PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sumber daya alam dan energi yang terkandung dalam wilayah hukum
karunia Tuhan Yang Maha Esa yang mempunyai peranan penting dalam memenuhi
hidup orang banyak. Potensi sumber daya alam dan cadangan mineral metalik
(logam) tersebar di beberapa lokasi di Indonesia antara lain bagian barat, tengah dan
timur, seperti tembaga dan emas di Papua, emas di Nusa Tenggara, nikel di Sulawesi
dan kepulauan Indonesia Timur, bauksit dan batubara di Kalimantan, emas, batubara,
di Sumatera, dan mineral lainnya yang masih tersebar diberbagai wilayah dan tempat.
Sumber daya mineral sebagai salah satu kekayaan alam yang dimiliki Bangsa
Indonesia, apabila dikelola dengan baik serta terencana akan memberikan kontribusi
dikuasai oleh Negara untuk memberi nilai tambah secara nyata bagi perekonomian
Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 ayat (3) menegaskan bahwa bumi dan
kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan
1
Gatot Suparmono, Hukum Pertambangan MineralBatubara di Indonesia, (Jakarta:PT
Rineka Cipta, ),hlm 1.
hidup yang sehat, di mana dewasa ini telah menjadi wacana dan kesadaran umum
kandungan Mineral yang siap diangkat kapan saja. Dari data yang diperoleh bahwa
Indonesia menempati posisi produsen terbesar kedua untuk komoditi timah, posisisi
terbesar keempat untuk komoditi tembaga, posisi kelima untuk komoditi nikel dan
diuraikan oleh International Energy Agency (IEA), tahun 1990 total konsumsi
2
Penjelasan Umum Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2009 tentang
Pertambangan Mineral dan Batubara.
3
.Jimly Asshiddiqie, Green Constitution: Nuansa Hijau UUD Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, (Jakarta: Rajawali, Pres, 2009), hlm, 133.
4. Gatot Supramono, Op Cit, hlm 2.
5.522 juta ton atau rata-rata 3,5% pertahun. Selanjutnya IEA memperkirakan
konsumsi batubara dunia akan tumbuh rata-rata 2,6 % pertahun antara periode 2005-
2015.
pesatnya permintaan energi dunia dimana batubara pemasok energi kedua terbesar
setelah minyak dengan kontribusi 26 %, peran ini akan diperkirakan akan meningkat
29% pada tahun 2030 dalam percaturan perdagangan batubara dunia. Indonesia
memiliki peran yang semakin penting dari tahun ke tahun baik sebagai produsen
maupun sebagai eksportir. Dari data diperoleh bahwa pada tahun 2007 Indonesia
berada di posisi ketujuh terbesar produsen batubara dunia dengan kontribusi 4,2 %
dan diposisi kedua terbesar sebagai eksportir batubara dengan total volume ekspor
Kemudian pada tahun 2009 Indonesia masih tetap berada diposisi ketujuh
terbesar produsen batubara dunia dengan kontribusi 4,2 % dan diposisi kedua
terbesar sebagai eksportir batubara dengan total volume ekspor 220 Mt. 6 Sumber
daya mineral dalam hal ini pertambangan memiliki sifat tersendiri yaitu suatu lokasi
penyebarannya dan ukurannya terbatas, terdapat di dalam bumi mulai dari permukaan
tanah sampai kedalaman tertentu, hanya dapat ditambang satu kali karena sumber
5
Gatot Supramono, Ibid.
6
Makmun, Prosapek Batubara ke Depan Cerah, artikel Majalah Tambang 6 Oktober 2010.
beberapa tahun, resiko investasi sangat tinggi, padat modal dan teknologi, persiapan
untuk melakukan penambangan memerlukan waktu lebih kurang 5 (lima) tahun. Hal
ini disebabkan letak potensi sumber daya mineral pada umumnya di daerah
pedalaman (remote areas), maka pembukaan suatu tambang akan menjadi pemicu
Kabupaten Madina dan Dairi di provinsi Sumatera Utara dan daerah lainnya.
