Anda di halaman 1dari 14

NAMA : CHALISA PUTRI MIRASETYA

NIM : 19100037

KELAS : K.11

PRODI : S1 KEPERAWATAN

Soal 6

Keberadaan konstitusi merupakan perwujudan perjanjian dan kesepakatan masyarakat


(kontrak sosial) untuk membina negara dan pemerintahan yang akan mengatur warga
negara sebagai embio lahirnya negara hukum.

1.Terangkan nilai-nilai fundamental dari konstitusi Indonesia yang termuat dalam


pembukaan UUD RI 1945 sebagai tujuan negara.

Makna setiap alinia dalam pembukaan.

Pembukaan UUD 1945 merupakan sumber motivasi dan aspirasi serta cita-cita hukum dan cita-
cita moral bangsa Indonesia. Pembukaan UUD 1945 mengandung nilai-nilai dan hal-hal yang
sangat mendasar bagi bangsa Indonesia. Adapun makna yang terkandung daiam Pembukaan
UUD 1945 adalah sebagai berikut :

1. Alinea Pertama berisi tentang:

a. Pernyataan obyektif bahwa penjajahan tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.

b. Pernyataan subyektif bangsa Indonesia untuk menentang segala bentuk penjajahan dan
dukungan kepada semua bangsa untuk membebaskan diri dari penjajahan.

2. Alinea Kedua memuat pernyataan bahwa :

a. Perjuangan pergerakan bangsa Indonesia telah sampai pada tingkat yang menentukan

b. Momentum yang telah dicapai tersebut harus dimanfaatkan untuk menyatakan kemerdekaan

c. Kemerdekaan yang telah dicapai bukan merupakan tujuan akhir dari bangsa Indonesia tetapi
masih harus diisi dengan mewujudkan negara Indonesia yang merdeka, bersatu, adil dan
makmur.

3. Alinea Ketiga memuat tentang :

a. Motivasi spiritual yang luhur bahwa kemerdekaan adalah berkat rahmat Allah yang Maha
Kuasa

b. Bukti ketakwaan bangsa Indonesia kepada Tuhan Yang Maha Esa


c. Pernyataan kembali atau pengukuhan proklamasi kemerdekaan Indonesia

4. Keempat memuat tentang :

a. Fungsi sekaligus tujuan negara yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan
ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan
keadilan sosiaL

b. Kemerdekaan kebangsaan Indonesia disusun dalam suatu Undang-Undang Dasar

c. Susunan atau bentuk negara yaitu Republik

d. Susunan pemerintahan negara yaitu berdasarkan kedaulatan rakyat (demokrasi)

e. Dasar negara yaitu Pancasila.

3.Bagaimana perbedaan undang- undang dengan konstitusi dan unsur-unsur apa saja yang
terdapat dalam konstitusi !.

1. Perbedaan Dimata Hukum

Undang undang berkaitan dengan hukum.

Di sisi lain, konstitusi tidak hanya berurusan dengan hukum tetapi juga berhubungan dengan
prinsip-prinsip. Perundang-undangan tidak berurusan dengan prinsip.

Ini adalah perbedaan penting lainnya antara konstitusi dan undang-undang. Perundang-undangan
adalah suatu proses, sedangkan konstitusi bukanlah suatu proses.

Di sisi lain konstitusi adalah komposisi. Konstitusi pemerintah merupakan susunan berbagai
prinsip yang terkait dengan hak dan kewajiban rakyat negara tersebut.

Di sisi lain Undang undang berkaitan dengan pembuatan hukum. Undang undang menentukan
kondisi dan ketentuan di mana tindakan atau tugas tertentu dapat dilakukan atau dilakukan.
Sangat menarik untuk dicatat bahwa kedua istilah ini sering dipertukarkan meskipun tidak benar
untuk mengganti kedua kata ini.

Kata ‘konstitusi’ terkadang secara langsung menyampaikan makna ‘komposisi’ seperti dalam
ekspresi ‘konstitusi tubuh manusia’. Kata ‘Undang undang ‘ berasal dari bahasa Latin ‘legis
latio’. Sangat menarik untuk mengetahui tentang penggunaan kata dalam kata besar ‘dewan
legislatif’.

