Anda di halaman 1dari 12

TUGAS AKHIR

Resume Hukum Bisnis

Nama : Prasetyo Saputra

NIM : 2019017205

Kelas : 3A06

UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA

Fakultas Ekonomi

Jl. Kusumanegara No. 121 Yogyakarta

Tahun 2020/2021
1. HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL
Hak Atas Kekayaan Intelektual adalah hak eksklusif yang diberikan suatu hukum atau peraturan kepada
seseorang atau sekelompok orang atas karya ciptanya. Menurut UU yang telah disahkan oleh DPR-RI
pada tanggal 21 Maret 1997, HaKI adalah hak-hak secara hukum yang berhubungan dengan
permasalahan hasil penemuan dan kreativitas seseorang atau beberapa orang yang berhubungan
dengan perlindungan permasalahan reputasi dalam bidang komersial (commercial reputation) dan
tindakan / jasa dalam bidang komersial (goodwill).

Prinsip-prinsip Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI) adalah sebagai berikut :

a. Prinsip Ekonomi
Dalam prinsip ekonomi, hak intelektual berasal dari kegiatan kreatif dari daya pikir manusia yang
memiliki manfaat serta nilai ekonomi yang akan member keuntungan kepada pemilik hak cipta.
b. Prinsip Keadilan
Prinsip keadilan merupakan suatu perlindungan hukum bagi pemilik suatu hasil dari
kemampuan intelektual, sehingga memiliki kekuasaan dalam penggunaan hak atas kekayaan
intelektual terhadap karyanya.
c. Prinsip Kebudayaan
Prinsip kebudayaan merupakan pengembangan dari ilmu pengetahuan, sastra dan seni guna
meningkatkan taraf kehidupan serta akan memberikan keuntungan bagi masyarakat, bangsa
dan Negara.
d. Prinsip Sosial
Prinsip sosial mengatur kepentingan manusia sebagai warga Negara, sehingga hak yang telah
diberikan oleh hukum atas suatu karya merupakan satu kesatuan yang diberikan perlindungan
berdasarkan keseimbangan antara kepentingan individu dan masyarakat/ lingkungan.

Dasar Hukum Hak Kekayaan Intelektual di Indonesia

1. Undang-undang Nomor 7/1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing the World Trade
Organization (WTO)
2. Undang-undang Nomor 10/1995 tentang Kepabeanan
3. Undang-undang Nomor 12/1997 tentang Hak Cipta
4. Undang-undang Nomor 14/1997 tentang Merek
5. Undang-undang Nomor 13/1997 tentang Hak Paten
6. Keputusan Presiden RI No. 15/1997 tentang Pengesahan Paris Convention for the Protection of
Industrial Property dan Convention Establishing the World Intellectual Property Organization
7. Keputusan Presiden RI No. 17/1997 tentang Pengesahan Trademark Law Treaty
8. Keputusan Presiden RI No. 18/1997 tentang Pengesahan Berne Convention for the Protection of
Literary and Artistic Works
9. Keputusan Presiden RI No. 19/1997 tentang Pengesahan WIPO Copyrights Treaty
Klasifikasi Hak Atas Kekayaan Intelektual (HaKI)

Secara umum Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI) terbagi dalam 2 kategori, yaitu :

1. Hak Cipta
2. Hak Kekayaan Industri, yang meliputi :
a. Hak Paten
b. Hak Merek
c. Hak Desain Industri
d. Hak Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu
e. Hak Rahasia Dagang
f. Hak Indikasi

Penjelasan:

A. Hak Cipta

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 19/2002 Pasal 1 ayat 1 mengenai Hak Cipta :

Hak Cipta adalah hak eksklusif bagi Pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau
memperbanyak Ciptaannya atau memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-
pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Hak cipta termasuk kedalam
benda immateriil, yang dimaksud dengan hak milik immateriil adalah hak milik yang objek haknya
adalah benda tidak berwujud (benda tidak bertubuh). Sehingga dalam hal ini bukan fisik suatu
benda atau barang yang di hak ciptakan, namun apa yang terkandung di dalamnya yang memiliki
hak cipta. Contoh dari hak cipta tersebut adalah hak cipta dalam penerbitan buku berjudul “NKCTHI
(Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini)”. Dalam hak cipta, bukan bukunya yang diberikan hak cipta,
namun Judul serta isi didalam buku tersebutlah yang di hak ciptakan oleh penulis maupun penerbit
buku tersebut. Dengan begitu yang menjadi objek dalam hak cipta merupakan ciptaan sang pencipta
yaitu setiap hasil karya dalam bentuk yang khas dan menunjukkan keasliannya dalam ilmu
pengetahuan, seni dan sastra. Dasar hukum Undang-undang yang mengatur hak cipta antara lain :