Keberadaan usaha pertambangan ini juga akan memberikan dampak ganda baik yang
dengan pengkajian dan studi kelayakan. Jika hasil studi kelayakan diperhitungkan
disuatu tempat harus dilakukan dengan sangat hati-hati. Selain perhitungan (cost
memberikan manfaat kepada semua pihak, yang perlu dipertimbangkan adalah agar
pada setiap pembukaan tambang baru perlu dipersiapkan usaha untuk mencegah
Dengan adanya program program tersebut jika tambang ditutup atau tidak beroperasi
lagi, masyarakat disekitar lokasi tambang telah menjadi masyarakat mandiri yang
lebih maju, lebih sejahtera dan dapat mengembangkan dirinya dari hasil atau manfaat
lingkungan hidup, terjadinya perampasan hak-hak atas tanah adat atau masyarakat
setempat, terjadinya pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM), baik oleh perusahaan,
maupun oleh oknum aparat, dengan dalih mengamankan kepentingan investasi dan
kepentingan nasional. 9
7
Community Development merupakan bantuan perusahaan kepada masyarakat yang terkena
dampak atas adanya kegiatan pertambangan.
8
Corporate Social Responbility, sebagai komitmen manajemen dalam rangka tanggung jawab
perusahaan terhadaplingkungan hidup dan pelestarian alam.
9
Nandang Sudrajat, Teori dan Praktik PertambanganIndonesia(Yogyakarta:Pustaka
Indonesia, 2013) hlm 8.
10
Pembangunan berkelanjutan adalah upaya sadar dan terencana yang memadukan aspek
lingkungan hidup,sosial, dan ekonomi kedalamstrategi pembangunan untuk menjamin keutuhan
mengubah cara pengelolaan pertambangan yang didasari landasan hukum yang sesuai
dihadapi oleh pertambangan Mineral dan Batubara adalah pengaruh globalisasi yang
perkembangan teknologi dan informasi, hak atas kekayaan intelektual serta tuntutan
panas bumi, minyak dan gas bumi serta air tanah mempunyai peranan penting dalam
lingkungan serta keselamatan, kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan
generasi masa depan.
ditetapkan dalam Pasal 36 ayat (1) Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 yang
berbunyi: Setiap usaha dan/atau kegiatan yang wajib memiliki AMDAL atau UKL-
UPL wajib memiliki izin lingkungan. yang diterbitkan oleh Pemerintah berdasarkan
perusahaan pertambangan di daerah yang belum memiliki izin lingkungan dan hal ini
akan menimbulkan kasus dan juga dapat menyulut terjadinya konflik sosial yang akan
menimbulkan dampak serius dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh karena
itu perizinan yang akan diterbitkan oleh Pemerintah harus memperhatikan hak-hak
12
Agus Ngadino persoalan pengelolaan perizinan pertambangan harus
11
Point Menimbang Undang-undang Republik Indonesia Nomor 4 tahun 2009 tentang
Pertambangan Batubara, huruf b.
penyelenggaraan perizinan sektoral, izin usaha atau kegiatan, justru berdiri sendiri.
Ketidakpaduan juga terjadi pada persyaratan, prosedur, dan waktu serta biaya untuk
12
Agus Ngadino, Pengelolaan Perizinan Pertambangan Berdasarkan Tata Kelola
Pemerintahan Yang Baik, Proseding Seminar Nasional&Kongres Pembina Hukum Lingkungan se-
Indonesia, Bandung 2013.