Ini adalah perbedaan penting antara dua istilah, yaitu ‘konstitusi’ dan ‘undang-undang’.
Perbedaan Perbedaan Konstitusi Dengan Undang Undang ini harus dipahami dengan tepat.
2. Perbedaan Utama

Undang undang adalah undang-undang yang telah diberlakukan berdasarkan keputusan


pengadilan. Undang-undang ini dikembangkan berdasarkan putusan yang telah diberikan dalam
kasus pengadilan yang lebih tua.

Hukum Konstitusi adalah badan hukum yang mendefinisikan hubungan antara entitas yang
berbeda dalam suatu bangsa, paling umum lembaga peradilan, eksekutif dan badan legislatif.
Hukum memainkan peranan penting dalam masyarakat.

Bayangkan sebuah dunia tanpa hukum, itu akan menjadi kekacauan lengkap. Orang akan
melakukan apa yang mereka inginkan dan tidak akan ada konsekuensi seperti ciri-ciri demokrasi
konstitusi.

Oleh karena itu, undang-undang ditetapkan untuk memastikan bahwa setiap orang memiliki kode
moral yang ketat yang harus mereka ikuti.

Hal-hal tertentu seperti mencuri dan membunuh tidak benar. Hukum juga memastikan bahwa
orang yang tidak mematuhi hukum harus membayar kejahatan mereka dan bahwa tidak ada
kriminal yang berada di atas hukum, tidak peduli apa status sosial mereka. Undang undang dan
hukum konstitusional adalah dua jenis undang-undang yang sering membingungkan orang-orang
yang tidak paham dengan buku-buku hukum. Ini adalah dua aspek hukum yang berbeda.

3. Perbedaan Khusus

Undang Undang adalah hukum yang telah diberlakukan berdasarkan keputusan pengadilan.
Undang-undang ini dikembangkan berdasarkan putusan yang telah diberikan dalam kasus
pengadilan yang lebih tua.

Undang undang juga dikenal sebagai hukum kasus atau presiden. Aturan-aturan ini dapat ditulis
dan tidak tertulis.

Dalam sistem peradilan umum, hukum suatu negara bergantung pada putusan atau putusan
pengadilan atau pengadilan lain, di mana diyakini bahwa keadilan berlaku.

Prinsip umum sistem ini adalah bahwa kasus-kasus serupa dengan fakta dan masalah serupa
tidak boleh diperlakukan berbeda.

Jika ada perselisihan antar undang-undang, otoritas atau presiden melihat kasus-kasus
sebelumnya dan harus memberikan alasan dan keputusan yang sama yang diberikan dalam kasus
pertama.

Hukum juga dapat diubah dan dikembangkan berdasarkan keadaan. Para hakim juga memiliki
wewenang untuk membuat undang-undang baru seperti contoh demokrasi konstitusional.
Hukum Konstitusi adalah badan hukum yang mendefinisikan hubungan antara entinitas yang
berbeda dalam suatu bangsa, paling umum lembaga peradilan, eksekutif dan badan legislatif.

Tidak semua negara memiliki konstitusi yang termodifikasi, meskipun semuanya memiliki
semacam dokumen yang menyatakan hukum tertentu ketika negara itu didirikan.

Aturan-aturan ini dapat menyatakan hak asasi manusia manusia dan wanita negara itu, termasuk
hak untuk memiliki properti, kebebasan berbicara, dll. Tujuan utama dari hukum konstitusi
adalah untuk mengatur badan pembuat hukum di negara ini. Ini memberi mereka batas-batas
hukum yang tidak bisa mereka langgar.

4. Berdasarkan Peraturan

Pada dasarnya Undang-undang berarti beberapa perangkat aturan untuk administrasi masyarakat.
Hukum dapat berupa apa saja dan berkaitan dengan apa pun tetapi itu harus sah.

Dengan kata lain hukum harus disahkan oleh institusi mana pun. Ini selalu ada di masyarakat
seperti sikap positif terhadap konstitusi negara. Namun sumber mereka telah berubah
sehubungan dengan ruang-waktu tertentu. Misalnya, Presiden sebelumnya menggunakan untuk
membuat dan melaksanakan undang-undang, kemudian pembuatan undang-undang menjadi
bagian dari proses demokratis di mana para wakil membuat hukum.

Konstitusi juga merupakan undang-undang, tetapi itu dianggap sebagai hukum tertinggi di
negara itu, menurut negara mana yang akan bekerja. Ini adalah konsep modern dan biasanya
dikaitkan dengan demokrasi.

