Z
DENGAN ABORTUS DI RUANG RAJAWALI 4A
RSUP KARIADI SEMARANG
Di Susun Oleh :
Indah Novita Sari
G3A020132
2
B. RESUME ASUHAN KEPERAWATAN
1. Riwayat penyakit sekarang
Pasien merupakan rujukan dari dr Kristiani alexandri Sp.OG, dengan
G1P1A0 hamil 12 minggu, dengan missed Abortion Pro Dolatasi dan
kuretase, pasien 2 hari yang lalu mengeluh flek kemudian di periksa ke
bidan kemudian diberi obat penguat janin masih mengeluarkan flek dan
kemarin tanggal 8 November 2020 pasien berobat ke dr Kristiani alexandri
Sp. OG hasil USG nya janin tidak berkembang dan diberi obat. Paginya
pukul 14.00 keluarga datang ke RSUP Kariadi Semarang
2. Data focus
3
R: Abdomen
S: 4
T: Intermiten
DO:
- KU: Cukup
- Kesadaran: CM
- TTV:
TD : 135/90
mmHg
N : 98x/menit
S : 36,5 C
DS:
- Klien mengatakan kepala
terasa pusing berputar dan
nyeri
P: Bertambah saat aktivitas
dan berkurang saat diam
Q: Tertusuk tusuk
R: Kepala
S: 4
T: Intermiten
DO:
- KU: Cukup
- Kesadaran: CM
- TTV:
TD : 130/90
mmHg
N : 90 x/menit
RR : 22 x/menit
S :36,50C
- Expresi pasien meringis
menahan nyeri pada perut
4
3. Intervensi
3. Implementasi
5
RR ; 22 x/ menit
Sabtu, 19 3. Menjelaskan pada S : pasien mengatakan
Mei 2018 pasien dan keluarga pendarahan sejak 2 hari yang
16.00 WIB tanda pendarahan lalu
dan segera lapor O : pasien tampak lemah dan
jika terjadi pucat Hb : 12,7 g/dl
pendarahan
Sabtu, 19 4. Melakukan S:
Mei 2018 kolaborasi O:
16.00 WIB pemberian Pasien terpasng infus RL
obatcairan
intravena
Sabtu, 19 5. Mengkolaborasi S : Pasien mengatakan agak
Mei 2018 tindakan opersi cemas
21.00 WIB O:-
Minggu, 20 1 Memonitor S : paien menyatakan lemes
Mei 2018 keadaaan umum O : ku baik
15.00 WIB pasien
Minggu, 20 2 Mengobservasi TTV S:
Mei 2018 O:
15.00 WIB TD : 140 / 80 mm/ Hg
N : 80 x / menit
RR ; 22 x/ menit
Minggu, 20 3 Mengobservasi S:
Mei 2018 pendarahan O : sudah tidak keluar darah
15.00 WIB
Implementasi diagnosa ke 2
No No Dx Waktu Tindakan Respon pasien
1. 2 Sabtu, 19 1 Memonitor TTV S:
Mei 2018 O:
16.00 WIB TD = 140/80 mmHg
HR = 80 x/menit
Sabtu, 19 2 Melakukan S:
Mei 2018 pengkajian nyeri P : bertambah saat bergerak
16.00 WIB secara komprehensif dan berkurang saat diam
Q : tertusuk-tusuk
R : perut
S:4
6
T: hilang timbul
O:-
Sabtu, 19 3 Mengajarkan teknik S:
Mei 2018 non-farmakologi O:
16.00 WIB (Relaksasi nafas Pasien bisa melakukan teknik
dalam) relaksasi nafas dalam
Minggu, 20 1 Memonitor TTV S:
Mei 2018 O:
16.00 WIB TD = 140/80 mmHg
HR = 80 x/menit
Minggu, 20 2 Melakukan S:
Mei 2018 pengkajian nyeri P : bertambah saat bergerak
16.00 WIB secara komprehensif dan berkurang saat diam
Q : tertusuk-tusuk
R : perut
S:4
T: hilang timbul
O:-
Minggu, 20 3 Mengajarkan teknik S:
Mei 2018 non-farmakologi O:
16.00 WIB (Relaksasi nafas Pasien bisa melakukan teknik
dalam) relaksasi nafas dalam
Evaluasi