13
. Adrian Sutedi, Hukum Perizinan Dalam Sektor Pelayanan Publik, (Jakarta : Sinar Grafika,
2010), hlm242.
tumpang tindih persyaratan untuk mendapatkan izin usaha atau tidak memenuhi
syarat, namun izin tetap dikeluarkan oleh instansi sektoral. Selain itu masih ditambah
sektoral. 14
dengan sektor bidang pemerintahan salah satu diantaranya adalah Badan Pertanahan
Nasional atau Daerah yang berhubungan dengan pemberian status hak atas sebidang
tanah, karena kegiatan penambangan harus memiliki suatu kawasan atau hamparan
penambangan harus memiliki izin dari pemerintah lebih dahulu. Namun dengan izin
penambangan sesuai dengan lokasi yang ditunjukkan dalam izin bersangkutan, akan
tetapi perlu melihat dahulu di lokasi penambangan, apakah di lokasi tersebut terdapat
14
Helmi, Hukum Perizinan Lingkungan Hidup, (akarta:Sinar Grafika, 2012), hlm 228.
dan ruang angkasa. Undang-undang ini menyebutkan secara tidak langsung bagian-
bagian agaria yakni bumi, air, kekayaan alam yang terkandung di dalamnya.
Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 dan Pasal 1 ayat (2) serta Pasal
sebagai dasar dan asal dari hak-hak keagrariaan. Berdasarkan kekuasaan negara ini
bentuk, dan sifatnya beraneka ragam. Undang-Undang Pokok Agraria sebagai dasar
hak penguasaan negara, atas bumi, air dan ruang angkasa, termasuk kekayaan alam
pemilikian tanah pada negara menggunakan haknya atas ruang bawah tanah berupa
Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 maupun UUPA, bahwa hak menguasai oleh negara
b. Tanah yang dikuasai negara, tetapi telah dimanfaatkan rakyat dengan itikat
baik hanya dapat dicabut atau diasingkan dari mereka, semata-mata untuk
negara.
yang diduduki atau dimanfaatkan dengan itikad baik, harus dijamin tidak akan
tanah tersebut.
Pokok Agraria, hak atas tanah meliputi, Hak Milik, Hak Guna Usaha, Hak Guna
Bangunan, Hak Pakai, Hak Membuka Tanah, Hak Memungut Hasil Hutan. Dalam
beberapa Undang-Undang yang ada di kenal Hak Masyarakat Hukum Adat. Apabila
ada hak-hak atas tanah tersebut yang melekat di areal atau kawasan yang akan
diusahakan pertambangan sedangkan dari hasil kajian yang telah dilakukan oleh
antara penggunaan hak atas tanah dengan penggunaan hak penambangan pada
wilayah yang sama. Sementara itu pada umumnya hak atas tanah lebih dahulu
penggunaan hak atas tanah sangat terbuka, dimana pemerintah hak atas tanah dan hak
atas pertambangan kepada dua orang yang berbeda tetapi berada di kawasan yang
sama. Pada permukaan tanah pemerintah memberikan hak milik, hak guna usaha, hak
guna bangunan, atau hak pakai sesuai dengan ketentuan Undang-undang Pokok
Agraria kepada seseorang (individu, badan usaha berbentuk badan hukum atau non
5 tahun 1960 dan Undang-Undang Nomor 4 tahun 2009 dan peraturan lain yang
terkait.
Dengan demikian berarti, bahwa pemilik hak atas pertambangan tentu tidak
dapat langsung melakukan penggalian atau pengeboran tanah karena disitu ada hak
atas tanah. Sedangkan pemilik hak atas tanah pada umumnya akan melarang orang
lain memasuki lahannya dan melakukan pertambangan. Apalagi hak atas tanah lebih
dahulu diberikan dari pada hak atas pertambangan, dan jika ini dipaksakan oleh
pemilik hak atas pertambangan yang telah diberikan oleh pemerintah untuk
diantara pemilik hak atas tanah dengan pemilik hak atas pertambangan,
khususnya tambang terbuka (open pit mining), selalu merubah bentang alam sehingga
mempengaruhi ekosistem dan habitat aslinya. Dalam skala besar akan mengganggu
masyarakat. Citra ini diperburuk oleh banyaknya pertambangan tanpa ijin (PETI)
Berdasakan data yang diperoleh dari Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral disebutkan bahwa setelah otonomi
daerah telah dikeluarkan lebih dari 10.000 Izin Usaha pertambangan. Hal mana telah
penataan dan kejelasan terkait Izin Usaha Pertambangan (IUP) sebagai langkah
mengatasi berbagai masalah perizinan tambang yang tidak tertata (tumpang tindih).