Dalam dokumen ini semua kekuasaan dan prosedur yang berkaitan dengan administrasi negara
ditulis. Selanjutnya, untuk mengakomodasi perubahan sehubungan dengan waktu, ini dapat
diubah seperti dasar hukum mahkamah konstitusi.

Singkatnya, Undang undang adalah hukum yang dikembangkan berdasarkan keputusan


pengadilan lama, sementara undang-undang dasar adalah hukum yang ditetapkan ketika
konstitusi tanah ditulis. Kedua undang-undang tersebut digunakan untuk mengatur orang-orang
dan memberi mereka hak-hak tertentu dan akan menentukan Perbedaan Konstitusi Dengan
Undang Undang.

4.Mengapa di perlukan perubahan konstitusi di era reformasi dan jelaskan amandemen


yang telah di lakukan selama era reformasi ?

Penyimpangan konstitusi pada masa reformasi ini sendiri merupakan dampak dari adanya
beberapa aspek yang menyalah dan harus diperbaiki.

Amandemen UUD 1945 Pertama Amandemen UUD 1945 pertamakali dilakukan dalam Sidang
Umum Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang diselenggarakan pada 14-21 Oktober
1999. Amandemen ini diterapkan terhadap 9 pasal, yakni Pasal 5, Pasal 7, Pasal 9, Pasal 13,
Pasal 14, Pasal 15, Pasal 17, Pasal 20, dan Pasal 21.

Baca selengkapnya di artikel "Sejarah & Isi Perubahan Amandemen UUD 1945 Pertama Tahun
1999", https://tirto.id/ejFQ

4. Bagaimana peranan konstitusi dalam kehidupan bernegara di Indonesia ?

Secara umum dapat dikatakan bahwa konstitusi disusun sebagai pedoman dasar dalam
penyelenggaraan kehidupan negara agar negara berjalan tertib, teratur, dan tidak terjadi tindakan
yang sewenang-wenang dari pemerintah terhadap rakyatnya. Untuk itu maka dalam konstitusi
ditentukan kerangka bangunan suatu negara, kewenangan pemerintah sebagai pihak yang
berkuasa, serta hak-hak asasi warga negara.

Menurut CF. Strong (2008:16), tujuan konstitusi adalah membatasi tindakan sewenang-wenang
pemerintah, menjamin hak-hak rakyat yang diperintah, dan menetapkan pelaksanaan kekuasaan
yang berdaulat. Dengan konstitusi tindakan pemerintah yang sewenang-wenang dapat dicegah
karena kekuasaan yang dimiliki oleh pemerintah telah ditentukan dalam konstitusi dan
pemerintah tidak dapat melakukan tindakan semaunya di luar apa yang telah ditentukan dalam
konstitusi tersebut. Di pihak lain, hak-hak rakyat yang diperintah mendapatkan perlindungan
dengan dituangkannya jaminan hak asasi dalam pasal-pasal konstitusi.

Sedangkan menurut Lord Bryce, motif yang mendasari pembentukan konstitusi adalah sebagai
berikut (Chaidir, 2007:30):

a. The desire of the citizens to secure their own rights when threatened, and to restrain the
action of the ruler;

b. The desire on the part either of the ruled, or of the ruler wishing to please his people, to set
out of the form of the existing system in government, hither to in an indenifite form, in positive
terms in order that in future there shall be no possibility of arbitrary action.

c. The desire of those creating a new political community to secure the method of government
in a form which shall have permanence and be comprehensible to the subjects.

d. The desire to secure effective joint action by hither to separate communities, which at the
same time wish to retain certain rights and interest to themselves separately.

Atas dasar pendapat di atas dapatlah dinyatakan bahwa peranan konstitusi bagi kehidupan negara
adalah untuk memberikan landasan dan pedoman dasar bagi penyelenggaraan ketatanegaraan
suatu negara, membatasi tindakan pemerintah agar tidak bertindak sewenang-wenang, dan
memberikan jaminan atas hak asasi bagi warga negara.
5.Jelaskan perjalanan sejarah perubahan konstitusi di Indonesia ?

sejarah panjang tersebut dapat diceritakan dengan singkat dalam beberapa periode, antara lain :

Periode Pertama (18 Agustus 1945 – 27 Desember 1949)

Pada periode ini saat negara kita menyatakan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945 belum
mempunyai Rechtverfassung atau UUD. Baru sehari selepas tanggal 17 Agustus 1945 yaitu pada
tangal 18 Agustus 1945 barulah memiliki UUD yang telah disusun sejak BPUPKI (Badan
Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau dapat disebut juga Dokuritsu
Junbi Cosakai yang dipimpin dr. Radjiman Wediodiningrat. BPUPKI merupakan badan
persiapan kemerdekaan yang tidak terlepas dari intervensi Jepang dalam pendiriannya.

