Anda di halaman 1dari 7

Nama :

1. Fitriani Nur Okpa (18.1.02.01.0014)


2. Bela Ayu Andarwati (18.1.02.01.0017)
3. Alqori Zulaykhah (18.1.02.01.0020)
Kelas : 2B Akuntansi

BAB 19

IMBALAN KERJA

A. JENIS-JENIS IMBALAN KERJA

Perlakuan akuntansi atas imbalan kerja diatur ddalam PSAK 24(Revisi 2013) imbalan
kerja. PSAK 24(Revisi 2013) berlaku untuk pemberi kerja mencakup imbalan kerja jangka
pendek seperti gaji,bonus,cuti berimbalan. Dan imbalan jangka panjang lainnya seperti cuti
berimbalan jgnak panjang, jubilee, imbalan cacat permanen

1. Imbalan Kerja Jangka Pendek


 Defenisi

Imbalan kerja yang akan diterima karyawan pada umunya bersifat jangka pendek.
Imbalan kerja jangka pendek adalah imbalan kerja yang diharapkan akan diselesaikan
seluruhnya sebelum 12 bulan setelah akhir periode pelaporan saat pekerja memberikan
jasa. Imbalan jangka pendek pada umumnya mencakup : gaji, upah ,iuran jaminan sosial,
cuti berimbalan, bagi laba dan bonus atau imbalan lainnya seperti rumah dan kendaraan
dinas.

 Perlakuan Akuntansi

Seluruh nilai imbalan yang menjadi hak karyawan diakui sebagai beban
kecuali jika imbalan tersebut termasuk dalam biaya produksi persediaan atau
perolehan asset tetap maka harus dikapitalisasi sesuai ketentuan pada PSAK 14
(Revisi 2008) persediaan dan PSAK 16 (Revisi 211) asset tetap.
Contoh 19.1 Cuti Berimbalan
PT Haritua memiliki 20 orang karyawan di mana setiap karyawan berhak atas 6
hari cuti berimbalan dalam satu tahun. Setiap karyawan yang cuti akan mendapatkan
imbalan sebesar Rp 500.000 per hari. Pada tahun 2015, 15 karyawan sudah mengambil
penuh hak cuti berimbalan, sedangkan 5 karyawan baru mengambil 4 hari. Jika cuti
berimbalan tersebut tidak dapat diakumulasikan, maka pada tahun 2015 PT Haritua akan
mengakui beban sebesar Rp 55.000.000 yaitu :
15 karyawan x 6 hari = 90 hari
5 karyawan x 4 hari = 20 hari
Jumlah hari = 110 hari
Beban (@Rp 500.000) = Rp 55.000.000
Jurnal yang dicatat PT Haritua tahun 2015 adalah :
Beban Imbalan Kerja – Cuti Berimbalan 55.000.000
Kas 55.000.000
Jika cuti berimbalan tersebut diakumulasikan, maka pada tahun 2015 PT Haritua
akan mengakui tambahan beban dan liabilitas sebesar Rp 55.000.000 {(5 x 2 hari) x Rp
500.000}, sehingga beban yang diakui tahun 2015 menjadi Rp 60.000.000

Sementara pada bagi laba dan bonus, perusahaan harus mengakui beban sebesar
prakiraan pembayaran bagi laba dan bonus, apabila :
a. Terdapat kewajiban hokum atas kewajiban konstruktif atas pembayaran beban
tersebut sebagai akibat dari peristiwa masa lalu.
b. Kewajiban tersebut dapat diestimasi secara andal.
Kewajiban kontrusktif dapat timbul berdasarkan kebiasaan yang dilakukan
perusahaan di masa lalu. Jika perusahaan tidak mempunyai alternative realistis lainnya
kecuali melakukan pembayaran, maka bagi laba dan bonus diakui sebagai liabilitas
sebesar jumlah yang belum dibayar.

