Anda di halaman 1dari 11

‫السالم عليكم ورحمة اهلل وبركاته‬

‫ض لِ ِه َو َكَر ِم ِه‪،‬‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ‬


‫اَحْلَ ْم ُد لل ِه‪ ‬الَّذ ْي َوفَّ َق َم ْن َش اءَ ِم ْن َخْلق ِه بَِف ْ‬
‫ِ ِ مِب ِ ِ ِ ِِ‬ ‫ِ‬
‫َو َخ َذ َل َم ْن َشاءَ م ْن َخْلقه َشْيئَته َو َع ْدله‪َ .‬وأَ ْش َه ُد أَ ْن اَّل إِٰلهَ‬
‫ك لَهُ‪َ ،‬واَل َش بِْيهَ َواَل ِمثْ َل َواَل نِ َّد لَهُ‪،‬‬ ‫إِاَّل اهللُ َو ْح َدهُ اَل َش ِريْ َ‬
‫َن َسيِّ َدنَا َو َحبِْيَبنَ ا‬ ‫ضاءَ لَهُ‪َ .‬وأَ ْش َه ُد أ َّ‬ ‫َواَل َح َّد َواَل ُجثَّةَ َواَل أ َْع َ‬
‫وع ِظيمنا وقَائِدنَا و ُقَّر َة أَعينِنا حُم َّمدا عب ده ورس ولُه‪ ،‬و ِ‬
‫ص فيُّهُ‬ ‫ْ ُ َ َ ً َْ ُ ُ َ َ ُ ْ ُ َ َ‬ ‫َ َ ْ ََ َ َ َ‬
‫ص ِّل َو َسلِّ َم َوبَا ِر ْك َعلَى َسيِّ ِدنَا حُمَ َّم ِد بْ ِن َعْب ِد‬ ‫َو َحبِْيبُهُ‪ .‬اَللهم َ‬
‫ان‬‫اهلل‪ ،‬وعلَى آلِ ِه وص حبِ ِه ومن َّوااَل ه‪ ،‬ومن تَبِعهم بِِإحس ٍ‬ ‫ِ‬
‫ْ‬
‫َ َ ْ ُ َ َ ْ َُ ْ َ‬ ‫ْ‬ ‫َ َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫إِىَل يوِم الْ ِقيام ِة‪ ،‬واَل حو َل واَل ُق َّو َة إِاَّل بِ ِ‬
‫اهلل‪ .‬أ ََّما َب ْع ُد‪ ،‬فَِإيِّن‬ ‫َْ َ َ َ َ ْ َ‬
‫اهلل الْ َعلِ ِّي الْ َع ِظْي ِم الْ َقائِ ِل يِف ْ حُمْ َك ِم‬
‫أُو ِص ي ُكم و َن ْف ِس ي بَِت ْق وى ِ‬
‫ْ ْ َْ ْ َ‬
‫ث اَل‬ ‫كِتَابِ ِه‪َ :‬و َم ْن يَّت َِّق اهللَ جَيْ َع ْل لَّه خَمَْر ًج ا‪َّ ،‬و َي ْر ُزقْ هُ ِم ْن َحْي ُ‬
‫اهلل َف ُه َو َح ْس بُه‪ ،‬اِ َّن اهللَ بَ الِ ُغ‬ ‫حَي تَ ِس ب ومن يََّتو َّكل علَى ِ‬
‫ْ ُ ََ ْ َ ْ َ‬
‫‪1‬‬
-٢ :‫اَْم ِره قَ ْد َج َع َل اهللُ لِ ُك ِّل َش ْي ٍء قَ ْد ًرا (س ورة الطالق‬
    .)٣

Ma‘âsyiral muslimîn hafidhakumullâh,


Ayat yang kami baca dalam mukadimah, maknanya adalah
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Allah akan
mengadakan baginya jalan keluar dan memberinya rezeki dari
arah yang tidak ia sangka-sangka. Dan barangsiapa bertawakal
kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupinya. Sesungguhnya
Allah menciptakan (mewujudkan) apa yang Dia kehendaki.
Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap
sesuatu” (QS ath-Thalaq: 2-3).  

