Anda di halaman 1dari 12

RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI

(RKK)

KEGIATAN : PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA KELURAHAN BERATAN


PEKERJAAN : BELANJA MODAL PENGADAAN KONSTRUKSI JALAN PAVING
LOKASI : KELURAHAN BERATAN KECAMATAN BULELENG

Disusun oleh :

Dokumen ini milik CV.Krisna Putra Bali.

Dilarang mengambil, memfoto, meng copy, menggandakan dokumen ini


tanpa ijin dari pihak managemen CV.Krisna Putra Bali.
RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI

Digunakan untuk usulan penawaran


CV. Krisna Putra Bali “BELANJA MODAL PENGADAAN KONSTRUKSI JALAN
PAVING”

daftar isi

A. Kepemimpinan dan Partisipasi Pekerja dalam Keselamatan Konstruksi


A.1 Kepedulian pimpinan terhadap Isu eksternal dan internal
A.2 Komitmen Keselamatan Konstruksi
B. Perencanaan keselamatan konstruksi
B.1 Identifikasi bahaya, Penilaian risiko, Pengendalian dan Peluang.
B.2 Rencana tindakan (sasaran & program)
B.3 Standar dan peraturan perundangan
C. Dukungan Keselamatan Konstruksi
C.1 Sumber Daya
C.2 Kompetensi
C.3 Kepedulian
C.4 Komunikasi
C.5 Informasi Terdokumentasi
D. Operasi Keselamatan Konstruksi
D.1 Perencanaan Operasi
E. Evaluasi Kinerja Keselamatan Konstruksi
E.1 Pemantauan dan evaluasi
E.2 Tinjauan manajemen
E.3 Peningkatan kinerja keselamatan konstruksi
A. Kepemimpinan dan Partisipasi Pekerja dalam Keselamatan Konstruksi

A.1 Kepedulian pimpinan terhadap Isu eksternal dan internal

Kepedulian pimpinan terhadap Isu eksternal dan internal menentukan isu internal dan eksternal
akan menggunakan metode Analisis SWOT.

Metode SWOT merupakan singkatan dari Strenght Weakness Opportunity Threats

Adapun Strenght (analisa kekuatan), yakni menganalisa apa yang menjadi kekuatan atau
kelebihan organisasi yang menjadi keunggulan bagi para kompetitor.

Weakness (analisa kelemahan), yakni menganalisa apa yang menjadi kelemahan organisasi
saat ini. Kelemahan ini dapat menyebabkan terhambatnya kemajuan suatu perusahaan.
Misalkan organisasi mempunyai kelemahan dari sisi teknologi, tekhnologi yang digunakan kalah
unggul dengan kompetitor.

Opportunity (analisa peluang), yakni menganalisa suatu peluang yang ada di luar organisasi.
Manfaat dari hasil analisis SWOT ini adalah perusahaan atau organisasi dapat
mempertahankan atau meningkatkan kelebihan mereka untuk menangkap peluang yang
ada, melakukan

perbaikan terhadap kelemahan dan kekurangan organisasi untuk menghindari ancaman dan
resiko yang ada. Hasil analisa SWOT ini juga yang dapat dijadikan dasar dalam menentukan isu
internal dan isu eksternal suatu organisasi, karena kurang lebih sifatnya sama.

Berikut ini contoh hasil identifikasi isu internal dan isu eksternal :
1. Isu Internal : Kompetensi karyawan
Pengaruh Isu
 Terhadap tujuan perusahan : Dapat mendukung tercapainya Visi-Misi Perusahaan
 Terhadap pelanggan : Menghasilkan pekerjaan yang baik dan sesua dengan
persyaratan pelanggan

Tindakan Antisipasi

 Memetakan kompetensi SDM


 Memberikan pelatihan-pelatihan
 Melakukan evaluasi kinerja SDM

2. Isu Internal : Kedisiplinan Karyawan

Pengaruh Isu

 Terhadap tujuan perusahan : Mendorong gairah atau semangat kerja untuk


terwujudnya tujuan Perusahaan
 Terhadap pelanggan : Meningkatkan moral kerja karyawan sehingga
kepercayaan pelanggan meningat

