Seorang pasien pria berusia 65 tahun dengan tinggi badan 160 cm dan berat badan 66 kg di rawat
di rumah sakit karena keluhan sesak pada dada sebelah kiri
Riwayat Penyakit Sebelumnya ;Hipertensi sejak 10tahun yang lalu dan hiperkolesterolemia/
dyslipidemia sejak 10tahun yang lalu.
Riwayat Penyakit keluarga: Ayah meninggal karena stroke, Ibu meninggal karena komplikasi
jantung
Obat yang sedang digunakan; Captopril 12,5 mg 2 kali sehari, Amlodipin 5 mg 1 kali sehari,
simvastatin 20 mg 1 kali sehari
Pemeriksaan Laboratorium
Leukosit ; 8.000/mm3
HB ; 11 mg/dl
K+ :4,6meq/L
Na+ :
140 meq/L
LDL : 150 mg/dl
Total Kolesterol ; 250 mg/dl
Trigliserida : 170 mg/dl
HDL : 55 mg/dl
Pertanyaan
10.
Banyak pertanyaan-pertanyaan yang timbul dari pasien kenapa sampai terjadi nyeri dada? Seorang
Apoteker harus dapat menjelaskan kenapa sampai terjadi sakit/nyeri dada spesifik pada penderita PJK
dan bagaimana hubungannya dengan obat yang dikonsumsinya. Nyeri dada spesifik atau dikenal dengan
istilah angina atau angina pektoris adalah disebabkan oleh karena adanya ketidakseimbangan pasokan
dan kebutuhan oksigen pada otot jantung. Yang disebabkan oleh adanya penyumbatan pada pembuluh
darah koroner di jantung akibat proses aterosklerosis. Aterosklerosis adalah suatu proses pengerasan
dan penyempitan pembuluh darah koroner, sehingga aliran darah dalam pembuluh koroner menjadi
tidak adekuat lagi. Akibatnya, dinding otot jantung mengalami iskemia (dan mungkin sampai infark),
dimana oksigen bagi otot jantung sangat tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme sel-
selnya. Saat terjadinya ketidakseimbangan pasokan dan kebutuhan oksigen di otot jantung,
metabolisme yang terjadi adalah anaerobik, padahal metabolisme dalam sel otot jantung sepenuhnya
adalah aerobik, artinya membutuhkan oksigen yang mengakibatkan produksi asam laktat akan semakin
menumpuk. Zat ini akan menoreh syaraf dan menimbulkan rasa nyeri yang hebat di balik tulang dada,
yang dikenal sebagai nyeri angina. Dan keluhan angina dapat timbul berulangulang, setiap kali
keseimbangan antara pasokan dan kebutuhan oksigen terganggu. Sewaktu-waktu bisa terjadi serangan
jantung atau infark miokard akut.
Aspirin dosis rendah bisa mengurangi kemungkinan serangan jantung berulang dengan cara mencegah
melekatnya sel-sel darah (platelet-platelet) bersamasama. Produk yang berisi dosis biasa lebih tinggi dari
aspirin tidak memiliki efek ini, dengan demikian obat OTC lain yang mengandung aspirin tidak boleh
digunakan. Suplai aspirin dosis rendah kemudian dapat didapat melalui resep GP atau membeli dari
apotek. Aspirin paling baik digunakan bersama makanan untuk mencegah iritasi lambung.
Obat statin ini mempunyai mekanisme pleotrophic effect, yaitu efek lain selain efeknya dapat
mengurangi atau menekan kolesterol darah (antilipidemia). Statin dibuktikan ternyata dapat
memperbaiki fungsi endotel (RICIFE trial), menstabilkan plak, mengurangi pembentukan trombus,
bersifat anti-inflamas dan mengurangi oksidasi lipid. Dengan kata lain obat golongan statin di samping
dapat mengontrol kolesterol darah juga dapat melindungi/memelihara jantung. Sehingga, ada kalanya
pada penderita SKA (sindrom koroner akut) yang kadar kolesterol darahnya normal tetap diberikan obat
golongan statin. Dengan kata lain bila penderita bertanya kenapa obat golongan statin tetap diberikan
padahal kadar kolesterolnya normal, hal ini dikarenakan sifat pleotrophic effect dari statin sangat
bermanfaat pada penderita SKA.