Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN KONSEP DIRI :

HARGA DIRI RENDAH PADA Tn. S UMUR 26 TAHUN

DISUSUN

NAMA : SAFITRAH A. AYUBA

NIM : C01418144

KELAS : D KEPERAWATAN 2018

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO
2020
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN PROGRAM STUDI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO

KASUS :

Tn. S, 26 tahun, agama Islam, suku Gorontalo, pendidikan SMT, alamat Limboto. Klien anak ke-3
dari 3 bersaudara, tinggal bersama kakak & ibunyanya. Ayah klien meninggal 19 tahun yang lalu. Klien
dibawa ke RSJ oleh keluarga dengan keluhan sering mengamuk, melempar kakaknya, membanting
barang, berjalan mondar- mandir. Hal ini dialami klien sejak 3 tahun sebelum masuk RSJ, sejak
mendaftar di suatu perusahaan tetapi klien tidak lulus. Klien pernah bekerja di toko tetapi berhenti karena
sakit.

I. DATA UMUM
1. Identitas Klien
Nama : Tn. S
Umur : 26 tahun
Jenis Kelamin : Laki – Laki
Agama : Islam
Suku : Gorontalo
Pendidikan : SMT

II. ALASAN MASUK RUMAH SAKIT


Ibu klien mengatakan klien sering mengamuk, melempari kakaknya, membanting barang, dan
sering berjalan mondar mandir.

III. FAKTOR PREDISPOSISI


1. Biologis
Pasien mengatakan mempunyai riwayat penyakit 3 tahun sebelum masuk RSJ.

2. Psikologis
Klien mengatakan kondisi saat ini membuat dirinya tidak berguna karena tidak bekerja, tidak
bisa menghasilkan uang, serta hanya merepotkan saudara-saudaranya.
3. Sosial budaya
Pasien berumur 26 tahun berjenis kelamin laki-laki persepsi klien memandang sejak sakit
klien merasa tidak berguna karena tidak bekerja, tidak bisa menghasilkan uang, hanya
merepotkan saudara-saudaranya serta dijauhi oleh teman-temannya.

IV. FAKTOR PRESIPITASI


Pada saat dilakukan pengkajian faktor internal klien beranggapan bahwa pasien merasa dirinya
tidak berguna karena tidak lulus saat mendaftarkan kerja di perusahaan dan klien pernah bekerja
ditoko tapi berhenti dikarenakan sakit.

V. POHON MASALAH

Efek Isolasi sosial ; menarik diri

Core problem Gangguan Konsep Diri : harga diri rendah situasional

Causa Koping Individu Tidak Efektif

VI. PEMERIKSAAN FISIK


Keadaan Umum pasien sedang, kesadaran compos mentis
Tanda-tanda vital :
 TD : 110/80 mmHg,
 Nadi 100 x/menit,
 RR 22 x/menit.
 TB 166 cm,
 BB 67 kg,.

VII. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL KONSEP DIRI


1. Gambaran Diri
klien tidak percaya diri karena merasa tidak berguna
2. Identitas Diri
Pasien merupakan seorang laki-laki, berusia 26 tahun, beragama islam, suku gorontalo,
berpendidikan SMT.
3. Peran
Peran klien di keluarga sebagai anak ketiga dari 3 bersaudara dan berperan di lingkungan
masyarakat biasa tetapi peran tersebut tidak berjalan dengan baik diakibatkan klien merasa
tidak berguna dan merasa khwatir akan masa depannya kelak.
4. Ideal Diri
Harapan terhadap kesehatan supaya cepat sembuh, dan dapat melakukan aktivitas sehari-hari
5. Harga Diri
Klien mengatakan ada rasa tidak berguna dengan kondisi saat ini serta merepotkan saudra-
saudaranya.

