Anda di halaman 1dari 4

KEPERAWATAN KOMUNITAS I

MAKALAH KASUS PENERAPAN MODEL KONSEP

Dosen Pengampu :
Ns. Gunawan Irianto, M.Kep.,Sp.Kom

Disusun Oleh :
Tri Yesi Fransiska (142012018041)

FAKULTAS KESEHATAN

PRODI S1 ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU

TAHUN AJARAN 2020/2021


1. Penerapan model konsep Betty Neuman pada kasus keperawatan
A. Contoh kasus di Rumah Sakit
Disebuah rumah sakit terdapat seorang pasien berusia 50 tahun dengan
penyakit TBC kronis, sudah sekitar setengah bulan dia dirawat di ruang ICU.
Namun, suatu hari dia dipindahkan keruang perawatan umum tanpa adanya
alasan yang logis dari pihak rumah sakit. Telihat hal itu, beberapa staf
perawat merasa bingung karena mereka menganggap bahwa pasien masih
belum dalam keadaan stabil sementara pihak rumah sakit menyatakan pasien
sudah stabil dan dapat ditempatkan di ruang keperawatan umum.

B. Identifikasi kasus Berdasarkan Teori tersebut


A. Stressor, dilihat dari jenis stressor yang terjadi pada pasien ini terdapat
tiga jenis stressor antara lain:
a) Intrapersoanal
a. Perasaan pasien yang masih belum membaik namun haus dipindahkan ke ruang
perawatan umum.
b. Perasaan tidak nyaman pasien akibat penyakit TBC yang dideritanya, seperti
adanya sesak, batuk-batuk.
b) Interpersonal
a. Perasaan pasien yang merasa terpisah atau terisolasi dengan keluarganya -anak
setelah di pindah di ruang perawatan umum.
c) Ekstrapersonal
a. Disini yang menjdi stressor dari luar adalah
Kondisi finansial pasien.
b. Kapasitas ruang ICU yang sangat tidak seimbang dengan jumlah pasien yang
harus di tempatkan di ruang tersebut
c. Kondisi lingkungan di ruang perawatan umum yang kurang higienis
menyebabkan infeksi mengambang di sekitar ruangan.

B. Struktur pokok energi


Untuk memberikan dukungan yang baik terhadap pasien, yaitu: Doa,
Harapan, Motivasi
2. Penerapan model konsep Doroty Orem pada kasus keperawatan

Ny. T dilakukan tindakan SC, beberapa hari setelah tindakan dilakukan pasien
mengalami tanda dan gejala yang timbul pada infeksi post operasi jahitan dikulit
perut terlihat merah dan meradang, terasa sangat gatal, keluar cairan putih
kekuningan atau darah disela-sela jahitan, merasa panas di daerah jahitan, nyeri
kalau ditekan. Peran perawat sangat penting dalam merawat pasien dengan
infeksi Post SC antara lain sebagai pemberi pelayanan kesehatan, pendidik,
pemberi asuhan keperawatan. Oleh karena itu, untuk dapat tercapainya tujuan
praktek keperawatan secara optimal dan berkualitas, maka perlu
mengembangkan ilmu dan praktek keperawatan salah satunya melalui penerapan
model konseptual self care. Teori self care ini dikemukakan oleh Dorothy Orem,
Fokus utama dari model konseptual self care ini adalah meningkatkan
kemampuan seseorang atau keluarga untuk dapat merawat dirinya atau anggota
keluarganya secara mandiri sehingga tercapai kemampuan untuk
mempertahankan kesehatan dan kesejahteraannya. Jenis studi kasus ini adalah
studi kasus infeksi post SC dengan aplikasi teori Orem dengan menggunakan
metode deskriptif yaitu suatu metode yang dilakukan dengan tujuan utama untuk
membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara obyektif dan
memusatkan perhatian pada objek tertentu. Dorothy Orem memberikan
pelayanan keperawatan dengan memunculkan potensi pada tiap individu yang
terganggu karena kondisinya sakit. Serta perawat memberikan motivasi kepada
seorang klien untuk memenuhi kebutuhannya sendiri (self care) tanpa adanya
ketergantungan pada orang lain. Sehingga pasien secara mandiri mengerti
tentang pentingnya melakukan perawatan diri, untuk mencapai kesehatan yang
optimal.
3. Penerapan model konsep Teori Florence Nightingale pada kasus keperawatan

Perawat yesi seorang perawat kesehatan masyarakat, Baru saja mengunjungi


pasien R berumur 80 th yang terkena rematik yang tinggal sendirian di sebuah
komunitas pedesaan. Sejak pasien R mengalami kesulitan berambulasi,
tetangganya sering mengunjunginya dan membantu  dengan cara apapun yang
mereka bisa. Salah satu tetangga ini meminta agar perawat yesi mengunjunginya
untuk melihat situasi.

Pada saat memasuki rumah Pasien R. perawat yesi sadar akan kekurangan udara
segar, kegelapan lingkungan yang disebabkan oleh tirai berdebu tua yang
menutupi jendelanya, dan draf di kamar tidur. Pasien R duduk di kursi tua yang
memberikan pandangan tentang dunia di sekelilingnya.

Setelah kunjungan itu, perawat yesi menghubungi tetangga pasien R untuk


mengatur rencana untuk memperbaiki lingkungannya. Tirai itu harus dilepas dan
ganti dengan tirai sederhana yang akan membiarkan matahari pagi memasuki
ruangan. Pintu harus tetap terbuka selama udara masih diperlukan dalam periode
tertentu dalam sehari. Dengan perawatan yang diberikan untuk mengurangi draf,
kursi favorit pasien R adalah menjadi tempat persinggahan sehingga bisa melihat
keluar jendela untuk melihat para tetangga datang dan pergi. Contoh ini tidak
boleh di pandang sebagai penilaian lengkap pasien R, tetapi untuk menunjukkan
bagaimana konsep dasar lingkungan Nightingale terkait dengan proses
keperawatan yang dapat memberikan pandangan pada lingkungan.

Nightingale berpendapat lingkungan pasien sangat mempengaruhi, meskipun ia


tidak secara khusus membedaakan antara lingkungan fisik, sosial, maupun
psikologis. Dia berbicara tentang ketiganya dalam praktik keperawatan.
Penekanan ditempatkan pada lingkungan fisik pasien. Dalam konteks waktunya,
hal ini tepat sebagai sebuah profesi. Ketika sebuah lingkungan fisik yang
optimal, perhatian yang lebih besar dapat diberikan dengan kebutuhan emosional
pasien serta pencegahan penyakit. Pada pasien perlu dilakukan adanya diet
seimbang, fentilsi, garis kebutuhan, udara, keramaian, cahaya, air, kebutuhan
tempat tidur, drainase, kehangatan, pola makan.

Anda mungkin juga menyukai