Anda di halaman 1dari 15

Asas dan Jenis pendidikan di Indonesia

Ditunjukkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar-Dasar


Kependidikan

yang diampu oleh Prof.Dr.Hj.Siti Masithoh, M.Pd

Oleh :

KELOMPOK 7

Zulistiowati 15050404008

Siti Nor Azlina 15050404009

Yolanda Ivaniar C. 15050404012

Herwin Agustya N. 15050404031

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TATA BUSANA


JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN
KELUARGA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2015

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberi kemampuan sehingga penulis mampu menyelesaikan Makalah
Dasar-Dasar Kependidikan ini denga tepat waktu.

Dengan pemberian tugas ini penulis berharap mampu mengetahui


secara mendalam tentang teknik menjahit sehingga pengetahuan
tersebut mampu diterapkan dalam lingkungan masyarakat.. Makalah ini
diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah dasar-dasar kependidikan
tentang “Hakikat Pendidikan Nasional”

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih


atas segala dukungan, bimbingan, dan bantuan dari beberapa pihak.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Prof.Dr.Hj.Siti Masithoh,M.Pd selaku dosen pembimbing mata kuliah


dasar-

dasar kependidikan;

2. Teman-teman yang turut bekerja sama dalam penyelesaian tugas ini;


dan

3. Orang tua yang telah mendukung tugas ini.

Tugas ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan tugas ini.

Surabaya, 22 Oktober 2015

Penulis

I
DAFTAR ISI
Halaman judul……………………........................................................................i

KATA PENGANTAR……………………............................................................i

DAFTAR
ISI………………………………............................................................ii

BAB I (PENDAHULUAN)

A. Latar
Belakang……………………………………..............................1
B. Rumusan
masalah………………………………................................1
C. Tujuan…………………………………………………........................
1
D. Manfaat…………………………………..............................................
2

BAB II (PEMBAHASAN)

A. Pengertian Saku.........................................................................................1
B. Macam Saku dan Teknik Pembuatan Saku...........................................1

BAB III (PENUTUP)

A. Kesimpulan………………………………………………..................1
3
B. Saran…………………………………………………….
….................13

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………….....................1

Azaz – Azaz Pendidikan II


Asas pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi dasar atau
tumpuan berpikir, baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan
pendidikan.

Khusus di Indonesia , terdapat sejumlah asas yang memberi arah dalam


merancang dan melaksanakan pendidikan itu. Asas-asas tersebut antara
lain:

1.      Asas Tut wuri Handayani

Asas tut wuri handayani, yang kini menjadi semboyan Diknas


pada awalnya merupakan salah satu dari asas 1922 yakni : tujuh
buah asas dari Perguruan Nasional Taman Siswa (didirikan 3 Juli
1922).. Asas atau semboyan ini dikumandangkan oleh Ki Hadjar
Dewantara. dan mendapat dukungan dari positif dari Drs. RMP
Sosrokartono dengan menambahkan dua semboyan yaitu : Ing
Ngarso Sung Tuladha dan Ing Madya Mangun Karsa. Ketiga
semboyan itu telah menyatu menjadi satu kesatuan asas.

Asas tut wuri handayani merupakan inti dari asas 1922 yang
menegaskan bahwa setiap orang mempunyai hak mengatur dirinya
dengan mengingat tertibnya persatuan dalam peri kehidupan
umum.

Keadaan yang dapat ditemukan dalam pendidikan berkaitan


dengan asas ini antara lain :

a.       Peserta didik mendapat kebebasan dalam memilih pendidikan


dan keterampilan yang diminati di semua jalur, jenis dan
jenjang pendidikan yang disediakan sesuai potensi, bakat, dan
kemampuan yang dimiliki.

b.      Peserta didik mendapat kebebasan memilih pendidikan


kejuruan yang diminati agar mempersiapkan diri untuk
memasuki lapangan kerja dan bidang yang diinginkan.

c.       Peserta didik yang memiliki kecerdasan luar biasa mendapat


kesempatan untuk memasuki program pendidikan dan
keterampilan yang diminati sesuai dengan gaya dan irama
belajarnya.

d.      Peserta didik yang memiliki keistimewaan atau kekurangan


dalam fisik dan mental memperoleh kesempatan untuk
memilih pendidikan dan keterampilan yang sesuai dengan
keadaanya.
e.       Peserta didik di daerah terpencil mendapat kesempatan
memperoleh pendidikan keterampilan yang sesuai dengan
kondisi daerahnya.

f.       Peserta didik dari keluarga tidak mampu mendapatkan


kesempatan memperoleh pendidikan dan keterampilan sesuai
dengan minat dan kemampuanya dengan bantuan dan dari
pemerintah masyarakat.

