OLEH:
JUMRIANA
B1B1 18 127
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2020
A. Pengertian Manajemen Risiko dan Risiko Bisnis
Persaingan menjadi lebih dinamis dalam beberapa tahun terakhir, meningkatkan risiko
bisnis bagi banyak perusahaan. Lingkungan bisnis berubah dengan cepat. Dan itu
menyebabkan beberapa tantangan dan masalah. Manajemen risiko adalah suatu pendekatan
terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman;
suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk: Penilaian risiko, pengembangan strategi untuk
mengelolanya dan mitigasi risiko dengan menggunakan pemberdayaan/pengelolaan sumber
daya. Risiko bisnis adalah ketidakpastian yang dihadapi perusahaan dan dapat menyebabkan
kerugian atau kegagalan bisnis. Ketidakpastian menyulitkan perusahaan untuk mencapai
target. Beberapa risiko mungkin berada dalam kendali perusahaan. Dalam arti, perusahaan
masih bisa mengelolanya. Namun, beberapa risiko berada di luar kendali perusahaan. Mereka
hanya dapat beradaptasi dan meminimalkan dampaknya terhadap perusahaan.
a. Badan Sertifikasi Manajemen Risiko (2007), risiko bisnis adalah risiko yang terkait
dengan posisi kompetitif perusahaan dan prospek perusahaan untuk berkembang dalam
pasar yang senantiasa berubah.
b. Menurut Djohanputro (2008) risiko bisnis adalah potensi penyimpangan hasil korporasi
( nilai perusahaan dan kekayaan pemegang saham) dan hasil keuangan karena perusahaan
memasuki suatu bisnis tertentu dengan lingkungan industri yang khas dan menggunakan
teknologi tertentu.
c. Risiko bisnis merupakan salah satu jenis risiko yang tidak dapat ditransfer ke pihak lain.
d. Sekali perusahaan terjun ke bisnis tertentu, maka saat itu juga perusahaan akan langsung
menanggung risiko bisnis. Hal terpenting adalah bagaimana memastikan bahwa selera
manajemen terhadap risiko tetap memenuhi prinsip semakin tinggi risiko semakin tinggi
ekspektasi hasil, high risk high return.
e. Dapat disimpulkan bahwa risiko bisnis adalah risiko yang terkait dengan posisi
kompetitif perusahaan dan prospek perusahaan untuk berkembang dalam pasar yang
senantiasa berubah.
f. Risiko bisnis saat ini telah menjadi perhatian utama direksi dan komisaris perusahaan.
Risiko bisnis meliputi prospek jangka pendek dan jangka panjang terhadap produk dan
jasa yang ada.
Dalam klasifikasi umum, risiko bisnis dapat berupa :
1. Risiko strategis
Perusahaan perlu mengembangkan strategi penciptaan nilai untuk mencapai keunggulan
kompetitif. Mereka memiliki daya saing ketika mereka dapat mengadopsi strategi yang
tepat dan mengimplementasikannya dengan sukses.
Kadang-kadang, strategi mereka tidak lebih baik dari pesaing. Itu tentu buruk
untuk bisnis. Atau, strategi perusahaan baik tetapi lemah dalam pelaksanaannya,
misalnya, karena komitmen yang rendah dari eksekutif dan karyawan. Sekali lagi, itu
merugikan perusahaan.
Misalnya, target pasar cenderung sadar harga. Namun, perusahaan menerapkan strategi
diferensiasi dan mencoba mengubah persepsi konsumen bahwa produk mereka lebih
baik. Alih-alih mendapatkan penjualan yang baik, produk mereka tidak laku.
Risiko strategis memiliki implikasi paling signifikan dalam mencapai tujuan
perusahaan. Jika strategi perusahaan kurang efektif, kerugian akan muncul.
2. Risiko operasional
Risiko ini timbul dari kegiatan sehari-hari perusahaan. Itu mungkin karena kesalahan
karyawan, kegagalan sistem produksi, dan prosedur internal yang tidak memadai. Sumber
risiko juga dapat berasal dari luar, tetapi memengaruhi operasi perusahaan.
Beberapa contoh risiko operasional adalah:
Perselisihan kontrak
Kegagalan teknologi
Kesalahan manusia
Kerusakan sistem
3. Risiko kepatuhan
Risiko kepatuhan timbul karena ketidakpatuhan terhadap undang-undang atau peraturan
lainnya. Saat melanggar, perusahaan mungkin mendapat sanksi atau merusak
kredibilitasnya. Dampak risiko kepatuhan sangat penting bagi beberapa industri yang
sangat diatur seperti bank dan asuransi.
4. Risiko keuangan
Risiko keuangan adalah ketidakpastian yang terkait dengan pengelolaan perusahaan
keuangan. Salah satunya adalah risiko karena ketidakcocokan arus kas.