7
No Hari / Tanggal Evaluasi Paraf
1 Sabtu, 19 Mei S : pasien mengatakan pusing dan lemas, keluar
2018 darah sejak 2 hari yang lalu
O : Ku lemas
Kesadaran CM
Pasien tampak pucat
TTV :
TD : 140/84 mmHg
N : 100 x / menit
S : 36 C
RR : 99 %
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi lanjutan
1 Monitor KU pasien
2 Monitor TTV
3 Menjelaskan pada pasien dan keluarga tanda
pendarahan
4 Memberi cairan intravena
5 Mengkolaborasi tindakan pasien
2 Minggu, 20 Mei S : Pasien menatakan lemas dan pusing
2018 O : Ku lemas
Kesadaran CM
Pasien tampak pucat
TTV :
TD : 140/84 mmHg
N : 100 x / menit
S : 36 C
RR : 99 %
A : Masalah teratasi sebagian
P : Pasien boleh pulang
Evaluasi
8
S:4
T: hilang timbul
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi lanjutan
1. Lakukan pengkajian nyeri
2. Ajarkan teknik nnon-farmakologi
2 Minggu, 20 Mei S : pasien mengatakan nyeri perut
2018 O : bertambah saat bergerak dan berkurang saat diam
Q : tertusuk-tusuk
R : perut
S:4
T: hilang timbul
A : Masalah belum teratasi
P : Pasien boleh pulang
9
Berikut ini hasil pendokomentasian komunikasi SBAR oleh
perawat pada saat transfer pasien:
S :
- Nama Ny. R, umur 31 tahun, DPJP yaitu dr. Prima Sp.OG.
diagnosa medis Abortus Inkomplety, masuk pada tanggal 19
Mei 2018 jam 14.00 WIB. Kondisi pasien pusing, lemers mata
berkunang kunang , TD : 140/90 mmHg, N: 98 x/menit, RR: 22
x/menit, S: 36,50
B:
- Pasien merasakan pusing, lemes, pasien terpasang infuse RL 20
tpm.
A :
- Diagnosa medis : Abortus
- Diagnosa keperwatan resiko : Pendarahan
R :
- Monitor tanda-tanda vital
- Monitor KU
- Monitor pendarahan
- Kolaborasi pemberian obat
2. Proses Orientasi Ruangan pada Pasien
PPJP melakukan orientasi kepada Ny. Z dan keluarga mengenai
ruang perawatan di ruang ayub 1. Perawat menunjukan pada keluarga
tata letak ruang rawat, letak kamar mandi, menjelaskan tentang
pentingnya untuk melakukan cuci tangan serta lokasi sarana cuci tangan
yang tersedia, menunjukan ruangan perawat jika memiliki keperluan
untuk menemui perawat serta bagaimana cara untuk menghubungi jika
kondisi klien atau keluarga tidak memungkinkan ke nurse station,
menjelaskan mengenai keterangan gelang identitas, jam besuk, pelayanan
gizi, serta kapan waktu untuk berkonsultasi dengan dokter.
Keluarga juga telah dijelaskan mengenai penggunaan bed yang
dapat diatur sesuai dengan kebutuhan,pentingnya pemasangan pengaman
10
tempat tidur agar mengurangi terjadinya risiko jatuh, kemudian keluarga
diminta untuk menandatangi lembar bukti bahwa klien sudah
mendapatkan orientasi dari perawat.
PPJP juga telah menjelaskan mengenai hak dan kewajiban pasien
dan keluarga, tata tertib RSUP Karidi Semarang, cara cuci tangan yang
benar dengan menggunakan handwash dan handscrub kemudian di jelask
an tentang hak dan kewajiban pasien.