Tindakan Antisipasi
• Penetapan peraturan dan kebijakan Perusahaan
• Pengawasan terhadap karyawan
• Penetapan punish & reward yang adil
3. Isu Eksternal : Tingkat Kepuasan Pelanggan

Pengaruh Isu

• Terhadap tujuan perusahan : Dapat mendukung tercapainya Visi-Misi


Perusahaan

Tindakan Antisipasi

• Melakukan pengawasan pekerjaan


• Fast response terhadap permintaan pelanggan
• Melakukan survey kepuasan pelanggan

4. Isu Eksternal : Kompetisi Pasar

Pengaruh Isu

• Terhadap tujuan perusahan : Mendorong perusahaan lebih inovatif dan kreatif untuk
bersaing dalam rangka mewujudkan tujuan
perusahaan
• Terhadap pelanggan : Memberikan pelanggan alternatif pilihan untuk
mendapatkan jasa yang lebih kompetitif

Tindakan Antisipasi

• Identifikasi kebutuhan pelanggan


• Melakukan inovasi layanan
• Melakukan efisiensi keja
A.2 Komitmen Keselamatan Konstruksi

PAKTA KOMITMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Putu Devinta Paramitha
Jabatan : Direktris
Bertindak untuk : CV. Krisna Putra Bali
dalam rangka Pekerjaan BELANJA MODAL PENGADAAN KONSTRUKSI JALAN PAVING, pada
KELOMPOK KERJA PEMILIHAN PAKET BELANJA MODAL PENGADAAN JALAN PAVING, BAGIAN
PENGADAAN BARANG /JASA SETDA KAB. BULELENG, berkomitmen melaksanakan konstruksi
berkeselamatan demi terciptanya Zero Accident, dengan memastikan bahwa seluruh
pelaksanaan konstruksi :

1. Memenuhi ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi;


2. Menggunakan tenaga kerja kompeten bersertifikat;
3. Menggunakan peralatan yang memenuhi standar kelaikan;
4. Menggunakan material yang memenuhi standar mutu;
5. Menggunakan teknologi yang memenuhi standar kelaikan; dan
6. Melaksanakan Standar Operasi dan Prosedur (SOP)

Singaraja, 04 Oktober 2019


CV. Krisna Putra Bali

Putu Devinta Paramitha


direktris
B. PERENCANAAN KESELAMATAN KONSTRUKSI
B.1. IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RESIKO, PENETAPAN PENGENDALIAN RESIKO K3

KEGIATAN : PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA KELURAHAN BERATAN