Sidang pertama BPUPKI (29 Mei – 1 Juni 1945) membahas berkenaan tentang philosofische
grondslag, dasar falsafah dari Indonesia merdeka, dan dalam rangka tersebut Mr. Muh Yamin, Ir.
Soekarno dan Dr. Soepomo membuat konsep.[11]

Ir. Soekarno dengan konsep yang jelas menyatakan berjudul Pancasila dengan konsepsi sila-
silanya :[12]

1) Kebangsaan Indonesia

2) Internasionalisme atau perikemanusiaan

3) Mufakat atau demokrasi

4) Kesejahteraan sosial

5) Ketuhanan Yang Maha Esa

Mr. Muh. Yamin dengan konsep dasar negara :

1) Peri Kebangsaa

2) Peri Kemanusiaan

3) Peri Ketuhanan

4) Peri Kerakyatan

5) Kesejahteraan Rakyat

Sedangkan konsepsi yang dibuat Dr. Soepomo adalah[13] :

1) Paham Negara Kesatuan

2) Perhubungan Negara dengan Agama


3) Sistem Badan Permusyawaratan

4) Sosialisasi Negara

5) Hubungan antar Bangsa

Catatan :

Mr. Soepomo dalam pidatonya selain memberikan rumusan tentang Pancasila, juga memberikan
pemikiran tentang paham integralistik Indonesia. Hal ini tertuang di dalam salah satu pidatonya
……………………………..,bahwa jika kita hendak mendirikan Negara Indonesia yang sesuai
dengan keistimewaan sifat dan corak masyarakat Indonesia, maka negara kita harus berdasar atas
aliran pikiran (staatsidee) negara yang integralistik, negara yang bersatu dengan seluruh
rakyatnya, yang mengatasi seluruh golongan-golongannya dalam lapangan apapun.[14]

Sejarah terus berlanjut hingga upaya dari pemuda yang terus menekan untuk mempercepat
kemerdekaan sehingga UUD yang telah disahkan menjadi dasar negara sehari setelah
kemerdekaan.

Diskusi panjang mengenai Preambule (pembukaan UUD 1945) dimana perdebatan tersebut
mengenai ideologi bangsa[15], khususnya pada sila pertama pada Pancasila yang telah menjadi
kesepakatan bersama yang dituangkan dalam Piagam Jakarta. Akan tetapi terjadi pelanggaran
konsensus pada Piagam Jakarta dengan penghapusan 7 (tujuh) kata pada sila pertama yaitu
“Menjalankan Syariat Agama Islam Bagi Para Pemeluknya”. Pembatalan atau penghapusan
tersebut diplopori oleh masyarakat Indonesia Timur. Pada prinsipnya mereka merasa di anak
tirikan sehingga mengirim utusan untuk menemui Muh. Hatta sehingga beliau menghapus 7
(tujuh) kata tanpa persetujuan bersama. Penghapusan oleh Muh. Hatta dimaksudkan untuk
menjaga keutuhan Bangsa dan Negara Indonesia yang baru merdeka.

Terlepas dari carut marut ideologi bangsa yang lalu, terdapat rasa tidak puas Soekarno atas
konstitusi yang telah ia buat. Ketidakpuasan tersebut dinyatakan Ir. Soekarno dalam pidatonya
pada rapat PPKI 18 Agustus 1945, yang menyatakan sebagai berikut :

“…tuan-tuan semuanya tentu mengerti bahwa Undang-Undang Dasar yang kita buat sekarang ini
adalah Undang-Undang Dasar Sementara. Kalau boleh saya memakai perkataan “ini adalah
Undang-Undang Dasar Kilat” , nanti kalau kita telah bernegara dalam suasana yang lebih
tentram, kita tentu akan mengumpulkan kembali MPR yang dapat membuat Undang- Undang
Dasar yang lebih lengkap dan lebih sempurna…”[16]