3. Tingkat ketergantungan pasien
Tabel ketergantungan pasien (Barthel Index)
Index Harii Hari Keterangan
1 2
0 : Tidak mampu
Makan, 1 : Dibantu
1 1
Minum 2 : Mandiri
11
2 : Butuh bantuan kecil
3 : Mandiri
0 : Imobile
1 : Menggunakan kursi roda
Mobilitas 2 2
2 : berjalan dengan bantuan 1 orang
3 : Mandiri
0 : Tergantuan bantuan orang lain
Penggunaan 1 : Membutuhakan batuan tapi
1 1
toilet beberapa hal dilakukan sendiri
2 : mandiri
0 : Tidak mampu
Naik turun
1 1 1 : Membutuhakan batuan
tangga
2 : mandiri
Total score 16 16 Ketergantungan ringan
12
4. Prinsip Pasien Safety
Menurut IPSG (aInternational Patient Safety Goals) terdapat 6
sasaran keselamatan pasien, yaitu identifikasi pasien, komunikasi efektif,
penggunaan obat, ketepatan operasi, resiko infeksi dan resiko jatuh.
Perawatan yang didapatkan oleh pasien sudah melakukan 6 prinsip
patient safety, yaitu:
a. Identifikasi pasien
Identifikasi pasien dilakukan pertama kali oleh petugas TPPRI.
Ny. R telah terpasang gelang pengenal utama berwarna pink yang
berisi identitas utama klien yaitu Nama, tanggal lahir dan No. Rekam
Medis. Setiap kali sebelum pemberian tindakan pelayanan seperti
pemberian obat (oral/iv), perawat selalu mengidentifikasi identitas
pasien dengan mencocokan nama, tanggal lahir dan no. Rekam
medis pasien dengan tindakan yang diperoleh.
b. Komunikasi efektif
Komunikasi efektif selalu digunakan oleh perawat ketika
berkomunikasi pada pasien atau keluarga, pada rekan sejawat
ataupun pada tenaga kesehatan lainnya. Komunikasi efektif
digunakan untuk mengurangi resiko kesalahpahaman yang mungkin
dapat terjadi sewaktu-waktu. Berikut adalah salah satu contoh
komunikasi efektif yang perawat lakukan pada saat operan jaga:
S :
- Nama Ny R, umur 31 tahun, DPJP yaitu dr. Prima, Sp OG.
diagnosa medis Abortus, masuk pada tanggal 3 Mei 2018 jam
15.00 WIB. Kondisi pasien pusing, lemas dan mata
berkunang kunang, TD : 140/90 mmHg, N: 98x/menit, RR:
22 x/menit, S: 36,50C
B :
- Pasien menyatakan pusing terpasang infus RL + oxtosin,
rencana progaram operasi tanggal 19 Mei 2018 pukul 21.00
WIB
13
A :
- Untuk saat ini masalah masalah keperawatan yang muncul
yaitu resiko pendarahan belum teratasi
R :
- Lanjutkan Intervensi
1. Monitor TTV
2. Monitor KU
3. Kolaborasi pemberian obat
d. Safety surgery
Ny R melakukan operasi pukul 21.00, sebelum melakukan
operasi, pemberian informasi, persetujuan tindakan operasi baik itu
obsgin maupun bedah, yang berisis berupatindakan, tata cara
tindakan, indikasi, resiko, komplikasi, sestlah dilakakukan informasi
dan persetujuan bedah dan anestsi, dokter obsgin memberi tanda (-)
di gambar verivikasi sesuai area tubuh yang mau di operasi.
Kemudian dilalkuakn sign in Dilakukan sebelum induksi
anestesi. Minimal ada perawat dan dokter anestesi
1. Apakah identitas pasien sudah benar, prosedur tindakan,
lokasi operasi, dan ada persetujuan tindakan/ informed consent
14
yang akan dilakukan?
v
Ya
2. Apakah area yang akan dioperasi sudah diberi tanda?
Ya
Tidak dapat diterapkan
3. Apakah mesin anestesi dan obat-obatan sudah lengkap?
Ya
Apakah pasien memiliki :
4. Riwayat alergi?
Tidak
Ya
5. Kesulitan jalan nafas atau resiko aspirasi?
Tidak
Ya, dan alat/ bantuan sudah tersedia
6. Resiko perdarahan >500ml (7ml/kg bagi anak-anak)
Tidak
Ya, dan infus 2 jalur/ akses sentral dan rencana terapi
Cairan
15
4. Kejadian beresiko yang perlu diantisipasi
Untuk Dokter Bedah
5. Apa yang dilakukan bila terjadi kegawatan atau kejadian yang
tidak diharapkan?