2.      Asas Belajar sepanjang hayat

Istilah belajar sepanjang hayat erat kaitannya dengan istilah


“pendidikan seumur hidup”. UNESCO Institute for Education
menetapkan suatu definisi kerja yakni pendidikan seumur hidup
adalah pendidikan yang harus :

1. Meliputi seluruh hidup setiap individu.


2. Mengarah kepada pembentukan, pembaharuan,
peningkatan dan penyempurnaan secara sistematis
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dapat
meningkatkan kondisi hidupnya.
3. Tujuan akhirnya adalah mengembangkan penyadaran diri
(self fulfilment) setiap individu.
4. Meningkatkan kemampuan dan motivasi utnuk belajar
mandiri.
5. Mengakui kontribusi dari semua pengaruh pendidikan yang
mungkin terjadi, termasuk yang formal, non formal dan
informal.

Ada 2 misi yang diemban dalam proses belajar mengajar


berdasarkan latar pendidikan seumur hidup yaitu :: membelajarkan
peserta didik dengan efisien dan efektif dan serentak dengan itu,
meningkatkan kemauan dan kemampuan belajar mandiri sebagai
basis belajar sepanjang hayat.

3.         Azas Kemandirian dalam Belajar


Asas ini tidak dapat dipisahkan dari 2 asas tut wuri
handayani dan belajar sepanjang hayat. Implikasi dari asas ini
adalah pendidik harus menjalankan peran komunikator, fasiltator,
organisator, dsb. Pendidik diharapkan dapat menyediakan dan
mengatur berbagai sumber belajar sedemikian rupa sehingga
memudahkan peserta didik berinteraksi dengan sumber.

Penerapan asas-asas Pendidikan (di sekolah dan di luar sekolah)

1. Keadaan yang di temui

Dalam kaitan penerapan asas, dapat dikemukakan beberapa


keadaan yang ditemui sekarang, yakni :

1)      Peserta didik mendapat kebebasan untuk memilih


pendidikan dan keterampilan yang diminatinya di semua
jenis, jalur, dan jenjang pendidikan yang disediakan oleh
pemerintah sesuai peran dan profesinya dalam masyarakat.
Peserta didik bertanggung jawab atas pendidikannya
sendiri

2)      Peserta didik mendapat kebebasan untuk memilih


pendidikan kejuruan yang diminatinya agar dapat
mempersiapkan diri untuk memasuki lapangan kerja
bidang tertentu yang diinginkannya

3)      Peserta didik memiliki kecerdasan yang luar biasa diberikan


kesempatan untuk memasuki program pendidikan dan
ketrampilan sesuai dengan gaya dan irama belajarnya

4)      Peserta didik yang memiliki kelainan atau cacat fisik atau
mental memperoleh kesempatan untuk memilih
pendidikan dan ketrampilan sesuai dengan cacat yang
disandang agar dapat bertumbuh menjadi manusia yang
mandiri

5)      Peserta didik di daerah terpencil mendapat kesempatan


untuk memperoleh pendidikan dan ketrampilan agar dapat
berkembang menjadi manusia yang memiliki kemampuan
dasar yang memadai sebagai manusia yang mandiri, yang
beragam dari potensi dibawah normal sampai jauh diatas
normal .

Dalam kaitan , dapat dikemukakan beberapa keadaan yang ditemui


sekarang, yaitu :
1)      Usaha pemerintah memperluas kesempatan belajar telah
mengalami peningkatan. Terbukti dengan semakin
banyaknya peserta didik dari tahun ke tahun yang dapat
ditampung baik dalam lembaga pendidikan formal, non
formal, dan informal; berbagai jenis pendidikan; dan
berbagai jenjang pendidikan dari TK sampai perguruan
tinggi

2)      Usaha pemerintah dalam pengadaan dan pembinaan guru


dan tenaga kependidikan pada semua jalur, jenis, dan
jenjang agar mereka dapat melaksanakan tugsnya secara
proporsional. Dan pada gilirannya dapat meningkatkan
kualitas hasil pendidikan di seluruh tanah air. Pembinaan
guru dan tenaga guru dilaksanakan baik didalam negeri
maupun diluar negeri