PEKERJAAN : BELANJA MODAL PENGADAAN KONSTRUKSI JALAN PAVING
LOKASI : KELURAHAN BERATAN KECAMATAN BULELENG

Penilaian Resiko
NO URAIAN PEKERJAAN Identifikasi Bahaya Dampak Skala Prioritas Penetapan Pengendalian Resiko K3
kekerapan keparahan tingkat resiko
a b c d e f g h i
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
2 Papan Nama Kegiatan terjatuh dar ketinggian luka ringan - sedang 3 2 2 3 - diberikan penyuluhan terhadap pentingnya keselamatan kerja
terkena alat luka ringan - sedang 3 2 2 3 - mengharuskan menggunakan APD saat bekerja
berisiko terluka sedang luka ringan - sedang 3 2 2 3 - menyediakan APD (helm, sarung tangan, rompi, boots)
3 Pengukuran Terjatuh luka ringan - sedang 3 2 2 3 - diberikan penyuluhan terhadap pentingnya keselamatan kerja
terkena alat luka ringan - sedang 3 2 2 3 - mengharuskan menggunakan APD saat bekerja
berisiko terluka sedang luka ringan - sedang 3 2 2 3 - menyediakan APD (helm, sarung tangan, rompi, boots)
II PEKERJAAN PAVING
2 Pek. Pasang Paving 20 x 20 x 8 Terkena material paving luka sedang - berat 3 3 3 3 - menyediakan APD (helm, sarung tangan, rompi, boots)
Terjatuh luka sedang - berat 3 3 3 3 - diberikan penyuluhan terhadap pentingnya keselamatan kerja
terkena alat luka sedang - berat 3 3 3 3 - mengharuskan menggunakan APD saat bekerja
beresiko luka sedang - berat luka sedang - berat 3 3 3 3 - melakukan pengawasan terhadap keselamatan kerja konstruksi
3 Pek. Beton Pengunci Camp. 1 : 2 : 3 Tertimbun beton luka sedang - berat 3 3 3 3 - menyediakan APD (helm, sarung tangan, rompi, boots)
Terjatuh luka sedang - berat 3 3 3 3 - diberikan penyuluhan terhadap pentingnya keselamatan kerja
terkena alat luka sedang - berat 3 3 3 3 - mengharuskan menggunakan APD saat bekerja
beresiko luka sedang - berat luka sedang - berat 3 3 3 3 - melakukan pengawasan terhadap keselamatan kerja konstruksi

keterangan tingkat resikoketerangan skala prioritas


1 = rendah 1 = rendah
2 = sedang 2 = sedang
3 = tinggi 3 = tinggi
B2. RENCANA TINDAKAN (SASARAN DAN PROGRAM)
TABEL PENYUSUNAN SASARAN DAN PROGRAM K3

KEGIATAN : PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA KELURAHAN BERATAN


PEKERJAAN : BELANJA MODAL PENGADAAN KONSTRUKSI JALAN PAVING
LOKASI : KELURAHAN BERATAN KECAMATAN BULELENG

Sasaran Khusus Program


NO URAIAN PEKERJAAN Pengendalian Resiko K3 Penanggungjawab
Uraian Tolak ukur Sumber Daya Jangka Waktu Indikator Monitoring
a b c d e f g h i j
I. PEKERJAAN PERSIAPAN

sebelum memulai
memastikan APD APD terpakai dengan aktifitas wajib sudah
2 Papan Nama Kegiatan - memastikan tenaga kerja sudah menggunakan APD ADP chcklist absensi petugas k3
sudah dipakai baik lengkap hingga jam
kerja selesai

sebelum memulai
memastikan tenaga
paham akan materi aktifitas wajib sudah
- melakukan brifing pagi sebelum memulai pekerjaan
kerja paham terhadap materi brifing chcklist absensi petugas k3
brifing lengkap hingga jam
apa yg disampaikan
kerja selesai

sebelum memulai
memastikan tenaga
- memberikan pengarahan dan penyuluhan thd paham akan materi materi keselamatanaktifitas wajib sudah
kerja paham terhadap chcklist absensi petugas k3
pentingnya keselamatan kerja keselamatan kerja kerja lengkap hingga jam
apa yg disampaikan
kerja selesai

sebelum memulai
memastikan APD APD terpakai dengan aktifitas wajib sudah
3 Pengukuran - memastikan tenaga kerja sudah menggunakan APD ADP chcklist absensi petugas k3
sudah dipakai baik lengkap hingga jam
kerja selesai

sebelum memulai
memastikan tenaga
paham akan materi aktifitas wajib sudah
- melakukan brifing pagi sebelum memulai pekerjaan
kerja paham terhadap materi brifing chcklist absensi petugas k3
brifing lengkap hingga jam
apa yg disampaikan
kerja selesai

sebelum memulai
memastikan tenaga
- memberikan pengarahan dan penyuluhan thd paham akan materi materi keselamatanaktifitas wajib sudah
kerja paham terhadap chcklist absensi petugas k3
pentingnya keselamatan kerja keselamatan kerja kerja lengkap hingga jam
apa yg disampaikan
kerja selesai