B. Hak Kekayaan Industri

Hak kekayaan industri adalah hak yang mengatur segala sesuatu milik perindustrian, terutama yang
mengatur perlindungan hukum. Hak kekayaan industri sangat penting untuk didaftarkan oleh
perusahaan-perusahaan karena hal ini sangat berguna untuk melindungi kegiatan industri
perusahaan dari hal-hal yang sifatnya menghancurkan seperti plagiatisme. Dengan di legalkan suatu
industri dengan produk yang dihasilkan dengan begitu industri lain tidak bisa semudahnya untuk
membuat produk yang sejenis/ benar-benar mirip dengan mudah. Dalam hak kekayaan industri
salah satunya meliputi hak paten dan hak merek.

C. Hak Paten
Menurut Undang-undang Nomor 14/2001 pasal 1 ayat 1, Hak Paten adalah hak eksklusif yang
diberikan oleh Negara kepada Inventor atas hasil penemuannya di bidang teknologi, yang untuk
selama waktu tertentu dalam melaksanakan sendiri penemuannya tersebut atau dengan membuat
persetujuan kepada pihak lain untuk melaksanakannya. Paten hanya diberikan negara kepada
penemu yang telah menemukan suatu penemuan (baru) di bidang teknologi. Yang dimaksud dengan
penemuan adalah kegiatan pemecahan masalah tertentu di bidang teknologi, hal yang dimaksud
berupa proses, hasil produksi, penyempurnaan dan pengembangan proses, serta penyempurnaan
dan pengembangan hasil produksi. Perlindungan hak paten dapat diberikan untuk jangka waktu 20
tahun terhitung dari filling date dan 10 tahun untuk Paten Sederhana.

D. Hak Merek

Berdasarkan Undang-undang Nomor 15/2001 pasal 1 ayat 1, hak merek adalah tanda yang berupa
gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur
tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa.
Merek merupakan tanda yang digunakan untuk membedakan produk/jasa tertentu dengan
produk/jasa yang sejenis sehingga memiliki nilai jual dari pemberian merek tersebut. Dengan adanya
pembeda dalam setiap produk/jasa sejenis yang ditawarkan, maka para costumer tentu dapat
memilih produk.jasa merek apa yang akan digunakan sesuai dengan kualitas dari masing-masing
produk/jasa tersebut.

2. Lembaga Pembiayaan dalam Kegiatan Bisnis (Leasing dan Kartu Kredit)


Lembaga pembiayaan adalah badan usaha yang aktivitas bisnisnya melakukan pembiayaan dalam
bentuk penyediaan dana ataupun barang modal.

Fungsi:

Lembaga pembiayaan memiliki peranan yang penting, yakni sebagai solusi alternatif untuk
perekonomian. Fungsi utama dari lembaga pembiayaan ini adalah menjadi pondasi perekonomian
nasional yang mana lembaga ini dimaksudkan menjadi solusi untuk pelaku usaha dalam hal
permodalan.

Jenis-Jenis Lembaga Pembiayaan

a) Sewa Guna Usaha

Sewa guna usaha atau yang lebih populer dikenal sebagai leasing merupakan kegiatan pembiayaan yang
bergerak dalam penyediaan barang modal. Penyediaan barang modal ini berlaku untuk sewa guna usaha
dengan finance lease atau hak opsi ataupun sewa guna usaha operating lease atau tanpa hak opsi.

b) Modal Ventura
Definisinya modal ventural adalah perusahaan yang melakukan penyertaan modal ataupun pembiayaan
ke satu badan usaha penerimanya atau investee company untuk jangka waktu tertentu. Usaha
pembiayaan atau penyertaan modal ini bisa dalam berbagai bentuk, seperti penyertaan saham,
penyertaan melalui pembelian obligasi konversi dan/atau pembiayaan berdasarkan pembagian atas
hasil usaha.