3)      Usaha pembaharuan kurikulum dan pengembangan


kurikulum dan isi pendidikan agar mampu memenuhi
tantangan pembangunan manusia Indonesia seutuhnya
yang berkualitas melalui pendidikan

4)      Usaha pengadaan dan pengembangan sarana dan prasarana


yang semakin meningkat: ruang belajar, perpustakaan,
media pengajaran, bengkel kerja, sarana pelatihan dan
ketrampilan, sarana pendidikan jasmani

5)      Pengadaan buku ajar yang diperuntukan bagi berbagai


program pendidikan masyarakat yang bertujuan untuk:

a)          Meningkatkan sumber penghasilan keluarga secara layak


dan hidup bermasyarakat secara berbudaya melalui berbagai
cara belajar

b)         Menunjang tercapainya tujuan pendidikan manusia


seutuhnya

6)      Usaha pengadaan berbagai program pembinaan generasi muda:


kepemimpinan dan ketrampilan, kesegaran jasmani dan daya
kreasi, sikap patriotisme dan idealisme, kesadaran berbangsa dan
bernegara, kepribadian dan budi luhur

7)      Usaha pengadaan berbagai program pembinaan keolahragaan


dengan memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada
anggota masyarakat untuk melakukan berbagai macam
kegiatanolahraga untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran
serta prestasi di bidang olahraga
8)      Usaha pengadaan berbagai program peningkatan peran wanita
dengan memberikan kesempatan seluas-luasnya dalam upaya
mewujudkan keluarga sehat, sejahtera dan bahagia; peningkatan
ilmu pngetahuan dan teknologi, ketrampilan serta ketahanan
mental.

Sesuai dengan uraian di atas, maka secara singkat pemerintah secara


lintas sektoral telah mengupayakan usaha-usaha untuk menjawab
tantangan asas pendidikan sepanjang hayat dengan cara pengadaan
sarana dan prasarana, kesempatan serta sumber daya manusia yang
menunjang.

 2 Permasalahan yang dihadapi:

a.    Masalah Peningkatan Mutu Pendidikan

Kebijakan peningkatan mutu pendidikan tidak harus


dipertimbangkan dengan kebijaksanaan pemerataan pendidikan.
Karena peningkatan kualitas pendidikan harus diimbangi dengan
peningkatan kualitas pendidikan. Pendidikan bertujuan membangun
sumber daya manusia yang mutunya sejajar dengan mutu sumber
daya manusia negara lain.

Pemerintah mengusahakan berbagai cara dalam upaya


peningkatan mutu pendidikan, antara lain:

(1) Pembinaan guru dan tenaga pendidikan di semua jalur,


jenis, dan jenjang pendidikan yang menyelenggarakan
pendidikan,.

(2) Pengembangan sarana dan prasarana sesuai dengan


perkembangan ilmu dan teknologi.

(3) Pengembangan kurikulum dan isi pendidikan sesuai


dengan perkembangan ilmu dan teknologi serta
pengembangan nilai-nilai budaya bangsa.

(4) Pengembangan buku ajar sesuai dengan tuntutan


perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
perkembangan budaya bangsa.

b.    Masalah Peningkatan Relevansi Pendidikan

Kebijaksanaan peningkatan relevansi pendidikan mengacu


pada keterkaitannya dengan: ke-bhineka tunggal ika-an masyarakat,
letak geografi Indonesia yang luas, dan pembangunan manusia
Indonesia yang multidimensional.

Pemerintah telah dan sedang mengusahakan peningkatan


relevansi penyelenggaraan pendidikan yang efektif dan efisien :

(1) meningkatkan kemudahan dalam komunikasi informasi


antara pusat–daerah, daerah–daerah, agar arus
komunikasi informasi pembaharuan pendidikan berjalan
lancar,

(2) desiminasi–inovasi pendidikan: kelembagaan’ sumber


daya manusia, sarana dan prasarana, proses belajar
mengajar yang dilaksanakan secara terpadu, dan

(3) peningkatan kegiatan penelitian untuk memberi


masukan dalam upaya meningkatkan relevansi
pendidikan.