VIII. ANALISA DATA

No. Data Fokus Etiologi Masalah


1. DS : Harga Diri Rendah Gangguan Isolasi Sosial :
- Klien mengatakan jarang Menarik Diri
mengobrol dengan keluarga dan
teman – temannnya.
- Klien mengatakan sejak
mengalami gangguan jiwa klien
tidak pernah mengikuti kegiatan
bermasyarakat
- Klien mengatakan lebih sering
menyendiri
DO:
- Klien sering merespon pertanyaan
dengan singkat
- Klien nampak sedih, malas dan
tidak bersamangat

IX. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Harga Diri Rendah Situasional, berhubungan derngan kegagalan hidup berulang ditandai
dengan melebih – lebihkan penilaian negatif tentang diri sendiri.
X. RENCANA KEPERAWATAN

N SDKI SLKI SIKI


O
1. Harga Diri Rendah Setelah dilakukan Manajemen Perilaku
Situasional, berhubungan tindakan keperawatan Tindakan :
derngan kegagalan hidup selama 1 x 24 jam  Observasi :
berulang ditandai dengan diharapkan harga diri - Identifikasi harapan untuk
melebih – lebihkan meningkat dengan mengendalikan perilaku
penilaian negatif tentang kriteria hasil :  Terapeutik :
diri sendiri. - Penilaian diri - Diskusikan tanggung jawab
DS: positif meningkat terhadap perilaku
- Klien mengatakan - Perasaan - Jadwalkan kegiatan
jarang mengobrol memiliki terstruktur
dengan keluarga kelebihan atau - Ciptakan dan pertahankan
dan teman – kemampuan lingkungan dan kegiatan
temannnya. positif meningkat perawatan konsisten setiap
- Klien mengatakan - Berjalan dinas
sejak mengalami menampakkan - Tingkatkan aktivitas fisik
gangguan jiwa wajah meningkat sesuai kemampuan
klien tidak pernah - Minat mencoba - Batasi jumlah pengunjung
mengikuti kegiatan hal baru - Bicara dengan nada rendah
bermasyarakat meningkat dan tenang
- Klien mengatakan - Lakukan kegiatan
lebih sering pengalihan terhadap sumber
menyendiri agitasi
DO: - Cegah perilaku pasif dan
- Klien sering agresif
merespon - Beri penguatan positif
pertanyaan dengan terhadap keberhasilan
singkat mengendalikan perilaku
- Klien nampak - Lakukan pengekangan fisik
sedih, malas dan sesuai indikasi
tidak bersamangat - Hindari bersikap
menyudutkan dasn
menghentikan pembicaraan
- Hindari sikap mengancam
dan berdebat
- Hindari berdebat atau
menawar batas perilaku
yang telah ditetapkan
 Edukasi
- Informasikan keluarga
bahwa keluarga sebagai
dasar pembentukkan
kognitif

XI. IMPLEMENTASI

NO. WAKTU TINDAKAN KEPERAWATAN RESPON PASIEN


1. - identifikasi kemampuan - klien menyebutkan
melakukan kegiatan dan kegiatan positif yang biasa
aspek positif pasien dilakukan
- bantu pasien memilih salah - klien memilih kegiatan
satu kegiatan yang dapat menyapu halaman sebagai
dilakukan saat ini untuk kegiatan yang bisa
dilatih dilakukan saat ini
- latih kegiatan yang dipilih - klien cukup mampu
- evaluasi kegiatan yang telah melakukan kegiatan
dilatih dan berikan pujian - klien mulai membiasakan
diri dengan kegiatan yang
sudah dilatih.
ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN KONSEP DIRI :

HARGA DIRI RENDAH PADA Ny. Y UMUR 30 TAHUN

DISUSUN

NAMA : SAFITRAH A. AYUBA

NIM : C01418144

KELAS : D KEPERAWATAN 2018

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO
2020
KASUS II

Klien Ny. Y, 30 tahun, masuk RSJ karena di rumah sering melamun, dan menyendiri, klien
sering bernyanyi, dan tidak mau berkomunikasi dengan orang lain. Klien sudah 3 tahun mengalami
gangguan jiwa dan masuk RSJ yang kedua kalinya.Sejak itu klien dikurung didalam kamar dirumahnya.
Hal ini berawal sejak klien diceraikan oleh suaminya dan suaminya menikah lagi. Klien punya 2 anak
yang masih kecil yang tinggal dengan orang tua klien.