V PEKERJAAN PAVING

sebelum memulai
memastikan APD APD terpakai dengan aktifitas wajib sudah
2 Pek. Pasang Paving 20x20x8 - memastikan tenaga kerja sudah menggunakan APD ADP chcklist absensi petugas k3
sudah dipakai baik lengkap hingga jam
kerja selesai

sebelum memulai
memastikan tenaga
paham akan materi aktifitas wajib sudah
- melakukan brifing pagi sebelum memulai pekerjaan
kerja paham terhadap materi brifing chcklist absensi petugas k3
brifing lengkap hingga jam
apa yg disampaikan
kerja selesai

sebelum memulai
memastikan tenaga
- memberikan pengarahan dan penyuluhan thd paham akan materi materi keselamatanaktifitas wajib sudah
kerja paham terhadap chcklist absensi petugas k3
pentingnya keselamatan kerja keselamatan kerja kerja lengkap hingga jam
apa yg disampaikan
kerja selesai

sebelum memulai
memastikan APD APD terpakai dengan aktifitas wajib sudah
3 Pek. Beton Pengunci Camp. 1 : 2 : 3 - memastikan tenaga kerja sudah menggunakan APD ADP chcklist absensi petugas k3
sudah dipakai baik lengkap hingga jam
kerja selesai

sebelum memulai
memastikan tenaga
paham akan materi aktifitas wajib sudah
- melakukan brifing pagi sebelum memulai pekerjaan
kerja paham terhadap materi brifing chcklist absensi petugas k3
brifing lengkap hingga jam
apa yg disampaikan
kerja selesai

sebelum memulai
memastikan tenaga
- memberikan pengarahan dan penyuluhan thd paham akan materi materi keselamatanaktifitas wajib sudah
kerja paham terhadap chcklist absensi petugas k3
pentingnya keselamatan kerja keselamatan kerja kerja lengkap hingga jam
apa yg disampaikan
kerja selesai

disiapkan oleh :

Mahendra Wisnu Kencana, ST


Petugas K3
B.3 Standar dan peraturan perundangan

Daftar Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan K3 yang digunakan sebagai acuan


dalam pelaksanakan SMK3 Konstruksi Bidang PU antara lain sebagai berikut :

1. UU No. 18 Tahun 1999, tentang Jasa Konstruksi;

2. Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2012, tentang Penerapan SMK3;

3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 05/PRT/M/2014, tentang Pedoman Sistem

Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum.

C. Dukungan Keselamatan Konstruksi

C.1. Sumber Daya

C.2. Kompetensi

1. Ketua Unit

• Mengesahkan instruksi kerja khusus proyek,


• Melaksanakan site inspection secara periodik.
• Menetapkan program Kerja dan melaksanakan semua kegiatan Keselamatan Konstruksi
di proyek/kantor,
• Memberikan briefing dan pelatihan Keselamatan Konstruksi di proyek/kantor, melakukan
supervisi

2. Sekretaris

• Mewakili Ketua dalam berhubungan dengan pihak eksternal yang berkaitan dengan SMK3
• Menjamin dilaksanakan dan dipeliharanya proses yang dibutuhkan dari SMK3 di proyek,
• Melaksanakan sosialisasi terhadap persyaratan-persyaratan SMK3 kepada seluruh tingkat
dalam organisasi proyek sehingga tercapai kesadaran dalam bekerja senantiasa
mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja,
• Melaporkan kepada Ketua atas kinerja SMK3,
• Menjamin terlaksananya peningkatan atas penerapan Keselamatan Konstruksi secara
berkesinambungan di proyek
3. Anggota

• Menyusun safety plan (prosedur, rambu-rambu, peralatan, APD)