c.    Masalah pendekatan komunikasi oleh guru

Sekarang masih terdapat kecendrungan bahwa peserta didik


terikat oleh penggunaan komunikasi satu arah dalam kegiatan
pembelajaran dengan mengandalkan metode ceramah. Dalam
komunikasi demikian, pendididk menempatkan dirinya dalam
kedudukan yang lebih tinggi dari peserta didik. Tidak jarang, peserta
didik dijadikan objek komunikasi oleh seorang guru. Dengan
rendahnya umpan balik dari peserta didik, dan cenderung hanya
menghasilkan perubahan pengetahuan (Rogers dan Schoemaker,
1981 : Depdikbud, 1983) memberikan implikasi yang negatif terhadap
out put pendidikan, yakni membuat peserta didik tidak terdorong
untuk belajar mandiri, mereka lebih bergantung kepada informasi
yang diberikan pendidik.

d.   Masalah peranan pendidik

Metode pembelejaran yang dilakukan oleh pendidik kepada


peserta didik, yakni metode ceramah dimana pendidik melakukan
komunikasi satu arah, pendidik sering menempatkan dirinya sebagai 
orang yang paling dominan. Tidak jarang, pendidik, dosen atau guru
menempatkan dirinya sebagai orang yang paling dan serba tahu
dalam segala hal pada waktu kegiatan belajar berlangsung. Tugas
seorang pendidik sebenarnya mendorong peserta didik untuk mencari
informasi sendiri yang dikatakan sebagai upaya belajar mandiri.

e.    Masalah tujuan belajar


Learning to know dan learning to do belum cukup untuk
dijadikan tujuan belajar. Oleh karena kemajuan teknologi terutama
kemajuan transpotasi dan komunikasi membuat dunia semakin
sempit, sehingga intensitas interaksi manusia semakin tinggi tanpa
dibatasi oleh perbedaan suku, agama, ras, dan asal-usul. Oleh karena
itu, tujuan belajar diperluas dengan learning to life together dan
learnign to be.

3.      Pengembangan penerapan asas-asas pendidikan

Sehubungan dengan permasalah yang dihadapi dalam


penerapan asas-asas pendidikan, maka perlu diadakannya upaya
pengembangan penerapan asas-asas pendidikan dengan tujuan untuk
membantu mengatasi permasalahan yang telah dijelaskan
sebelumnya.

a.       Meningkatkan mutu pendidikan

Dalam menghadapi masalah peningkatan sumber daya


manusia sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi pemerintah telah dan sedang mengupayakan
peningkatan: mutu guru dan tenaga kependidikan, mutu
sarana dan prasarana pendidikan, mutu kurikulum dan isi
kurikulum sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta perkembangan nilai-nilai budaya bangsa.

b.      Meningkatkan relevansi pendidikan

Dalam upaya meningkatkan relevansi pendidikan,


pemerintah melakukan berbagai upaya

(1) usaha menemukan cara baru dan pemanfaatan


teknologi pendidikan untuk memenuhi kebutuhan
peserta didik yang beragam.

(2) usaha pemanfaatan hasil penelitian pendidikan


bagi peningkatan kualitas kegiatan pembelajaran
sesuai dengan kebutuhan peserta didik, dan

(3) usaha pengadaan ruang belajar, ruang khusus


(bengkel kerja, konseling, pertemuan, dan
sebagainya) yang menunjang kegiatan
pembelajaran.
c.       Mengembangkan komunikasi dua arah

Dalam meningkatkan umpan balik dari siswa, seorang guru


harus mengembangkan komunikasi dua arah. Siswa tidak
hanya mendengarkan namun juga memberikan respon dalam
setiap permasalahan yang diberikan seorang pendidik. Dengan
demikian, peserta didik akan terdorong untuk belajar mandiri,
tidak tergantung kepada pendidik saja.

d.      Menggeser peranan pendidik menjadi fasilitator, informator,


motivator, dan organisator.

Fasilitator sebagai penyedia layanan misalnya memberikan kasus


yang harus dipecahkan atau didiskusikan. Informator sebagai pemberi
informasi terkini yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran. Motivator
sebagai pemberi motivasi kepada peserta didik. Organisator yang
membimbing peserta didik menyelesaikan tahap-tahap pembelajaran
yang telah ada.