Perusahaan perlu berinvestasi, misalnya, fasilitas produksi baru, karena dengan mana
bisnis berkembang. Mereka dapat menggunakan berbagai opsi modal, dari sumber
internal (laba ditahan), sekuritas utang, atau ekuitas. Aliran uang yang tidak memadai
sering muncul. Perusahaan telah menghabiskan uang untuk proyek, tetapi itu tidak segera
menghasilkan lebih banyak uang dengan cepat.
Risiko eksternal dapat timbul karena perubahan kondisi ekonomi, politik, peraturan, dan
sosial demografis. Perubahan dalam lingkungan kompetitif juga merupakan sumber risiko
eksternal.
Ada beberapa hal yang bisa dipersiapkan secara detail agar mampu mengatasi risiko
dalam usaha yang terjadi.
1. Tuliskan Rencana Bisnis
Dalam menjalankan sebuah bisnis penting melakukan sebuah rencana tertulis.
Lihatlah dari berbagai sudut pandang untuk merencanakan tujuan, melakukan
evaluasi, serta melakukan penilaian pada bisnis yang dijalankan. Perhatikan pula
strategi operasional, keuangan serta Pemasaran yang dilakukan.
2. Lakukan Perencanaan Manajemen Risiko
Perencanaan manajemen risiko berbeda dengan perencanaan bisnis. Dalam sebuah
rencana manajemen risiko mencantumkan langkah-langkah yang bisa dilakukan,
prosedur dan cara untuk mengatasi jika risiko terjadi. Misalnya saja jika menghasilkan
sebuah produk yang mudah rusak. Maka harus menentukan langkah bagaimana
seharusnya agar produk tersebut aman pada saat didistribusikan ke pasaran.
3. Ikuti Rencana Yang Sudah Dibuat
Jika sudah menuliskan semua rencana baik itu rencana bisnis maupun manajemen
risiko maka ikuti apa yang sudah dibuat. Dengan adanya panduan yang sudah
dilakukan maka akan meminimalisir adanya risiko yang terjadi. Selain itu jika sudah
mengikuti rencana dan segala standar operasional maka tinggal melakukan evaluasi di
akhir, apakah terjadi keuntungan atau adanya kerugian.
4. Minimalisir Risiko Keuangan dengan Pembukuan
Hal penting lainnya dalam menjalani suatu usaha adalah tentang mengatasi masalah
pencatatan keuangan yang memperburuk risiko usaha secara keseluruhan. Tanpa
pencatatan pengeluaran dan pemasukan yang benar, bisnis Anda berarti buta.
Anda tidak akan bisa mengetahui keuntungan atau mungkin kerugian bisnis tanpa
pembukuan yang benar. Begitu pun dengan pengambilan kebijakan untuk
pengembangan usaha, karena Anda tidak memiliki data keuangan yang faktual.
Berikut adalah beberapa manfaat yang bisa didapatkan dari penerapan manajemen
risiko:
Mengidentifikasi risiko yang tidak terlihat. Program manajemen risiko yang
baik akan membantu mengidentifikasi semua tipe risiko termasuk yang belum
dipertimbangkan sebelumnya.
Prosedur dan penetapan limit risiko wajib disesuaikan dengan tingkat risiko yang akan
diambil risk appetite terhadap risiko bank. Prosedur dan penetapan limit risiko sekurang-
kurangnya memuat:
1) Akuntabilitas dan jenjang delegasi wewenang yang jelas.
2) Pelaksanaan kaji ulang terhadap prosedur dan penetapan risiko secara berkala
Pengertian secara berkala sekurang-kurangnya satu kali dalam satu tahun atau
frekuensi yang lebih tinggi sesuai dengan jenis risiko, kebutuhan dan perkembangan
bank.
3) Dokumentasi dan prosedur penetapan limit secara memadai Pengertian dokumentasi
yang memadai ialah dokumentasi yang tertulis, lengkap dan memudahkan untuk
dilakukan jejak audit audit trail untuk keperluan tujuan pengendalian intern bank.
Pelaksanaan proses identifikasi risiko, yang antara lain dapat didasarkan pada
pengalaman kerugian bank yang pernah terjadi sekurang-kurangnya dengan melakukan
analisis terhadap:
1) Karakteristik risiko yang melekat pada bank.
2) Risiko dari produk dan kegiatan usaha bank.
Dimana:
EBIT1 = Laba operasi sesudah perubahan
EBIT0 = Laba operasi sebelum perubahan
SALES1 = Penjualan sesudah perubahan
SALES0 = Penjualan sebelum perubahan
Efek perubahan penjualan terhadap EBIT ( Earning Before Interest and Tax ) ;
( Dalam Ribuan )