Ada pelanggaran konstitusi yang lain pada masa ini yaitu pelanggaran pada pasal 3 ayat (2) UUD
1945 “salah satu tugas MPR adalah menetapkan UUD, sehingga kongklusinya UUD pada masa
ini bukan ditetapkan oleh MPR melainkan PPKI sehingga tidak bisa lain sifatnya adalah
sementara.[17]
Periode ke dua (27 Desember 1949 – 17 Agustus 1950)

Pada periode ini Indonesia mengalami agresi militer Belanda[18] yang mengharuskan mengubah
bentuk negara yang bermodel Presidensil menjadi model pemerintahan Parlementer. Selanjutnya
akibat dari berubahnya model pemerintahan Indonesia sehingga haruslah mengubah konstitusi
negara. Konstitusi negara Indonesia berubah menjadi parlementer yang menjadikan Presiden
Soekarno sebagai Kepala Negara bukan Kepala Pemerintahan.

UUD 1945 lalu berubah menjadi UUD RIS (Undang-undang Republik Indonesia Serikat). Pada
Konfrensi Meja Bundar (KMB) dalam Konfrensi tersebut dihasilkan persetujuan pokok yaitu :
[19]

Mendirikan Negara Republik Indonesia Serikat

Penyerahan kedaulatan kepada Republik Indonesia Serikat

Didirikan Uni antara Republik Indonesia Serikat dan Kerajaan Belanda

Dan seluruhnya disetujui oleh pihak Indonesia sebagai suatu persetujuan bersama yang mulai
berlaku pada tanggal 27 Desember 1949. Wilayah Indonesia yang terbagi-bagi yang diatur
dengan pasal UUD RIS dengan 16 negara bagian berdasarkan perjanjian Renvile.

Pada masa ini presiden pertama sekaligus kepala negara merupakan Soekarno sedangkan Moh.
Hatta sebagai perdana menteri yang memiliki kabinet yang berisi antara lain Sri Sultan HB IX,
Ir. Djuanda, Mr. Wilopo, Dr. Soepomo, dr. Leimina, Arnold Mononutu, Ir Herling Loah dan
perwakilan BFO (Bijeenkomst voor Federal Overleg).

Kabinet RIS merasa tidak puas dengan persetujuan atas KMB (Konfrensi Meja Bundar) karena
tidak sesuai dengan cita-cita bangsa yaitu kesatuan bangsa Indonesia dalam naungan Negara
Kesatuan. Berangkat dari ketidakpuasan tersebut the founding fathers mencoba
mengembalikannya kepada cita-cita utama, hal ini terlihat dalam perjuangan kabinet Abdul
Halim dari Negara Bagian RI pejuang anti KMB dan RIS dari Yogyakarta. Semangat Abdul
Halim ini terbukti, dalam kurun waktu 1 tahun telah membuat beberapa perjanjian dengan negara
serikat lainya untuk bersatu dengan Negara Republik Indonesia (Yogyakarta) dan seluruh negara
bagian menggabungkan diri menjadi negara kesatuan. Setelah terbentuknya negara kesatuan
tersebut maka mulailah melakukan perubahan (penggantian) terhadap konstitusi RIS.

Periode ke tiga (17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959)

Akibat UUD RIS merupakan paksaan dari Belanda dan bersifat sementara maka Soekarno dan
para Tokoh Bangsa berkumpul kembali untuk merumuskan kembali secara baik UUD yang
terbaik. Proses peralihan ini mengharuskan mengganti terlebih dahulu UUD RIS dengan UUDS
1950 yang bersifat sementara dan mengatur tentang pembubaran RIS menjadi RI. Pembubaran
tersebut diproklamirkan oleh Soekarno dihadapan parlemen (DPRS). Pembubaran yang
dilakukan oleh Soekarno memiliki alasan yang tidak bisa dibantah oleh Belanda dimana
berdasarkan UUD RIS pasal 43 yang menyebutkan :

“Dalam penyelesaian susunan federasi RIS maka berlakulah asas pedoman, bahwa kehendak
rakyatlah di daerah-daerah bersangkutan yang dinyatakan dengan merdeka menurut jalan
demokrasi, memutuskan status yang kesudahnnya akan diduduki oleh daerah-daerah tersebut
dalam federasi.”[20]

Selanjutnya naskah UUD baru ini diberlakukan secara resmi mulai 17 agustus 1950, yaitu
dengan ditetapkannya UU no 7 tahun 1950.[21]