Konsep yang sama dengan Investasi yaitu High Risk, High Return. Semakin tinggi resiko maka semakin
nesar hasil yang diharapkan.

c) Anjak Piutang

Anjak piutang diartikan badan usaha yang salah satu kegiatannya melakukan pembiayaan dalam bentuk
pembelian, penagihan, serta mengurusi piutang dalam jangka pendek. Piutang yang dimaksud adalah
piutang perusahaan yang dihasilkan dari transaksi perdagangan, baik itu dari dalam negeri ataupun luar
negeri.

Pihak-pihak dalam Anjak Piutang

Setidaknya akan ada tiga pihak di dalam anjak piutang, yakni:

1) Nasabah: Pihak yang melakukan transaksi dengan klien ataupun supplier


2) Klien: Klien ini adalah supplier yang untuk mengurus piutangnya menggunakan jasa dari
perusahaan anjak piutang
3) Factoring: Factoring merupakan perusahaan anjak piutang yang kegiatan usahanya untuk
mengurus piutang dari perusahaan klien terhadap nasabahnya.

d) Kartu Kredit

Kartu kredit merupakan alat bantu transaksi dengan wujud fisik kartu yang bisa dimanfaatkan untuk
pembayaran. Pembayaran ini bisa berbagai macam hal, bisa seperti pembayaran belanja, pembayaran
tagihan bulanan, bahkan hingga pembayaran cicilan barang-barang yang dibeli di marketplace secara
online serta menawarkan penarikan tunai kepada para nasabah yang memerlukan uang tunai.

3. Waralaba
Menurut UU Waralaba adalah perikatan yang salah satu pihaknya diberikan hak memanfaatkan dan
menggunakan hak dari kekayaan intelektual (HAKI) atau pertemuan dari ciri khas usaha yang dimiliki
pihak lain dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan oleh pihak lain tersebut
dalam rangka penyediaan dan atau penjualan barang dan jasa. Secara sederhana, pengertian waralaba
adalah kontrak kerja yang memberikan hak untuk menjual baik produk, jasa atau layanan.

Sedangkan menurut Asosiasi Franchise Indonesia, pengertian waralaba adalah sebuah sistem distribusi
barang atau jasa kepada pelanggan akhir, dengan franchisor memberikan hak kepada individu atau
perusahaan untuk melakukan bisnis dengan merek, nama, sistem, prosedur dan jangka waktu yang
sudah ditetapkan. Waralaba sudah diatur dalam Peraturan Pemerintah No 42 Tahun 2007 tentang
Waralaba.

*Pihak yang memberi hak disebut sebagai franchisor, sementara pihak yang diberikan hak disebut
sebagai franchisee.

Tujuan Waralaba adalah ‘perluasan wilayah’ merek dagangnya dengan cara memperbolehkan orang lain
menjual produknya. Pemilik waralaba atau franchisor akan mendapat untung berupa perluasan wilayah,
sementara penerima atau franchisee bisa memulai usaha dengan cara yang sudah pasti menguntungkan
dan berjalan dengan baik.

Jenis-jenis Waralaba di Indonesia

Bisnis waralaba sudah ada sejak lama di Indonesia. Bahkan sudah ada bisnis waralaba Indonesia yang
dibuka di mancanegara. Ada beberapa jenis waralaba yang ada di Indonesia, Finansialku sudah
merangkum jenis-jenis waralaba berdasarkan beberapa klasifikasi, yaitu:

1. Berdasarkan Produk yang Ditawarkan

Ada 3 jenis waralaba berdasarkan produk yang ditawarkan, yaitu:

1) Waralaba Produk
Merupakan waralaba yang menawarkan produk seperti pakaian atau makanan. Contoh: Chatime
dan Miniso.
2) Waralaba Jasa
Merupakan waralaba yang menawarkan jasa seperti laundry, pendidikan dan kursus, agen
perjalanan dan lain sebagainya. Contoh: Melia Laundry, Gracious Preschool and Kindergarten,
dan Mom n Jo Spa.
3) Waralaba Gabungan
Merupakan waralaba yang tidak hanya menawarkan produk, namun juga menawarkan jasa
dalam layanannya. Contoh: Martha Tilaar Salon Day Spa.

