ُ َ ُ ْ ‫الْع‬
Namun yang paling utama adalah tetap berdiam di masjid sampai melaksanakan
shalat id sekalian. Sebagaimana kita ketahui bahwa I’tikaf hukumnya adalah
sunnah, namun I’tikaf pada sepuluh hari terakhir pada bulan Ramadhan hukumnya
lebih sunnah atau sunnah muakkadah, sunnah yang sangat kuat. (An-Nawawi, Al-
Majmu’ Syarah Al-Muhadzab, juz 6, halaman 375)

5
Hadirin hafidzkumullah, Pada bulan Ramadhan juga disebutkan sebagai bulan Al-
Quran.

ٍ َ‫َّاس وبِّين‬
‫ات ِم َن‬ ِ ِِ ِ
َ َ ِ ‫ضا َن الَّذي أُنْ ِز َل فيه الْ ُق ْرآ ُن ُه ًدى للن‬
َ ‫َش ْهُر َر َم‬
ِ َ‫اهْل َدى والْ ُفرق‬
‫ان‬ ْ َ ُ
Artinya: “Bulan Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Quran
sebagai petunjuk bagi manusia dan menjadi penjelas dari petunjuk dan dari
petunjuk-petunjuk itu dan menjadi pembeda (dari perkara yang haq dan bathil).”
(QS Al-Baqarah: 185) Pada bulan Ramadhan Rasulullah juga memperlakukan
dengan istimewa. Tidak sebagaimana bulan-bulan yang lain, pada bulan ini beliau

bertadarus dengan malaikat Jibril. Rasulullah ‫ ﷺ‬membaca


satu ayat, malaikat Jibril membaca satu ayat secara bergantian sampai khatam
dalam sebulan. Kemudian kita melestarikan tradisi bertadarus bersama dengan
keluarga dan saudara kita berawal dari kisah ini. Imam Syafi’i apabila di luar
Ramadhan selalu mengkhatamkan Al-Qur'an sehari sekali dalam shalatnya. Namun
apabila pada bulan Ramadhan, dalam sehari semalam beliau menghatamkan Al-
Qur'an dalam shalat sebanyak dua kali khataman. Oleh karena itu, mari pada
bulan Al-Qur'an ini, kita perbanyak bacaan Al-Qur'an kita. Bagi yang belum bisa,
jadilah Ramadhan ini sebagai tonggak awal kita dalam mempelajari Al-Qur'an sesuai
tajwid kepada guru yang mumpuni dan di kemudian hari bisa sebagai bahan dasar
untuk membaca Al-Qur'an. Pada akhirnya, dalam khutbah ini, saya mengajak
kepada para hadirin, untuk bersungguh-sungguh memenuhi puasa Ramadhan dan
beribadah malamnya dengan sebaik mungkin. Semoga kita dan keluarga kita
senantiasa mendapatkan pertolongan dari Allah subhanahu wa ta’ala untuk
menjalankan ketaatan-ketaatan yang pada akhirnya kelak kita meninggalkan dunia
ini dalam keadaan husnul khatiman, amin.

6
‫آن الْ َع ِظْي ِم‪َ ،‬و َن َف َعيِن ْ َوإِيَّا ُك ْم مِب َ ا فِْي ِه ِم َن اآْل يَ اِت‬
‫ب ار َك اهلل يِل ولَ ُكم يِف الْ ُق ر ِ‬
‫ْ‬ ‫ََ ُ َْ ْ‬
‫اهلل ِم َن‬
‫ف ال َّر ِحيم‪ .‬أع وذُ بِ ِ‬
‫ُْ ُ‬ ‫اب ال َّر ُؤ ْو ُ‬ ‫ِ ِ‬
‫َوال ِّذ ْك ِر احْلَكْي ِم‪ .‬إنَّهُ ُه َو َ‬
‫الب ُّر الت ََّّو ُ‬
‫ص ِر (‪ )١‬إِ َّن اإْلِ نْ َس ا َن لَِفي‬ ‫الرجْيم‪ ،‬بسم اهلل الرمحن الرحيم‪َ ،‬والْ َع ْ‬
‫طان َّ ِ‬‫الش ي ِ‬
‫َّ ْ‬
‫خس ٍر (‪ )٢‬إِاَّل الَّ ِذين آمنُ وا وع ِملُ وا َّ حِل ِ‬
‫اص ْوا بِ احْلَ ِّق َوَت َو َ‬
‫اص ْوا‬ ‫الص ا َات َوَت َو َ‬ ‫َ َ ََ‬ ‫ُْ‬
‫ب ا ْغ ِفر وارحم وأَنْت أَرحم مِح ِ‬ ‫بِ َّ ِ‬
‫ـ‬
‫الرا نْي َ‬‫الصرْب (‪ )٣‬ـ َوقُ ْل َر ِّ ْ َ ْ َ ْ َ َ ْ َ ُ ّ‬
‫‪Khutbah II‬‬