• Mengadakan pelatihan Keselamatan Konstruksi
• Menyelenggarakan konsultasi dan komunikasi
• Mengadakan rapat Keselamatan Konstruksi
• Dokumentasi, pengendalian dokumen dan rekaman
• Evaluasi terhadap rekanan
• Ijin dan instruksi kerja pekerjaan beresiko tinggi
• Melakukan inspeksi Keselamatan Konstruksi; pagi, siang, sore
• Pemantauan dan pengukuran kinerja Keselamatan Konstruksi
• Kalibrasi alat ukur dan las
• Audit internal Keselamatan Konstruksi
• Melakukan perbaikan dan pencegahan terhadap kecelakaan, sakit, insiden dan ketidak
sesuaian

C.3 Kepedulian

Guna pencapaian tingkat pelaksanaan Keselamatan Konstruksi yang baik, selain faktor
disiplin dan konsistensi, diperlukan komitmen Top Management yang kuat, pendanaan yang
cukup, serta sistem dan prosedur yang standar. Dalam menciptakan komitmen manajemen
yang kuat, harus dipenuhi dan dibangun kepedulian (awareness) yang tinggi terhadap
kemanusiaan, pengetahuan yang cukup terhadap sistem manajemen Keselamatan Konstruksi,
dan behavior. Komitmen ini kemudian dibuktikan dengan penandatanganan bersama seluruh
Top Management untuk melaksanakannya secara sungguh-sungguh.

Direktur dan seluruh jajaran Manager di head office setiap bulan harus benar-benar
berkeliling ke seluruh proyek guna menemukan ketidaksesuaian dan peluang untuk melakukan
improvement dalam implementasi Keselamatan Konstruksi di proyek.

Komitmen yang kuat tanpa didukung ketersediaan dana dalam implementasi


Keselamatan Konstruksi adalah suatu keniscayaan. Karena itu implementasi Keselamatan
Konstruksi yang baik memerlukan pendanaan yang cukup. Meskipun implementasinya tidak
identik dengan dana besar, namun tidak bisa disebut kecil. Makin besar dana yang
dialokasikan, maka semakin baik pula implementasi yang dapat dilaksanakan. Jumlah
kesesuaian safety personil dengan ratio tenaga kerja adalah salah satu indikasi kecukupan
dana yang disediakan.

C.4. Komunikasi

Guna menjamin penerapan Keselamatan Konstruksi, maka Perusahaan perlu menyusun


sistem komunikasi untuk mendukung pelaksanaan Sistem Keselamatan Konstruksi yang baik di
tempat kerja.

Komunikasi meliputi komunikasi internal antar bagian maupun sesama bagian dalam
struktur organisasi Perusahaan maupun komunikasi eksternal dengan pihak lain seperti
kontraktor, pemasok, pengunjung, tamu dan masyarakat luas maupun pihak ke tiga yang
bekerja sama dengan Perusahaaan berkaitan dengan Keselamatan Konstruksi.

Komunikasi dapat melalui beragam media, cara dan teknologi yang secara efektif
dapat menyampaikan pesan kepada semua pihak yang perlu mendapat informasi berkaitan
dengan Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Informasi-informasi yang termasuk dalam komunikasi internal antara lain :

• Komitmen Perusahaan terhadap Penerapan Keselamatan Konstruksi di tempat kerja.


• Program-program yang berkaitan dengan Penerapan Keselamatan Konstruksi di tempat
kerja.
• Identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian resiko Keselamatan Konstruksi di tempat
kerja.
• Prosedur kerja, instruksi kerja, diagram alur proses kerja serta material/bahan/alat/mesin
yang digunakan dalam proses kerja.
• Tujuan Keselamatan Konstruksi dan aktivitas peningkatan berkelanjutan lainnya.
• Hasil-hasil investigasi kecelakaan kerja.
• Perkembangan aktivitas pengendalian bahaya di tempat kerja.
• Perubahan-perubahan manajemen Perusahaan yang mempengaruhi penerapan K3 di
tempat kerja, dsb.

Informasi-informasi terkait komunikasi eksternal dengan kontraktor antara lain :

- Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi kontraktor individual.