2. Berdasarkan Negara Asal

Ada 2 jenis waralaba berdasarkan negara asalnya, yaitu:

1) Waralaba Mancanegara
Merupakan waralaba yang berasal dari luar Indonesia. Waralaba mancanegara cenderung lebih
disukai karena merek yang sudah sangat dikenal, serta harga yang rata-rata lebih mahal.
Contoh: McDonald, KFC, Miniso.
2) Waralaba Dalam Negeri
Merupakan waralaba yang berasal dari Indonesia dan hasil dari pengusaha tanah air. Usaha
waralaba yang berasal dari Indonesia bisa menjadi salah satu pilihan kalau kamu ingin membuka
usaha yang pasti dikenal oleh masyarakat. Contoh: Markobar, Alfamart, Campina, Apotek K24,
Aice.

3. Berdasarkan International Franchise Association

Ada 4 jenis waralaba yang sudah dikategorikan oleh Asosiasi Franchise Internasional. Keempat jenis ini
digunakan secara umum di Amerika Serikat.

1) Product Franchise
Pengertian waralaba jenis ini adalah, produsen memiliki kontrol penuh terhadap retail yang
menjual produk miliknya. Sama seperti waralaba lainnya, produsen memperbolehkan penerima
hak menjual barang dari merek dan menggunakan hak ciptanya. Penerima hak atau franchisee
diwajibkan membayar untuk memperoleh hak dan membeli produk waralaba tersebut. Contoh
waralaba yang menggunakan sistem ini adalah Epson.

2) Manufacturing Franchise
Pengertian waralaba jenis ini memperbolehkan penerima hak memproduksi makanan atau
minuman tertentu tanpa tahu apa saja bahan bakunya. Setelah menerima hak cipta, kamu bisa
mendirikan pabrik sendiri. Pemilik pabrik bisa mencampur semua bahan yang diterima
kemudian dikemas dan didistribusikan. Contoh waralaba yang menggunakan sistem ini adalah
Coca Cola.

3) Business Opportunity Ventures


Pengertian waralaba jenis ini penerima hak wajib membeli kemudian menjual produk dari
perusahaan tertentu. Perusahaan yang pemilik hak cipta juga wajib menyediakan pelanggan dan
rekening bagi penerima hak cipta. Sebagai kompensasi, perusahaan yang diberikan hak cipta
akan membayar biaya atau dengan mencetak prestasi. Contoh perusahaan yang menggunakan
sistem waralaba ini adalah pengusaha mesin penjualan otomatis.

4) Business Format Franchising


Waralaba jenis ini memiliki integrasi bisnis yang lebih lengkap dibandingkan jenis lainnya.
Penerima hak cipta mendistribusikan barang milik franchisor dibawah hak cipta franchisor serta
melaksanakan format dan cara yang diberlakukan oleh franchisor. Waralaba jenis ini paling
populer dan paling diminati di Amerika Serikat. Contoh perusahaan yang menggunakan sistem
waralaba ini adalah Starbucks Coffee.

Kelebihan dari Bisnis Waralaba:

1) Manajemen bisnis telah terbangun


2) Merek atau brand sudah dikenal masyarakat
3) Kerjasama yang telah terbangun sejak awal
4) Peluang sukses yang lebih cepat
5) Manajemen finansial lebih mudah
Kekurangan Menjalankan Bisnis Waralaba

1) Kurangnya kendali dari pembeli waralaba terhadap bisnisnya sendiri


2) Terlalu mengikuti tren pasar dengan cepat.
3) Ketergantungan pada reputasi waralaba lainnya.
4) Membutuhkan modal yang lebih banyak.
5) Adanya pemotongan keuntungan.

4. Hukum Persaingan Usaha yang Sehat


Persaingan Usaha Secara Umum

Menurut Arie Siswanto, yang dimaksud dengan hukum persaingan usaha (competition law) adalah
instrumen hukum yang menentukan tentang bagaimana persaingan itu harus dilakukan. Undang-undang
Nomor 5 Tahun 1999 merupakan sebagai tool of social control and a tool of social engineering, yaitu
sebagai “alat kontrol sosial”

Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 berusaha menjaga kepentingan umum dan mencegah praktek
monopoli dan/atau persaingan usaha tidak sehat, dan sebagai “alat rekayasa sosial”. Undang-undang
Nomor 5 Tahun 1999 berusaha untuk meningkatkan efisiensi ekonomi nasional, mewujudkan iklim
usaha yang kondusif melalui pengaturan persaingan usaha yang sehat, dan berusaha menciptakan
efektivitas dan efisiensi dalam kegiatan usaha. Artinya dengan adanya Undang-undang Nomor 5 Tahun
1999 ini dimaksudkan untuk memberikan jaminan kepastian hukum dan perlindungan yang sama
kepada setiap pelaku usaha dalam berusaha, dengan cara mencegah timbulnya praktek-praktek
monopoli dan/atau persaingan usaha yang tidak sehat lainnya dengan harapan dapat menciptakan iklim
usaha yang kondusif, dimana setiap pelaku usaha dapat bersaing secara wajar dan sehat. Walaupun
belum bisa menjamin sepenuhnya tetapi setidaknya masih bisa dijadikan dasar Hukum dari kegiatan
Usaha yang sehat.

Persaingan atau competition dalam bahasa Inggris oleh Webster didefinisikan sebagai “...a struggle or
contest between two or more persons for the same objects”.

Dengan memperhatikan terminologi persaingan di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam setiap
persaingan akan terdapat unsur-unsur sebagai berikut:

1) Ada dua pihak atau lebih yang terlibat dalam upaya saling mengungguli.
2) Ada kehendak diatara mereka untuk mencapai tujuan yang sama.

Dengan definisi demikian, kondisi persaingan sebenarnya merupakan satu karakteristik yang lekat
dengan kehidupan manusia yang cenderung untuk saling menggungguli dalam banyak hal.

Persaingan selalu diartikan sebagai tindakan individual yang mementingkan diri sendiri. Dengan
mementingkan diri sendiri, seseorang yang bersaing dapat menghalalkan segala cara untuk
memakmurkan atau memuaskan dirinya. Cara yang ditempuh diantaranya adalah cenderung melakukan
tindakan untuk mematikan pesaingnya dengan tindakan yang tidak layak, menipu konsumen,
mematikan pengusaha kecil.

Pengertian persaingan usaha secara implisit tidak dicantumkan dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun
1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat namun dalam Undang-
undang ini hanya memberikan pengertian mengenai persaingan usaha tidak sehat.

Menurut Khemani pada umumnya hukum persaingan usaha berisikan beberapa hal berikut:

1) Ketentuan-ketentuan tentang perilaku yang berkaitan dengan aktivitasaktivitas usaha.


2) Ketentuan-ketentuan struktural yang berkaitan dengan aktivitas usaha.
3) Ketentuan-ketentuan prosedural tentang pelaksanaan dan penegakan hukum persaingan usaha.

Jadi kesimpulan dari Hukum Persaingan Usaha yang Sehat adalah untuk menciptakan suasana ekonomi
yang baik dan pengaturan oleh pemerintah untuk mempersempit tindakan yang condong ke arah
kegiatan Monopoli Ekonomi.

5. Hukum Penyelesaian Sangketa Bisnis


Sengketa bisnis dapat diselesaikan melalui jalur litigasi dan non litigasi, Penyelesaian sengketa melalu
litigasi adalah penyelesaian melalui pengadilan, sedangkan penyelesaian melalui jalur non litigasi adalah
penyelesaian melalui arbitrase dan alternatif penyelesaian sengketa (Alternatif Dispute Resolution).

1. Penyelesaian Sengketa Melalui Pengadilan

Penyelesaian sengketa melalui pengadilan, prosedur dan prosesnya mengacu pada ketentuan hukum
acara yang berlaku di Indonesia, yaitu Hukum Acara Perdata.

Tujuan dari Hukum Acara Perdata adalah untuk melindungi hak seseorang dan mempertahankan hukum
materiil, perlindungan terhadap hak seseorang diberikan oleh Hukum Acara Perdata melalui peradilan
perdata.

Pilihan cara penyelesaian sengketa bisnis melalui pengadilan kurang diminati oleh para pelaku bisnis
karena waktu penyelesaiannya sangat lama dan bertahun-tahun atau dengan kata lain penyelesaian
sengketa berlarut-larut, apalagi bila samapai Peninjauan Kembali (PK). Ini berlaku untuk tiap sistem
negara, baik negara yang maju maupun masih berstatus negara berkembang.