‫ِ‬
‫َش َه ُد‬‫لى َت ْوفِْي ِق ِه َوا ْمتِنَانِ ِه‪َ .‬وأ ْ‬
‫ُ ُ َ‬ ‫ع‬
‫َ‬ ‫ه‬ ‫ل‬
‫َ‬ ‫ر‬ ‫ك‬
‫ْ‬ ‫الش‬
‫ُّ‬ ‫و‬ ‫هلل على إِحس انِِ‬
‫ه‬
‫َ َْ َ‬ ‫َ‬
‫اَحْل م ُد ِ‬
‫َْ‬
‫ِ‬
‫أن َس يِّ َدنَا حُمَ َّم ًدا‬ ‫َش َه ُد َّ‬‫ك لَ هُ َوأ ْ‬ ‫أَ ْن الَ الَ هَ إِالَّ اهللُ َواهللُ َو ْح َدهُ الَ َش ِريْ َ‬
‫ص ِّل َعلَى َس يِّ ِدنَا حُمَ َّم ٍد‬ ‫الله َّم َ‬
‫ض َوانه‪ُ .‬‬
‫َّاعي إىل ِر ْ ِِ‬
‫َ‬
‫عب ُده ورس ولُه ال د ِ‬
‫َْ ُ َ َ ُ ْ ُ‬
‫َّاس‬ ‫ن‬‫ال‬ ‫ا‬ ‫ه‬ ‫ي‬
‫ُّ‬‫َ‬‫ا‬ ‫َ‬‫ا‬ ‫ي‬‫ف‬
‫َ‬ ‫د‬‫ُ‬ ‫ع‬ ‫ب‬ ‫ا‬ ‫َم‬
‫َّ‬ ‫أ‬ ‫ا‬ ‫ر‬ ‫ثي‬ ‫ِوعلَى اَلِ ِه وأَص حابِِه وس لِّم تَس لِيما كِ‬
‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َْ‬ ‫َ ْ َ َ َ ْ ْ ْ ً ًْ‬ ‫َ‬
‫اَِّت ُقوا اهللَ فِْي َما أ ََمَر َوا ْنَت ُه ْوا َع َّما َن َهى َو ْاعلَ ُم ْوا أ َّ‬
‫َن اهللَ أ ََمَر ُك ْم بِأ َْم ٍر بَ َدأَ‬
‫ِ‬
‫ال تَع اَىَل إِ َّن اهللَ َو َمآلئ َكتَ هُ‬ ‫فِْي ِه بَِن ْف ِس ِه َوثَـىَن مِب َآل ئِ َكتِ ِه بِ ُق ْد ِس ِه َوقَ َ‬
‫ص لُّ ْوا َعلَْي ِه َو َس لِّ ُم ْوا تَ ْس لِْي ًما‪.‬‬ ‫ا‬ ‫و‬
‫َ َْ َ ْ َ‬‫ن‬
‫ُ‬ ‫آم‬ ‫ن‬ ‫ي‬‫ذ‬‫يص لُّو َن على النَّىِب يآ اَيُّه ا الَّ ِ‬
‫َُ ْ َ َ‬
‫ٍ‬ ‫ِ‬ ‫ٍ‬ ‫ِ‬
‫ك‬ ‫ص ِّل َعلَى َس يِّدنَا حُمَ َّمد‪َ ،‬و َعلَى ِآل َس يِّدناَ حُمَ َّمد َو َعلَى اَنْبِيآئِ َ‬ ‫الله َّم َ‬
‫ُ‬