- Peraturan dan persyaratan komunikasi kontraktor.
- Kinerja Keselamatan Konstruksi kontraktor.
- Daftar kontraktor lain di tempat kerja.
- Hasil pemeriksaan dan pemantauan Keselamatan Konstruksi .
- Tanggap Darurat.
- Hasil investigasi kecelakaan, ketidaksesuaian dan tindakan perbaikan dan tindakan
pencegahan.
- Persyaratan komunikasi harian, dsb.

Informasi-informasi terkait komunikasi eksternal dengan pengunjung/tamu antara lain :

- Persyaratan-persyaratan Keselamatan Konstruksi untuk tamu.


- Prosedur evakuasi darurat.
- Aturan lalu lintas di tempat kerja.
- Aturan akses tempat kerja dan pengawalan.
- APD (Alat Pelindung Diri) yang digunakan di tempat kerja.

Perusahaan juga mengatur komunikasi eksternal dengan pihak ke tiga terkait informasi yang
diterima oleh Perusahaan maupun informasi yang diberikan oleh Perusahaan untuk pihak ke
tiga. Perusahan menjamin konsistensi dan relevansi informasi yang diberikan sesuai dengan
Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi Perusahaan termasuk informasi mengenai
pengendalian operasi Keselamatan Konstruksi dan tanggap darurat Perusahaan.

C.5. Informasi Terdokumentasi

Tujuan dari dokumentasi adalah untuk menjamin bukti kerja yang berkaitan denganprogram K3
dikendalikan dengan baik dan benar. Cara penyimpanan dokumentasi adalah dengan
menyediakan tempat yang aman untuk penyimpanan bukti kerja, antara lain lemari, filling
cabinet, rack, computer dsb. Serta menempatkan bukti kerja sesuai dengan identitasnya
antara lain Ordener, map, file box, dokumen elektronik, dsb.

Macam-macam dokumentasi K3 di proyek:

• Foto - foto kegiatan K3


• Arsip tulisan
• Surat menyurat

Dokumen yang dikendalikan di proyek:

• Prosedur K3
• Peraturan perusahaan di bidang K3
• Instruksi kerja K3
• Dokumen safety plan proyek
• Undang undang peraturan K3

D. Operasi Keselamatan Konstruksi

D.1 Perencanaan Operasi

Dalam membuat rencana Keselamatan Konstruksi, PPK memberikan identifikasi awal dan
Penyedia Jasa harus menyampaikan pengendalian risiko pada saat penawaran berdasarkan
identifikasi awal tersebut. Penyedia Jasa yang telah ditetapkan sebagai pemenang, wajib
melengkapi/menyempurnakan identifikasi bahaya, penilaian risiko dan pengendalian risiko
Keselamatan Konstruksi untuk diserahkan, dibahas, dan ditetapkan pada saat Rapat Persiapan
Pelaksanaan Kontrak/Pre Construction Meeting (PCM) sesuai lingkup pekerjaan yang akan
dilaksanakan.

E. Evaluasi Kinerja Keselamatan Konstruksi

E.1 Pemantauan dan evaluasi

Kegiatan pemantauan dan evaluasi terhadap kinerja penyelenggaraan Keselamatan


Konstruksi, yang meliputi pengumpulan data, analisa dan kesimpulan dan rekomendasi
perbaikan penerapan keselamatan konstruksi

Langkah-langkah pokok untuk melakukan monitoring adalah sebagai berikut:

Menyusun rancangan monitoring, seperti untuk menghimpun data atau informasitentang


pelaksanaan program yang hasilnya akan dibagikan dan diserahkan kepada pengelola untuk:

• Memperbaiki pelaksanaan program,


• Sasaran atau aspek-aspek yang akan dimonitor,
• Faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan program,
• Pendekatan metode, teknik dan instrumen monitoring
• Waktu dan jadwal kegiatan monitoring, dan
• Biaya monitoring.