Hal mana dari hasil pemeriksaan Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara ternyata
16
hingga 14 Mei 2012 hanya 4 dari lebih 10.000 izin yang tidak bermasalah atau
15
Rencana Jangka Pembangunan Menengah (RJPM) Republik Indonesia, Bab 32.
16
Mohamad Anis, Menjamin Pembangunan berkelanjutan, Warta Mineral Majalah Direktorat
Jenderal Mineral dan Batubara, Edisi XII-April 2012, Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara,
hlm.5.
menjadi permasalahan, karena setiap orang atau perusahaan yang melakukan usaha
di bidang apa saja dalam hal ini Izin Usaha Pertambangan yang selanjutnya di sebut
IUP, adalah izin untuk melaksanakan usaha pertambangan yang diterbitkan oleh
pihak yang berwenang yaitu Pemerintah. Dahulu izin yang diperlukan hanya
resmi atau legal. Namun sejalan dengan perkembangan keadaan, semua usaha yang
wajib memiliki izin lingkungan, yang dapat digunakan sebagai dasar bagi perusahaan
untuk mengurus penerbitan izin usaha agar dapat menjalankan usahanya. Pasal 1
angka 1 dari Undang-undang tersebut menetapkan, Izin lingkungan adalah izin yang
diberikan kepada setiap orang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan yang wajib
usaha pertambangan yang berwawasan lingkungan serta hak atas tanah yang terdapat
sektor dan instansi yang terkait dalam kegiatan pertambangan. Berdasarkan uraian
tersebut di atas penulis memilih judul tesis : “Analisis Yuridis Atas Hak
B. Perumusan Masalah
Sesuai dengan uraian dari latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan
pemilik hak pertambangan dan pemilik hak atas tanah dalam pemanfaatan
C. Tujuan Penelitian
sebagai berikut :
kepentingan antara hak atas pertambangan dengan hak atas tanah dalam
D. Manfaat Penelitian
dalam hukum. Hasil yang dicapai adalah untuk memberikan preskripsi mengenai apa
yang seyogianya atas isu yang diajukan. Mengingat penelitian hukum merupakan
suatu kegiatan dalam rangka know how, isu hukum hanya dapat diindetifikasi oleh
ahli hukum serta mempunyai expertise dalam menganalisis hukum yang mampu
17
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum (Jakarta : UI-Press, 1986), hlm.118.
18
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, (Jakarta : Kencana Prenada Media Group 2007),
hlm.41.
a. Secara teoritis.
Manfaat secara teoritis dari penelitian ini diharapkan akan membuka wawasan
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan perbandingan dan
b. Secara praktis.
Sebagai pedoman dan masukan bagi Pemerintah dalam hal ini sektor yang
berhubungan dengan usaha pertambangan dan hak atas tanah yang diatur dalam
hukum agraria. Penelitian ini juga diharapkan sebagai bahan kajian bagi legislatif
19
Bahder Johan Nasution, Metode Penelitian Ilmu Hukum, (Bandung : Mandar Maju,2008),
hlm.10.
20
Ibid,.hlm.77.