……………………………………………………………...……..
6. Berapa lama tindakan ini akan dikerjakan?
1 jam
7. Apakah sudah antisipasi kehilangan darah?
Tidak
Untuk Dokter Anestesi
8. Apakah ada hal khusus yang perlu diperhatikan pada pasien?
tidak
Untuk Tim Perawat
9. Apakah peralatan sudah steril (termasuk hasil indikator steril)?
Steril sesuai indikator
10. Adakah peralatan yang perlu perhatian khusus atau dalam
masalah?
Tidak
11. Apakah hasil Rongten, MRI (imaging) sudah ditampilkan dan
sesuai?
Ya
Tidak dapat terapkan
16
4. Adakah masalah dengan peralatan yang perlu disampaikan
………………………………….
17
Pengkajian Risiko Jatuh Skala (Skala Morse)
Ya 15
Keterangan:
0-24 : Tidak berisiko/resiko rendah (Perawatan dasar)
25-45 : Risiko sedang (Pelaksanaan intervensi pencegahan jatuh
standar)
> 45 : Risiko tinggi (Pelaksanaan intervensi pencegahan jatuh tinggi)
Berdasarkan hasil pengkajian resiko jatuh pada Ny. R didapatkan hasil skore 45
(resiko sedang), tetapi apabila diperlukan intervensi pencegahan resiko jatuh pada
Ny. R yaitu:
18
- Sarankan untuk minta bantuan
- Tempatkan bel panggilan dalam jangkauan tangan pasien
- Tempatkan benda-benda milik pasien di dekat pasien
- Pastikan tempat tidur dalam posisi rendah
- Bantu pasien saat transfer/ ambulasi Pasangkan pengaman sisi tempat tidur
- Berikan orientasi ruangan sekitar kepada pasien/ penunggu pasien
- Berikan penjelasan kepada pasien dan atau keluarga tentang resiko jatuh pada
pasien.
19
klien
Melakukan operan jaga 5 menit
Total 55 menit
Rekap waktu tindakan keperawatan yang dilakukan :
Waktu tindakan keperawatan yang
Hari perawatan Jadwal sift
dilaksanakan
1 Sore 60 menit
2 Sore 55 menit
6. Kebutuhan SDM
Jumlah Klasifikasi pasien
Minimal
Pasie
1 Sore Sore
0,14 0,16
20
Injeksi / hari 1 10000 10000
5. Biaya Operasi Operator 1 660000 660000
Anestesi 1 330000 330000
Biaya alat 1 350000 350000
Kamar Operasi 1 660000 660000
6. Pemberian Alkohol Swab 6 500 3000
terapi obat Infus set 1 31.460 31460
RL 500 ml 3 10725 32175
melalui IV line Handscoon 6 1510 9060
Abocath 1 15444 15444
Dispo 5 cc 2 3000 6000
Dispo 3 cc 6 2900 17400
Asam folat 2 12500 25000
Cebactam 2 39500 79000
Ketorolac 6 9400 56400
Melocicam 6 1600 9.600
7. Ruang a. Temapat 3 175000 525000
Perawatan : Tidur
Kelas 3 b. Ac
c. Meja
d. Kasur
e. Sprei
f. Bantal
g. Sarung
Bantal
h. Selimut
i. Tiang Infus
j. Hanscrub
k. Tempat
Sampah
l. Lemari
m. Penerangan+l
ampu
n. Air
o. Kamar
Mandi/WC
p. Gayung
q. Pispot
21
8. Visit Dokter dr. Prima 2 45000 90000
Spesialis Sp.OG
Memandikan 0
pasien/hari
1 6000 6000
10. Materai
Rp
Total Biaya
3.405.117
9. Discharge Planning
a. Pengkajian
Pengkajian mencakup pengumpulan dan pengorganisasian
data tentang klien. Ketika melakukan pengkajian kepada klien,
keluarga juga ikut dilibatkan sebab keluarga merupakan bagian dari
unit perawatan agar transisi dari ruang Ayub 1 ke rumah dapat
efektif. Beberapa elemen dari pengkajian discharge
planning diantaranya adalah:
22
1) Data Kesehatan
Diagnosa pasien Abortus, pasien mengeluh flek 2 hari yang lalu,
mual lemas, masalah keperawatan yang muncul adalah resiko
pendarahan.