‫‪7‬‬
‫ض اللَّ ُه َّم َع ِن اْخلُلَ َف ِاء َّ‬
‫الر ِاش ِديْ َن أَىِب‬ ‫ِ ِ‬
‫ك َو َمآلئ َك ة الْ ُم َق َّربِنْي َ َو ْار َ‬
‫ِ‬
‫َو ُر ُس ل َ‬
‫الص َحابَِة َوالتَّابِعِنْي َ َوتَ ابِعِي‬ ‫بَ ْك ٍر َوعُ َم ر َوعُثْ َم ان َو َعلِى َو َع ْن بَِقيَّ ِة َّ‬
‫ان اِىَل ي وِ‬ ‫التَّابِعِ هَل م بِاِحس ٍ‬
‫ك يَ ا‬ ‫ض َعنَّا َم َع ُه ْم بَِرمْح َتِ َ‬ ‫ْ َْ َ‬‫ار‬ ‫و‬ ‫ِ‬
‫ن‬ ‫ِّي‬
‫د‬ ‫ال‬ ‫م‬ ‫َْ‬ ‫نْي َ ُ ْ ْ َ‬
‫ِِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ ِ ِِ‬ ‫أَرحم ال َّرامِح ِ‬
‫لله َّم ا ْغف ْر ل ْل ُم ْؤمننْي َ َوالْ ُم ْؤمنَ ات َوالْ ُم ْس لمنْي َ‬ ‫ُ‬ ‫ا‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫نْي‬ ‫ْ ََ‬
‫َع ِّز اْ ِإل ْس الَ َم‬ ‫ات‪ ،‬الله َّم أ ِ‬ ‫آء ِمْنهم واْالَم و ِ‬ ‫ات اَالَحي ِ‬ ‫والْمس لِم ِ‬
‫ُ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫َ ُْ َ‬
‫ص ْر ِعبَ َاد َك الْ ُم َو ِّح ِديَّةَ‬ ‫ْ‬‫ن‬‫ا‬ ‫و‬
‫نْي َ َ ُ‬
‫الش ر َك والْم ْش ِركِ‬
‫ْ َ ُ‬ ‫ِّ‬ ‫ل‬‫َّ‬ ‫والْمس لِ ِم وأ ِ‬
‫َذ‬ ‫َ ُ ْ نْي َ َ‬
‫ِ‬
‫ك‬ ‫اخ ُذ ْل َم ْن َخ َذ َل اْمل ْس ل ِمنْي َ َو َد ِّم ْر أ َْع َدائَ َ‬ ‫ْ‬ ‫ص َر ال دِّيْ َن َو‬ ‫َ‬ ‫ص ْر َم ْن نَ‬ ‫ُ‬ ‫َوانْ‬
‫ُ‬
‫ِ‬
‫الله َّم ْادفَ ْع َعنَّا اْلبَالَ َء‬‫ك إِىَل َي ْو َم ال دِّيْ ِن‪ُ .‬‬ ‫أ َْع َداءَ ال دِّيْ ِن َوأ َْع ِل َكل َماتِ َ‬
‫َواْ َلوبَ اءَ َوال َّزالَ ِز َل َواْملِ َح َن َو ُس ْوءَ اْ ِلفنَت ِ َواْملِ َح ِن‪َ ،‬م ا ظَ َه َر ِمْن َه ا َو َم ا‬
‫عآمةً يَ ا‬ ‫آص ةً َو َس ائِِر اْ ُلب ْل َد ِان اْمل ْس لِ ِمنْي َ َّ‬ ‫بَطَ َن‪َ ،‬ع ْن َبلَ ِدنَا اِنْ ُدونِْي ِس يَّا َخ َّ‬
‫ُ‬
‫آلخ َر ِة َح َس نَةً َوقِنَ ا‬ ‫ب اْلع الَ ِم ‪ .‬ربَّنَ ا آتِن اَ ىِف ال ُّد ْنيا حس نَةً وىِف اْ ِ‬
‫َ ََ َ‬ ‫َر َّ َ نْي َ َ‬
‫اب النَّا ِر‪َ .‬ربَّنَا ظَلَ ْمنَا اَْن ُف َسنَا َوإِ ْن مَلْ َت ْغ ِف ْر لَنَا َوَت ْرمَحْنَا لَنَ ُك ْونَ َّن ِم َن‬ ‫َع َذ َ‬
‫آء ِذي‬ ‫ان وإِيت ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ‬
‫اْخلَاس ِريْ َن‪ .‬عبَ َاداهلل ! إِ َّن اهللَ يَ أْ ُمُر بِاْ َلع ْدل َواْ ِإل ْح َس َ ْ‬
‫آء َوالْ ُمْن َك ِر َواْ َلب ْغ ِي يَعِظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم‬ ‫اْل ُق رىب ويْنهى ع ِن اْل َفحش ِ‬
‫ْ‬ ‫ْ َ ََ َ َ‬
‫‪8‬‬
‫لى نِ َع ِم ِه يَ ِز ْد ُك ْم‬ ‫ع‬
‫َ‬ ‫ه‬
‫ُ‬ ‫و‬‫ر‬‫ك‬‫ُ‬ ‫اش‬
‫ْ‬ ‫و‬ ‫م‬ ‫ك‬
‫ُ‬ ‫ر‬‫ك‬‫ُ‬
‫ُْ َ ُ َ َ َ َ ْ ْ َ ُْ َ‬‫ذ‬
‫ْ‬ ‫ي‬ ‫م‬ ‫ي‬
‫ْ‬
‫تَ َذ َّكرو َن واذْ ُكروا اهلل اْلع ِ‬
‫ظ‬
‫ولَ ِذ ْكر ِ‬
‫اهلل أَ ْكَب ْر‬ ‫َ ُ‬

‫‪9‬‬

Anda mungkin juga menyukai