Contoh 19.2 Bagi Laba dan Bonus


PT Haritua memiliki memiliki kebiasaan untuk membagi bonus kepada karyawan
tiap tahun. Bonus tersebut biasanya dihitung sebesar 2% dari laba bersih. Bonus atas satu
tahun ditetapkan pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dalam rangka pengesahan
laporan keuangan tersebut. RUPS biasanya dilakukan 4 bulan setelah tanggal pelaporan
yaitu bulan April tahun berikutnya. Prakiraan laba bersih tahun 2015 adalah Rp
100.000.000. Kebiasaan PT Haritua membagi bonus tiap tahun menyebabkan adanya
kewajiban konstruktif dan nilai bonus dapat diestimasi sehingga pada tahun 2015 PT
Haritua mengakui beban dan Jurnal yang dicatat pada PT Haritua tahun 2015 adalah :
Beban Imbalan Kerja – Bonus 2.000.000
Biaya yang Masih Harus Dibayar (liabilitas) 2.000.000

2. Pesangon

 Defenisi

Sesuai dengan undang-undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan,


pada saat pemutusan Kontrak Kerja (PKK), perusahaan diwajibkan membayar utang
pesangon dan atau uang penghargaan masa kerja dan uang penggantian hak bagi
karyawan

 Perlakuan Akuntansi

Perusahaan mengakui pesangon sebagai liabilitas dan beban pada tanggal


yang lebih awal di antara :

1. Ketika penawaran atas imbalan tersebut tidak dapat ditarik kembali dan

2. Ketika biaya-biaya terkait restrukturisasi telah diakui sesuai PSAK 57 (Revisi

2009) Provisi, liabilitas Kontijensi dan Aset Kontinjensi.

Imbalan Pascakerja

Defenisi

imbalan pascakerja tidak hanya mencakup pensiuan tapi semua imbalan yang akan diterima
karyawan setelah masa kerja selesai seperti asuransi dan tunjangan kesehatan pascakerja, jadi
imbalan pascakerja adalah imbalan kerja yang disediakan perusahaan (selain pesangon) ddan
akan diberikan kepada pekrja setelah menyelesaikan masa kerjanya

karakteristik

berdasarkan Undang-undang No 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun , program imbalan


pascakerja harus dikelola oleh entitas terpisah yang disebut Dana Pensiun. Perusahaan hanya
menyediakan dana berupa iuran kepada dan pensiun sedangkan imbalan kepada karyawan yang
telah pensiun akan dibayarkan oleh Dana Pensiun. Selain asas memisahkan kekayaan perusahaan
dan dan pensiun, Undang-Undang No 11 Tahun 1992 juga berlandaskan pada asas pendanaan.
Istilah ini dikenal sebagai program yang “didanai” atau funded. Perusahaan tidak diperkenankan
membentuk cadangan dalam lembaga Dana Pensiun. Program pascakerja terdiri atas 2 (dua)
jenis bergantung pada karakteristiknya yaitu sebagai berikut :

1. Program Iuran Pasti yaitu pemberi kerja membayar iuran sebesar jumlah yang sudah
ditetapkan kepada Dana Pensiun.

2. Program Imbalan Pasti yaitu pemberi kerja wajib membayar sesuai dengan imbalan yang
disepakati akan diterima pekerja saat selesai masa kerja nanti.

Imbalan Kerja Jangka Panjang Lainnya

Defenisi

Imbalan kerja jangka panjang lainnya adalah imbalan kerja ( selain imbalan pascakerja dan
pesangon ) yang jatuh tempo lebih dari 12 bulan setelah akhir periode pelaporan saat pekerja
memberikan jasanya. Imbalan dapat meliputi cuti-berimbalan jangka panjang dan imbalan cacat
permanenn seerta bonus dan kompensasi lainnya yang dibayarkan lebih dari 12 bulan sejak akhir

IMBALAN PASCAKERJA
Program Iuran Pasti

Defenisi

PSAK 24 (Revisi 2010 ) menyatakan bahwa program iuran pasti adalah program imbalan
pascakerja di mana pemberi kerja membayar iuran sebesar jumlah yang sudah ditetapkan kepada
Dana Pemsiun, namun jumlah imbalan yang akan dibayarkan tidak ditentukan karena tergantung
dari ketersediaan asset program.