Berbeda dengan UUD RIS , yang tidak sempat mewujudkan Konstituante, maka di bawah
UUDS 1950 sebagai realisasi dari pasal 134, telah dilaksanakan pemilu pada bulan Desember
1955 untuk memilih anggota konstituante.[22] Pemilihan umum ini dilaksanakan pada tanggal
10 November 1956 di Bandung dan diresmikanlah konstituante dengan legalisasi pemilu
berdasarkan UU no 7 tahun 1953.[23]

Masa konstituante inilah yang mengulang sejarah perdebatan alot pada landasan idiil negara
yaitu Pancasila, dalam kurun waktu kurang lebih 2,5 tahun konstituante tidak dapat merumuskan
UUD yang sempurna sehigga pada tanggal 22 April 1959 Sokarno memberikan amanatnya pada
rapat pleno konstituante berisi anjuran penetapan UUD 1945 yang lalu karena perdebatan antara
beberapa kubu yang kuat dan tidak memberikan hasil.[24] Amanat tersebut dituangkan dalam
Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yang diumumkan kepada halayak umum dan kembalinya UUD 1945
sebagai Konstitusi Indonesia.

Periode ke empat (5 Juli 1959 – hingga kini)

Setelah runtuhnya rezim Orde lama maka bangkitlah Soeharto sebagai pahlawan yang
menggantikan Soekarno. Soeharto setelah melakukan penumpasan Gerakan 30 September Partai
Komunis Indonesia (G30SPKI) menjadikan UUD 1945 sebagai kitab suci yang selalu harus
ditaati. Penjelasan pada makna pasal-pasal pada UUD 1945 memiliki dua pendapat :

UUD 1945 hanya terdiri dari Pembukaan dan Batang Tubuh saja. Penjelasan bukanlah bagian
resmi dari UUD 1945.

UUD 1945 terdiri dari Batang Tubuh, Pembukaaan, dan Penjelasan. Jadi Penjelasan UUD
tersebut merupakan bagian resmi dari UUD 1945.[25]

Dengan pendapat kedua yang menyatakan bahwa penjelasan UUD 1945 merupakan bagian dari
Konstitusi sehingga dengan begitu Soeharto menggunakan penjelasan UUD sebagai alat untuk
mengkontrol pola pikir bangsa sehingga menjadi kendaraan kekuasaan rezim ORBA. Singkat
cerita runtuhnya masa ORBA membuat rakyat Indonesia tidak mengsakralkan kembali UUD
1945 sebagai kitab suci yang lalu terjadi amandemen sebanyak 4 kali setelah runtuhnya rezim
soekarno (1998) yaitu
I. Sidang Umum MPR 1999, tanggal 14–21 Oktober 1999 → Perubahan
Pertama UUD 1945 (9 penambahan / perubahan pasal)

II. Sidang Tahunan MPR 2000, tanggal 7–18 Agustus 2000 → Perubahan
Kedua UUD 1945 (25 penambahan / perubahan pasal)

III. Sidang Tahunan MPR 2001, tanggal 1–9 November 2001 → Perubahan
Ketiga UUD 1945 (23 penambahan / perubahan pasal)

IV. Sidang Tahunan MPR 2002, tanggal 1–11 Agustus 2002 → Perubahan
Keempat UUD 1945 (18 penambahan / perubahan pasal).[26]

Sehingga dapat dikatakan bahwa amandemen UUD 1945 telah mengubah 75% ketentuan pokok
yang dulu telah dirumuskan bersama masa ORLA dan ORBA.

6.Apa yang anda ketahui:

A.Implikasi status kewarganegaraan

B.Batas Laut Teritorial, Batas Landas Kontinen dan Batas Zona Ekonomi Eksklusif
(ZEE)

Batas landas kontinen atau batas landas benua adalah batas bagian dasar laut yang paling ujung
dan masih terhubung dengan benua daratan atau kelanjutan benua yang terdapat di laut.

Batas laut teritorial merupakan batas perairan suatu negara yang ditarik dari pantai terluar atau
pulau terluar sejauh 12 mil (19,3 km) ke arah laut lepas.

Zona ekonomi eksklusif merupakan kawasan yang berjarak 200 mil dari pulau terluar Indonesia.
Pada kawasan ini, Indonesia berhak untuk mengambil dan memanfaatkan segala potensi sumber
daya alam yang ada.