informasi bagi masyarakat dan pelaku usaha untuk memahami hak atas
E. Keaslian Penelitian
Sumatera Utara, khususnya di Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara, maka penelitian dengan judul “ Analisis Yuridis Atas
1. Kerangka Teori
adds that a good theory properly seen present a systematic view of phenomene by
yang akan dipredeksi atas fenomena tersebut. Teori harus mengungkapkan suatu tesis
substansi atau eksistensinya. 22. Suatu teori harus konsisten tentang apa yang diketahui
dunia sosial dan ahli lainnya, minimal harus ada aturan-aturan penerjemah yang dapat
menghubungkan teori dengan ilmu bahkan ilmu pengetahuan lain. 23 Menurut John
W.Best, teori pada dasarnya berisi penggambaran hubungan sebab akibat diantara
menjelaskan suatu gejala, tidak itu saja suatu teori juga berkekuatan untuk
atau butir-butir pendapat teori, tesis mengenai suatu kasus atau permasalahan
Kebutuhan akan kerangka teori semakin jelas bila dilihat dari fungsinya, yaitu
dijadikan sebagai objek yang diusulkan dalam suatu penelitian dan darinya memberi
21
Lintong O. Siahaan, Prospek PTUN sebagaimana penyelesaian Sengketa Administrasi
Indonesia, Cetakan pertama (Jakarta: Perum Percetakan Negara RI,2000), hlm 5.
22
H.R. Otje Salman, S dan Anton F Susanto, Teori Hukum, (Bandung :Refika Aditama 2005),
hlm. 23.
23
Ibid, hlm.23.
24
Uber Silalahi, Metode dan Metodologi Penelitian (Bandung, Bina Budaya, 1999), hlm 69.
25
M.Solly Lubis, Filsafat Ilmu dan Penelitian (Bandung :Mandar Maju, 1994), hlm.80.
analisis data adalah dengan mengacu kepada kerangka teori. Keempat kerangka teori
penelitian. 26
disebut kerangka teori, berisikan teori yang dapat membantu peneliti dalam
menentukan tujuan dan arah penelitian, serta berguna untuk menentukan konsep
secara tepat. 27
Berdasarkan uraian tentang kerangka teori di atas, maka teori yang digunakan
26
Uber Silalahi, opcit, hlm 70.
27
Koentjaraningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta, Gramedia, Edisi Ketiga,
1992),hlm 19.
negara hukum ini telah berkembang sejak Plato menulis Nomoiatau bahkan
jauh sebelum itu. 28 Gagasan negara hukum didasari oleh suatu keyakinan
bahwa kekuasaan negara harus dijalankan atasdasar hukum yang baik dan
adil. 29
negara hukum dalam arti sempit, yang menempatkan fungsi rechtstaat, hanya
ataunachtwachterstaat. 30
berikut : 31
28
Padmo Wahjono, Indonesia Negara Beradasarkan Hukum (Jakarta :Ghalia Indonesia,1986),
hlm 7.
29
Franz Magnis Suseno, Etika Politik (Jakarta :Gramedia Pustaka Utama, 1994) hlm 295.
30
Muhamad Tahir Azhari, Negara Hukum-Suatu Studi tentang Prinsip-Prinsip Dilihat Dari
Hukum Islam, Implementasinya Pada Negara Madinah dan Masa Kini (Jakarta: Bulan Bintang, 1992)
hlm.66.
31
R. Sri. Soemantri Martosoewignyo, Indonesia Bunga Rampai Hukum TataNegara
(Bandung: Alumni, 1992), hlm.29.
hukum yang kini dianut oleh negara-negara di dunia khususnya setelah perang
modren, menempatkan peranan negara pada posisi yang kuat dan besar. Tugas
tunduk pada hukum yang berlaku, juga memiliki tugas dan tanggung jawab
32
Hasan Basri, Keadilan dan Kepastian Hukum Bagi Pemegang Hak Atas Tanah Dalam
Penggadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum, (Studi Pengadaan Tanah Untuk Pembangunan PLTU
di Lombok Barat), Jurnal IUS, Univ Mataram, 2013, hlm 81.
33
Negara berfungsi menyelenggarakan kesejahteraan umum, atau welvaarstaat atau
verzogingsstaat dalam S.F. Marbun Peradilan Administrasi dan Upaya Administratif di Indonesia,
(Yogyakarta :UII Pres, 2003) hlm 133.