Program Imbalan Pasti

Defenisi

PSAK 24 (Revisi 2010) menyatakn bahwa program iuran pasti adalah suatu program imbalan
pascakerja di mana pemberi kerja wajib membayar sesuai dengan imbalan yang disepakati bagi
pekerja saat selesai masa kerja nanti.

Karakteristik

Pada program imbalan pasti perusahaan memiliki kewajiban hokum dan konstruktif untuk
memenuhi pembayaran imbalan pada saat pekerja pensiun, yang disebut kewajiban Imbalan
Pasti. Imbalan tersebut dadpat dibayarkan sekaligus (lump sum) atau secara bertahap (bulanan)

Untuk memenuhi kwajiban tersebut, perusahaan menyisihkan dana yang dibayarkan melalui
iuran secara periodic kepada Dana Pensiun. Dana tersebut diakumulasikan dan diinvestasikan
sebagai Aset Program. Program imbalan pasti yang menyisihkan dana untuk pembayaran
imbalan disebut funded, jika sebaliknya disebut unfunded.

Kewajiban Imbalan Pasti

Kewajiban imbalan pasti merupakan imbalan yang akan dibayarkan di masa depan atas jasa
pekerja periode berjalan dan periode-periode lalu. Kewajiban masa depan tersebut diukur pada
tanggal pelaporan sebesar nilai kini (present value) menggunakan tingkat diskonto yang
selanjutnya disebut dengan Nilai Kini Kewajiban Imbalan Pasti (NKKIP)

Biaya Jasa Lalu

Biaya jasa lalu adalah perubahana NKKIP akibat perusahaan melakukan amandemen pada
program imbalan pasti yang ada atau jika terjadi kurtailemn. Jik perusahaan memperhitungkan
Biaya Jasa Lalu, maka komponen biaya tersebut harus dibebankan langsung pada periode lebih
awal antara :

1. Ketika rencana amandemen atau kurtailmen terjadi atau

2. Ketika perusahaan mengakui biaya restrukturisasi terkait amendemen atau kurtailmen


tersebut

Penyajian Dan Pengungkapan

Masalah penyajian dan pengungkapan tidak diatur spesifik karena sudah diatur secara umum
pada PSAK 1 (Revisi 2013) Penyajian Laporan Keuangan. Sementara itu, terkait karyawan kunci
diatur pada PSAK 7 (Revisi 2010) Pengungkapan Pihak-Pihak Berelasi

Penyajian

Saling Hapus

Pada perusahaan tertentu memiliki lwbi dari satu program imbalan pasti, maka asset pada suatu
program dapat disaling hapuskan dengan liabilitas pada program lain jika perushaan memiliki
hak secara hokum untuk menggunakan surplus suatu program untuk menutupi kewajiban pada
program lain

Klasifikasi Aset dan Liabilitas

Asset atau Liabilitas yang timbul pada program imbalan pasti tidak diatur penyajiannya apakah
masuk keaset lancer atau tidak lancer, liabilitas jangka pendek atau jangka panjang

Komponen Keuangan dari Beban Imbalan Pasti

PSAK 24 (Revisi 2013) tidak mengatur apakah masing-masing komponen tersebut, khususnya
biaya keuangan disajikan terpisah dengan komponen lainnya pada laporan Laba Rugi
Komprehensif Praktik kebanyakan adalah menggabungkan seluruh komponen biaya tersebut
menjadi satu kelompok beban

Pengungkapan

Kebijakan akuntansi terkait pengakuan Keuntungan dan Kerugian Aktuarial,rekonsiliasi nilai


awal dan akhir atas saldo NKKIP dan NWAP dan lain-lain. Selain pengungkapan yang
disyaratkan PSAK 24 (Revisi 2009) yaitu mengungkapkan informasi mengenai transaksi pihak-
pihak berelasi dengan program imbalan pascakerja dan imbalan pascakerja untuk personil
manajemen kunci

Anda mungkin juga menyukai