C. Sifat-sifat negara.

Sifat Sifat Negara

Suatu negara supaya dapat menjaga dan mempertahankan keutuhan wilayahnya, kehormatan
serta kelangsungan hidupnya, negara memiliki beberapa sifat khusus diantaranya adalah sebagai
berikut :

1. Memaksa

Sifat memaksa memiliki arti bahwa suatu negara memiliki kekuasaan/kewenangan untuk
mewajibkan warga negaranya supaya patuh dan taat pada peraturan yang ada dengan
menggunakan alat paksa berupa polisi, jaksa, hakim dan juga sanksi yang tegas bagi yang
melanggar aturan.
Warga negara yang melanggar atau membangkan dan tidak patuh pada aturan akan dikenakan
sanksi yang tegas.

2. Monopoli

Sifat monopoli ini mempunyai arti bahwa suatu negara juga memiliki kekuasaan/kewenangan
yang mutlak untuk mengatur arah perjuangan ataupun juga menentukan tujuan yang akan dicapai
oleh negara yang bersangkutan.

3. Menyeluruh/mencakup semua

Menyeluruh atau mencakup semua ini berarti bahwa setiap negara memiliki kewenangan untuk
memberlakukan semua peraturan yang telah dibuat oleh negara tersebut dan diperuntukkan untuk
semua rakyat tanpa terkecuali atau tanpa adanya diskriminasi.

D.Tujuan dan fungsi Negara.

Tujuan negara adalah suatu sasaran yang hendak dicapai oleh suatu negara,merupakan ide yang
bersifat abstrak-ideal berisi harapan yang dicita-citakan. Tujuanutama berdirinya negara pada
hakikatnya sama, yaitu menciptakan kebahagian rakyatnya (bonum publicum/common-wealth).

Keamanan ekstern (eksternal security), artinya negara bertugas melindungi warga negaranya
terhadap ancaman dari luar.

Pemeliharaan ketertiban intern (mainte-nance of internal order), artinya dalam masyarakat yang
tertib terdapat pembagian kerja dan tanggung jawab pelaksanaan peraturan-peraturan pada
segenap fungsionaris negara, terdapat pula badan-badan, prosedur dan usaha-usaha yang
dimengerti oleh segenap warga negara dan dilaksanakan untuk memajukan kebahagian bersama.

Fungsi keadilan (justice), terwujudnya suatu sistem di mana terdapat saling pengertian dan
prosedur-prosedur yang diberikan kepada setiap orang apa yang telah disetujui dan telah
dianggap patut.

Kesejahteraan (welfare), kesejahteraan meliputi keamanan, ketertiban, keadilan dan kebebasan.

Kebebasan (freedom), adalah kesempatan mengembangkan dengan bebas hasrat -hasrat individu
akan ekspresi ke-pribadiannya yang harus disesuai- kan gagasan kemakmuran umum.
Bagaimana dengan tujuan negara Indonesia? Tujuan Negara Indonesia se-perti tertuang dalam
Alinea IV Pembu-kaan UUD 1945, yaitu:

Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia

Memajukan kesejahteraan umum,

Mencerdaskan kehidupan bangsa,


Ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial.

Negara sebagai organisasi mempunyai tujuan tertentu untuk mengerahkan segala kegiatannya.
Tujuan tersebut sangat penting karena merupakan pedoman kemana arah negara itu akan
menuju. Setiap negara mempunyai tujuan yang mungkin berbeda satu dengan yang lain. Hal ini
dipengaruhi oleh latar belakang sejarah pembentukannya, tata nilai sosial budaya, kondisi
geografis, serta pengaruh sistem politik serta penguasa negara yang bersangkutan.

Fungsi Negara

Secara umum fungsi negara adalah menyelenggarakan kepentingan bersama dari anggota
kelompok yang disebut bangsa atau lebih tepat dikatakan kepentingan umum., tidak peduli
dengan bentuk atau sistem pemerintahan yang digunakan oleh Negara yangbersangkutan.

Secara khusus fungsi negara sebagai berikut :

Fungsi Reguler (Regular Function)

Fungsi yang merupakan syarat mutlak suatu negara, karena tanpa syarat ini secara dejure negara
tersebut tidak ada. Ada empat fungsi yang termasuk fungsi reguler, yaitu :

Fungsi Politik/Fungsi negara yang klasik

Fungsi ini merupakan kewajiban negara yang timbul setelah lahirnya negara tersebut. Fungsi ini
mempunyai dua aspek, yaitu pemeliharaan ketenangan dan ketertiban serta pertahanan dan
keamanan

Fungsi Diplomatik

Suatu negara tidak akan hidup secara sempurna tanpa berhubungandengan negara yang lain
sehingga perlu menjalin hubungan persahabatan yang bertanggung jawab dan saling
menghormati kedaulatan masing-masing.