Pasal 33 ayat (3) UUD-NRI 1945 yang dengan tegas dinyatakan :”Bumi dan
air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan
33 ayat (3) UUD NRI 1945 menjelaskan pengertian hak menguasai Sumber
1. Atas dasar ketentuan Pasal 33 ayat (3) UUD NRI 1945 dan hal-hal sebagai
yang dimaksud dalam pasal 1, bumi air dan ruang angkasa termasuk
untuk:
ruang angkasa.
angkasa.
dan Negara Hukum Indonesia yang merdeka, berdaulat adil dan makmur.
sebagai organisasi terbesar dalam sebuah bangsa. Dalam hal ini negara
hak ini tentu saja dari seluruh rakyat Indonesia melalui Hak Bangsa
Hidup.
keterkaitan dengan substansi penyusunan tesis ini, namun sebagai pisau analisis yang
dipergunakan dalam penyusunan dan pembahasan tesis ini adalah teori negara negara
tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubaru, dan Undang-undang Nomor
lingkungan hidup.
Demikian juga dengan masalah kedua, dan ketiga dipergunakan teori negara
antara orang-orang dan perbuatan hukum mengenai bumi, air dan ruang angkasa;
Wewenang yang bersumber pada hak menguasai negara digunakan untuk mencapai
masyarakat.
2. Kerangka Konsep
dalam penelitian ini adalah untuk menghubungkan dunia teori dan observasi, antara
abstraksi dan realita. 35 Konsep dapat dilihat dari segi subyektif dan obyektif, dari segi
Sedangkan dari segi obyektif, konsep merupakan suatu yang ditangkap oleh kegiatan
intelek tersebut. Hasil dari tangkap akal manusia itu dinamakan konsep. 36 Satjipto
Rahardjo, menguraikan bahwa konsep merupakan alat yang dipakai oleh hukum
disamping yang lain seperti asas dan standar. Oleh karena itu kebutuhan untuk
membentuk konsep merupakan salah satu dari hal-hal yang dirasakan pentingnya
dalam hukum, Konsep adalah suatu konstruksi mental, yaitu sesuatu yang dihasilkan
oleh suatu proses yang berjalan dalam pikiran penelitian untuk keperluan analitis. 37
berkenaan dengan konsep yang akan dipergunakan oleh peneliti. Seperti telah
dikemukakan, bahwa konsep diartikan sebagai kata yang menyatakan abstraksi yang
antara penafsiran mendua (debius) dari suatu istilah yang dipakai, selain itu
dipergunakan juga untuk memberikan pegangan pada proses penelitian tesis ini.
34
Sutan Remy Sjahdeni, Kebebasan Berkontrak dan Perlindungan yang Seimbang bagi Para
Pihak dalam Perjanjian Kredit Bank di Indonesia (Jakarta : Institut Bankir Indonesia, 1992) hlm.10.
35
Masri Singarimbun dkk, Metode Penelitian Survey, (Jakarta LP3ES, 1989), hlm 24.
36
Komaruddin, Yooke Tjuparmah.S, Kamus Istilah Karya Tulis Ilmiah (Jakarta: Bumi
Aksara, 2006), hlm .122.
37
Satjipto Rahardjo,Ilmu Hukum (Bandung : PT. Citra Aditya Bakti, 1996), hlm. 70.
terkandung dari kata demi kata dalam judul tersebut, yaitu sebagai berikut:
1. Analisis (Kajian) adalah hasil peningkatan dari upaya dan kegiatan untuk
peraturan yang tertulis dan tidak tertulis, yang biasanya bersifat memaksa untuk
kelakuan manusia dalam masyarakat negara serta antar negara yang berorientasi
pada dua asas, yaitu keadilan dan daya guna, demi tata dan damai dalam
masyarakat. 39
3. Hak (rights) merupakan aspek dan satu kesatuan, malah bagian dari hukum. Hak
dalam arti Inggris mempunyai kaitan dengan, rights as apposed wrong, rights as
correlative to duty.Dalam kaitannya dengan hukum, maka hak yang dimiliki dan
4. Pengelolaan ialah proses yang memberikan pengawasan pada pada semua hal
38
.Bambang Setyabudi, Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS), (Jakarta
:DPTLKMNLHRI, 2007), hlm 168.