2) Pemberi Perawatan
Pemberi perawatan selanjutnya adalah oleh keluarga di rumah.
3) Keuangan dan Pelayanan yang dapat mendukung
Sumber dana yang digunakan klien dan keluarga selama
menjalani perawatan di rumah sakit adalah umum.
b. Diagnosa
Diagnosa keperawatan yang masih menjadi masalah pada
klien saat ini adalah nyeri akut
c. Perencanaaan: Hasil yang diharapkan
Perawat berfokus pada kebutuhan rencana pengajaran yang
baik untuk persiapan pulang klien, yang disingkat dengan
METHOD, yaitu:
1) Medication (obat)
Sebelum pasien pulang dijelaskan obat apa saja yang akan
dibawa pulang dan dosis obatnya. Obat pulang pada Tn. I yaitu:
- Asam Mefenamat PO 3x1
- Cefotaxim PO 2x1
2) Environment (Lingkungan)
Perawat memastikan bahwa lingkungan tempat tinggal
pasien aman dan terdapat tempat pelayanan kesehatan, agar ketika
klien memubutuhkan pelayanan kesehatan segera pasien bisa ke
tempat pelayanan terdekat seperti puskesmas.
3) Treatrment (pengobatan)
Perawat menjelaskan gambaran tindakan
medis/keperawatan yang akan diperoleh klien ketika sudah
23
pulang nantinya, pasien harus kontrol dengan dokter penanggung
jawab klien saat dirumah sakit.
5) Outpatient referral
Klien sebaiknya mengenal pelayanan dari rumah sakit atau
agen komunitas lain yang dapat meningkatan perawatan yang
kontinu.
6) Diet
Untuk mempertahankan ataupun meningkatkan asupan
nutrisi klien tidak ada diet khusus.
d. Implementasi
Implementasi adalah pelaksanaan rencana pengajaran dan
referral. Seluruh pengajaran yang diberikan telah didokumentasikan
pada catatan perawat dan ringkasan pulang (Discharge summary).
e. Evaluasi
Evaluasi terhadap discharge planning penting dalam membuat
kerja proses discharge planning. Perencanaan dan penyerahan harus
diteliti dengan cermat untuk menjamin kualitas dan pelayanan yang
sesuai. Evaluasi selanjutnya akan dinilai oleh DPJP apakah klien
sudah bisa pulang atau belum.
24
Kepuasan klien terhadap pelayanan di ruang Ayyub 1 dinilai dari
hasil kuisioner yang diberikan kepada klien dan keluarga. Klien dan
keluarga menyampaikan bahwa mereka merasa puas dengan pelayanan
yang diberikan oleh perawat di ruang Ayub 1. Berikut merupakan hasil
pengkajian tingkat kepuasan klien dan keluarga menggunakan quisioner
tingkat kepuasan:
25
medis seperti dokter spesialis, perawat. Komunikasi klien Tn. I dengan
dokter spesialis dilakukan pada saat visit dokter, saat itu dokter
menjelaskan kondisi klien dan proses terapi yang dijalani, keluarga klien
juga bertanya beberapa hal tentang kondisi klien. Komunikasi klien dan
perawat dilakukan setiap hari, saat operan ataupun saat klien
membutuhkan bantuan perawat untuk memenuhi kebutuhannya.