Fungsi Yuridis

Negara harus dapat menjamin adanya rasa keadilan dalam kehidupan masyarakat dengan
mengatur tata bernegara dan tata bermasyarakat. Segala perbuatan yang dilakukan oleh individu,
kelompok dan negara harus sesuai dengan kriteria hukum.

Fungsi Administratif

Negara mempunyai kewajiban menata birokrasinya demi terwujudnya tujuan negara dengan
bersumber pada aturan hukum yang telah ditetapkan sebelumnya.

Fungsi Pembangunan (Developing Function)


Pembangunan pada hakekatnya adalah perubahan yang terencana yang dilakukan terus menerus
untuk menuju pada suatu perbaikan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Sebagai negara yang sedang berkembang, Indonesia melaksanakan fungsi reguler dan fungsi
pembangunan secara seimbang. Bahkan fungsi pembangunan terkadang mendapat prioritas yang
lebih besar dari fungsi reguler. Namun kedua fungsi ini saling mendukung satu dengan yang lain.
Tujuan utama negara yang sedang berkembang adalah perwujudan kesejahteraan masyarakat
yang merata.

Tujuan Negara Republik Indonesia tertuang dalam alinea keempat Pembukaan UUD 1945, yaitu
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia
yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Tujuan-tujuan tersebut
diupayakan perwujudannya melalui pembangunan yang dilakukan secara bertahap dan
berkesinambungan dalam program jangka pendek, menengah, dan panjang.

Fungsi Negara Republik Indonesia sesuai dengan tujuan tersebut sebagai berikut:

Fungsi pertama adalah tugas keamanan, pertahanan dan ketertiban.

Negara berkewajiban mempertahankan apabila ada serangan dari luar maupun rongrongan dari
dalam negeri. Termasuk juga perlindungan dan pencegahan pencurian kekayaan baik di darat,
laut maupun udara.

Akhir-akhir ini pencurian ikan di perairan Indonesia oleh nelayan asing sering terjadi. Kerusuhan
antara aparat keamanan dengan masyarakat di berbagai tempat dengan latar belakang yang
berbeda juga menunjukkan bahwa perlindungan terhadap kehidupan, hak milik dan hak-hak
lainnya belum dijalankan secara optimal. Negara mempunyai kewajiban meningkatkan kualitas
pelaksanaan fungsi ini.

Fungsi kedua adalah tugas kesejahteraan.

Negara bertugas mewujudkan kesejahteraan masyarakat serta keadilan social bagi seluruh bangsa
Indonesia seperti bantuan bencana alam, bantuan kesehatan, upah minimum dan lain-lain.

Fungsi ketiga adalah tugas pendidikan

Negara bertugas untuk penigkatan pendidikan, penerangan umum, peningkatan kebudayaan dan
lain-lain yang berhubungan dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia.

Fungsi keempat adalah tugas mewujudkan ketertiban serta kesejahteraan dunia

Negara Indnesia ikut menciptakan kedamaian bagi kehidupan manusia pada umumnya dengan
berdasarkan politik bebas aktif.
E. Asas pemisahan kekuasaan.

disebut dengan istilah trias politica adalah sebuah ide bahwa sebuah pemerintahan berdaulat
harus dipisahkan antara dua atau lebih kesatuan kuat yang bebas, mencegah satu orang atau
kelompok mendapatkan kuasa yang terlalu banyak.

Pemisahan kekuasaan merupakan suatu cara pembagian dalam tubuh pemerintahan agar tidak
ada penyalahgunaan kekuasaan, antara legislatif, eksekutif dan yudikatif

Pemisahan kekuasaan juga merupakan suatu prinsip normatif bahwa kekuasaan-kekuasaan itu
sebaiknya tidak diserahkan kepada orang yang sama, untuk mencegah penyalahgunaan
kekuasaan oleh pihak yang berkuasa. Contoh negara yang menerapkan pemisahan kekuasaan ini
adalah Amerika Serikat

Anda mungkin juga menyukai