2. Penyelesaian Sengketa Melalui Arbitrase

Arbitrase berasal dari kata arbitrare (latin) yang berarti kekeuasaan untuk menyelesaikan sesuatu
menurut kebijaksanaan. Arbitase menurut Subekti adalah penyelesaian atau pemutusan sengketa oleh
seorang hakim atau para hakim yang berdasarkan persetujuan bahan mereka akan tunduk kepada atau
menaati keputusan yang diberikan oleh hakim yang mereka pilih atau tunjuk tersebut. Keberadaan
arbetrase di indonesia sudah dikenal sejak sebelum perang dunia kedua, namun masih jarang digunakan
oleh masyarakat karena disamping kurang dimengerti juga masih diragukan manfaatnya. Pada akhir-
akhir ini, pelaku bisnis yang bersengketa cenderung lebih menyukai penyelesaian memalui arbitrase
dibandingkan melalui pengadilan karena ada beberapa alasan:

1) Arbitrase lebih cepat daripada litigasi;


2) Arbitrase lebih tidak formil dan lebih tidak sulit prosedurnya daripada litigasi;
3) Orang-orang yang melayani sebagai arbitrator dapat dipilih oleh para pihak, sehingga mereka
cenderung lebih berpengetahuan tentang hal-hal perdaganagan dan teknis daripada hakim-
hakim pengadilan;
4) Para arbitrator dan peraturan dimana mereka beroperasi dapat dipilih oleh para pihak, sehingga
persidangan arbitrase cenderung dianggap lebih adil oleh kedua belah pihak;
5) Tidak Seperti litigasi,a rbitrase dapat dilaksanakan secara pribadi, tanpa publikasi dan
pembebaran informasi rahasia;
6) Bahasa persidangan, hukum yang diberlakukan dalam atbitrase dan tempat arbitrse, semua
dapat dipilih oleh pihak;dan
7) Keputusan arbitrse dapat dieksekusi oleh pengadilan di banyak negara, biasanya lebih mudah
daripada pengeksekusian kepeutusan pengadilan negeri.

3. Alternatif Penyelesain Sengketa

Penyelesaian sengketa melalui jalur arternatif adalahcara termurah, termudah, dan tercepat serta
tertutup bila dibandingkan dengan arbitrase atau pengadilan bila para pihak yang bersengketa benar-
benar beriktikad baik. Cara ini juga menutup kemungkinan sengketa ini diketahui pihak luar.

Pasal 1 angka 10 UU Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif

Penyelesaian Sengketa menyebutkan bahwa: “Alternatif Penyeleaian Sengketa adalah lembaga


penyelesain sengketa atau beda pendapat melalui prosedur yang disepakati para pihak, yakni
penyelesaian di luar pengadilan dengan cara konsultasi, negoisasi, mediasi, konsiliasi, atau penilaian
ahli”

A. Negoisasi

Negosiasi adalah suatu bentuk pertemuan antara dua pihak: pihak kita dan pihal lawan dimana
kedua belah pihak bersama-sama mencari hasil yang baik, demi kepentingan kedua pihak.

Proses yang melibatkan upaya seseorang untuk mengubah (atau tak mengubah) sikap dan perilaku
orang lain.

Proses untuk mencapai kesepakatan yang menyangkut kepentingan timbal balik dari pihak-pihak
tertentu dengan sikap, sudut pandang, dan kepentingan-kepentingan yang berbeda satu dengan
yang lain.

Pola Perilaku dalam Negosiasi :


1) Moving against (pushing): menjelaskan, menghakimi, menantang, tak menyetujui,
menunjukkan kelemahan pihak lain.
2) Moving with (pulling): memperhatikan, mengajukan gagasan, menyetujui, membangkitkan
motivasi, mengembangkan interaksi.
3) Moving away (with drawing): menghindari konfrontasi, menarik kembali isi pembicaraan,
berdiam diri, tak menanggapi pertanyaan.
4) Not moving (letting be): mengamati, memperhatikan, memusatkan perhatian pada “here
and now”, mengikuti arus, fleksibel, beradaptasi dengan situasi.

Keterampilan Negosiasi :

1) Mampu melakukan empati dan mengambil kejadian seperti pihak lain mengamatinya.
2) Mampu menunjukkan faedah dari usulan pihak lain sehingga pihak-pihak yang terlibat
dalam negosiasi bersedia mengubah pendiriannya.
3) Mampu mengatasi stres dan menyesuaikan diri dengan situasi yang tak pasti dan tuntutan
di luar perhitungan.
4) Mampu mengungkapkan gagasan sedemikian rupa sehingga pihak lain akan memahami
sepenuhnya gagasan yang diajukan.
5) Cepat memahami latar belakang budaya pihak lain dan berusaha menyesuaikan diri dengan
keinginan pihak lain untuk mengurangi kendala.