Saudara-saudara seiman,
Imam Ahmad dalam Musnadnya dan al-Hakim dalam al-
Mustadrak meriwayatkan dari sahabat Abu Dzarr radliyallahu
‘anhu bahwa ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
suatu ketika mulai membacakan kepadaku ayat

‫َو َم ْن يَّت َِّق اهللَ جَيْ َع ْل لَّه خَمَْر ًجا‬

2
yang maknanya: “Barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya
Allah akan mengadakan baginya jalan keluar” (QS ath-Thalaq: 2),
hingga beliau selesai membacanya, kemudian bersabda:

  ‫َخ ُذ ْوا هِبَا لَ َك َفْت ُه ْم‬


َ ‫َّاس ُكلَّ ُه ْم أ‬
َ ‫ لَ ْو أ ََّن الن‬،‫يَا أَبَا َذ ٍّر‬
Maknanya: “Wahai Abu Dzarr, seandainya semua orang
mengambil ayat ini (sebagai pedoman), niscaya ia cukup bagi
mereka. ” Abu Dzarr berkata: Maka Rasulullah mulai membacanya
dan mengulang-ulangnya.  

Ma‘âsyiral muslimîn hafidhakumullâh, Sebagaimana kita tahu


bahwa takwa adalah menjalankan seluruh kewajiban dan
menjauhi semua perkara yang diharamkan. Telah diriwayatkan
dari Ibnu ‘Abbas radliyallahu ‘anhuma bahwa ia berkata:

  ُّ ‫ َو َم ْن َيت َِّق اهللَ يُْن ِج ِه يِف‬ 


‫الد ْنيَا َواآْل ِخَر ِة‬
Maknanya: “Barangsiapa bertakwa kepada Allah, maka Allah akan
menyelamatkannya di dunia dan akhirat. ”   Jadi, hadirin sekalian,
takwa adalah sebab munculnya jalan keluar dari berbagai macam
kesulitan di dunia dan akhirat, sebab diperolehnya rezeki dan
sebab diraihnya derajat yang tinggi. Sebaliknya perbuatan-
perbuatan maksiat adalah sebab terhalangnya seseorang
memperoleh jalan keluar, rezeki, dan derajat tinggi di dunia dan
3
akhirat.   Al-Hakim, Ibnu Hibban dan lainnya meriwayatkan dari
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda:

ِ‫بي‬ َّ ِ‫الر ْز َق ب‬ َّ ‫ إِ َّن‬ 


  ُ‫صْيبُه‬ُ ِ ْ‫الذن‬ ِّ ‫الر ُج َل لَيُ ْحَر ُم‬
Maknanya: “Sesungguhnya seseorang akan terhalang dari suatu
rezeki sebab dosa yang dilakukannya. ” (HR al-Hakim, Ibnu
Hibban dan lainnya).   Sebagian ulama mengatakan: “Perbuatan
dosa akan menyebabkan seseorang terhalang dari berbagai
macam nikmat di dunia, seperti kesehatan dan harta, atau
hilangnya berkah dari hartanya, atau menyebabkan seseorang
dikalahkan dan dikuasai oleh musuh-musuhnya. Dan terkadang
seseorang melakukan sebuah dosa, maka jatuhlah kedudukan
dan martabatnya dari hati banyak orang atau menyebabkan ia
lupa terhadap ilmunya. Oleh karena itu, sebagian orang berkata:
Sungguh aku mengetahui siksa dan balasan atas dosaku dari
perubahan keadaanku dan kawan-kawan yang menjauhiku. ”  

Ma‘âsyiral muslimîn hafidhakumullâh, Dalam lanjutan ayat di atas,


Allah menegaskan:

ِ ‫ ومن يََّتو َّكل علَى‬ 


ٗ‫اهلل َف ُه َو َح ْسبُه‬
 
َ ْ َ ْ ََ
Maknanya: “Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya
Allah akan mencukupinya. ”   Tawakal adalah bergantung kepada
4
Allah semata dan mengandalkan-Nya dalam segala urusan,
karena Allah subhanahu wa ta’ala adalah pencipta segala
sesuatu, pencipta manfaat dan mudarat. Tidak ada yang
mengenakan bahaya dan memberikan manfaat secara hakiki
kecuali hanya Allah. Apabila seorang hamba telah meyakini hal itu
dan memantapkan hatinya terhadapnya serta selalu
mengingatnya, maka dia akan mengandalkan Allah dan berserah
diri kepada-Nya dalam urusan rezeki dan segala urusan yang lain
serta akan menjauhi kecenderungan berbuat maksiat, terutama
ketika berada dalam kesulitan.   Imam Ahmad, Ibnu Majah dan al-
Hakim meriwayatkan dari Amirul Mukminin ‘Umar bin al-Khaththab
radliyallahu ‘anhu bahwa ia berkata: Aku mendengar Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

‫ لَ َر َزقَ ُك ْم َك َم ا‬،‫اهلل َح َّق َت َو ُّكلِ ِه‬


ِ ‫ لَ و أَنَّ ُكم َت و َّك ْلتُم علَى‬ 
َ ْ َ ْ ْ
  ‫وح بِطَانًا‬ ‫ر‬ ‫ت‬ ‫و‬ ،‫ا‬ ‫اص‬ ‫ تغدو مِخ‬،‫يرز ُق الطَّير‬
ُ َُ ً َ َ ُ ْ َ َْ ُ َْ
Maknanya: “Jika kalian bertawakkal kepada Allah dengan
sebenar-benar tawakkal, niscaya Allah akan memberikan rezeki
kepada kalian seperti Ia memberikan rezeki kepada burung.
Burung-burung itu keluar di pagi hari dalam keadaan perut kosong
dan kembali ke sarang-sarangnya dalam keadaan perut yang
terisi penuh. ” (HR Ahmad, Ibnu Majah dan al-Hakim).   Ma‘âsyiral

5
muslimîn hafidhakumullâh, Tawakal tidaklah bertentangan dengan
melakukan sebab, ikhtiar dan usaha. Dalam Shahih Ibnu Hibban
diceritakan bahwa ada seorang laki-laki berkata kepada Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam: Apakah aku melepas (tidak
mengikat) untaku dan bertawakal kepada Allah?. Maka Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepadanya:

  ‫ اِ ْع ِق ْل َها َوَت َو َّك ْل‬ 


Maknanya: “Ikatlah dan bertawakkal-lah kepada Allah. ” (HR Ibnu
Hibban).   Al-Baihaqi dalam Syu’ab al-Iman meriwayatkan dari
pimpinan para shufi, al-Junaid al-Baghdadi radliyallahu ‘anhu
bahwa ia berkata:

ِ ‫ واَل َت ر َك الْ َكس‬،‫ لَْيس التَّو ُّكل الْ َكس ب‬ 


‫ الت ََّو ُّك ُل‬،‫ب‬ ْ َ َ َ ْ ُ َ َ
ِ ُ‫َشيء يِف الْ ُقل‬
  ‫وب‬ ٌْ
Maknanya: “Tawakal bukanlah bekerja atau tidak bekerja, tawakal
adalah sesuatu yang adanya di hati. ”   Jadi inti dari tawakal
adalah menyerahkan segala urusan kepada Allah dan percaya
penuh kepada-Nya disertai melakukan sebab, usaha dan ikhtiar.
Al-Baihaqi dalam Syu’ab al-Iman mengutip perkataan seorang
ulama yang menyatakan:

6
‫ فَالْ َعْب ُد َم َع تَ َك ُّس بِ ِه اَل‬،‫اطنً ا‬
ِ ‫اهرا وَتو َّكل ب‬ ِ َ‫ ا ْكت ِس ب ظ‬ 
َْ َ َ ً ْ َ
‫ادهُ يِف كِ َفايَ ِة‬ ِ ِ ِ
ُ ‫يَ ُك و ُن ُم ْعتَم ًدا َعلَى تَ َك ُّس بِه َوإِمَّنَا يَ ُك و ُن ْاعت َم‬
ِ ‫أَم ِر ِه علَى‬
  ‫اهلل َعَّز َو َج َّل‬ َ ْ
Maknanya: “Bekerjalah secara lahiriah dan bertawakal-lah kepada
Allah secara batin. Seorang hamba meskipun bekerja, ia tidaklah
mengandalkan pekerjaannya, akan tetapi dalam hal tercukupinya
segala urusan, ia hanya bergantung kepada Allah. ”   Ma‘âsyiral
muslimîn hafidhakumullâh, Di bagian akhir dari ayat tersebut
ditegaskan bahwa Allah telah menjadikan ajal bagi tiap-tiap
sesuatu. Allah telah menakdirkan akhir dan ajal setiap sesuatu
secara pasti sehingga tidak bisa dipercepat atau diundur.
Seseorang yang mati karena dibunuh, orang yang mati sebab
ditabrak mobil dan orang yang mati di atas kasurnya, masing-
masing mati sesuai ajalnya, masing-masing meninggal dengan
qadla` dan qadar Allah. Tidak ada seorang pun yang mati sebelum
waktu yang telah Allah takdirkan baginya. Allah ta’ala berfirman:

  ‫اعةً َّواَل يَ ْسَت ْق ِد ُم ْو َن‬ ‫س‬ ‫ن‬


َ ‫و‬‫ر‬‫خ‬ِ ْ‫ فَاِ َذا جاۤء اَجلُهم اَل يستَأ‬ 
َ َ ُْ ْ َ ْ ُ َ َ َ

7
Maknanya: “Apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta
penundaan atau percepatan sesaat pun” (QS al A’raf: 34).   Allah
ta’ala juga berfirman:

ُ ‫ اَيْ َن َم ا تَ ُك ْونُ ْوا يُ ْد ِر ْك ُّك ُم الْ َم ْو‬ 


‫ت َولَ ْو ُكْنتُ ْم يِف ْ بُ ُر ْو ٍج‬
  ‫ُّم َشيَّ َد ٍة‬
Maknanya: “Di mana pun kamu berada, kematian akan
mendapatkan kamu, kendati pun kamu berada di dalam benteng
yang tinggi dan kukuh” (QS an-Nisa`: 78).   Demikian khutbah
yang singkat ini, mudah-mudahan bermanfaat bagi kita semua.

‫ إِنَّ ُه‬،ُ‫اس َت ْغ ِفُر ْوه‬‫ف‬


َ ، ‫م‬ ‫ك‬
ُ ‫ل‬
َ ‫و‬ ‫يِل‬ ‫اهلل‬
ْ ْ َ ْ َ ُ َْ َ ْ ْ ْ ‫ر‬‫ف‬ِ ‫ أَُقو ُل َقويِل ٰه َذا وأَس ت ْغ‬ 
ِ َّ ‫هو الْغَ ُفور‬
  .‫الرحيم‬
ُ ْ ُ ْ َُ
Khutbah II

