Anda di halaman 1dari 10

ASUHAN KEPERAWATAN NY.

K DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN RASA


NYAMAN

Disusun Oleh:

Melisa Afiana G3A020134

PROGRAM STUDI NERS TAHAP PROFESI

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

2020/2021
I. PENGKAJIAN
Tanggal pengkajian : Senen, 02 November 2020
Jam : 14.00 WIB
A. Identitas
Nama pasien : Ny. K

No. CM : B185***

Umur : 50 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Suku/ bangsa : Jawa / Indonesia

Agama : Islam

Pendidikan : Tamat SLTA

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Semarang

Tgl Masuk : 1/11/2020

Dx Masuk : MKA GAS FILLED EYE ec PDR + MKI PDR post Ma ka


Virectomi + Endolaser + SF6 20%

1. Riwayat keperawatan
Keluhan Utama :

Pasien mengeluh nyeri pada mata kanan hilang timbul


a. Riwayat Perawatan sekarang
Pasien mengatakan pandangan mata kabur. Mata kanan terasa nyeri hilang timbul, terasa
menusuk, Skala nyeri 4, nyeri meningkat saat berkedip. Pasien tampak meringis
kesakitan saat mengedipkan mata, pasien tampak gelisah dan tidak bisa beraktivitas.
b. Riwayat keperawatan yang lalu
Pasien post operasi bulan 6 di RSDK.

2. Pemeriksaan fisik

Kesadaran : Composmentis

E4 (respon membuka mata) : 4

M6 (respon motorik) :6

V5 (respon Verbal) :5

Tek. Darah : 145/89 mmHg

Nadi : 76 kali per menit

Pernafasan : 17 kali per menit

Suhu tubuh : 36 0 C

Kulit :

Tidak sianosis, turgor kulit baik, tidak ada oedem.

Kepala :

Bentuk mesosepal, rambut hitam bersih, tidak mudah dicabut, tidak ada lesi pada kepala.

Mata :

Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, tampak balutan di mata kanan.
Hidung :

Bersih, tidak ada polip hidung, tidak tampak pernafasan cuping hidung.

Telinga :

Bersih, tidak ada serumen, reflek terhadap suara baik.

Mulut :

Bibir tidak sianosis, tidak terdapat stomatitis, tidak ada pembesaran tonsil.

Leher :

Tidak tampak adanya tarikan vena jugularis, tidak ada pembesaran tiroid.

Dada :

Paru- paru

Inspeksi : pengembangan paru kanan dan kiri sama

Palpasi : premitus normal

Perkusi : terdengar suara pekak

Auskultasi : terdengar suara nafas vesikuler.

Jantung

Inspeksi : Ictus cordsis tidak nampak

Palpasi : Ictus cordis teraba di IC V- VI sinistra..

Perkusi : Terdengar suara pekak.

Auskultasi : Terdengar bunyi jantung I-II.

Perut : tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaeran hati.

Ekstrimitas : Tidak ada oedema, kelemahan pada anggota gerak kiri


3. Pemeriksaan anggota gerak
a. Anggota gerak atas
Pemeriksaan kanan kiri
Pergerakan + +
Kekuatan 5/5/5 5/5/5
Tonus normal normal
Trofi E E
Sensibilitas + +
Reflek bisep + +
Reflek trisep + +
Radius + +
Ulna + +

b. Anggota gerak bawah


Pemeriksaan kanan kiri
Pergerakan + +
Kekuatan 5/5/5 5/5/5
Tonus normal normal
Trofi
Reflek patela + +
Reflek babinski - -
Reflek chaddoks - -

4. Pemeriksaan diagnostic
a. Pemeriksaan darah rutin 1 November 2020
Pemeriksaan Hasil Nilai normal Keterangan
Hb 13,8 gr/dl 13-16
Hematokrit 47,5% 40.0-54,0
Eritrosit 4,84 jt/mmk 4,50-6,50
MCH 6,1 pg 4,50-6,50
MCV 30,8 fl 27.00-32.00
MCHC 31,5 g/dl 76.00-96.00
Trombosit 325 rb/mmk 29.00-36.00
RDW 13,5 % 4.00-11.00
MPV 10,1 fl 11.60-14.80
Kimia klinik
GDS 134 mg/dl 80-160
Asam urat 4,2 mg/dl 2.6-7,2
Cholesterol 132 mg/dl 50-200
Trigliserit 146 mg/dll 30-150
HDL cholesterol 37 mg/dl 35-60
LDL cholesterol 73 mg/dl 62-130
Magnesium 0,77 mmol/l 0.75-0.99
Glukosa Puasa 105 mg/dl 80 -109
Glukosa PP 2 Jam 125 mg/dl 80 - 140
HbA1c 7,8 % 6,0 – 8,0