Jenis pendidikan

Macam macam pendidikan

Pendidikan Formal
Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan
berjenjang yang terdiri atas pendidikan anak usia dini, pendidikan
dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Pendidikan formal
terdiri dari pendidikan formal berstatus negeri dan pendidikan formal
berstatus swasta
Satuan pendidikan penyelenggara
                     Taman Kanak-kanak (TK)
                     Raudatul Athfal (RA)
                     Sekolah Dasar (SD)
                     Madrasah Ibtidaiyah (MI)
                     Sekolah Menengah Pertama (SMP)
                     Madrasah Tsanawiyah (MTs)
                     Sekolah Menengah Atas (SMA)
                     Madrasah Aliyah (MA)
                     Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
                     Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK)
                     Perguruan tinggi

o                  Akademi
o                  Politeknik
o                  Sekolah Tinggi
o                  Institut
o                  Universitas

2)      Pendidikan Nonformal
Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan
formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Hasil
pendidikan nonformal dapat dihargai setara dengan hasil program
pendidikan formal setelah melalui proses penilaian penyetaraan oleh
lembaga yang ditunjuk oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah dengan
mengacu pada standar nasional pendidikan.
Sasaran
Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga
masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi
sebagai pengganti, penambah, dan/atau pelengkap pendidikan
formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat.
Fungsi
Pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan potensi
peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan
keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian
profesional.

Jenis
Pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup,
pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan
pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan,
pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja. Pendidikan kesetaraan
meliputi Paket A, Paket B dan Paket C, serta pendidikan lain yang
ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik seperti:
Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), lembagakursus, lembaga
pelatihan, kelompok belajar, majelis taklim, sanggar, dan lain
sebagainya, serta pendidikan lain yang ditujukan untuk
mengembangkan kemampuan peserta didik.

Satuan pendidikan penyelenggara


                     Kelompok bermain (KB)
                     Taman penitipan anak (TPA)
                     Lembaga kursus
                     Sanggar
                     Lembaga pelatihan
                     Kelompok belajar
                     Pusat kegiatan belajar masyarakat
                     Majelis taklim
Kursus dan pelatihan diselenggarakan bagi masyarakat yang
memerlukan bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan
sikap untuk mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja,
usaha mandiri, dan/atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih
tinggi.

     Pendidikan Informal
Pendidikan informal adalah jalur
pendidikan keluarga dan lingkungan yang berbentuk kegiatan belajar
secara mandiri. Hasil pendidikan informal diakui sama
dengan pendidikan formal dan nonformal setelah peserta didik lulus ujian
sesuai dengan standar nasional pendidikan.
Contoh
                     Agama
                     Budi pekerti
                     Etika
                     Sopan santun
                     Moral
                     Sosialisasi
Penyelenggara
                     Keluarga
                     Lingkungan

Pendidikan Kedinasan

adalah program pendidikan profesi yang diselenggarakan oleh


departemen atau lembaga pemerintah nondepartemen. Berfungsi
meningkatkan kemampuan dan keterampilan (sumber daya manusia )
dalam pelaksanaan tugas kedinasan bagi pegawai dan calon pegawai
negeri suatu departemen atau lembaga pemerintah nondepartemen dan
dapat diselenggarakan baik melalui jalur formal dan nonformal.

Pendidikan Keagamaan

adalah program pendidikan yang diselenggarakan oleh


Pemerintah dan/atau kelompok masyarakat dari pemeluk agama, sesuai
dengan peraturan perundang-undangan. Dapat diselenggarakan pada
jalur formal, nonformal, dan informal. Pendidikan keagamaan dapat
berbentuk diniyah, pesantren, pasraman, pabhaja samanera, dan bentuk
lain yang sejenis.

Pendidikan Jarak Jauh


berfungsi memberikan layanan pendidikan kepada kelompok
masyarakat yang tidak dapat mengikuti pendidikan secara tatap muka
atau reguler. Dapat diselenggarakan dalam berbagai bentuk, modus, dan
cakupan yang didukung oleh sarana dan layanan belajar serta sistem
penilaian yang menjamin mutu lulusan sesuai dengan standar nasional
pendidikan.

Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus

adalah program bagi peserta didik yang memiliki tingkat


kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik,
emosional, mental, intelektual, sosial, dan/atau memiliki potensi
kecerdasan dan bakat istimewa.

Penutup
Dari makalah ini telah dijelaskan tentang asas-asas pendidikan itu seperti
apa saja dan bagaimana peranannya dalam masyarakat itu sendiri.

Selain itu juga terdapat jenis-jenis pendidikan yang sangat penting bagi
pendidikan. Seperti apakah pendidikan itu dalam pendidikan
formal,pendidikan non formal , pendidikan dalam mmasyarakat d;l.

Anda mungkin juga menyukai