‫ـم َد لِٰل ِه حَنْ َم ُدهُ َونَ ْس َت ْغ ِفُرهُ َونَ ْس تَعِْينُهُ َونَ ْس َت ْه ِديِْه‬
ْ َ‫إِ َّن احْل‬
‫ات‬ِ ‫اهلل ِمن ُش رو ِر أَْن ُف ِس نَا و ِمن س يِّئ‬ ِ ِ
َ َ ْ َ ْ ُ ْ ‫ َو َنعُ ْوذُ ب‬،ُ‫َونَ ْش ُكُره‬
‫ي‬ ِ ‫ض لِل فَاَل ه‬
‫اد‬ ْ ‫ي‬ ‫ن‬ ‫م‬ ‫و‬ ‫ه‬ َ‫ل‬ ‫ل‬
َّ ِ ‫ من يه ِد اهلل فَاَل م‬،‫أ َْعمالِنَ ا‬
‫ض‬
َ َ ْ ُ ْ ََ ُ ُ ُ َْ ْ َ َ
8
‫الص ِاد ِق الْ َو ْع ِد‬ ‫الس اَل ُم َع ٰلى َس يِّ ِدنَا حُمَ َّم ِد ِن َّ‬ ‫الص اَل ةُ َو َّ‬ ‫لَ هُ‪َ ،‬و َّ‬
‫اأْل َِمنْي ِ ‪َ ،‬و َع ٰلى إِ ْخ َوانِ ِه النَّبِِّينْي َ َوالْ ُم ْر َس لِنْي َ ‪َ ،‬و َر ِض َي اهللُ َع ْن‬
‫اه ِريْ َن‪َ ،‬و َع ِن اخْلُلَ َف ِاء‬ ‫ت الطَّ ِ‬ ‫ات الْم ْؤ ِمنِ ‪ ،‬و ِآل الْبي ِ‬
‫ُ نْي َ َ َ ْ‬
‫أ َُّمه ِ‬
‫َ‬
‫الر ِاش ِديْ َن‪ ،‬أَيِب ْ بَ ْك ٍر َوعُ َم َر َوعُثْ َم ا َن َو َعلِ ٍّي‪َ ،‬و َع ِن اأْل َئِ َّم ِة‬ ‫َّ‬
‫الش افِعِ ِّي َوأَمْح َ َد َو َع ِن‬ ‫ك َو َّ‬ ‫الْمهتَ ِدين‪ ،‬أَيِب حنِي َف ةَ ومالِ ٍ‬
‫ُْ َْ ْ َ ْ ََ‬
‫الص احِلِنْي َ ‪ .‬أ ََّما َب ْع ُد‪َ ،‬فيَ ا أَيُّ َه ا الْ ُم ْس لِ ُم ْو َن‪،‬‬ ‫اأْل َْولِيَ ِاء َو َّ‬
‫اهلل الْ َعلِ ِّي الْ َع ِظْي ِم فَ َّات ُق ْوهُ‪،‬‬
‫أُو ِص ي ُكم و َن ْف ِس ي بَِت ْق وى ِ‬
‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ ْ َْ‬
‫الص اَل ِة‬ ‫َن اهللَ أ ََم َر ُك ْم بِ أ َْم ٍر َع ِظْي ٍم‪ ،‬أ ََم َر ُك ْم بِ َّ‬ ‫َو ْاعلَ ُم ْوا أ َّ‬
‫ص لُّو َن‬ ‫ي‬ ‫ه‬ ‫ت‬ ‫ك‬ ‫ال‪ :‬إِ َّن اللَّه وماَل ئِ‬ ‫ق‬ ‫ف‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ر‬ ‫ك‬ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫الس اَل ِم ع ٰلى نَبِيِّ ِ‬
‫ه‬
‫َُُ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ ََ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫مْي‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َو َّ َ‬
‫يماﱠ‬ ‫علَى النَّيِب ۚ ي ا أَيُّه ا الَّ ِذين آمن وا ص لُّوا علَي ِه وس لِّموا تَس لِ‬
‫َ َُ َ َ ْ َ َ ُ ْ ً‬ ‫ِّ َ َ‬ ‫َ‬
‫ص ِّل َع ٰلى َس يِّ ِدنَا حُمَ َّم ٍد‬ ‫ٰ‬