Pada saat pengkajian, didapatkan data yakni klien selalu diam, tidak mau bicara, tidur terus di
tempat tidur dan bicara sesekali saja jika ditanya dan kadang hanya mengangguk. Dari keterangan
keluarga, sejak bercerai dengan suaminya klien selalu menjauhi orang disekitarnya, selalu menyendiri.
Keluarga mengatakan klien pernah sering tertawa sendiri, tetapi sekarang tidak lagi

I. DATA UMUM
1. Identitas Klien
Nama : Ny. Y
Umur : 30 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam

II. ALASAN MASUK RUMAH SAKIT


Ibu klien mengatakan klien sering melamun dan menyendiri, klien sering bernyanyi dan tidak
mau berkomunikasi dengan orang lain.

III. FAKTOR PREDISPOSISI


1. Biologis
Ibu klien mengatakan klien sudah 3 tahunmengalami gangguan jiwa dan masuk RSJ untuk ke
dua kalinya.
2. Psikologis
Ibu klien mengatakan klien sakit hati atas suaminya yang menceraikanya serta menikah lagi.
3. Sosial budaya
Pasien berumur 30 tahun berjenis kelamin perempuan persepsi keluarga klien memandang
sejak bercerai dengan suaminya, klien selalu menjauhi orang disekitarnya dan selalu
menyendiri.

IV. FAKTOR PRESIPITASI


Pada saat dilakukan pengkajian faktor internal klien karena di ceraikan suaminya serta suaminya
menikah lagi yang membuat klien sering melamun, menyendiri, tidak mau bicara dan sering
bernyanyi.

V. POHON MASALAH

Efek Gangguan komunikasi verbal

Core problem Isolasi sosial

Causa Faktor eksternal/ stressor eksternal (Penceraian)

VI. PEMERIKSAAN FISIK


Keadaan Umum pasien sedang, kesadaran compos mentis
Tanda-tanda vital :
 TD : 110/80 mmHg,
 Nadi 100 x/menit,
 RR 22 x/menit.
 TB 158 cm,
 BB 65 kg,.

VII. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL KONSEP DIRI


6. Gambaran Diri
klien tidak percaya diri karena merasa sering ditinggalkan.
7. Identitas Diri
Pasien merupakan seorang perempuan, berusia 30 tahun, beragama islam.
8. Peran
Peran klien di keluarga sebagai ibu dari 3 anaknya.
9. Ideal Diri
Harapan terhadap kesehatan supaya cepat sembuh, dan dapat melakukan aktivitas sehari-hari
10. Harga Diri
Klien mengatakan ada rasa tidak berguna dengan kondisi saat ini karna tidak menjadi ibu yang
baik untuk anaknya.

VIII. ANALISA DATA

No. Data Fokus Etiologi Masalah


1. DS : Isolasi Sosial Gangguan Isolasi Sosial :
- Ibu klien mengatakan klien tidak Menarik Diri
mau berkomunikasi dengan orang
lain.
- Ibu klien mengatakan klien lebih
sering menyendiri.
DO:
- Klien sering merespon pertanyaan
dengan singkat
- Klien nampak sedih, malas dan
tidak bersamangat

IX. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Isolasi sosial berhubungan derngan ketidakmampuan menjalin hubungan yang memuaskan di tandai
dengan tidak berminat/menolak berinteraksi dengan orang lain atau lingkungan.