Negosiasi dan Hiden Agenda:

Dalam negosiasi tak tertutup kemungkinan masing-masing pihak memiliki hiden agenda. Hiden
agenda adalah gagasan tersembunyi/ niat terselubung yang tak diungkapkan (tak eksplisit) tetapi
justru hakikatnya merupakan hal yang sesungguhnya ingin dicapai oleh pihak yang bersangkutan.

Negosiasi dan Gaya Kerja:

1) Cara bernegosiasi yang dilakukan oleh seseorang sangat dipengaruhi oleh gaya kerjanya.
2) Kesuksesan bernegosiasi seseorang didukung oleh kecermatannya dalam memahami gaya
kerja dan latar belakang budaya pihak lain.

Fungsi Informasi dan Lobi dalam Negosiasi :

1) Informasi memegang peran sangat penting. Pihak yang lebih banyak memiliki informasi
biasanya berada dalam posisi yang lebih menguntungkan.
2) Dampak dari gagasan yang disepakati dan yang akan ditawarkan sebaiknya dipertimbangkan
lebih dulu.
3) Jika proses negosiasi terhambat karena adanya hiden agenda dari salah satu/keduapihak,
maka lobying dapat dipilih untuk menggali hiden agenda yang ada sehingga negosiasi dapat
berjalan lagi dengan gagasan yang lebih terbuka.

B. Mediasi
Mediasi adalah proses penyelesaian sengketa melalui proses perundingan atau mufakat para pihak
dengan dibantu oleh mediator yang tidak memiliki kewenangan memutus atau memaksakan sebuah
penyelesaian.

Ciri utama proses mediasi adalah perundingan yang esensinya sama dengan proses musyawarah
atau konsensus. Sesuai dengan hakikat perundingan atau musyawarah atau konsensus, maka tidak
boleh ada paksaan untuk menerima atau menolak sesuatu gagasan atau penyelesaian selama proses
mediasi berlangsung. Segala sesuatunya harus memperoleh persetujuan dari para pihak.

Prosedur Untuk Mediasi :

1) Setelah perkara dinomori, dan telah ditunjuk majelis hakim oleh ketua, kemudian majelis
hakim membuat penetapan untuk mediator supaya dilaksanakan mediasi.
2) Setelah pihak-pihak hadir, majelis menyerahkan penetapan mediasi kepada mediator
berikut pihak pihak yang berperkara tersebut.
3) Selanjutnya mediator menyarankan kepada pihak-pihak yang berperkara supaya perkara ini
diakhiri dengan jalan damai dengan berusaha mengurangi kerugian masing-masing pihak
yang berperkara.
4) Mediator bertugas selama 21 hari kalender, berhasil perdamaian atau tidak pada hari ke 22
harus menyerahkan kembali kepada majelis yang memberikan penetapan. Jika terdapat
perdamaian, penetapan perdamaian tetap dibuat oleh majelis.

Mediator

Mediator adalah pihak netral yang membantu para pihak dalam proses perundingan guna mencari
berbagai kemungkinan penyelesaian sengketa tanpa menggunakan cara memutus atau
memaksakan sebuah penyelesaian. Tugas pokok dari mediator adalah sebagai berikut :

1) Menciptakan forum-forum, seperti mengundang rapat dan lain-lain.


2) Mengumpulkan dan membagi-bagi informasi.
3) Memecahkan masalah.
4) Mengusulkan keputusan/solusi (jika belum ditemukan solusi).

C. Konsiliasi

Konsiliasi mirip dengan mediasi, yakni juga merupakan suatu proses penyelesaian sengketa berupa
negosiasi untuk memecahkan masalah melalui pihak luar yang netral dan tidak memihak yang akan
bekerja dengan pihak bersengketa untuk membantu menemukan solusi dalam menyelesaikan
sengketa tersebut secara memuaskan kedua belah pihak. Pihak ketiga yang netral tersebut dengan
konsiliator. Karena antara mediasi dengan konsiliasi banyak persamaannya, maka dalam praktek
kedua istilah tersebut sering dicampuradukkan.

Anda mungkin juga menyukai