‫(س ورة األح زاب‪ ،)٥٦ :‬اَللّ ُه َّم َ‬
‫ت َع ٰلى َس يِّ ِدنَا إِْب َر ِاهْي َم‬ ‫ي‬ ‫َّ‬
‫ل‬
‫َ َ َْ‬ ‫ص‬ ‫ا‬ ‫م‬ ‫ك‬
‫َ‬ ‫د‬‫وع ٰلى ِآل س يِّ ِدنَا حُم َّم ٍ‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫ََ‬
‫‪9‬‬
‫َو َع ٰلى ِآل َس يِّ ِدنَا إِْب َر ِاهْي َم َوبَ ا ِر ْك َع ٰلى َس يِّ ِدنَا حُمَ َّم ٍد َو َع ٰلى‬
‫ت َع ٰلى َس يِّ ِدنَا إِْب َر ِاهْي َم َو َع ٰلى‬ ‫ٍ‬ ‫ِ ِ‬
‫آل َس يِّدنَا حُمَ َّمد َك َم ا بَ َار ْك َ‬
‫ك مَحِ ْي ٌد جَمِ ْي ٌد‪ .‬اَل ٰلّ ُه َّم‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ِآل َس يِّدنَا إِْب َراهْي َم‪ ،‬يِف ْ الْ َع الَ ِمنْي َ إِنَّ َ‬
‫ات‬ ‫ات والْم ؤ ِمنِ والْمؤ ِمنَ ِ‬ ‫ا ْغ ِف ر لِْلمس لِ ِم والْمس لِم ِ‬
‫ُ ْ نْي َ َ ُ ْ‬ ‫ْ ُ ْ نْي َ َ ُ ْ َ‬
‫اج َع ْلنَ ا ُه َدا ًة ُم ْهتَ ِديْ َن َغْي َر‬ ‫ِ ٰ‬ ‫اأْل ِ ِ‬
‫َحيَ اء مْن ُه ْم َواأْل َْم َوات‪ ،‬اَللّ ُه َّم ْ‬ ‫ْ‬
‫وآم ْن َّر ْو َعاتِنَ ا‬ ‫ض لِّ ‪ ،‬اَل ٰلّه َّم اس ُتر عوراتِنَ ا ِ‬ ‫ِ‬
‫ٰض الِّنْي َ َوالَ ُم نْي َ ُ ْ ْ َ ْ َ‬
‫ف‪َ ،‬ربَّنَ ا آتِنَ ا يِف ُّ‬
‫الد ْنيَا‬ ‫خو ُ‬ ‫َوا ْك ِفنَ ا َم ا أَمَهَّنَ ا َوقِنَ ا َش َّر ما َنتَ َّ‬
‫اهلل‪َّ ،‬‬
‫إن‬ ‫حس نَةً ويِف اآْل ِخ ر ِة حس نَةً وقِنَ ا ع َذاب النَّا ِر‪ِ .‬عب اد ِ‬
‫ََ‬ ‫َ ََ َ َ َ‬ ‫ََ َ‬
‫ان وإِيت ِاء ِ‬
‫ويْن ٰهى َع ِن‬ ‫ْ َ‬ ‫ىٰب‬ ‫ر‬ ‫ق‬
‫ُ‬ ‫ل‬
‫ْ‬ ‫ا‬ ‫ي‬ ‫ذ‬ ‫اهللَ يَ أْ ُمُر بِالْ َع ْد ِل َواإْل ْح َس ِ َ َْ‬
‫الب ْغ ِي‪ ،‬يَعِظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكُر ْو َن‪.‬‬ ‫و‬ ‫ِ‬
‫ر‬ ‫ك‬‫َ‬ ‫ن‬
‫ْ‬ ‫م‬ ‫ل‬
‫ْ‬ ‫ا‬ ‫و‬ ‫ال َفح ٰش ِ‬
‫اء‬
‫َ َ‬ ‫َ ُ‬ ‫ْ‬
‫اش ُكُر ْوهُ َع ٰلى نِ َع ِم ِه يَ ِز ْد ُك ْم‬ ‫فَاذ ُكُروا اهللَ الْ َع ِظْي َم يَ ْذ ُك ْر ُك ْم َو ْ‬
‫ض لِ ِه يُ ْع ِط ُك ْم َو َّات ُق ْوهُ جَيْ َع ْل لَ ُك ْم ِم ْن أ َْم ِر ُك ْم‬ ‫اس أَلُْوهُ ِم ْن فَ ْ‬
‫َو ْ‬
‫‪10‬‬
‫ُر‪.‬‬ ‫ِذ ْكر ِ‬
‫اهلل أَ ْكَب‬ ‫ا‪َ ،‬ولَ‬ ‫خَمَْر ًج‬
‫ُ‬

‫‪11‬‬

Anda mungkin juga menyukai