X. RENCANA KEPERAWATAN

N SDKI SLKI SIKI


O
1. Isolasi sosial berhubungan Setelah dilakukan Promosi sosialisasi
derngan ketidakmampuan tindakan keperawatan Tindakan :
menjalin hubungan yang selama 1 x 24 jam  Observasi :
memuaskan di tandai diharapkan keterlibatan - Identifikasi kemampuan
dengan tidak sosial meningkat dengan melakukan interaksi dengan
berminat/menolak kriteria hasil : orang lain
berinteraksi dengan orang - Minat interaksi - Identifikasi hambatan
lain atau lingkungan. meningkat melakukan interaksi dengan
DS : - Verbilisasi isolasi orang lain.
- Ibu klien menurun  Terapeutik :
mengatakan klien - Perilaku menarik - Motivasi meningkatkan
tidak mau diri menurun keterlibatan dalam suatu
berkomunikasi hubungan.
dengan orang lain. - Motivasi kesabaran dalam
- Ibu klien mengembangkan suatu
mengatakan klien hubungan.
lebih sering - Motivasi berpartisipasi
menyendiri. dalam aktivitas baru dan
DO: kegiatan kelompok.
- Klien sering - Motivasi berinteraksi diluar
merespon lingkungan (mis. Jalan –
pertanyaan dengan jalan, ke toko buku)
singkat - Diskusikan kekuatan dan
- Klien nampak keterbatasan dalam
sedih, malas dan berkomunikasi dengan
tidak bersamangat orang lain
- Diskusikan perencanaan
kegiatan dimasa depan
- Berikan umpan balik positif
dalam perawatan
- Beikan umpan balik positif
pada setiap peningkatan
kemampuan
 Edukasi
- Anjurkan berinteraksi
dengan orang lain secara
bertahap
- Anjurkan ikut serta
kegiatan sosial dan
kemasyarakatan
- Anjurkan berbagai
pengalaman dengan orang
lain
- Anjurkan meningkatkan
kejujuran diri dan
menghormati hak orang
lain
- Anjurkan penggunaan alat
bantu(mis. Kacamata dan
alat bantu dengar)
- Anjukan membuat
perencanaan kelompok
kecil untuk kegiatan khusus
- Latih bermain peran untuk
meningkatkan keterampilan
komunikasi
- Latih mengekspresikan
marah

XI. IMPLEMENTASI

NO. WAKTU TINDAKAN KEPERAWATAN RESPON PASIEN


1. - identifikasi kemampuan - klien menyebutkan
melakukan kegiatan dan kegiatan positif yang biasa
aspek positif pasien dilakukan
- bantu pasien memilih salah - klien memilih kegiatan
satu kegiatan yang dapat menyapu halaman sebagai
dilakukan saat ini untuk kegiatan yang bisa
dilatih dilakukan saat ini
- latih kegiatan yang dipilih - klien cukup mampu
- evaluasi kegiatan yang telah melakukan kegiatan
dilatih dan berikan pujian - klien mulai membiasakan
diri dengan kegiatan yang
sudah dilatih.

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN KONSEP DIRI :


DEFISIT PERAWATAN DIRI PADA Ny. H UMUR 28 TAHUN

DISUSUN

NAMA : SAFITRAH A. AYUBA

NIM : C01418144

KELAS : D KEPERAWATAN 2018

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO
2020

FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN PROGRAM STUDI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO

KASUS :

Ny.H, 28 thn. Agama Islam, Suku Gorontalo, anak I dari 2 bersaudara, sdh menikah dgn satu anak dan
ditinggal oleh suaminya. Klien tinggal serumah dgn ibunya.Alasan masuk RSJ krn di rmh sering berdiri
dan telanjang dan kadang mengamuk, kadang berbicara dan tertawa. Keluarga mengatakan sebelumnya
klien tidak mau bertemu orang lain dan sering ke luar rumah tanpa tujuan yg jelas,klien hanya
mengatakan ingin mengikuti suaminya.

XI. DATA UMUM


2. Identitas Klien
Nama : Ny. H
Umur : 28 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku : Gorontalo

XII. ALASAN MASUK RUMAH SAKIT


Ibu klien mengatakan klien sering berdiri dan telanjang kadang mengamuk, kadang berbicara dan
tertawa.

XIII. FAKTOR PREDISPOSISI


4. Biologis
Ibu klien mengatakan klien sudah 3 tahunmengalami gangguan jiwa dan masuk RSJ untuk ke
dua kalinya.
5. Psikologis
Ibu klien mengatakan klien sakit hati atas suaminya yang menceraikanya serta menikah lagi.
6. Sosial budaya
Pasien berumur 30 tahun berjenis kelamin perempuan persepsi keluarga klien memandang
sejak bercerai dengan suaminya, klien selalu menjauhi orang disekitarnya dan selalu
menyendiri.

Anda mungkin juga menyukai