39
Notohamidjojo, Soal-Soal Filsafat Hukum, (Jakarta, BPK Gunung Mulia, 1975) hlm.21.
40
A. Masyhur effendi, Membangun Kesadaran HAM Dalam Masyarakat Modern, dikutip dari
Memahami Hukum (Jakarta:Rajawali Press 2011), hlm 82-83.
41
http://m.artikata.com/arti-367785=pengelolaan.html, diakses pada tanggal 17 februari 2014.
pascatambang. 42
adalah upaya sadar dan terencana memadukan aspek lingkungan hidup, sosial dan
seringkali dipakai dalam arti yang berbeda. Dalam bahasa latinager berarti tanah
atau sebidang tanah. Agraria dalam kamus berarti sebagai urusan pertanahan,
42
Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral Dan
Batubara.
43
Pasal 1 angka 3 Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
44
Tri Rama K, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (Jakarta: Karya Agung, 2005) hlm.18.
G. Metode Penelitian
suatu masalah berdasarkan metode tertentu. Metode adalah cara kerja atau tata kerja
untuk dapat memahami obyek yang menjadi sasaran penelitian dari ilmu pengetahuan
46
yang bersangkutan. Penelitian atau kegiatan ilmiah bertujuan untuk
hukum adalah suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode, sistematika dan
cara menganalisisnya. 48 Pendekatan dalam penelitian tesis ini adalah yuridis normatif,
karena meletakkan hukum sebagai sebuah bangunan sistem norma mengenai asas-
asas, kaidah dari peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan hak atas
45
Budi Harsono. Hukum Agraria Indonesia (Sejarah Pembentukan Undang-Undang Pokok
Agraria Indonesia, Isi dan Pelaksanaannya (Jakarta: Djembatan, 2005). Hlm 5.
46
Soerjono Soekanto, Ringkasan Metodologi Penelitian hukum Empiris (Jakarta Indonesia
Hilco, 19909), hlm.106.
47
Soerjono Soekanto dan Sri Mumadji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat
(Jakarta; Rajagrafindo Persada, 2001).hlm.1. ).
48
Bambang Waluyo, Penelitian Hukum dalam Praktek (Jakarta Sinar Gratifika, 1996hlm.6
undangan.
Data yang diperoleh dalam penulisan tesis ini, adalah data sekunder sebagai
a. Bahan hukum primer, 50 yaitu bahan hukum yang mengikat, yaitu Undang-
49
Bismar Nasution, Methode Penelitian Hukum Normatif dan Perbandingan Hukum Makalah
disampaikan pada dialog interaktif tentang Penelitian Hukum dan Hasil Penulisan Hukum Pada
Majalah Akreditasi, Fakultas Hukum USU, tanggal 18 Februari 2013, hlm 1.
50
Ronny Hanitijo Soemitro, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri (Jakarta :Ghalia
Indonesia,1988).hlm.55.
hukum primer, antara lain berupa jurnal, texs book, buku-buku dan
sebagainya.
c. Bahan hukum tertier, yaitu bahan hukum yang mendukung bahan hukum
Sebagai penelitian hukum normatif, penelitian ini menitik beratkan pada studi
penyusunan tesis ini, penulis menggunakan data sekunder yang diperoleh dari
studi kepustakaan, arsip-arsip, bahan pustaka, data resmi dari instansi yang
51
Soerjono Soekanto, Op Cit, hlm.21
b. Informan.
melakukan percakapan atau tatap muka yang terarah kepada pihak yang
5. Analisa Data
52
Soerjono Soekanto, Op Cit, hlm.22
nyata. 53
konsistensi, serta konseptual dengan prosedur dan tata cara sebagaimana yang
dan saran.
53.
Erickson dan Nosanchuk, Memahami Data Statistik Untuk Ilmu Sosial (Jakarta :LP3ES,
1996), hlm.17.