26
dengan prinsip pemberian obat dengan prinsip 6 benar.
c. Solusi
Komunikasi efektif antar tenaga medis dan keluarga yaitu untuk
pendampingan klien sehingga mengurangi resiko lebih lanjut pada
klien. Memberikan edukasi tentang penyakit yang di alami,
mengajarkan tekhnik relaksasi nafas dalam jika nyeri timbul.
27
LAMPIRAN
1. Hak Pasien
28
dianutnya selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya.
n. Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam
perawatan di rumah sakit
o. Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan rumah sakit
terhadap dirinya.
p. Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama
dan kepercayaan yang dianutnya.
q. Menggugat dan / atau menuntut rumah sakit apabila rumah sakit di
duga memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik
secara perdata ataupun pidana, dan
r. Mengeluhkan pelayanan rumah sakit yang tidak sesuai dengan standar
pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan
2. Kewajiban
Selain mendapatkan haknya di rumah sakit, pasien memiliki kewajiban
antara lain:
1. Memenuhi peraturan yang berlaku di rumah sakit
2. Menggunakanfasilitasrumahsakitdengan penuh tanggungjawab.
3. Menghormatihak-hak pasien lain, pengunjung dan hak tenaga kesehatan
dan petugas lainnya yang bekerja di rumah sakit.
4. Memberikan informasi yang jujur, lengkap dan akurat sesuaikemampuan
dan pengetahuannya tentang masalah kesehatannya
5. Memberikan informasi mengenai kemampuan finansial dan jaminan
kesehatan yang dimilikinya.
6. Mematuhi rencana terapi yang direkomendasikan oleh tenaga kesehatan di
rumah sakit dan disetujui oleh pasien yang bersangkutan
setelahmendapatkanpenjelasan sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan
7. Menerima segala konsekuensi atas keputusan pribadinya untuk menolak
rencana terapi yang direkomendasikan oleh tenaga kesehatan dan/atau
29
tidak mematuhi petunjuk yang diberikan oleh tenaga kesehatan dalam
rangka penyembuhan penyakit atau masalah kesehatannya.
8. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.
TATA TERTIB
Berikut tata tertib pasien, penunggu dan pengunjung rawat inap Rumah Sakit
Roemani Muhammadiyah Semarang:
a. Pasien, penungggu, pengunjung tidak dibenarkan menggunakan dan/atau
membawa barang berharga (perhiasan), perlengkapan tidur, ember dan barang
lainnya yang tidak masuk dalam almari pasien
b. Jam berkunjung pasien :
1) Pagi pukul: 10.00 - 12.00 WIB
2) Sore pukul: 17.00 – 19.00 WIB
c. Pengunjung diminta menunggu di Fasilitas Umum (Fasum) sampai dengan
jam berkunjung di buka.
d. Pasien yang ditunggu hanya pasien yang kritis/gawat atau sehabis operasi.
e. Tidak diperkenankan memberi makanan dari luar kepada pasien tanpa seijin
perawat rumah sakit
f. Penunggu pasien diharuskan menggunakan kartu tunggu pasien.
g. Pasien/penunggu dilarang membawa barang milik rumah sakit.
h. Usia dibawah 14 tahun tidak diperkenankan masuk ke ruang perawatan.
i. Penunggu dan pengunjung dilarang membawa pasien pulang tanpa seizin dari
pihak rumah sakit.
j. Pengunjung masuk ruang perawatan secara bergantian maksimal 2 orang,
k. Pengunjung tidak diperbolehkan duduk atau tiduran di tempat tidur pasien.
l. Penunggu dan pengunjung agar selalu menjaga ketenangan, kebersihan,
ketertiban dan keamanan di ruang perawatan pasien.
m. Pada saat dilakukan pemeriksaan, tindakan dokter atau kebersihan ruangan
diharapkan penunggu berada di luar ruangan perawatan pasien.
n. Pasien, penunggu dan pengunjung dilarang merokok di lingkungan rumah
sakit.
30
31