Rancangan ini didiskusikan dengan pengelola dan penyelenggara program untuk


memperoleh masukan bagi penyempurnaannya. Hasil penyempurnaan ini dapat
disebutprogram monitoring.

Melaksanakan kegiatan monoitoring dengan menggunakan pendekatan metode, teknik dan


instumen yang telah ditetapkan.

Menyusun dan menyerahkan laporan monitoring kepada pihak pengelola atau


penyelenggara program untuk digunakan bagi perbaikan atau pengembangan program.

E.2 Tinjauan manajemen

Tinjauan Manajemen fokus terhadap keseluruhan kinerja Sistem Keselamatan Konstruksi dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

• Kesesuaian Sistem Keselamatan Konstruksi terhadap operasional dan aktivitas Perusahaan.


• Kecukupan pemenuhan penerapan Sistem Keselamatan Konstruksi terhadap Kebijakan
Keselamatan Konstruksi Perusahaan
• Keefektivan penyelesaian tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan serta hasil- hasil
lain yang dicita-citakan.

Tinjauan Manajemen dilaksanakan oleh Pimpinan Perusahaan dan dilaksanakan secara


berkala yang secara umum dilaksanakan minimal 1 (satu) tahun sekali untuk meninjau
penerapan Keselamatan Konstruksi berjalan secara tepat.
Hal-hal yang dapat dijadikan acuan dalam melaksanakan Tinjauan Manajemen antara lain :

• Laporan keadaan darurat (termasuk kejadian serta pelatihan/ simulasi/ pengujian tanggap
darurat).
• Survey kepuasan tenaga kerja terhadap penerapan Keselamatan Konstruksi di tempat kerja
• Statistik insiden kerja (termasuk kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja)
• Hasil – hasil inspeksi
• Hasil dan rekomendasi pemantauan dan pengukuran kinerja keselamatan konstruksi di
tempat kerja
• Kinerja keselamatan kerja
• Informasi perubahan peraturan perundang-undangan dan persyaratan lain yang berkaitan
dengan penerapan Keselamatan Konstruksi di tempat kerja.

E.3 Peningkatan kinerja keselamatan konstruksi

Sistem manajemen keselamatan konstruksi sangat penting dalam dunia kontraktor untuk
menciptakan suasana kerja yang aman dan nyaman dalam lingkungan kerja. Sistem ini akan
membantu meningkatkan hubungan kerja antara pengusaha dan pekerja serta untuk
memudahkan selama proses produksi berjalan. Penelitian ini didasarkan atas analisis tentang
penerapan sistem manajemen keselamatan konstruksi di proyek konstruksi, beserta faktor-
faktor yang mempengaruhinya dan juga cara untuk peningkatan proyek. Salah satu faktor
dalam aplikasi sistem manajemen keselamatan kerja di proyek konstruksi, menjadi tiga faktor
yaitu peran manajemen, kondisi dan lingkungan kerja dan juga kesadaran dan kualitas
pekerja, dalam saat waktu pelaksanaan atau dengan efek yang signifikan terhadap manfaat
proyek yang diukur dalam parameter efisiensi, nilai efisiensi, peningkatan dari hasil kualitas kerja
dan juga peningkatan aktivitas pekerjaan, serta sebagian faktor yang dominan terhadap efek
dari proyek penampilan kosntruksi adalah kondisi dan lingkungan kerja.

Demikian Rencana Keselamatan Konstruksi ini kami ajukan. Untuk keperluan Lelang Pada
Paket Pekerjaan BELANJA MODAL PENGADAAN KONSTRUKSI JALAN PAVING, pada KELOMPOK
KERJA PEMILIHAN PAKET BELANJA MODAL PENGADAAN JALAN PAVING, BAGIAN PENGADAAN
BARANG /JASA SETDA KAB. BULELENG .

Singaraja, 04 Oktober 2019


CV. Krisna Putra Bali

Putu Devinta Paramitha


Direktris

Anda mungkin juga menyukai