Anda di halaman 1dari 4

STUDI KASUS CHF, STEMI dan NSTEMI

Seorang pasien pria berusia 65 tahun dengan tinggi badan 160 cm dan berat badan 66 kg di rawat
di rumah sakit karena keluhan sesak pada dada sebelah kiri

Riwayat Penyakit Sebelumnya ;Hipertensi sejak 10tahun yang lalu dan hiperkolesterolemia/
dyslipidemia sejak 10tahun yang lalu.

Riwayat Penyakit Sekarang :Adanya keluhan nyeri dada sebelah kiri.

Riwayat Penyakit keluarga: Ayah meninggal karena stroke, Ibu meninggal karena komplikasi
jantung

Obat yang sedang digunakan; Captopril 12,5 mg 2 kali sehari, Amlodipin 5 mg 1 kali sehari,
simvastatin 20 mg 1 kali sehari

Pemeriksaan Vital Sign


TekananDarah ; 170/90 mmHg
T (suhu) ; 37 C
Nadi ; 85/menit
Pernafasan ; 22/menit

Pemeriksaan Laboratorium
Leukosit ; 8.000/mm3
HB ; 11 mg/dl
K+ :4,6meq/L
Na+ :
140 meq/L
LDL : 150 mg/dl
Total Kolesterol ; 250 mg/dl
Trigliserida : 170 mg/dl
HDL : 55 mg/dl

Dokter berdiskusi dengan Apoteker untuk pemberian obat:


1. Cairan (RL)
2. Antihipertensi
3. Vasodilator
4. Antikoagulan/antiplatelet
5. Antikolesterol
6. Pertimbangan untuk pemberian inotropic positif

Dokter menilai pasien sudah mengalami gangguan jantung tingkat II

Pertanyaan

1. Jelaskan penyebab penyebab sesak nafas pasien?


2. Jelaskan perbedaan CHF, STEMI dan NSTEMI!
3. Jelaskan perbedaan gangguan jantung grade I, II dan III!
4. Jelaskan patofisiologi penyakit diatas!
5. Jelaskan obat-obat apa saja yang akan diberikan oleh dokter setelah berdiskusi
dengan Apoteker!
6. Jelaskan indikasi, Efek samping, mekanisme aksidari masing2 obat diatas!
7. Dilhat dari keadaan pasien dan nilai lab pasien, apakah perlu penggantian
pemberhentian obat yang ada?
8. Jika dokter meresepkan aspilet? Apa saja perhatian khusus untuk obat tersebut?
9. Dari nilai lab diatas manakah yang tidak normal?
10. Jelaskan konseling yang harus diberikan pada pasiendiatas!
11. Jelaskan S-O-A-P untuk pasien di atas!
Jawab :
9.
jenis Hasil Nilai normal
Leukosit 8.000/mm3 3.500 – 10.500 mm3
HB 11mg/dl L : 14-18 g/dL, P: 12-16 g/d
K+ 4,6 meq/L 3.6 to 5.2 meq/L

Na+ 140 meq/L 135 to 145 meq/L


LDL 150 mg/dl* 100-129 mg/dL
Total 170 mg/dl* < 200 mg/dL tolransi, 200-239 mg/dL ambang
Kolesterol batas tinggi, 150 mg/dLdan 240 mg/dL kolesterol
tinggi
HDL 55 mg/dl* 40 mg/dL
Tekanan 170/90 mmHg* 130/80 mmHg hingga 140/90 
darah
Nadi 85 per menit 60-100 kali per menit. 
Pernafasan 22 permenit 12-16 kali permenit 
 
Dari data lab diata hasil leb yang tidak normal adaah LDL tinggi, total kolesterol ambang batas
tinggi, HDL tinggidan Tekanan darah tinggi

10.
Banyak pertanyaan-pertanyaan yang timbul dari pasien kenapa sampai terjadi nyeri dada? Seorang
Apoteker harus dapat menjelaskan kenapa sampai terjadi sakit/nyeri dada spesifik pada penderita PJK
dan bagaimana hubungannya dengan obat yang dikonsumsinya. Nyeri dada spesifik atau dikenal dengan
istilah angina atau angina pektoris adalah disebabkan oleh karena adanya ketidakseimbangan pasokan
dan kebutuhan oksigen pada otot jantung. Yang disebabkan oleh adanya penyumbatan pada pembuluh
darah koroner di jantung akibat proses aterosklerosis. Aterosklerosis adalah suatu proses pengerasan
dan penyempitan pembuluh darah koroner, sehingga aliran darah dalam pembuluh koroner menjadi
tidak adekuat lagi. Akibatnya, dinding otot jantung mengalami iskemia (dan mungkin sampai infark),
dimana oksigen bagi otot jantung sangat tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme sel-
selnya. Saat terjadinya ketidakseimbangan pasokan dan kebutuhan oksigen di otot jantung,
metabolisme yang terjadi adalah anaerobik, padahal metabolisme dalam sel otot jantung sepenuhnya
adalah aerobik, artinya membutuhkan oksigen yang mengakibatkan produksi asam laktat akan semakin
menumpuk. Zat ini akan menoreh syaraf dan menimbulkan rasa nyeri yang hebat di balik tulang dada,
yang dikenal sebagai nyeri angina. Dan keluhan angina dapat timbul berulangulang, setiap kali
keseimbangan antara pasokan dan kebutuhan oksigen terganggu. Sewaktu-waktu bisa terjadi serangan
jantung atau infark miokard akut.
Aspirin dosis rendah bisa mengurangi kemungkinan serangan jantung berulang dengan cara mencegah
melekatnya sel-sel darah (platelet-platelet) bersamasama. Produk yang berisi dosis biasa lebih tinggi dari
aspirin tidak memiliki efek ini, dengan demikian obat OTC lain yang mengandung aspirin tidak boleh
digunakan. Suplai aspirin dosis rendah kemudian dapat didapat melalui resep GP atau membeli dari
apotek. Aspirin paling baik digunakan bersama makanan untuk mencegah iritasi lambung.

Obat statin ini mempunyai mekanisme pleotrophic effect, yaitu efek lain selain efeknya dapat
mengurangi atau menekan kolesterol darah (antilipidemia). Statin dibuktikan ternyata dapat
memperbaiki fungsi endotel (RICIFE trial), menstabilkan plak, mengurangi pembentukan trombus,
bersifat anti-inflamas dan mengurangi oksidasi lipid. Dengan kata lain obat golongan statin di samping
dapat mengontrol kolesterol darah juga dapat melindungi/memelihara jantung. Sehingga, ada kalanya
pada penderita SKA (sindrom koroner akut) yang kadar kolesterol darahnya normal tetap diberikan obat
golongan statin. Dengan kata lain bila penderita bertanya kenapa obat golongan statin tetap diberikan
padahal kadar kolesterolnya normal, hal ini dikarenakan sifat pleotrophic effect dari statin sangat
bermanfaat pada penderita SKA.

Anda mungkin juga menyukai