5. Program terapi
o Infus RL 20 tpm
o Inj.Ranitidin 50 mg/12 jam (IV)
o Inj. Ketorolac 30 mg 3x1
6. Diet yang diberikan
25 kkal/kgBB/hari~1350 kkal dalam bentuk lembek

A. Analisa Data

No DATA FOKUS Masalah Etiologi


1 DS: Pasien mengatakan Nyeri akut Kondisi pasca
pandangan mata kabur. Mata trauma
kanan terasa nyeri hilang timbul,
terasa menusuk, Skala nyeri 4,
nyeri meningkat saat berkedip.

DO: Pasien tampak meringis


kesakitan saat mengedipkan mata,
pasien tampak gelisah dan tidak
bisa beraktivitas. Pasien post
operasi bulan 6 di RSDK.

B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri Kronis b.d kondisi pasca trauma.

C. Intervensi Keperawatan

Diagnosa
No Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
keperawatan

1 Nyeri Kronis b.d Setelah dilakukan 1. Identifikasi lokasi,


kondisi pasca intervensi keperawatan karakteristik, durasi,
trauma. selama 1x24 jam maka frekuensi, kualitas,
tingkat nyeri menurun intensitas nyeri
dengan kriteria hasil: 2. Identifikasi skala nyeri
3. Kontrol lingkungan yang
- Kemampuan
memperberat rasa nyeri
melakukan aktivitas
(atur suhu ruangan,
meningkat
pencahayaan, kebisingan)
- Keluhan nyeri menurun
4. Anjurkan terapi non
- Gelisah menurun
farmakologis untuk
- Meringis menurun
mengurangi nyeri
5. Kolaborasi pemberian
analgetik

D. Implementasi Keperawatan

No Hari, Implementasi Respon TTD


D Tanggal/
P Jam
1 Selasa, 1. Mengidentifikasi S: Melisa
03/11/2020 lokasi, P= Pasien mengatakan mata
J. 14.30 karakteristik, kanan nyeri setelah
durasi, frekuensi, operasi bulan 6 lalu
kualitas, intensitas Q= nyeri hilang timbul,
nyeri terasa menusuk
R= Nyeri di mata kanan
S= Skala nyeri 4
T= nyeri meningkat saat
berkedip

O: Pasien tampak meringis


kesakitan saat
mengedipkan mata, pasien
tampak gelisah dan tidak
bisa beraktivitas
14.35 2. Mengidentifikasi S: pasien mengatakan skala Melisa

skala nyeri nyeri 4


O: pasien tampak meringis
kesakitan saat
mengedipkan mata

18.00 S: pasien mengatakan nyeri Melisa


3. Mengontrol
bertambah ketika ada suara
lingkungan yang
bising/ berisik. Pasien
memperberat rasa
nyeri (atur suhu mengatakan lebih nyaman
ruangan, ketika tidak ada
pencahayaan, pengunjung
kebisingan) O: ruangan diatur dengan
suhu 20 derajat celcius,
lampu dimatikan saat
pasien istirahat,
pengunjung dibatasi

4. Menganjurkan
19.00 S: pasien mengatakan nyeri Melisa
terapi non
berkurang setelah relaksasi
farmakologis untuk
nafas dalam
mengurangi nyeri
O: pasien tampak relaks
setelah diajarkan terapi
relaksasi nafas dalam

20.00 5. Kolaborasi S: pasien mengatakan nyeri Melisa


pemberian berkurang setelah
analgetik mendapat suntikan
O: pasien diberikan terapi
injeksi ketorolac 30 mg iv

E. Evaluasi Keperawatan

No Hari, Diagnosa Keperawatan Evaluasi


Tanggal/ Jam
1 Selasa, Nyeri Kronis b.d kondisi S: pasien mengatakan nyeri dimata
03/11/2020 pasca trauma. kanan berkurang. Skala nyeri 2
20.30
O: pasien tampak relaks, pasien dapat
berjalan dan turun bed dengan
pendampingan keluarga, intensitas
pasien dalam mengeluh nyeri
berkurang

A: Nyeri kronik teratasi

P: Hentikan intervensi

Anda mungkin juga menyukai